Analisis & Sintesis Tindakan Keperawatan MELAKUKAN PENGECEKAN GULA DARAH
Nama Pasien : Ny. M
AST 1 Usia : 54 tahun No. Rekam Medis : 10396176 Mengetahui, Diagnosa Medis : CKD on HD, DM tipe II Nama Ruang Rawat : Sinai Kiri SHKJ Tanggal Masuk : 24 Februari 2019 Preceptor Tanggal Tindakan : Senin, 04 Maret 2019 Nama Pratikan : Ravenska Ramschie NIM : 01305180236 Pembimbing : Ns. Elysabeth Sinulingga, M.Kep., Sp.Kep.M.B
No. Kriteria Bobot
1. Diagnosa Keperawatan (PE) Ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan kurang kepatuhan pada rencana manajemen diabetes (T. Heather Herdman & Shigemi Kamitsuru, 2015) 2. Data Subjektif a. Keluarga pasien mengatakan pasien menderita DM sejak 3 tahun yang lalu b. Keluarga pasien mengatakan ada keturunan DM c. Keluarga pasien mengatakan pasien sangat bandel dalam makan d. Keluarga pasien mengatakan lupa mengotrol pola makan e. Keluarga paasien tidak patuh dalam minum obat dan controlke Rs f. Keluarga pasien mengatakan bahwa tidak mempunyai alat untuk mengecek gula darah di rumah 3. Data Objektiv a. Pasien tampak keadaan umum baik dengan kesadaran compos mentis b. Pasien tampak edema pada kedua kaki c. Pasien tampak kulit kering d. Pasien tampak memiliki luka decubitus grade dua di sacrum 1x2 cm, luka tampak kemerahan, exsudat sedikit, darah sekitar luka bersih, anus tampak lecet/ kemerahan. e. Hasil pengukuran vital sign: TD 152/74 mmHg, HR: 80 x/menit, SP02 95%, RR 18 x/menit dan suhu 36,8 oC f. Hasil pemeriksaan gula darah dengan kurva harian Pukul 11.00 : 219 g. Cairan infus yang terpasang : NaCl 0,9% 100 cc/24 jam h. Diet pasien: lunak rendah garam, diet DM i. Terapi obat: 1) Glutenurom 15 mg (PO) 2) Levofloxacin 250 g (PO) 3) Ceftazidime 500 mg (IV) j. Hasil pemeriksaan gula darah tanggal 3/3.2019 1) Gula darah puasa : 209 2) Gula darah 2 jam pp pagi : 183 3) Gula darah 2 jam pp siang : 176 4) Gula darah 2 jam pp malam : 219 4. Langkah-langkah tindakan keperawatan yang dilakukan : 1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan yaitu, sarung tangan, alcohol swab, glucometer, strip glucptest, lamcet, plastic kuning. 2. Mengucapkan salam kepada pasien dan melakukan evaluasi dan validasi. 3. menutup sampiran untuk menjaga privasi pasien 4. Bawa peralatan mendekat dengan pasien 5. Mencuci tangan 6. memasangkan sarung tangan. 7. Menghidupkan alat glucometeter dengan memasangkan strip pada tempatnya 8. Memasangkan lancet pada tempatnya dan memutar pada angka 1 9. Melakukan desinfeksi pada jari dengan menggunakan alcohol swab 10. Menusuk jari menggunakan lancet 11. Meneteskan darah pada strip glucotest dan menunggu hasil gula darah tampak pada glucometer 12. Menutup luka menggunakan alcohol swab 13. Memberitahukan hasil pada pasien 14. Membereskan alat 15. Mencuci tangan 5. Dasar Pemikiran Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit kronis progresif yg ditandai dengan ketidakmampuan tubuh untuk melakukan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein, mengarah ke hiperglikemia (kadar glukosa darah tinggi). Diabetes Melitus Tipe 2 ditemukan pada 90% dari total kasus diabetes melitus di dunia (Leu & Zonszein, 2010; Black & Hawks, 2009; Semb, 2005). Saat terdiagnosis diabetes melitus tipe 2, fungsi sel β pankreas telah mengalami penurunan sekitar 50% dan sebagian besar kerusakan yang terjadi pada individu dengan DTM2 telah muncul pada individu yang mengalami gangguan toleransi glukosa dan pada mereka yang secara genetik mendukung untuk mengalami diabetes melitus tipe 2 (Alsahli & Gerich, 2010). Diabetes melitus tipe 2 dapat dicegah melalui deteksi dini dan intervensi dini untuk memperbaiki kendali glikemik dan mencegah perkembangan prediabetes menjadi diabetes melitus tipe 2 pada individu yang beresiko tinggi (Soeratmadji, 2010). Pemeriksaan gula darah digunakan untuk mengetahui kadar gula darah pasien. Pemeriksaan gula darah puasa adalah pemeriksaan yang dilakukan setelah pasien berpuasa selama 8-10 jam, sedangkan pemeriksaan glukosa 2 jam setelah makan adalah pemeriksaan yang dilakukan 2 jam dihitung setelah pasien menyelesaikan makan (Depkes RI, 1999). Tujuan pemeriksaan gula darah adalah untuk mengetahui kadar gula darah pasien, serta untuk mengetahui tentang proses penyakit dan pengobatannya. Hasil yang akan ditemukan saat pemeriksaan gula darah adalah penrunan glukosa darah (hipoglikemia) atau peningkatan kadar glukosa darah (Hiperglikemia). Penderita DM tipe 2 memerlukan penatalaksanaan DM secara baik dan teratur untuk menjaga agar kadar gula darah tetap terkendali. Apabila penderita DM tipe 2 tidak mengendalikan kadar gula darah dengan baik, kadar gula darah dapat mengalami peningkatan dan penurunan secara tidak stabil sehingga dapat memicu terjadinya komplikasi. Salah satu kadar gula darah puasa yang merupakan kadar gula darah seseorang yanh diukur setelah menjalani puasa (Fahmiyah & Latra, 2016). Glukosa darah pasien dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, faktor resiko atau faktor pencetus misalnya, adanya infeksi virus, kegemukan, perilaku makan yang salah, obat-obatan, proses menua, stress, dan lain-lain. Diet tetap merupakan pengobatan yang utama pada penatalaksanaan diabetes, terutama pada DM tipe 2. Peran diet dapat mengontrol kadar glukosa darah pasien. diet disini dapat diartikan sebagai perilaku gizi pasien diabetes (Syauqy, 2015) Pada pasien yang saya lakukan pemeriksaan gula darah sudah menderita diabetes melitus tiga tahun dan memiliki keturunan dari keluarga juga. Pasien tersebut tidak patuh dalam mengontrol pola makan dan tidak pernah mengecek gula darah saat dirumah hanya pada saat mengontrol ke Rs. Hasil pemeriksaan gula darah pasien selalu menunjukkan peningkatan. Pasien juga tidak patuh dalam minum obat yang telah diberikan oleh dokter. Pasien ini dilakukan pemeriksaan gula darah puasa dan gula darah 2 jam setelah makan (pagi, siang dan malam). Hal ini dilakukan untuk memantau hasil gula darah pasien dan terapi obat yang diberikan. 6. Prinsip tindakan Mampu mengidentifikasi prinsip dari tindakan steril/aseptic/bersih Prinsip tindakan memberikan insulin adalah aseptic 7. Analisan tindakan keperawatan a. Mampu mengkritisi tindakan yang sudah dilakukan sesuai dengan teori Tindakan yang saya lakukan belum sesuai dengan teori yaitu pengecekan gula darah 2 jam setelah makan. Pada prosedur tindakan juga sudah dilakukan sesuai dengan teori yang dijelaskan. b. Apakah tindakan yang diberikan cukup untuk pasien Berdasarkan teori pengecekkan gula darah sangat penting untuk mengetahui hasil glukosa darah pasien. Pengecekkan gula darah bukan sebagai penegak diagnose namun sebagai salah satu implementasi yang harus dilakukan untuk melihat perkembangan glukosa darah dan terapi yang diberikan. Hal yang penting bagi pasien penderita DM yaitu pengaturan diet makan dan olahraga serta terapi yang diberikan baik injeksi atau oral. c. Bagaimana cara menentukan bahwa tindakan tersebut sesuai dengan kebutuhan pasien Tujuan dari pengecekkan gula darah untuk mengetahui hasil glukosa darah dan selanjutnya pemberian terapi obat. Pengecekan gula darah sesuai dengan kebutuhan pasien hal ini dapat dibuktikan dengan diagnose medis yaitu diabetes melitus tipe 2 sehingga pengecekan gula darah penting dalam menentukan terapi obat dan intervensi lainnya. d. Apakah perlu ada modifikasi dalam melakukan tindakan Pada tindakan pengecekan gula darah selain bisa dilakukan menggunakan glucometer juga dapat dilakukan saat pengambilan sampel darah. Namun,, penggunaan glucometer lebih praktis karena dapat mengetahui hasilnya saat itu juga sehingga dapat menentukan intervensi selanjutnya. Sedangkan, pemeriksaan lab hasilnya akan didapatkan dua jam setelah pemeriksaan. 8. Bahaya yang dapat terjadi? (komponen bahaya dan pencegahan) Bahaya : a. Mampu mengidentifikasi apakah tindakan yang dilakukan berbahaya untuk pasien Tindakan tersebut dapat membahayakan bila pengecekan gula darah tidak sesuai dengan SOAP hal ini akan berkaitan dengan keakuratah hasil pemeriksaan. Misalnya diminta pengecekan gula darah 2 setelah makan namun perawat melakukan pengecekan setelah pasien selesai makan. Hal ini akan membuat hasil pemeriksaan tidak benar dan akan berakibat pada intevensi yang diberikan. Karena, setelah makan pasti hasil glukosa darah akan meningkat dan dapat dipastikan salah dalam pemberian dosis erapi obat. Sehingga harus dengan benar melihat instruksi yang diberikan dalam pengecekan gula darah.
b. Mampu mengidentifikasi bahaya apa yang akan pasien dapatkan
ketika menerima tindakan tersebut Bahaya yang akan pasien dapatkan jika dilakukan pengecekan glukosa darah tidak sesuai dengan SOAP dan instruksi dokter dapat menimbulkan ketidakakuratan hasil dan salah pemberian intervensi.
Pencegahan Pencegahan dapat dilakukan dengan memperhatikan prosedur serta dosis yang akan diberikan pada pasien serta respon pasien.
9. Hasil yang didapat:
S: • Pasien mengatakan tidak ada keluhan dan nyeri pada lokasi penusukan O: • Keadaan umum baik dengan kesadaran compos mentis • Pasien tampak tenang saat dilakukan penusukan • Lokasi penusukan pada jari telunjuk • Hasil pemeriksaan 219 g/dL A : Ketidakstabilan glukosa darah P: • Monitor glukosa darah pasien • Pemberian terapi obat yang sesuai • Monitor pola makan pasien
10. Evaluasi diri
Pada pengecekan gula darah saya sudah dapat melakukan sesuai dengan langkah-langkah di teori. Selain itu pengecekan yang saya lakukan sesuai dengan instruksi yang diminta yaitu pengecekan gula darah 2 jam setelah makan. Sehingga hasil yang didapatkan akurat sehingga dapat memberikan intervensi yang tepat sesuai dengan hasil. Dari tindakan yang telah dilakukan hari ini tetap harus memperhatikan prosedur sesuai dengan teori sehingga tidak menimbulkan efek samping bagi saya ataupun pasien. selain itu, pengecekan harus sesuai dengan instruksi yang diminta yaitu melihat kembali jenis pemeriksaan gula darah apa yang diminta. Sehingga saat penegecekan hasil yang didapatkan akurat sehingga intervensi yang akan diberikan ke pasien juga benar. Sehingga meminimalkan medication error karena ketidakuaratn hasil pemeriksaan.
11. Daftar pustaka (APA style):
Asmadi. (2008). Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi
Kebutuhan Dasar Klien. (H. Haroen, Ed.) Jakarta: Salemba Medika. Retrieved Oktober 24, 2018, from https://books.google.co.id/books Fahmiyah, I., & Latra, I. N. (2016). Faktor yang Memengaruhi Kadar Gula Darah Puasa Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Poli Diabetes RSUD Dr. Soetomo Surabaya Menggunakan Regresi Probit Biner. Sains dan Seni ITS, 5, 456. Safitri, I. N. (2013). Kepatuhan Penderita Diabetes Melitus Tipe II Ditinjau Dari Lotus Of Control. Ilmiah Psikologi Terapan. Syauqy, A. (2015). Perbedaan Kadar Glukosa Darah Puasa Pasien Diabetes Melitus Berdasarkan Pengetahuan Gizi, Sikap dan Tindakan di Poli Penyakit dalam Rumah Sakit Islam Jakarta. 60-67. T. Heather Herdman, P. R., & Shigemi Kamitsuru, P. R. (2015). Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2015-2017 (10 ed.). (M. Ester, Ed., S. M. Prof. Dr. Budi Anna Keliat, & M. S. Ns. Heni Dwi Windarwati, Trans.) Buku Kedokteran EGC.