Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN & ASKEP SEMINAR

KEBUTUHAN NUTRISI

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
KAMARUDIN MIRANTI RINGGI
FEBRIANTO MUSA NURUL FADHILA RUSLI
HAMDANI CAHYA NINGSIH SITRIA NUR RAHMAWATI
STEVY FRIYANA NTORE

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN PALU

JURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN

Asuhan keperawatan Semimar ini disusun sebagai salah satu bentuk persyaratan dalam praktik klinik
Keperawatan Dasar Tahun 2019. Asuhan Keperawatn ini dibuat oleh kelompok tiga yang beranggotakan 7
orang,yang diketuai oleh Kamarudin dengan anggota Febrianto Musa, Miranti Ringgi, Hamdani Cahya, Stevy
Friyana, Nurul Fadhila, dan Sitria Nur Rahmawati. Penyusunan ASKEP ini dilakukan pada saat kelompok
melakukan dinas di ruangan Keperawatan Anak. Pada tanggal 4-9 februari 2019 adapun dalam penyusunan
askep ini kelompok membagi waktu dalam fokus pada pengkajian ASKEP seminar di saat sela-sela dinas.

Dalam pengangkatan kasus seminar ini kelompok mengambil kebutuhan,yaitu kebutuhan Nutrisi.
Adapun pasien yang kami angkat kasusnya dengan diagnosa Tumor abdomen.

Inisial pasien By.Ny. N,kelompok mengangkat kebutuhan nutrisi pada kasus ini karena saat dilakukan
pengkajian kondisi pasien dalam keadaan lemah pasien megakami tumor abdomen dan mengalami penurunan
napsu makan sertapenurunan berat badan lebihdari 20%.

Dalam menyelesaikan askep ini kelompok menggunakan referensi dari buku diagnose keperawatan,
NIC dan NOC sehingga askep ini terselesaikan.

Kami berterima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, kepada Pembimbing klinik perawat-perawat
rumah sakit dan juga Pembimbing akademik kebutuhan dasar manusia yang sudah membimbing dan menuntun
kami untuk menyelesaikan askep kami ini sehingga dapat terselesaikan. Kami mohon maaf apabila dalam
askepini masih banyak kekurangan.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI
Nutrisi adalah keseluruhan berbagai proses dalam tubuh makhluk hidup untuk menerima
bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut agar menghasilkan
berbagai aktivitas penting dalam tubuhnya sendiri.Atau nutrisi bisa didefinisikan sebagai proses
pengambilan zat-zat makanan penting dengan kata lain nutrient adalah apa yang manusia makan
dan bagaimana tubuh menggunakannya. Gangguan nutrisi terjadi kalau diet mengandung satu atau
lebih nutrient dalam jumlah yang tidak tepat.
Sistem tubuh yang berperan dalam pemenuhan kebetuhan Nurtisi adalah sitem pencernaan
yang terdiri atas saluran pencernaan dan organ asesoris.

1. Saluran pencernaan
a. Mulut
Di dalam mulut terdapat kelenjar saliva untuk proses pencernaan dengan cara
mencerana hidrat arang, khususnya amilase, melicincan bolus sehingga mudah di telan,
menetralkan seran mengencerakan bolus. Kelenjar tersebut terdiri atas : kelenjar parosit,
merupakan kelenjar penghasil saliva terbesar yang terletak di sebelah kiri dan kanan bagian
depan agak ke bawah; kelenjar submandibularis, merupakan pengahsil kelenjar saliva ke dua
setelah kelenjar parotis, terletak di bawah sisi tulang rahang; dan kelenjar
sublingualis,pengahsil saliva terkecil, letaknya di bwah lidah.
b. Faring dan esofagus
Faring meruapakan bagian saluran pencernaan yang terletak di belkang hidung,
mulut, dan laring. Faring berbentuk kerucut dengan bagian terlebar di bagian atas hingga
fetebra servikal ke enam. Faring lansung berhubunga denngan esofagus, sebuah tabung yang
memiliki otot dengan panjang kurang lebih 20-25 cm dan terletak di belakang trakea, di dapan
tulang punggung, kemudian masuk melalui thoraks menembus diafragma yang berhubungan
langsung dengan abdomen sertan menyambung dengan lambung.
Esofagus merupakan bagian yang berfungsi mengahntarkan makan dari faring
menuju lambung. Esofagus berbentuk silinder yang berongga dengan panjang kurang lebih 2
cm dengan kedua ujungnya di lindung oleh sfingter. Dalam keadaan normal Sfingter bagian
atas selalu tetutup, kecuali bila ada makan masuk kedalam lambung. Keadaan ini bertujuan
untuk mencecah gerakan balik sisi ke organ bagian atas, yaitu esofagus. Proses
pengahantaran makanan di lakukan dengan cara peristaltik, yaitu lingkaran serabut otot di
deopan makanb mendorong dan yang di belakan makanan berkontraksi.
c. Lambung
Lambung merupakan bagian pencernaan yangterdiri atat bagian ( di sebut fundus),
bagian utama, dan bagian bawah berbentu horizontal (antrum pilorik). Lambung berhubung
langsung dengan esofagus melalu orifisium atau kardia dan dengan duodenum melalui
orifisium pilorik. Lambung terletak di bawah diafragma dan di depan pankreas, sedangakan
limpa menempel pada sebelah kiri fundus.
Lambung memiliki fungsi, yaitu fungsi motoris serat fungsi sekresi dan pencernaan.
Fungsi motoris lambung adalah sebagai reserfoir untuk menampung makanan sampai di cerna
sedikit demi sedikit dan sebagi pencampur adlah memecah makananmenjadi partikel-partikel
kecil yang dpat bercampus dengan asam lambung. Fungsi sekresi da pencernaan
mensekresiakn pepsin dan HCl yang akan memecah protein menjdi peptonm amilase memcah
amilum menjadi maltosa, lipase memecah lemak menjdi asam lemak, dan gliserol membentuk
sekresi gastrin, mensekresiakn faktor intrinsik yang memungkinkan absorpsi vitamin B12, yaitu
ileum, dan mesekresiakan mukus yang bersifat protektif. Makanan yang ada dalam lambung
selama 2-6 jam, kemudian bercampur dengan getah lambung ( cairan asam bening tak
berwarna) yang mengandung 0,4 % HCl untuk mengasamkan semua makanan serat bekerja
sebagai antiseptik dan desinfektan.
d. Usus halus
Usus halus merupakan tabung berlipat-lipat dengan panjang kurang lebih 2,5 meter
dalam keadaan hidup. Kemudian, akan bertambah panjang menjadi kurang lebih 6 meter pada
orang yang telah meninggal, akibat adanya relaksasi otot yang telah kehilangan tonusnya.
Usus halus terdir atas tiga bagian, yaitu duodenum dengan panjang kurang lebih 25
cm, jejunum dengan panjan g kurang lebih 2 m, dan ileum dengan panjang kureang lebih1 m
atau 3/5 akhir dario usus.
e. Usus besar
Usus besar atau juag di sebut kolon merupakan sambungan dari usus halus yang di
mulai dari katup ileokolik atau aleosaekal yang meruapakan tempat lewatnya makana. Usus
besar memiliki panjang kurang lebih 1,5 cm. Kolon terbagi atas tiga asenden, traversum,
desenden, simoid, dan berakjir di rektum panjangnya kira-kira 10 cm dari usus besar, di mulai
dari kolon sigmoideus dan berakhir pada saluran anal.
2. Organ aksesoris
a. Hati
Hati merupakan kelenjar terbesar di dalm tubuh yang terletak di bagian paling atas
rongga abdomen, di sebelah kanan bawah diafragma, dan memiliki berat kurang lebih 1500
gram (kira-kira 2,5% orang dewasa).
Hati terdir atas du a lobus yaitu lobus kanan dan lobus kiri yang di pisahkan oleh
ligamen falsiformis. Pada lobus kanan bagian belakang kantong empedu terdapat sel yang
bersifat fagositosis terdapat bakteri dan benda asing lain dalam darah. Fungsi hati adalah
mengasilkan cairan empedu, fagositosis bakteri, dan benda asing lainnya, memproduksi sel
darah merah, dan menyimpan glikogen.
b. Kantong empedu
Kantong empedu sebuah organ berbentuk seperti kantong yang terletak di bawah
kanan hati atau lekukan permukaan bawah hati sampai pinggir depan yang memiliki panjang
8-12 cm dan berkapasitas 40-60 cm³. Kantong empedu memiliki bagian fundus, leher, dan tiga
pembungkus, yaitu sebelah luar pembungkus peritoneal, sebelah tengah jaringan beritot tak
bergaris, dan sebelah dalam membran mukosa.
c. Pankreas
Pankreas merupakan kelenjar yang strukturnya sam seperti kelenjar ludah dan
memiliki panjang kurang lebih 15 cm. Pankreas terdiri atas tiga bagian, yaitu bagian kepala
pankreas yang paling lebar, badan pankreas yang letaknya di belakang lambung dan di depan
vetebra lumbalis pertama, serta bagian ekor pankreas yang memiliki bagian runcing di sebelah
kiri dan menyentuk limpa.
B. ETIOLOGI
Faktor-faktor yang mempengaruhi :
1. Fisiologi
a. Intake nutrien
1) Kemampuan mendapat dan mengolah makanan
2) Pengetahuan
3) Gangguan menelan
4) Perasaan tidak nyaman setelah makan
5) Anoreksia
6) Nausea dan vomitus
7) Intake kalori dn lemak yang berlebih
b. Kemampuan mencerna nutrien
1) Obstruksi saluran cerna
2) Malaborbsi nutrient
3) DM
2. Kebutuhan Metabolisme
a. Pertumbuhan
b. Stres
c. Kondisi yang meningkatkan BMR (latihan,hipertyroid)
d. Kanker
3. Gaya hidup dan kebiasaan
Kebiasaan makan yang baik perlu diterapkan pada usia lanjut
4. Kebudayaan dan kepercayaan
Kebudayaan orang asia lebih memilih padi sebagai makanan pokok
5. Sumber ekonomi
Tinggal sendiri, Seseorang yang hidup sendirian sering tidak mempedulikan tugas memasak
untuk menyediakan makanannya.
6. Kelemahan fisik
Contohnya atritis atau cedera serebrovaskular (CVA) yang menyebabkan kesulitan untuk
berbelanja dan masak. Mereka tidak mampu merencanakan dan menyediakan makanannya
sendiri.
7. Kehilangan
Terutama terlihat pada pria lansia yang tidak pernah memasak untuk mereka sendiri. Mereka
biasanya tidak memahami nilai suatu makanan yang gizinya seimbang.
8. Depresi
Menyebabkan kehilangan nafsu makan. Mereka tidak mau bersusah payah berbelanja,
memasak atau memakan makanannya
9. Pendapatan yang rendah
Ketidakmampuan untuk membeli makanan yang cermat untuk meningkatkan pengonsumsian
makanan yang bergizi.
10. Penyakit saluran pencernaan
Termasuk sakit gigi, ulkus
11. Obat
Pada lansia yang mendapat lebih banyak obat dibandingkan kelompok usia lain yang lebih
muda ini berakibat buruk terhadap nutrisi lansia. Pengobatan akan mengakibatkan
kemunduran nutrisi yang semakin jauh.

C. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala :
1. Anoreksia
2. Tubuh terasa lemas, dan pucat
3. Mual
4. Muntah
5. BB menurun
6. Hipertermi

D. PATOFISIOLOGI
Makann dan minuman yang terkontaminasi bakteri salmonella typhosa masuk melalui
mulut terus sampai kesaluran pencernaan. Bakteri diserap di usus halus,melalui pembuluh
limfe halus masuk ke dalam peredaran darah sampai di organ-organ terutama hati dan limfe.
Bakteri yang tidak dihancurkan berkembangbiak dalam hati dan limfe,sehingga organ
tersebut akan membesar disertai nyeri pada perabaan. Bakteri masuk kedalam darah dan
menyebar keseluruh tubuh terutama kelenjar limfoid usus halus,sehingga tukak berbentuk lonjong
pada mukosanya,mengakibatkan peredaran dan perforasi usus.
- Produksi s aliva menurun mempengaruhi mengakibatkan proses perubahan kompleks karbohidrat
menjadi disakorida
- Fungsi ludah menurun mengakibatkan sukar untuk menelan
- Fungsi kelenjar perncernaan menurun menyebabkan perut terasa tidak enak/kembung
- Banyak gigi yang lepas menyebabkan nafsu makan berkurang
- Dengan proses menua terjadi gangguan motilitas otot polos esofagus
Dari proses perubahan-perubahan pada proses menua pada lansia menyebabkan intake makanan
pada lansia berkurang yang nantinya akan mempengaruhi status gizi pada lansia

Pathway
Penyebab

Tidak napsu makan Pola makan tidak teratur

Pemasukan makanan
Berkurangnya pemasukan makanan
yang berlebihan

Kekosongan pada lambung obesitas

Erosi pada lambung (gesekan ) Ketidakseimbangan nutrisi


lebih dari kebutuhan tubuh

Produksi HCL meningkat

Asam lambung meningkat

Mual dan muntah

Intake dan output tidak seimbang

Ketidakseimbangan nutrisi kurang


dari kebutuhan tubuh
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Albumin (N: 4-5,5 mg/ 100 ml)
b. Transferin (N: 170-25 mg/100 ml)
c. Hb (N: 12 mg %)
d. BUN (N : 10-20 mg/ 100 ml).
e. Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N: laki –laki: 0,6-1,3 mg/ 100 ml, wanita: 0,5-1,0 mg/100 ml.

F. PENATALAKSANAAN MEDIS/KEPERAWATAN
1. Pemberian nutrisi melalui oral
Tindakan keperawatan yand dilakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan
nutrisi secara sendiri dengan cara membantu memberikan makanan melalui oral(mulut), bertujuan
memenuhi kebutuhan nutrisi pasien dan membangkitkan selera makan pada pasien.
2. Pemberian nutrisi melalui pipa penduga/lambung(NGT)
Tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi kabutuhan
nutrisi secara oral atau tidak mampu menelan dengan cara memberikan makan melalui pipa
lambung atau pipa penduga(selang NGT). Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.
3. Pemberian nutrisi melalui parental
Merupakan pemberian nutrisi berupa cairan infus yang dimasukkan kedalam tubuh melalui
darah vena, baik secara sentral(untuk nutrisi parental total) menggunakan cairan dalam bentuk
dextrose dan cairan asam amino atau vena perifer(untuk nutrisi parental parsial) menggunakan
cairan yang mengandung karbohidrat, asam amino dan lemak. Pemberian nutrisi ini dilakukan
pada pasien yang tidak bisa makan melalui mulut ataupun bantuan pipa dengan tujuan menunjang
nutrisi enteral yang hanya memenuhi sebagian kebutuhan nutrisi harian.

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosis keperawatan yang dapat terjadi pada masalah kebutuhan nutrisi adalah :
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak napsu makan
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen-agen penyebab cedera biologis
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri perut

H. PERENCANAAN
Dx 1:Manajemen nyeri 1400

1. Melakukan pengkajian secara komperhensif

2. Ajarkan teknik relaksasi nonfarmakologi

3. Kurangi faktor-faktor yang dapat meningkatkan nyeri


4. Dukung istirahat atau tidur yang adekuat untuk penuruna nyeri

Dx 2: Terapi nutrisi 1120:

1. Monitor intake makanan/cairan dan hitung masukan kalori perhari,sesuai kebutuhan.

2. motivasi pasien untuk mengkonsumsi makanan yang tinggi kalsium sesuai kebutuhan.

3. Tentukan jumlah kalori dan tipe nutrisi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi dengan berkolaborasi bersamaahli gizi,sesuai kebutuhan.

Dx 3 :

Manajemen jalan napas (3140) :

1. posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi

2. memonitor status pernapasan dan oksigenasi sebagaimana mestinya.


BAB III
TINJAUAN KASUS

PENGKAJIAN KEBUTUHAN DASAR

1. Inisial/umur :By.Ny n Agama :Islam


Pendidikan :- Bahasa yg digunakan :Bahasa Indonesi
Pekerjaan :- Status Perkawinan : M/S/D/J
Tanggal MRS :22-01-2019 Tgl & Jam pengambilan data :08-02-2019/10:30
Diagnosa Medis :TUMOR

2. Riwayat kesehatan :
a. Riwayat kesehatan sekarang :
 Keluhan utama :
Nyeri pada perut

 Riwayat Keluhan Utama :


By.ny N usia 1,5 tahun masuk RSUD poso pada tanggal 22 januari 2019 dengan keluhan nyeri
pada perut sejak kurang lebih 1 bulan penyebab rasa nyeri karena adanya tumor di abdomen
dengan skala nyeri 7 dan dirasakan 2-3 menit,pasien terlihat menangis. Keluarga pasien
mengatakan pasien tidak napsu makan semenjak 1 bulan terakhir jika pasien diberikan makanan
pasien mual dan biasanya muntah, pasien nampak pucat,pasien nampak lemah turgor kulit tidak
elastis mukosa bibir nampak kering. Keluarga pasien mengatakan pasien sering terbangun pada
malam hari karna nyeri yang dirasakan.

b. Riwayat Kesehatan Dahulu Dan Keluarga


- Keluarga pasien mengatakan sebelumnya pasien belum perna masuk Rumah Sakit
- Keluarga pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit turunan
Pengkajian Kebutuhan Nutrisi

1. Keluhan : ........Tidak ada


..........Masalah yang berhubungan dengan nutrisi : Anoreksia
...........Mendapatkan kemoterapi .............Lain-lain......................................
2. Kebiasaan
a. Pola makan : ............Teratur (3x/ hari) ......Tidak teratur..........porsi/hari
b. Jenis makanan dan minuman
 Disukai : makanan yang tidak keras seperti bubur
 Tidak Disukai : makanan yang keras
c. Diet saat ini : .................................................................................................................
3. Apakah mengalami penurunan BB yang tidak diinginkan dalam 3 bulan terakhir
a. Tidak ada penurunan BB
b. Tidak yakin/Tidak tahu
c. Jika ya, berapa penurunan BB tersebut
1 – 5 Kg
11 – 10 Kg
11 – 15 Kg
 15 Kg
4. Apakah asupan makan berkurang karena tidak nafsu makan?
a. Tidak
b. Ya

Untuk no. 3 & 4 jika total skor > 2 dilakukan pengkajian lanjutan oleh GIZI

5. Perubahan Gastro Intestinal


a. Mulut : ..... Normal ..... Benjolan ..... Stomatitis ..... Bau
..... Hipersalivasi ..... Hiposalivasi
b. Gigi : ..... Lengkap ..... tdk lengkap ..... Caries .... Nyeri
c. Lidah : ..... Bersih .... Benjolan ..... Kotor .... Nyeri
d. Esophagus : Reflek menelan : ..... Ada ..... Tidak ada
e. Tenggorokan : ..... Normal ..... Merah ..... Dysphagia
f. Abdomen :
- Inspeksi : ..... Luka ..... Stoma ..... Fistula
..... Ascites
- Auskultasi : Bising Usus : ..... Normal ..... Abnormal
- Perkusi : ..... Tympani ..... Redup
- Palpasi : ..... Distensi ..... tumor
3. Pemeriksaan fisik/biologis
 Keadaan umum :
 TTV : TD... 95/65...mmHg Suhu ...37°C
Nadi ...124... X/I P ...20...X/i
 BB sebelum/setelah sakit :.....11..... /.... 7....Kg TB ......67..... cm
 Kesadaran : composmentis nilai GCS: 15 E: 4 M: 6 V: 5
 Kepala : Bentuk kepala normal,kulit kepala tidak ada luka,warna rambut hitam,kulit kepala
bersih
 Mata : Bentuk mata bulat,refleks pupil isokor,sklera putih,tidak ada bantuan kaca mata
 Telinga : Bentuk telinga sedang,bersih,tidak ada nyeri tekan,pendengaran jelas
 Hidung : Hidung simetris tidak ada nyeri tekan,tidak ada sputum
 Mulut : Lidah kotor,sebagian gigi belum tumbuh,mukosa bibir kering
 Leher : Bentuk leher simetris,tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,tidak ada nyeri tekan
 Dada : Bentuk dada simetris,tidak ada nyeri tekan,tidak ada luka
 Abdomen :Perut membesar,nyeri tekan pada quadran kanan atas, bunyi hypertimpani,bising
usus abnormal
 Integument : Turgor kulit tidak elastis,warna kulit kuninglangsat
 Ekstremitas : Ekstremitas lengkap,jumlah jari lengkap,tidak ada edema

PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Radiologi : ............................................................
ANALISA DATA

No Data Etiologi Problem


1. DS: Agen-agen penyebab Nyeri akut
1. pasien mengatakan nyeri pada cedera biologis
abdome
2.pasien mengatakan nyeri seperti
ditusuk-tusuk
DO:
pasien nampak menangis
Ttv :
S :37
N :24
RR :50
TD :95/65 mmhg

2. DS: Tidak nafsu makan Ketidakseimbangan


1.pasien mengatakan kurang nafsu nutrisi kurang dari
makan kebutuhan tubuh
2.pasien mengatakan nyeri di abdomen
DO:
Pasien nampak lemah
Ttv:
S :37
TD :95/65
RR :50
N :24

3. DS: Keadaan penyakit Ketidakefektifan pola


Pasien mengatakan sulit saat bernapas napas
DO:
Pasien terlihat memakai oksigen
Ttv :.
S :37
N :24
RR :50
TD :95/65
RENCANA KEPERAWATAN

TUJUAN DAN TUJUAN DAN KRITERIA HASIL


NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
KRITERIA HASIL (NOC) (NOC)
1. Nyeri akut bd agen-agens Setelah dilakukan Manajemen nyeri 1400
penyebab cedera biologis tindakan keperawatan 1. Melakukan pengkajian
selama 3*24 jam secara komperhensif
masalah nyeri aku dari 2. Ajarkan teknik relaksasi
7(sedang)menjadi nonfarmakologi
4(ringan) dengan kriteria 3. Kurangi faktor-faktor yang
hasil (2102): dapat meningkatkan nyeri
Nyeri yang dilaporkan 4. Dukung istirahat atau tidur
dari 7 menjadi 4 yang adekuat untuk penurunan
nyeri

2. Ketidakseimbangan nutrisi Setelah dilakukan Terapi nutrisi 1120:


kurang dari kebutuhan tubuh tindakan keperawatan 1. Monitor intake
bd kurangnya nafsu makan selama 3*24 jam makanan/cairan dan hitung
masalah masukan kalori perhari,sesuai
Ketidakseimbangan kebutuhan.
nutrisi kurang dari 2. motivasi pasien untuk
kebutuhan tubuh dari mengkonsumsi makanan yang
nilai 5(cukup) menjadi tinggi kalsium sesuai kebutuhan.
4(sedikit)dengan kriteria 3. Tentukan jumlah kalori
hasil (1004): dan tipe nutrisi yang diperlukan
Meningkatkan asupan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
makanan dengan berkolaborasi bersamaahli
gizi,sesuai kebutuhan.

3. Ketidakefektifan pola napas bd Setelah dilakukan Manajemen jalan napas (3140)


keadaan penyakit tindakan keperawatan 1.posisikan pasien untuk
selama 3*24 jam memaksimalkan ventilasi
masalah Ketidakefektifan 2.memonitor status pernapasan
pola napas dapat teratasi dan oksigenasi sebagaimana
dengan kriteria hasil mestinya.
(0403)
Sesak nafas berkurang
CATATAN PERKEMBANGAN

Diagnosa
Hari/Tgl/Jam Implementasi Evaluasi (SOAP)
Keperawatan
Nyeri akut b.d agen- 1. Melakakuan pengkajian secara S : pasien masih nyeri
agen penyebab cedera komprehensif. O : pasien nampak
biologis P : pasien mengatakan nyeri nyeri masih nyeri
abdomen A : masalah nyeri akut
Q : seperti di tusuk-tusuk dari (7) normal menjadi
R : area abdomen (4) ringan.
S : 7 ( sedang) P : lanjutkan inteervensi
T : 5 menit
2. Memastikan perawatan analgesik
bagi pasien dan lakukan
pemantauan yang ketat
3. Ajarkan penggunaan teknik non
farmakologi

Ketidak seimbangan 1. Timbang berat badan setiap hari S : pasien sudah bisa
niutrisi kurang dari dan monitor status pasien makan
kebutiuhan tubuh b.d 2. Monitor TTV O : pasien sudah ada
kurangnya nafsu makan S : 37 nafsu makan
N : 24 x/ menit A : masalah ketidak
RR : 50 x/menit seimbangan nutrisi
TD : 95/65 mmHg kurang dari kebutuhan
tubuh belum teratasi
P : lanjutkan Intervensi

Ketidak efektifan pola 1. Mengajarkan tekhnik pernapasan S : pasien mengatakan


nafas b.d keadaan dalam sesak nafas berkurang
penyakit 2. Mengelola udara atau oksigen O : pasien nampak
sebagaimana mestinya. lebih rilekx
3. Memposisikan pasien A : masalah pola nafas
4. Memonitor status pernapasan sedikit teratasi
sebagai mana mestinya. P : intervensi di
lanjutkan.
TERAPI YANG DIBERIKAN

No Nama Obat Dosis Cara Pemberian Manfaat


1. Asering Lewat infus Menjaga suhu tubuh sentral
dan dapat mengurangi resiko
edema

2. metronidazok 60mg injeksi Menghentikan pertumbuhan


bakteri dan protozoa

Anda mungkin juga menyukai