Anda di halaman 1dari 7

ANATOMI DAN FISIOLOGI

1. Rongga Hidung
Rongga hidung dilapisi dengan membran mukosa yang sangat
banyak mengandung vaskular yang disebut mukosa hidung. Lendir
disekresi secara terus menerus oleh sel – sel goblet yang melapisi
permukaan mukosa hidung dan bergerak ke belakang ke nasofaring oleh
gerakan silia. Hidung berfungsi sebagai penyaring kotoran, melembabkan
serta menghangatkan udara yang dihirup ke dalam paru – paru
(Netter,2014).
2. Faring
Adalah struktur yang menghubungkan hidung dengan rongga mulut
ke laring. Faring dibagi menjadi tiga region ; nasofaring, orofaring, dan
laringofaring. Fungsi utamanya adalah untuk menyediakan saluran pada
traktus respiratoriun dan digestif (Netter,2014).
3. Laring
Adalah struktur epitel kartilago yang menghubungkan faring dan
trakhea. Fungsi utamanya adalah untuk memungkinkan terjadinya
lokalisasi. Laring juga melindungi jalan nafas bawah dari obstruksi benda
asing dan memudahkan batuk (Netter,2014).
4. Trakhea
Disokong oleh cincin tulang rawan yang berbentuk seperti sepatu
kuda yang panjangnya kurang lebih 5 inci, tempat dimana trakea bercabang
menjadi bronkus utama kiri dan kanan dikenal sebagai karina. Karina
memiliki banyak saraf dan dapat menyebabkan bronkospasme dan batuk
yang kuat jika dirangsang (Netter,2014).
5. Bronkus
Broncus terdiri atas 2 bagian yaitu broncus kanan dan kiri. Broncus
kanan lebih pendek dan lebar, merupakan kelanjutan dari trakhea yang
arahnya hampir vertikal. Bronchus kiri lebih panjang dan lebih sempit,
merupakan kelanjutan dari trakhea dengan sudut yang lebih tajam. Cabang
utama bronchus kanan dan kiri bercabang menjadi bronchus lobaris
kemudian bronchus segmentaliis. Bronkus dan bronkiolus dilapisi oleh sel
– sel yang permukaannya dilapisi oleh rambut pendek yang disebut silia,
yang berfungsi untuk mengeluarkan lendir dan benda asing menjauhi paru
menuju laring (Netter,2014).
6. Bronkiolus
Bronkiolus membentuk percabangan menjadi bronkiolus terminalis
yang tidak mempunyai kelenjar lendir dan silia. Bronkiolus terminalis
kemudian menjadi bronkiolus respiratori yang menjadi saluran transisional
antara jalan udara konduksi dan jalan udara pertukaran gas (Netter,2014).
7. Alveolus
Paru terbentuk oleh sekitar 300 juta alveoli. Terdapat tiga jenis sel –
sel alveolar, sel alveolar tipe I adalah sel epitel yang membentuk dinding
alveolar. Sel alveolar tipe II sel – sel yang aktif secara metabolik,
mensekresi surfactan, suatu fosfolipid yang melapisi permukaan dalam dan
mencegah alveolar agar tidak kolaps. Sel alveolar tipe III adalah makrofag
yang merupakan sel – sel fagositosis yang besar yang memakan benda asing
dan bekerja sebagai mekanisme pertahanan penting (Netter,2014).

Fisiologi sistem pernapasan


Pernafasan mencakup 2 proses, yaitu :
Pernafasan luar yaitu proses penyerapan oksigen (O2) dan
pengeluaran carbondioksida (CO2) secara keseluruhan. Pernafasan dalam
yaitu proses pertukaran gas antara sel jaringan dengan cairan sekitarnya
(penggunaan oksigen dalam sel) (Netter,2014).
Proses fisiologi pernafasan dalam menjalankan fungsinya mencakup
3 proses yaitu Ventilasi yaitu proses keluar masuknya udara dari atmosfir
ke alveoli paru. Difusi yaitu proses perpindahan/pertukaran gas dari alveoli
ke dalam kapiler paru. Transpor yaitu proses perpindahan oksigen dari paru-
paru ke seluruh jaringan tubuh (Netter,2014).
EPIDEMIOLOGI BRONKITIS

Di Indonesia, belum ada angka morbiditas bronkitis kronis, kecuali di


rumah sakit sentra pendidikan. Sebagai perbandingan, di Amerika Serikat (National
Center for Health Statistics) diperkirakan sekitar 4% dari populasinya didiagnosa
bronkitis kronis. Angka inipun diduga masih di bawah angka morbiditas yang
sebenarnya karena bronkitis kronis yang tidak terdiagnosis.

Dalam sebuah studi longitudinal 30 tahun dari 1.711 pria Finlandia,


kejadian kumulatif dari bronkitis kronik adalah 42 % pada perokok aktif, 26 % pada
mantan perokok , dan 22 % di pernah perokok. Bronkitis kronik mempengaruhi
sekitar 10 juta orang di Amerika Serikat , dan mayoritas adalah antara 44 dan 65
tahun. Beberapa 24,3 % dari individu dengan bronkitis kronik lebih tua dari 65
tahun , dan, yang mengejutkan 31,2 % adalah antara usia 18 dan 44 tahun.

Menurut Pusat Statistik Kesehatan Nasional 2009 melaporkan 67,8 %


pasien dengan bronkitis kronik adalah perempuan. studi lain pada pasien Afrika
Selatan sama melaporkan bahwa perempuan mendominasi populasi bronkitis
kronik.

Sebuah studi 10 tahun dari 21.130 Danish pasien menunjukkan bahwa


prevalensi kumulatif lendir kronis sekresi adalah 10,7 % pada wanita dibandingkan
8,7 % pada pria. Alasan untuk prevalensi yang lebih tinggi dari bronkitis kronik
pada wanita dibandingkan dengan laki-laki tidak jelas, tetapi mungkin karena
pengaruh hormonal , perbedaan jenis kelamin dalam melaporkan gejala , dan jenis
kelamin Bias diagnostik. (American Journal Of Respiratory And Critical Care
Medicine, 2013)

Distribusi dan Frekuensi

a. Orang

Hasil penelitian mengenai penyakit bronkitis di India, data yang diperoleh


untuk usia penderita ( ≥ 60 tahun) sekitar 7,5%, untuk yang berusia (≥ 30-40 tahun)
sekitar 5,7% dan untuk yang berusia (≥ 15-20 tahun) sekitar 3,6%. Selain itu
penderita bronkitis ini juga cenderung kasusnya lebih tinggi pada laki-laki
dibandingkan pada perempuan, hal ini dipicu dengan keaktivitasan merokok yang
lebih cenderung banyak dilakukan oleh kaum laki-laki. (McKay, Alisa J)

b. Tempat dan Waktu

Penduduk di kota sebagian besar sudah terpajan dengan berbagai zat-zat


polutan di udara, seperti asap pabrik, asap kendaraan bermotor, asap pembakaran
dan asap rokok, hal ini dapat memberikan dampak terhadap terjadinya bronchitis.(
Kusnputranto H, Susana D.,)

Bronkitis lebih sering terjadi di musim dingin pada daerah yang beriklim
tropis ataupun musim hujan pada daerah yang memiliki dua musim yaitu daerah
tropis.( Muwarni, A.,)

Determinan

a. Host

a.1. Umur

Suatu penelitian yang dilakukan di Brasil pada tahun 2010 diperoleh


kemungkinan relatif bronkitis kronik terlihat pada laki-laki (OR= 2,17, 95% CI
1,50-3,13), pendapatan keluarga yang rendah (OR = 2,60, 95% CI 1,47-4,47
untuk kuartil terendah) rendah sekolah (OR=4,65, 95% CI 2,36-9,18 bagi merka
dengan tidak sekolah). (Menezes, A.M., et al., 2010)

a.2. Merokok

Menurut buku Report of the WHO Expert Comite on Smoking Control,


rokok adalah penyebab utama timbulnya bronkitis. Terdapat hubungan yang erat
antara merokok dan penurunan VEP (volume eksipirasi paksa) 1 detik. Secara
patologis rokok berhubungan dengan hiperplasia kelenjar mukus bronkus dan
metaplasia skuamusepitel saluran pernapasan juga dapat menyebabkan bronkitis
akut. (Jefferson, 2011)

Penelitian di Brazil pada tahun 2010 mendapatkan hasil peneltian dengan


kebiasaan merokok (OR = 6,92, 95% CI 4,22-11,36 unruk perokok dari 20 atau
lebih rokok per hari). (Menezes, A.M., et al., 2010)

a.3. Infeksi
Eksaserbasi bronkitis disangka paling sering diawali dengan infeksi virus
yang kemudian menyebabkan infeksi sekunder bakteri. Bakteri yang diisolasi
paling banyak adalah Hemophilus influenza dan Streptococus pneumonie.
Bronkitis infeksiosa disebabkan oleh virus, bakteri dan (terutama) organisme
yang menyerupai bakteri (Mycoplasma pneumoniae dan Chlamydia). (Sutoyo,
K.D., 2008)
a.4. Polusi
Polusi tidak begitu besar pengaruhnya sebagai faktor penyebab, tetapi bila
ditambah merokok resiko akan lebih tinggi. Zat-zat kimia dapat juga
menyebabkan bronkitis adalah zat-zat pereduksi seperti O2, zat-zat pengoksida
seperti N2O, hidrokarbon, aldehid, dan ozon. (Sutoyo, K.D., 2008)
a.5. Keturunan
Belum diketahui secara jelas apakah faktor keturunan berperan atau
tidak,kecuali pada penderita defisiensi alfa-1-antitripsin yang merupakan suatu
problem, dimana kelainan ini diturunkan secara autosom resesif. Kerja enzim ini
menetralisir enzim proteolitik yang sering dikeluarkan pada peradangan dan
merusak jaringan, termasuk jaringan paru. (Fahy, J.V., et al., 2010)
a.6. Faktor sosial ekonomi
Kematian pada bronkitis ternyata lebih banyak pada golongan sosial
ekonomi rendah, mungkin disebabkan faktor lingkungan dan ekonomi yang
lebih jelek. ((Fahy, J.V., et al., 2010)

b. Agent
Bronkitis dapat disebabkan oleh virus (virus influenza, respiratory
syncytical virus), bakteri dan organisme yang menyerupai bakteri (Mycoplasma
pneumoniae dan Chlamydia). (Cunha, J.P., 2012.)
c. Environment

Pencemaran udara merupakan masalah paling serius di daerah perkotaan.


Urbanisasi mengakibatkan meningkatnya aktivitas manusia dan kepadatan
penduduk. Peningkatan penduduk akan diikuti oleh semakin meningkatnya
kebutuhan di bidang transportasi, Kegiatan industri juga mengakibatkan
meningkatnya pencemaran dan akan berdampak terhadap menurunnya kualitas
lingkungan. Hal ini akan berpengaruh terhadap meningkatnya berbagai kasus
penyakit, termasuk bronchitis. (Kusnputranto H, Susana D., 2003.)

Cunha, J.P., 2012. Bronchitis. Tersedia online pada


http://www.emedicinehealth.com diakses tanggal 14 September 2012
pukul 13.00 WIB
Fahy, J.V., et al., 2010. Review Artikel Airway Mucus Function and Dysfunction.
New England of Journal Medicine; Vol.363. No.23. England
Jefferson, 2011. Bronkitis. Tersedia online pada
http://www.medicastore.com/penyakit/14/bronkitis.html [diakses tanggal
31 Maret 2018]
Kusnputranto H, Susana D., 2003. Kesehatan Lingkungan, edisi II. FKM,UI.
McKay, Alisa J., 2012. Prevalensi PPOK di India : review sistematis.
http://www.google/terjemahan/journale/prevalens/PPOK/india.htm
[diakses tanggal 31 Maret 2018]
Menezes, A.M., et al., 2010. Prevalensi dan Faktor Risiko Bronkitis Kronik di
Pelotas, RS. Brasil. Thorax 2010, 49: 1217-1221 Tersedia online pada :
10.1136/thx.49.12.1217.http://translate.googleusercontent.com/transalte_
c?depth=1&ei=JDajULzm42Prge_84CADg&hl=id&langpair=en%7Cid
&rur [diakses pada tanggal 31 Maret 2018]
Muwarni, A., 2009. Perawatan Pasien Penyakit Dalam, edisi I, sectakan kedua.
Yogyakarta : Mitra Cendikia Press,
Netter, Frank H. 2014. Atlas of Human Anatomy Including Student Consult
Interactive Ancillaries and Guides (6th ed.). Philadelphia, Penn.: W B
Saunders Co.
Sutoyo, K.D., 2008. Bronkitis Kronis dan Lingkaran yang tak Berujung Berpangkal
(Vicious Circle). Jurnal Respirologi Indonesia

Anda mungkin juga menyukai