Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Puskesmas
1.1.1 Definisi Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) adalah salah
satu sarana pelayanan kesehatan masyarakat yang amat penting di
Indonesia. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi – tingginya di wilayah
kerjanya (Permenkes No. 75 tahun 2014).
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diberikan oleh
puskesmas kepada masyarakat mencakup perencanaan,
pelaksanaaan, evaluasi, pencatatan, pelaporan,dan dituangkan
dalam suatu sistem (Permenkes No.75 tahun 2014).
Di Indonesia, puskesmas merupakan tulang punggung
pelayanan kesehatan tingkat pertama. Konsep Puskesmas
dilahirkan tahun 1968 ketika dilangsungkan Rapat Kerja Kesehatan
Nasional (Rakerkesnas) I di Jakarta, dimana dibicarakan upaya
pengorganisasian system pelayanan kesehatan di tanah air, karena
pelayanan kesehatan tingkat pertama pada waktu itu dirasakan
kurang menguntungkan dandari kegiatan – kegiatan seperti BKIA,
BP, dan P4M dan sebagiannya masih berjalan sendiri – sendiri dan
tidak berhubungan. Melalui Rekerkesnas tersebut timbul gagasan
untuk menyatukan semua pelayanan tingkat pertama kedalam
suatuorganisasi yang dipercaya dan diberi nama Pusat Kesehatan
Masyarakat (Puskesmas).
Dengan paradigma baru ini, mendorong terjadi perubahan
konsep yang sangat mendasar dalam pembangunan kesehatan,
antara lain :
1. Pembangunan kesehatan yang semula lebih menekankan pada
upaya kuratif dan rehabilitatif menjadi lebih fokus pada upaya
preventif dan kuratif tanpa mengabaikan kuratif – rehabilitatif
2. Pelaksanaan upaya kesehatan yang semula lebih bersifat
terpilah- pilah (fragmented) berubah menjadi kegiatan yang
terpadu (integrated).
3. Sumber pembiayaan kesehatan yang semula lebih banyak dari
pemerintah berubah menjadi pembiayaan kesehatan lebih
banyak dari masyarakat.
4. Pergeseran pola pembayaran dalam pelayanan kesehatan yang
semula fee for service menjadi pembayaran secara pra - upaya.
5. Pergeseran pemahaman tentang kesehatan dari pandangan
komsutif menjadi investasi.
6. Upaya kesehatan yang semula lebih banyak dilakukan oleh
pemerintah akan bergeser lebih banyak dilakukan oleh
masyarakat sebagai mitra pemerintah (partnership).
7. Pembangunan kesehatan yang semula bersifat terpusat
(centralization) menjadi otonomi daerah (decentralization).
8. Pergeseran proses perencanaan dari top down menjadi bottom
up seiring dengan era desentralisasi.

Menurut Permenkes no 75 tahun 2014 Pembangunan


kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk
mewujudkan masyarakat yang:
1. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat
2. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu Hidup
dalam lingkungan sehat
3. Hidup dalam lingkungan sehat; dan
4. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat.

1.1.2 Prinsip Penyelenggaraan Puskesmas


Prinsip penyelenggaraan Puskesmas menurut Permenkes no 75
tahun 2014 meliputi :
1. Paradigma Sehat
Puskesmas mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk
berkomitmen dalam upaya mencegah dan mengurangi resiko
kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
2. Pertanggungjawaban Wilayah
Puskesmas menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.
3. Kemandirian masyarakat
Puskesmas mendorong kemandirian hidupsehat bagi individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat.
4. Pemerataan
Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang
dapatdiakses dan terjangkau oleh seluruh masyarakat di
wilayah kerjanyasecara adil tanpa membedakan status sosial,
ekonomi, agama, budaya dan kepercayaan.
5. Teknologi tepat guna
Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan
memanfaatkan teknologi tepat guna yang sesuai dengan
kebutuhan pelayanan, mudah dimanfaatkan dan tidak
berdampak buruk bagi lingkungan.
6. Keterpaduan dan kesinambungan
Puskesmas mengintegrasikan dan mengoordinasikan
penyelenggaraan UKM dan UKP lintas program danlintas
sektor serta melaksanakan Sistem Rujukan yang didukung
dengan manajemen Puskesmas.

1.1.3 Tugas Puskesmas


Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan
kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di
wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya
kecamatan sehat.

1.1.4 Fungsi dan Wewenang Puskesmas


1) Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya
dalam menyelenggarakan fungsi ini puskesmas berwenang
untuk:
a. melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah
kesehatan masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan
yang diperlukan;
b. melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;
c. melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan
pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan;
d. menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat
perkembangan masyarakat yang bekerjasama dengan sektor
lain terkait;
e. melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan
pelayanan dan upaya kesehatan berbasis masyarakat;
f. melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya
manusia Puskesmas;
g. memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan
kesehatan;
h. melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap
akses, mutu, dan cakupan Pelayanan Kesehatan; dan
i. memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan
masyarakat, termasuk dukungan terhadap sistem
kewaspadaan dini dan respon penanggulangan penyakit.
2) Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya
dalam menyelenggarakan fungsi ini puskesmas berwenang
untuk:
a. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dasar secara
komprehensif, berkesinambungan dan bermutu;
b. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang
mengutamakan upaya promotif dan preventif;
c. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi
pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat;
d. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang
mengutamakan keamanan dan keselamatan pasien, petugas
dan pengunjung;
e. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip
koordinatif dan kerja sama inter dan antar profesi;
f. melaksanakan rekam medis;
g. melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap
mutu dan akses Pelayanan Kesehatan;
h. melaksanakan peningkatan kompetensi Tenaga Kesehatan;
i. mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya;
dan
j. melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi
medis dan Sistem Rujukan.

1.1.5 Upaya Kesehatan Puskesmas


Puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat
tingkat pertama dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama
dilaksanakan secara terintegrasi dan berkesinambungan.
Upaya kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan
menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran
keluarga, kelompok, dan masyarakat.
Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama meliputi
upaya kesehatan masyarakat esensial danupaya kesehatan
masyarakat pengembangan.
1. Upaya kesehatan masyarakat esensial sebagaimana dimaksud
pada meliputi:
a. pelayanan promosi kesehatan;
b. pelayanan kesehatan lingkungan;
c. pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana;
d. pelayanan gizi; dan
e. pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.
Upaya kesehatan masyarakat esensial harus diselenggarakan
oleh setiap Puskesmas untuk mendukung pencapaian standar
pelayanan minimal kabupaten/kota bidang kesehatan.
2. Upaya kesehatan masyarakat pengembangan merupakan upaya
kesehatan masyarakat yang kegiatannya memerlukan upaya
yang sifatnya inovatif dan/atau bersifat ekstensifikasi dan
intensifikasi pelayanan, disesuaikan dengan prioritas masalah
kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya
yang tersedia di masing-masing Puskesmas.
Upaya kesehatan perseorangan adalah suatu kegiatan
dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang
ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan
penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan
memulihkan kesehatan perseorangan.
Upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama
dilaksanakan dalam bentuk:
a. rawat jalan;
b. pelayanan gawat darurat;
c. pelayanan satu hari (one day care);
d. home care; dan/atau
e. rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan
kesehatan.
Untuk melaksanakan upaya kesehatan Puskesmas harus
menyelenggarakan:
a. manajemen Puskesmas;
b. pelayanan kefarmasian;
c. pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat; dan
d. pelayanan laboratorium.

1.1.6 Wilayah Kerja Puskesmas


Dalam rangka pemenuhan Pelayanan Kesehatan yang didasarkan
pada kebutuhan dan kondisi masyarakat, Puskesmas dapat
dikategorikan berdasarkan karakteristik wilayah kerja dan
kemampuan penyelenggaraan. Puskesmas dikategorikan menjadi
(Permenkes No.75 tahun 2014) :
A. Puskesmas Kawasan Perkotaan
Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan yang
memenuhi paling sedikit 3 (tiga) dari 4 (empat) kriteria
kawasan perkotaan sebagai berikut :
1. Aktivitas lebih dari 50% (lima puluh persen) penduduknya
pada sektor non agraris, terutama industri, perdagangan
dan jasa
2. Memiliki fasilitas perkotaan antara lain sekolah radius 2,5
km, pasar radius 2 km, memiliki rumah sakit radius
kurang dari 5 km, bioskop, atau hotel
3. Lebih dari 90% (sembilan puluh persen) rumah tangga
memiliki listrik
4. Terdapat akses jalan raya dan transportasi menuju fasilitas
perkotaan
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan oleh Puskesmas kawasan
perkotaan memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Memprioritaskan pelayanan UKM
2. Pelayanan UKM dilaksanakan dengan melibatkan
partisipasi Masyarakat
3. Pelayanan UKP dilaksanakan oleh Puskesmas dan fasilitas
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh
pemerintah atau masyarakat
4. Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan
pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan
kesehatan
5. Pendekatan pelayanan yang diberikan berdasarkan
kebutuhan dan permasalahan yang sesuai dengan pola
kehidupan masyarakat perkotaan.
B. Puskesmas Kawasan Pedesaan
Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan yang
memenuhi paling sedikit 3 (tiga) dari 4 (empat) kriteria
kawasan pedesaan sebagai berikut :
1. Aktivitas lebih dari 50% (lima puluh persen) penduduk
pada sektor agraris
2. Memiliki fasilitas antara lain sekolah radius lebih dari 2,5
km, pasar dan perkotaan radius lebih dari 2 km, rumah
sakit radius lebih dari 5 km, tidak memiliki fasilitas berupa
bioskop atau hotel
3. Rumah tangga dengan listrik kurang dari 90% (sembilan
puluh persen)
4. Terdapat akses jalan dan transportasi menuju fasilitas
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh Puskesmas
kawasan pedesaan memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Pelayanan UKM dilaksanakan dengan melibatkan
partisipasi masyarakat
2. Pelayanan UKP dilaksanakan oleh Puskesmas dan fasilitas
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh
masyarakat
3. Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan
pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan
kesehatan
4. Pendekatan pelayanan yang diberikan menyesuaikan
dengan pola kehidupan masyarakat perdesaan.
C. Puskesmas Kawasan Terpencil dan Sangat Terpencil
Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan dengan
karakteristik sebagai berikut :
1. Berada di wilayah yang sulit dijangkau atau rawan
bencana, pulau kecil, gugus pulau, atau pesisir
2. Akses transportasi umum rutin 1 kali dalam 1 minggu,
jarak tempuh pulang pergi dari ibukota kabupaten
memerlukan waktu lebih dari 6 jam, dan transportasi yang
ada sewaktu-waktu dapat terhalang iklim atau cuaca; dan
3. Kesulitan pemenuhan bahan pokok dan kondisi keamanan
yang tidak stabil.
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh Puskesmas
kawasanterpencil dan sangat terpencil memiliki karakteristik
sebagai berikut:
1. Memberikan pelayanan UKM dan UKP dengan
penambahan kompetensi tenaga kesehatan
2. Dalam pelayanan UKP dapat dilakukan penambahan
kompetensi dan kewenangan tertentu bagi dokter, perawat,
dan bidan
3. Pelayanan UKM diselenggarakan dengan memperhatikan
kearifan lokal
4. Pendekatan pelayanan yang diberikan menyesuaikan
dengan pola kehidupan masyarakat di kawasan terpencil
dan sangat terpencil
5. Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan
pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan
kesehatan dan
6. Pelayanan UKM dan UKP dapat dilaksanakan dengan
pola gugus pulau/cluster dan/atau pelayanan kesehatan
bergerak untuk meningkatkan aksesibilitas.
Puskesmas harus didirikan pada setiap kecamatan. Dalam
kondisi tertentu, pada 1 (satu) kecamatan dapat didirikan lebih
dari 1 (satu) Puskesmas. Kondisitertentu sebagaimana
dimaksud ditetapkan berdasarkan pertimbangan kebutuhan
pelayanan, jumlah penduduk dan aksebilitas.
Puskesmas merupakan perangkat pemerintah daerah tingkat
II, sehingga pembagian wilayah kerja puskesmas ditetapkan
oleh bupati setelah mendengar saran teknis dari kantor wilayah
departemen kesehatan provinsi.

1.1.7 Pelayanan Kesehatan Menyeluruh


Pelayanan kesehatan menyeluruh yang diberikan Puskesmas
meliputi:
1. Promotif (peningkatan kesehatan)
2. Preventif (upaya pencegahan)
3. Kuratif (pengobatan)
4. Rehabilitatif (pemulihan kesehatan)
Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk, tidak
membedakanjenis kelamin, umur, sejak pembuahan dalam
kandungan sampai meninggal.
1.1.8 Peran Puskesmas
Dalam konteks Otonomi Daerah saat ini, Puskesmas
mempunyai peran yangvital sebagai institusi pelaksana teknis,
dituntut memiliki kemampuan manajerial dan wawasan jauh ke
depan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Peran
tersebut ditunjukkan dalam bentuk ikut serta menentukan kebijakan
daerah melalui sistem perencanaan yang matang, tatalaksana
kegiatan yang tersusun rapi, dan pemantauan yang akurat.

1.1.9 Jaringan Pelayanan, Jejaring Fasilitas Pelayanan


Kesehatandan Sistem Rujukan
Dalam rangka meningkatkan aksesibilitas pelayanan,
Puskesmas didukung oleh jaringan pelayanan Puskesmas dan
jejaring fasilitas pelayanan kesehatan. Jaringan pelayanan
Puskesmas terdiri atas :
a. Puskesmas pembantu memberikan pelayanan kesehatan secara
permanen di suatu lokasi dalam wilayah kerja Puskesmas.
b. Puskesmas keliling memberikan pelayanan kesehatan yang
sifatnya bergerak (mobile), untuk meningkatkan jangkauan dan
mutu pelayanan bagi masyarakat diwilayah kerja Puskesmas
yang belum terjangkau oleh pelayanan dalam gedung
Puskesmas.
c. Bidan desa merupakan bidan yang ditempatkan dan bertempat
tinggal pada satu desa dalam wilayah kerja Puskesmas.
Jejaring fasilitas pelayanan kesehatan terdiri atas klinik,
rumah sakit, apotek, laboratorium, dan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya
Puskesmas dalam menyelenggarakan upaya kesehatan dapat
melaksanakan rujukan. Sesuai dengan sistem rujukan. Sistem
rujukan adalah suatu sistem jaringan pelayanan kesehatan yang
memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab atas
masalah yang timbul kepada yang lebih mampu secara vertikal
atau horizontal. Sistem rujukan menyangkut dua aspek, yaitu :
a. Rujukan Medis, meliputi :
 Konsultasi penderita berupa pengobatan
 Pengiriman bahan (specimen) untuk pemeriksaan
laboratorium
 Mendatangkan atau mengirim tenaga yang lebih mampu
atau ahli untuk meningkatkan pelayanan kesehatan
setempat dan memungkinkan alih ketrampilan dan
pengetahuan.
b. Rujukan Kesehatan
 Kejadian Luar Biasa (KLB) atau terjangkitnya penyakit
menular
 Terjadinya bencana kelaparan (peningkatan besar-
besaran kasus gizi buruk)
 Masalah lain yang menyangkut kesehatan masyarakat
umum

1.2 Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Menteng


1.2.1 Geografis dan Topografis
Kecamatan Menteng adalah sebuah kecamatan yang
terletak di Jakarta Pusat dan merupakan Pusat Pemerintahan dari
Kota Administrasi Jakarta Pusat. Kecamatan ini berbatasan dengan
Kecamatan Gambir di sebelah utara, Kecamatan Tanah Abang di
sebelah barat, Kecamatan Matraman di sebelah timur, dan
Kecamatan Setiabudi di sebelah selatan. Kecamatan Menteng
mempunyai luas wilayah 653,46 Ha. mempunyai 5 Kelurahan,
yaitu Kelurahan Kebon Sirih, Kelurahan Gondangdia, Kelurahan
Cikini, Kelurahan Menteng dan Kelurahan Pegangsaan.
Gambar 1.1 Peta Wilayah Puskesmas Kecamatan Menteng

 Letak Wilayah
Kecamatan Menteng adalah salah satu Kecamatan yang berada di
Wilayah Kota Administrasi Jakarta Pusat. Luas Wilayah
Kecamatan Menteng mempunyai luas wilayah 653,46 Ha.
mempunyai 5 Kelurahan, yaitu Kelurahan Kebon Sirih, Kelurahan
Gondangdia, Kelurahan Cikini, Kelurahan Menteng dan Kelurahan
Pegangsaan. Luas wilayah, jumlah kecamatan, kelurahan, Rukun
Warga dan Rukun Tetangga di wilayah Kecamatan Menteng dapat
dilihat pada tabel 1.1.

Tabel 1.1 Luas Wilayah, Jumlah Kecamatan, Kelurahan, Rukun Warga, dan
Tetangga Tahun 2017
Luas Wilayah
Kelurahan Jumlah RW Jumlah
(Ha)
Kebon Sirih 83,40 10 77
Gondangdia 145,82 5 40
Luas Wilayah
Kelurahan Jumlah RW Jumlah
(Ha)
Cikini 82,09 5 66
Menteng 243,90 10 137
Pegangsaan 98,25 8 104
Jumlah 653,46 38 424

 Batas Wilayah
Utara : Jl. Kebon Sirih Raya (Kecamatan Gambir)
Barat : Kali Cideng (Kecamatn Tanah Abang)
Selatan : Kali Malang (Kecamatan Setia Budi)
Timur : Kali Ciliwun (Kecamatan Menteng)

1.2.2 Kependudukan
Jumlah Penduduk Kecamatan Menteng pada Tahun 2017 sebanyak
62.525 orang

Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Kecamatan Menteng Tahun 2017


Σ Penduduk
No Kelurahan
Laki – laki Perempuan Jumlah
1 Menteng 10.713 11.539 22.252
2 Gondangdia 1.878 2.329 4.207
3 Cikini 3.279 3.385 6.664
4 Kebon Sirih 5.525 5.334 10.859
5 Pegangsaan 9.174 9.369 18.543
Total 42.908 30.569 62.525

Keadaan Pendidikan dan Pengajaran di Wilayah Kecamatan


Menteng, Adapun jumlah Taman Kanak- Kanak (TK) 31 Sekolah,
Sekolah Dasar (SD) yang sederajat baik negeri maupun swasta
sebanyak 29 Sekolah, SLTP sebanyak 13 Sekolah, SMU Sebanyak
7 Sekolah, SMK sebanyak 6 Sekolah dengan perincian sebagai
berikut:

Tabel 1.3 Keadaan Pendidikan dan Pengajaran di Wilayah Kecamatan


Menteng
No Kelurahan TK SD SMP SMU SMKK
1 Kebon Sirih 4 4 2 1 -
2 Gondangdia 5 7 4 3 -
3 Cikini 4 5 3 - 1
4 Menteng 12 7 3 2 4
5 Pegangsaan 6 6 1 1 1
Jumlah 31 29 13 7 6

1.2.3 Pelayanan Kesehatan


Pelayanan Kesehatan Masyarakat Kecamatan Menteng
dilaksanakan di (3) Puskesmas yang tersebar di 3 (tiga) Kelurahan,
yaitu di Kelurahan Menteng, Kelurahan Kebon Sirih dan Kelurahan
Pegangsaan.
1. Puskesmas Kecamatan Menteng
Jl. Pegangsaan Barat No.14 Kelurahan Menteng Kecamatan
Menteng Kota Administrasi Jakarta Pusat Kode Pos 10310.
Telepon (021) 31935836 / 3103439, Fax ( 021 ) 31904965,
email : pkm_kecmenteng@yahoo.co.id
2. Puskesmas Kelurahan Kebon Sirih
Jl. H. Agus Salim, RT.1/RW.1, Kb. Sirih, Menteng, Kota
Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10350 Telepon /
Fax (021) 31934421
3. Puskesmas Kelurahan Pegangsaan
Jl. Tambak No.28 Kelurahan Pegangsaan Kecamatan Menteng
Kota Administrasi Jakarta Pusat Kode Pos 10320. Telepon /
Fax (021) 3925445.
1.3 Gambaran Umum Puskesmas Kecamatan Menteng
Visi
Menjadi pusat pelayanan kesehatan primer yang professional,
komprehensif, berstandar Internasional dan menjadi pilihan utama bagi
seluruh lapisan masyarakat tahun 2020.
Misi
Menyiapkan SDM yang professional, menyediakan sarana dan
prasarana yang berstandar nasional dan internasional. Meningkatkan akses
layanan kesehatan untuk seluruh lapisan masyarakat, menyelenggarakan
UKP dan UKM secara bersamaan dan berkesinambungan.
Tujuan
 Tujuan Umum
Meningkatkan derajat Kesehatan Masyarakat di Wilayah Kecamatan
Menteng serta peningkatan potensi masyarakat untuk melaksanakan
perilaku hidup bersih dan sehat.
 Tujuan Khusus
4. Memperluas Jangkauan Pelayanan
5. Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)
6. Pengembangan Fungsi Puskesmas
7. Meningkatkan Promosi
8. Meningkatkan Sistem Informasi
9. Pengembangan Asuransi Kesehatan
Unit Layanan Kesehatan
 Layanan Kesehatan Lansia
 Layanan Kesehatan IGD 24 Jam
 Layanan Medis Tindakan
 Layanan Kesehatan Umum
 Layanan Kesehatan TB Paru
 Layanan Harm Reduction
 Layanan Rumah Bersalin
 Layanan Kesehatan Ibu dan Anak
 Layanan Kesehatan MTBS
 Layanan Kesehatan Imuniasai
 Layanan Kesehatan PTM
 Layanan Kesehatan Jiwa
 Layanan Kesehatan VCT
 Layanan Kesehatan Gigi
 Layanan Kesehatan PKPR
 Layanan laboratorium
 Layanan Radiologi
UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat)
Sesuai dengan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor
334 Tahun 2014 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Pusat
Kesehatan Masyarakat. Upaya Kesehatan Masyarakat adalah setiap
kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah
dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran
keluarga, kelompok dan masyarakat yang mempunyai tugas sebagai
berikut:
 Menyusun bahan rencana strategis, rencana kerja anggaran dan
rencana bisnis anggaran puskesmas Kecamatan sesuai dengan
lingkup tugasnya.
 Melaksanakan rencana strategis, rencana kerja anggaran dan
rencana bisnis anggaran Puskesmas Kecamatan sesuai dengan
lingkup tugasnya.
 Menyusun bahan pedoman, standard an prosedur teknis
pelaksanaan upaya kesehatan masyarakat.
 Menyelenggarakan pelayanan promosi kesehatan termasuk UKS
 Menyelenggarakan pelayanan kesehatan lingkungan
 Menyelenggarakan pelayanan kesehatan ibu dan anak dan keluarga
berencana yang bersifat UKM
 Menyelenggarakan pelayanan Gizi yang bersifat UKM
 Menyelenggarakan pelayanan pencegahan dan pengendalian
penyakit.
 Menyelenggarakan pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat
 Menyelenggarakan upaya pengembangan pelayanan kesehatan
jiwa, kesehatan gigi masyarakat, kesehatan tradisional
komplementer, kesehatan olah raga, kesehatan indera, kesehatan
lansia, kesehatan kerja dan kesehatan lainnya
 Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas
Satuan

1.4 Program Peningkatan Gizi di Puskesmas Kecamatan Menteng


Program gizi / PSM dilaksanakan setiap tahun kalender mulai bulan
Januari sampai dengan bulan September. Kegiatan yang mempunyai
sumber dana baik dari APBD, APBN Puskesmas Kecamatan Menteng
dilaksanakan sesuai perencanaan yang dilakukan sebelumnya. Berikut
adalah jenis kegiatan gizi yang dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas
Kecamatan Menteng.
1. Kegiatan Rutin Program Gizi
a. Pertemuan kader
b. Konseling Gizi setiap hari kerja
c. Pemberian Vitamin A pada balita, penderita campak, dan ibu dalam
masa nifas.
d. Suplementasi Tablet Tambah Darah (TTD)
e. Pencatatan dan pelaporan evaluasi program dalam bentuk laporan
harian dan Surat Pertanggung Jawaban (SPJ)
2. Kegiatan Program Gizi Melalui DAK dan Subsidi PEMDA DKI
Jakarta Tahun 2018
a. Intervens Balita BGM (Program PMT – P 90 hari)
b. Intervensi Baduta Gakin (Program MP-ASI)
c. Intervensi Bumil KEK
d. Sweeping Vitamin A
e. Pelacakan dan Pencatatan Gizi Buruk
f. Penyuluhan Pengasuh Bayi dan Balita
g. Rakor Gizi
h. Pembinaan Kader Posyandu
3. Kegiatan Program Gizi Non-Budgeting
a. Pemantauan garam beryodium dalam rumah tangga
b. Pemantauan pertumbuhan balita 12x per tahun
c. Operasi timbang
d. Suplementasi Vitamin A
e. Suplementasi TTD REMATRI (Tablet tambah darah bagi remaja
putri)

Tabel 1.4 Indikator dan Target Kegiatan Program Gizi Periode Januari -
September 2018

No. Indikator Target


1. Persentase kasus balita gizi buruk yang mendapat 0%
perawatan
2. Persentase balita yang ditimbang berat badannya 78%
3. Persentase bayi usia < 6 bulan yang mendapat ASI 47%
Eksklusif
4. Persentase rumah tangga mengonsumsi garam beriodium 0%
5. Persentase balita 6-59 bulan yang mendapat kapsul 87%
vitamin A
6. Persentase ibu hamil yang mendapatkan Tablet Tambah 71%
Darah (TTD) minimal 90 tablet selama masa kehamilan
7. Persentase ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) yang 80%
mendapat makanan tambahan
8. Persentase balita kurus yang mendapat makanan 85%
tambahan
9. Persentasi remaja putri yang mendapatkan TTD (Tablet 25%
Tambah Darah)
10. Persentase Ibu nifas yang mendapatkan Vitamin A 95%
11. Persentase bayi lahir dengan Inisiasi Menyusui Dini 47%
(IMD)
12. Persentase bayi dengan berat badan lahir rendah (berat 9%
badan < 2500 gram)
13. Persentase balita mempunyai buku KIA/ KMS 72%
14. Persentase balita ditimbang yang naik berat badannya 74%
(N/D)
15. Persentasi balita yang tidak naik berat badannya (T) 4%
16. Persentase balita tidak naik berat badannya setelah 4%
ditimbang dua kali berturut-turt (2T)
17. Persentase balita di Bawah Garis Merah (BGM) 0%
18. Persentase Ibu hamil dengan anemia 0%
Sumber : Laporan Puskesmas Kecamatan Menteng Tahun 2018

Dari 18 indikator yang terdapat dalam program tersebut, yang tidak


terdapat datanya, yaitu :
1. Persentase kasus balita gizi buruk yang mendapat perawatan
2. Persentase rumah tangga mengonsumsi garam beriodium

1.4.1 Cakupan Hasil Kegiatan Program Gizi Periode Januari -


September 2018
a. Pelacakan dan Pencatatan Gizi Buruk
Kegiatan pelacakan dan kunjungan rumah balita gizi kurang
dan gizi buruk ini bertujuan untuk konfirmasi kasus yang
dilaporkan, melihat kondisi sosial ekonomi balita sasaran,
pemantauan status gizi balita serta pemberian PMT-Pemulihan.
Namun, di Kecamatan Menteng, tidak ada data mengenai
cakupan balita dengan gizi buruk dikarenakan tidak adanya
penemuan kasus balita dengan gizi buruk.
b. Penimbangan Balita dan Operasi timbang
Kegiatan operasi timbang adalah kegiatan penimbangan
seluruh balita di posyandu. Apabila ada balita yang belum
ditimbang saat penimbangan, kader posyandu dapat melaksanakan
operasi timbang dengan cara melakukan penimbangan ulang diluar
jadwal posyandu maupun dengan kunjungan rumah. Tujuannya
yaitu untuk meningkatkan cakupan balita yang datang ke
posyandu, menjaring balita bawah garis merah (BGM) maupun
balita gizi kurang dan gizi buruk.

Tabel 1.5 Cakupan Persentase Balita yang Ditimbang Berat Badannya


Kecamatan Menteng Januari – September 2018

Balita yang ditimbang Berat


Jumlah Target
No Puskesmas Badannya
Sasaran (%)
Jumlah Persentase

1. Kec. Menteng 1646 1193 72

2. Kel. Kebon Sirih 604 513 84 78

3. Kel. Pegangsaan 1374 1270 92


Sumber: Laporan Evaluasi Program Gizi Kecamatan Menteng Januari – September 2018

c. Program ASI Eksklusif


Pemberian ASI Eksklusif merupakan salah satu periode
penting dari 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) anak.Untuk itu
dilaksanakan kegiatan ini untuk dapat meningkatkan cakupan
pemberian ASI terutama ASI Eksklusif untuk bayi 0-6 bulan.
Tabel 1.6 Cakupan bayi < 6 Bulan yang Mendapat ASI Eksklusif Kecamatan
Menteng Januari – September 2018
Bayi < 6 Bulan yang Mendapat
Jumlah Target
No Puskesmas ASI Eksklusif
Sasaran (%)
Jumlah Persentase

1. Kec. Menteng 127 57 44

2. Kel. Kebon Sirih 63 23 36 47

3. Kel. Pegangsaan 80 58 72
Sumber: Laporan Evaluasi Program Gizi Kecamatan Menteng Januari – September 2018

d. Pemantauan Garam Beryodium dalam Rumah Tangga


Salah satu indikator keluarga sadar gizi (KADARZI) yaitu
mengkonsumsi garam beryodium, yang mana tujuannya yaitu
untuk mengurangi prevalensi Gangguan Akibat Kekurangan
Yodium (GAKY).
Sasaran kegiatan ini adalah kader posyandu. Bentuk
kegiatannya antara lain pemberian materi mengenai garam yodium
dan persiapan kegiatan pemantauan garam yodium yang akan
dilaksanakan di posyandu. Persiapannya yang dilakukan antara lain
pendataan jumlah sasaran dan kebutuhan iodium test untuk semua
posyandu, pencatatan dan pelaporan.
Namun, di Kecamatan Johar Baru program ini belum
dilaksanakan dikarenakan tidak adanya penemuan kasus
kekurangan yodium, sehingga tidak ada data mengenai cakupan
rumah tangga yang mengonsumsi garam beryodium.

e. Pemberian Vitamin A pada Balita 6-59 Bulan


Tujuan dari kegiatan ini yaitu sebagai salah satu bentuk
upaya akselerasi cakupan vitamin A. Bentuk kegiatannya yaitu
kegiatan pemberian vitamin A pada anak yang belum mendapatkan
vitamin A pada bulan Februari.
Kegiatan ini dilaksanakan baik melalui pemberian vitamin
A di posyandu, kunjungan rumah, atau day care. Kegiatan ini
dilakukan hanya 2 kali per tahun yaitu pada bulan Februari dan
Agustus.

Tabel 1.7 Cakupan Balita 6 – 59 Bulan yang Mendapatkan Vitamin A


Kecamatan Menteng Januari – September 2018
Pemberian Vitamin A pada
Jumlah
No Puskesmas Balita 6 -59 bulan Target (%)
Sasaran
Jumlah Persentase
1. Kec. Menteng 1540 1475 95

2. Kel. Kebon Sirih 555 561 101 87

3. Kel. Pegangsaan 1313 1236 94


Sumber: Laporan Evaluasi Program Gizi Kecamatan Menteng Januari – September 2018

f. Suplementasi Tablet Tambah Darah (TTD) bagi Ibu Hamil


Merupakan pemberian minimal 90 tablet tambah darah
selama masa kehamilan untuk mencegah stunting dan mencegah
anemia dalam ibu hamil.

Tabel 1.8 Cakupan Ibu Hamil yang Mendapat Tablet Tambah Darah
minimal 90 tablet Kecamatan Menteng Januari – September 2018
Jumlah Ibu Hamil yang mendapat TTD Target
No Puskesmas
Sasaran Jumlah Persentase (%)

1. Kec. Menteng 124 44 35

2. Kel. Kebon Sirih 77 15 19 71

3. Kel. Pegangsaan 96 28 29
Sumber: Laporan Evaluasi Program Gizi Kecamatan Menteng Januari – September 2018

g. Intervensi Bumil KEK


PMT-Pemulihan merupakan pemberian makanan tambahan
yang diberikan kepada ibu hamil yang mengalami Kekurangan
Energi Kronik (KEK).

Tabel 1.9 Cakupan Ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) yang Mendapat
Makanan Tambahan Kecamatan Menteng Januari – September 2018
Ibu Hamil KEK yang
Jumlah
mendapat PMT Target(%)
No Puskesmas Sasaran
Jumlah Persentase
1. Kec. Menteng 7 7 100

2. Kel. Kebon Sirih 5 5 100 80

3. Kel. Pegangsaan 3 3 100


Sumber: Laporan Evaluasi Program Gizi Kecamatan Menteng Januari – September 2018

h. Pengadaan PMT-Pemulihan Balita


PMT-Pemulihan merupakan pemberian makanan tambahan
yang diberikan kepada balita yang mengalami gizi kurang atau gizi
buruk. PMT Pemulihan ini diberikan berupa susu formula dan
biskuit balita. Setelah pemberian PMT diharapkan balita sasaran
mengalami kenaikan berat badan sesuai dengan yang diharapkan.

Tabel 1.10 Cakupan Balita Kurus yang Mendapat Makanan Tambahan


Kecamatan Menteng Januari – September 2018
Balita Kurus yang
Jumlah
No Puskesmas Mendapat PMT Target (%)
Sasaran
Jumlah Persentase
1. Kec. Menteng 85 85 100

2. Kel. Kebon Sirih 26 26 100 85

3. Kel. Pegangsaan 64 64 100


Sumber: Laporan Evaluasi Program Gizi Kecamatan Menteng Januari – September 2018
i. Suplementasi TTD REMATRI (Tablet Tambah Darah bagi
Remaja Putri)
Suplementasi tablet tambah darah bagi remaja putri
bertujuan untuk mengurangi prevalensi anemia pada remaja putri.
Pemberian TTD diberikan kepada remaja putri di SMA-SMA di
setiap kelurahan.

Tabel 1.11 Cakupan Remaja Putri yang Mendapat Tablet Tambah Darah
Kecamatan Menteng Januari – September 2018
Remaja Putri yang
Jumlah
No Puskesmas Mendapat TTD Target (%)
Sasaran
Jumlah Persentase
1. Kec. Menteng 1323 1428 107

2. Kel. Kebon Sirih 719 730 101 25

3. Kel. Pegangsaan 662 433 65


Sumber: Laporan Evaluasi Program Gizi Kecamatan Menteng Januari – September 2018

j. Pemberian Vitamin A pada Ibu Nifas


Pemberian tablet vitamin A pertama dilakukan segera
setelah melahirkan tablet kedua diberikan sedikitnya satu hari
setelah pemberian tablet pertama dan tidak lebih dari 6 minggu
kemudian.
Tabel 1.12 Cakupan Ibu Nifas yang Mendapat Vitamin A Kecamatan
Menteng Januari – September 2018
Ibu Nifas yang Mendapat
Jumlah Target
No Puskesmas Vitamin A
Sasaran (%)
Jumlah Persentase

1. Kec. Menteng 94 80 85

2. Kel. Kebon Sirih 15 19 126 95

3. Kel. Pegangsaan 47 56 119

Sumber: Laporan Evaluasi Program Gizi Kecamatan Menteng Januari – September 2018

k. Inisiasi Menyusui Dini pada Bayi Lahir

Tabel 1.13 Cakupan Bayi Lahir dengan Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
Kecamatan Menteng Januari – September 2018

Bayi Lahir dengan IMD


Jumlah
Target
No Puskesmas Sasaran Jumlah Persentase
(%)
1. Kec.Menteng 90 89 98

2. Kel. Kebon Sirih 29 29 100 47

3. Kel. Pegangsaan 51 51 100


Sumber: Laporan Evaluasi Program Gizi Kecamatan Menteng Januari – September 2018

l. Pencatatan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BB< 2500


gram)
Pencatatan ini dilakukan untuk melihat presentase bayi
berat lahir rendah agar selalu dalam pemantauan sehingga
dikemudian hari tidak mengalami stunting.
Tabel 1.14 Cakupan Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
Kecamatan Menteng Januari – September 2018
Bayi dengan Berat
Jumlah Target
No. Puskesmas Badan Lahir Rendah
Sasaran (%)
Jumlah Persentase
1. Kec. Menteng 335 16 4,7
2. Kel. Kebon Sirih 310 6 2 9
3. Kel. Pegangsaan 14 10 71
Sumber: Laporan Evaluasi Program Gizi Kecamatan Menteng Januari – September 2018

m. Pemberian dan Pencataan Balita yang Mempunyai KIA/KMS


Buku KIA merupakan alat untuk mendeteksi secara dini
adanya gangguan atau masalah kesehatan ibu dan anak, alat
komunikasi dan penyuluhan dengan informasi yang penting bagi
ibu dan keluarga dan masyarakat mengenai pelayanan kesehatan
ibu dan anak. Sehingga diharapkan tenaga kesehatan melakukan
peningkatan dalam memfasilitasi ibu dan keluarga/pengasuh anak
dalam penggunaan Buku KIA.

Tabel 1.15 Cakupan Balita mempunyai buku KIA/KMS Kecamatan


Menteng Januari – September 2018
Balita yang Mempunyai
Jumlah Target
No Puskesmas Buku KIA/KMS
Sasaran (%)
Jumlah Persentase
1. Kec. Menteng 183 41 22
2. Kel.Kebon Sirih 67 20 29 72
3. Kel. Pegangsaan 153 23 15
Sumber: Laporan Evaluasi Program Gizi Kecamatan Menteng Januari – September 2018

n. Pemantauan Pertumbuhan Balita 12 kali per Tahun


Dari pemantauan dan penimbangan balita yang dilakukan,
dapat ditemukan balita yang naik beratnya saat ditimbang, balita
yang tidak naik beratnya, dan balita yang tidak naik beratnya
setelah ditimbang dua kali berturut-turut.
1. Balita Ditimbang yang Naik Berat Badannya (N/D)

Tabel 1.16 Cakupan Balita yang naik berat badannya (N/D) Kecamatan
Menteng Januari – September 2018
Jumlah Balita Naik Berat Badan (N) Targe
No Puskesmas
Sasaran Jumlah Persentase t (%)
1. Kec. Menteng 1156 309 27
2. Kel. Kebon Sirih 507 195 32 4
3. Kel. Pegangsaan 1275 400 31
Sumber: Laporan Evaluasi Program Gizi Kecamatan Menteng Januari – September 2018

2. Balita yang tidak naik berat badannya (T)

Tabel 1.17 Cakupan Balita Ditimbang yang Tidak Naik Berat Badannya (T)
Kecamatan Menteng Januari – September 2018
Balita Ditimbang yang Tidak
Jumlah
No Puskesmas Naik Berat Badannya (T) Target
Sasaran
Jumlah Persentase (%)
1. Kec. Menteng 1156 309 27
2. Kel. Kebon Sirih 507 195 32 4
3. Kel. Pegangsaan 1275 400 31
Sumber: Laporan Evaluasi Program Gizi Kecamatan Menteng Januari – September 2018

3. Balita Tidak Naik Berat Badannya Setelah Ditimbang Dua


Kali Berturut-turut (2T)
Tabel 1.18 Cakupan Balita Tidak Naik Berat Badannya Setelah Ditimbang
Dua Kali Berturut-turut (2T) Kecamatan Menteng Januari – September
2018
Balita Tidak Naik Berat
Jumlah Badannya Dua Kali Target
No Puskesmas
Sasaran Berturut - Turut (2T) (%)
Jumlah Persentase
1. Kec.Menteng 1156 18 1,5
2. Kel. Kebon Sirih 501 11 2,1 4
3. Kel.Pegangsaan 1275 12 0,9
Sumber: Laporan Evaluasi Program Gizi Kecamatan Menteng Januari – September 2018

o. Intervensi Balita di Bawah Garis Merah (BGM)


Berat badan yang berada pada pita hijau selalu
dipersepsikan sebagai gizi baik, sementara berat badan dengan pita
kuning merupakan warning kepada ibu-ibunya agar jangan sampai
memasuki ke pita merah atau biasa di sebut BGM, karena apabila
pada KMS sudah tercantum garis merah, dapat cenderung
dikatakan anak tersebut mengalami gizi buruk.

Tabel 1.19 Cakupan Balita di Bawah Garis Merah (BGM) Kecamatan


Menteng Januari – September 2018
Balita di Bawah Garis Merah
Jumlah Target
No Puskesmas (BGM)
Sasaran (%)
Jumlah Persentase
1. Kec.Menteng 1156 7 0,6
2. Kel.Kebon Sirih 501 2 0,4 0
3. Kel. Pegangsaan 1275 6 0,5
Sumber: Laporan Evaluasi Program Gizi Kecamatan Menteng Januari – September 2018
p. Pemeriksaan Kadar Hb Ibu Hamil

Tabel 1.20 Cakupan Ibu Hamil dengan Anemia Kecamatan Menteng Januari
– September 2018
Ibu Hamil dengan Anemia
Jumlah
No Puskesmas Target
Sasaran Jumlah Persentase
(%)
1. Kec.Menteng 43 10 23
2. Kel. Kebon Sirih 15 3 20 0
3. Kel. Pegangsaan 31 5 16
Sumber: Laporan Evaluasi Program Gizi Kecamatan Menteng Januari – September 2018

1.5 Identifikasi Masalah


Dari berbagai hasil pencapaian program kegiatan gizi yang
dievaluasi di Puskesmas Kecamatan Senen periode Januari – September
2018 maka didapatkan identifikasi masalah sebagai berikut:
1. Persentase balita yang ditimbang berat badannya di Puskesmas
Kecamatan Menteng periode Januari – September 2018 sebesar 72%
2. Persentase balita yang ditimbang berat badannya di Puskesmas
Kelurahan Kebon Sirih periode Januari – September 2018 sebesar
84%
3. Persentase balita yang ditimbang berat badannya di Puskesmas
Kelurahan Pegangsaan periode Januari – September 2018 sebesar 92%
4. Persentase bayi < 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif di Puskesmas
Kecamatan Menteng periode Januari – September 2018 sebesar 44%
5. Persentase bayi < 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif di Puskesmas
Kelurahan Kebon Sirih periode Januari – September 2018 sebesar
36%
6. Persentase bayi < 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif di Puskesmas
Kelurahan Pegangsaan periode Januari – September 2018 sebesar 72%
7. Persentase balita 6 – 59 bulan yang mendapatkan Vitamin A se–
Kecamatan Menteng periode Januari – September 2018 sebesar 96%
8. Persentase ibu hamil yang mendapatkan Tablet Tambah Darah (TTD)
minimal 90 tablet selama kehamilan se–Kecamatan Menteng periode
Januari – September 2018 sebesar 27%
9. Persentase ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) yang mendapat
makanan tambahan se–Kecamatan Menteng periode Januari –
September 2018 sebesar 100%
10. Persentase balita kurus yang mendapat makanan tambahan se–
Kecamatan Menteng periode Januari – September 2018 sebesar 100%
11. Persentase remaja putri yang mendapat Tablet Tambah Darah (TTD)
se–Kecamatan Menteng periode Januari – September 2018 sebesar
91%
12. Persentase ibu nifas yang mendapat Vitamin A di Puskesmas
Kecamatan Menteng periode Januari – September 2018 sebesar 85%
13. Persentase ibu nifas yang mendapat Vitamin A di Puskesmas
Kelurahan Kebon Sirih periode Januari – September 2018 sebesar
126%
14. Persentase ibu nifas yang mendapat Vitamin A di Puskesmas
Kelurahan Pegangsaan periode Januari – September 2018 sebesar
119%
15. Persentase bayi lahir dengan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) se–
Kecamatan Menteng periode Januari – September 2018 sebesar 99%
16. Persentase bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di
Puskesmas Kecamatan Menteng Januari – September 2018 sebesar
4%
17. Persentase bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di
Puskesmas Kelurahan Kebon Sirih Januari – September 2018 sebesar
0,9%
18. Persentase bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di
Puskesmas Kelurahan Pengangsaan Januari – September 2018 sebesar
71%
19. Persentase balita mempunyai buku KIA/KMS se-Kecamatan Menteng
Januari – September 2018 sebesar 22%
20. Persentase balita yang naik berat badannya (N/D) se-Kecamatan
Menteng Januari – September 2018 sebesar 52%
21. Persentase balita ditimbang yang tidak naik berat badannya (T) se-
Kecamatan Menteng Januari – September 2018 sebesar 27%
22. Persentase balita tidak naik berat badannya setelah ditimbang dua kali
berturut-turut (2T) se-Kecamatan Menteng Januari – September 2018
sebesar 1,5%
23. Persentase Balita di Bawah Garis Merah (BGM) se-Kecamatan
Menteng Januari – September 2018 sebesar 0,6%
24. Persentase ibu hamil dengan anemia se-Kecamatan Menteng Januari –
September 2018 sebesar 23%

1.6 Rumusan Masalah


Setelah didapatkan identifikasi masalah dari program gizi di
Puskesmas Kecamatan Menteng maka dengan cara menghitung dan
membandingkan nilai kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected)
dengan apa yang telah terjadi (observed) akan dipilih dua masalah yang
menjadi prioritas utama untuk diselesaikan. Selanjutnya dilakukan
perumusan masalah untuk membuat perencanaan yang baik sehingga
masalah yang ada dapat diselesaikan. Rumusan masalah meliputi 4 W 1 H
(What, Where, When, Whose, How much) Rumusan masalah dari program
gizi Puskesmas adalah sebagai berikut:
1. Persentase balita yang ditimbang berat badannya di Puskesmas
Kecamatan Menteng periode Januari – September 2018 kurang dari
target sebesar 72%
2. Persentase balita yang ditimbang berat badannya di Puskesmas
Kelurahan Kebon Sirih periode Januari – September 2018 melebihi
dari target sebesar 84%
3. Persentase balita yang ditimbang berat badannya di Puskesmas
Kelurahan Pegangsaan periode Januari – September 2018 melebihi
dari target sebesar 92%
4. Persentase bayi < 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif di Puskesmas
Kecamatan Menteng periode Januari – September 2018 kurang dari
target sebesar 44%
5. Persentase bayi < 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif di Puskesmas
Kelurahan Kebon Sirih periode Januari – September 2018 kurang dari
target sebesar 36%
6. Persentase bayi < 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif di Puskesmas
Kelurahan Pegangsaan periode Januari – September 2018 melebihi
dari target sebesar 72%
7. Persentase balita 6 – 59 bulan yang mendapatkan Vitamin A se–
Kecamatan Menteng periode Januari – September 2018 melebihi dari
target sebesar 96%
8. Persentase ibu hamil yang mendapatkan Tablet Tambah Darah (TTD)
minimal 90 tablet selama kehamilan se–Kecamatan Menteng periode
Januari – September 2018 kurang dari target sebesar 27%
9. Persentase ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) yang mendapat
makanan tambahan se–Kecamatan Menteng periode Januari –
September 2018 melebihi dari target sebesar 100%
10. Persentase balita kurus yang mendapat makanan tambahan se–
Kecamatan Menteng periode Januari – September 2018 melebihi dari
target sebesar 100%
11. Persentase remaja putri yang mendapat Tablet Tambah Darah (TTD)
se–Kecamatan Menteng periode Januari – September 2018 melebihi
dari target sebesar 91%
12. Persentase ibu nifas yang mendapat Vitamin A di Puskesmas
Kecamatan Menteng periode Januari – September 2018 kurang dari
target sebesar 85%
13. Persentase ibu nifas yang mendapat Vitamin A di Puskesmas
Kelurahan Kebon Sirih periode Januari – September 2018 melebihi
dari target sebesar 126%
14. Persentase ibu nifas yang mendapat Vitamin A di Puskesmas
Kelurahan Pegangsaan periode Januari – September 2018 melebihi
dari target sebesar 119%
15. Persentase bayi lahir dengan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) se–
Kecamatan Menteng periode Januari – September 2018 melebihi dari
target sebesar 99%
16. Persentase bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di
Puskesmas Kecamatan Menteng Januari – September 2018 kurng dari
target sebesar 4%
17. Persentase bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di
Puskesmas Kelurahan Kebon Sirih Januari – September 2018 kurang
dari target sebesar 0,9%
18. Persentase bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di
Puskesmas Kelurahan Pengangsaan Januari – September 2018
melebihi dari target sebesar 71%
19. Persentase balita mempunyai buku KIA/KMS se–Kecamatan Menteng
Januari – September 2018 kurang dari target sebesar 22%
20. Persentase balita yang naik berat badannya (N/D) se-Kecamatan
Menteng Januari – September 2018 melebihi dari target sebesar 52%
21. Persentase balita ditimbang yang tidak naik berat badannya (T) se-
Kecamatan Menteng Januari – September 2018 melebihi dari target
sebesar 30%
22. Persentase balita tidak naik berat badannya setelah ditimbang dua kali
berturut-turut (2T) se-Kecamatan Menteng Januari – September 2018
kurang dari target sebesar 1,5%
23. Persentase Balita di Bawah Garis Merah (BGM) se-Kecamatan
Menteng Januari – September 2018 melebihi dari target sebesar 0,5%
24. Persentase ibu hamil dengan anemia se-Kecamatan Menteng Januari –
September 2018 melebihi dari target sebesar 23%

Anda mungkin juga menyukai