Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Teknik PWK Volume 2 Nomor 2 2013

Online : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/pwk
__________________________________________________________________________________________________________________

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA LAHAN DI KAWASAN BANJARSARI


KELURAHAN TEMBALANG, SEMARANG

Nararya Adi Prasetya¹ dan PM. Broto Sunaryo²


1
Mahasiswa Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
2
Dosen Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
email : nararyaadi@yahoo.com

Abstrak: Kota Semarang sebagai pusat pemerintahan Jawa Tengah sangat diminati dan dijadikan tujuan untuk
mencari penghasilan yang lebih tinggi dari kota-kota atau kabupaten disekitarnya. Hal tersebut menyebabkan
tingginya permintaan terhadap tempat tinggal dan permukiman di Kota Semarang. Harga lahan yang cukup
tinggi pada pada pusat kota, tidak dapat dijangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah, hingga membuat
masyarakat tersebut bergeser ke wilayah pinggiran kota. Berkembangnya Kota Semarang kearah selatan juga
dipicu oleh pergeseran masyarakat yang tidak dapat mengakses lahan di pusat kota.Salah satu contoh
kawasan suburban Semarang yang terus berkembang adalah kawasan Tembalang. Pergeseran pembangunan
dari urban ke wilayah suburban, umumnya berawal dari pembangunan suatu fungsi kawasan baru, seperti
kampus, industri, kantor pemerintahan, dan lain-lain. (Wunas, 2011:30). Kawasan Tembalang berkembang dari
fungsi kawasan kampus yang berskala regional maupun nasional, dan juga adanya wacana dari pemerintah
tentang pengembangan kota mandiri di kawasan Tembalang. Lama kelamaan wilayah pinggiran atau
suburban yang sepi berubah padat ramai. Hingga terjadi anomali harga lahan di wilayah di Tembalang, yang
secara khusus pada Kawasan Banjarsari. Tujuan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor apa
saja yang mempengaruhi harga lahan di Kawasan Banjarsari, diangkat dari fenomena meroketnya harga lahan
di kawasan Tembalang. Dengan pendekatan positivistik dan rasionalistik dari literature, teori serta fakta yang
diperoleh dari studi empiris dengan wawancara dan kuesioner untuk mendapatkan variabel yang sesuai
tentang harga lahan. Analisis R faktor digunakan untuk mengetahui faktor paling dominan, dengan
menggugurkan, atau menggabungkan beberapa variabel yang mempengaruhi harga lahan di Kawasan
Tembalang. Terdapat 11 variabel awal dan berkurang menjadi 10 variabel tetap. Dari 10 variabel tersebut
menggabung dan terbentuk tiga faktor dominan, yaitu fasilitas, aksesibilitas, faktor supply and demand . Faktor
yang memiliki kontribusi paling besar yaitu fasilitas (43,98%), dan faktor supply and demand yang paling kecil
(12,82%).
Kata Kunci : : lahan, harga lahan, perkembangan wilayah pinggiran kota

Abstract: Semarang City in Central Java as the central government is in high demand and used for the purpose
of seeking a higher income from the towns or the surrounding counties. This led to high demand for housing in
the Semarang city. Land prices are quite high at the downtown, can not be reached by low-income
communities, as the result society shifted to suburban areas. The development towards the south of Semarang
is also triggered by a shift in the community who can not access land in the downtown.One example of the
growing suburban of Semarang is Tembalang region. The shift of development from urban to suburban areas,
generally begins with the construction of a new function, such as campus, industrial, government offices, and
others. (Wunas, 2011:30). Tembalang region growing from the campus area function in regional and national
scale, as well as the discourse of the government on the development of independent city in the Tembalang.
Eventually suburban densely crowded changing. Land prices in the area Tembalang also experienced significant
changes.

Teknik PWK; Vol. 2; No. 2; 2013; hal. 223-232 | 223


Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Lahan … Nararya Adi Prasetya dan Broto Sunaryo

The purpose of research conducted to determine the factors that influence the price of land in the Banjarsari
area, which is lifted from the phenomenon of drastically increasing of land prices in Tembalang. With a
positivistic and rationalistic approaches from the literature, theories and facts obtained from empirical studies
with interviews and questionnaires to obtain the appropriate variables on land prices. R factor analysis is used
to determine the most dominant factor, with abort, or combine several variables that affect the price of land in
the area Tembalang. There are 11 initial variable and fixed reduced to 10 variables. Of the 10 variables to
merge and form the three dominant factors, namely facilities, accessibility, supply and demand factors. Factors
that have contributed most the facilities (43.98%), and factor suplly and demand the least (12.82%.).
Key words: : land, land price, suburban development

PENDAHULUAN kafe dan rumah makan, toko, ruko, kos-kosan,


Perkembangan kota saat ini dalam laundry, fotokopi, warnet, perumahan hingga
lingkup nasional, cenderung mengutamakan estate. Permukiman kawasan Tembalang
fungsi, polanya berubah menjadi tidak sukses dalam mengembangkan wilayah dan
terstruktur (urban sprawl) pada wilayah menarik penduduk dari pusat kota.
suburban. Kelompok-kelompok perumahan Wilayah yang akan di lakukan penelitian
tidak terintegrasi dengan fasilitas publik, yaitu Kawasan Banjarsari Kelurahan
seperti pusat perbelanjaan, sarana kesehatan, Tembalang, yang meliputi sub-kawasan
pendidikan, dan perdagangan jasa.Wilayah Perumda, sub-kawasan Sirojudin dan sub-
pinggiran mempunyai fungsi penampung kawasan Banjarsari. Wilayah penelitian hanya
limpasan penduduk dari pusat kota. Daerah berada di RW 1, RW 2, RW 3 dan RW 5 karena
terbangun semakin meluas, diperlukan lahan di kawasan ini sangat terlihat jelas . Untuk
yang cukup luas, perkembangan mendatar lebih jelasnya dapat dilihat pembagian wilayah
membuktikan pengaruh pusat kota menjadi studi pada Gambar 1 di bawah ini.
semakin luas dan jauh. Bila pengembangan
kota tidak konsentris, akan terbentuk pusat-
pusat kota yang baru yang berada disekitar
pusat kota utama (Adisasmita, 2005:79).
Kota Semarang merupakan daerah
perkotaan yang mempunyai beragam aktivitas
karena sebagai pusat pemerintahan bagi
Propinsi Jawa Tengah. Terutama aktivitas
ekonomi yang cukup baik membuat penduduk
dari daerah pinggiran datang ke Kota
Semarang untuk bekerja maupun tinggal. Hal
ini berdampak pada permintaan akan
permukiman di Kota Semarang menjadi tinggi,
akan tetapi harga tanah dan perumahan di
perkotaan cukup mahal, sehingga tidak dapat
dijangkau oleh masyarakat berpenghasilan Sumber: Google Earth, 2012
rendah. Salah satu contoh kawasan suburban
Semarang yang sedang berkembang adalah GAMBAR 1
kawasan Tembalang. Jarak Tembalang dengan DELINIASI WILAYAH STUDI
pusat kota cukup jauh, kurang lebih sekitar 15
kilometer. Namun, beberapa tahun terakhir Lahan di kota yang menjadi sebuah
kawasan Tembalang semakin ramai dan padat, komoditas dengan jumlah terbatas dengan
bisa dibuktikan dengan melihat banyak permintaan yang meningkat dari hari ke hari.
bermunculan mini-market baru, menjamurnya Penawaran lahan dengan harga terjangkau
semakin sulit diakses karena semakin

Teknik PWK; Vol. 2; No. 2; 2013; hal. 223-232 | 224


Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Lahan … Nararya Adi Prasetya dan Broto Sunaryo

mahalnya harga lahan, masyarakat menengah komoditas untuk dimanfaatkan, dimiliki,


ke bawah semakin terasing bahkan tanpa diperjual-belikan, demi kesenangan atau
tempat tinggal. Tetapi wilayah pinggiran yang keuntungan pribadi tetapi lahan dianggap
masih memiliki banyak potensi lahan belum sumber daya milik bersama, layaknya air dan
terbangun, harga yang ditawarkan juga udara, yang harus dilestarikan dan dipelihara
cenderung jauh lebih murah dari pusat kota dengan mempertimbangkan secara tepat
dengan berbagai keunggulan dan kekurangan. dampaknya terhadap masyarakat sebagai
Kawasan Tembalang sukses keseluruhan dan pada kondisi saat sumber
berkembang dalam beberapa tahun terakhir, daya alam milik bersama itu akan diwariskan
menyebabkan terjadinya anomali kenaikan pada generasi mendatang
harga lahan yang semakin tidak wajar. terlihat
dari 70% lahan yang ada didominasi oleh Tanah dalam sudut pandang ekonomi,
ruang terbangun (Kecamatan Tembalang akan dipengaruhi oleh lima hal sebagai berikut
dalam Angka, 2010). Isu tentang lahan ini (Sadyohutomo: 2008) :
adalah salah satu isu yang sangat penting,
 Dengan asumsi bahwa informasi
mengingat pembangunan daerah
tersedia lengkap bagi setiap orang, dan
membutuhkan lahan sedangkan tuntutan
pertukaran dapat dilakukan dengan
kebutuhan lahan dari berbagai agen
bebas tanpa paksaan dari berbagai
pembangunan semakin tinggi. Pertarungan
pihak, kegunaan atau kepuasan yang
memperebutkan lahan selalu terjadi, dari
didapatkan dari tanah akan sama
pihak swasta, pemerintah pusat dan daerah,
dengan perbandingannya dengan
maupun masyarakat sendiri seperti bersaing
kekayaan lain.
mendapatkan lahan yang dibutuhkannya.
 Berkaitan dengan hokum ekonomi,
Tetapi mahalnya harga lahan juga
kelangkaan menentukan harga
berdampak pada masuknya investor. Kesulitan
komoditi. Sumber daya tanah yang
menggaet investor juga berpengaruh terhadap
semakin langka juga akan semakin tinggi
pengembangan kawasan ke depannya, dengan
harga, sesuai dengan hukum mikro.
harga lahan yang mahal, investor enggan
menambah atau mengembangkan usahanya  Sisi permintaan yang selalu meningkat.
yang berakibat mengecilnya kemampuan Dengan kondisi normal-pun harga tanah
untuk pengembangan kawasan. Kasus yang akan terus meningkat, karena manusia
terjadi di suburban Tembalang, harga lahan semakin banyak, pertumbuhan ekonomi
hampir sama mahalnya dengan harga lahan dan investasi yang memerlukan tanah,
yang ada di pusat kota. Dengan meroketnya serta tingkat kesejahteraan masyarakat.
harga lahan, ketimpangan dalam perolehan Hubungan sisi penawaran dan
sumberdaya lahan ini menjadi tidak seimbang. permintaan tanah digambarkan sebagai
Hanya yang memiliki modal besar saja yang berikut:
bisa dengan mudah memiliki lahan dengan P Supp
porsi yang jauh lebih besar ketimbang rakyat.
ly
Hal tersebut memunculkan pertanyaan
penelitian faktor apa saja yang
mempengaruhi harga lahan dan mengapa
D
faktor tesebut muncul di Kawasan Banjarsari,
Kelurahan Tembalang? D2
1
Q
KAJIAN LITERATUR Sumber: Sadyohutomo, 2008
Lahan dan Harga Lahan
GAMBAR 2
Terdapat dua pengertian dari konsep
lahan menurut Thomas H. Roberts dalam HUBUNGAN ANTARA PENAWARAN DAN
Catanese & Snyder (1992), lahan adalah PERMINTAAN TANAH

Teknik PWK; Vol. 2; No. 2; 2013; hal. 223-232 | 225


Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Lahan … Nararya Adi Prasetya dan Broto Sunaryo

Harga tanah ditentukan oleh titik lahan didapat dari keseragaman fungsi lahan
potong antara garis permintaan dengan yang mengelilingi daerah pusat produksi.
penawaran. Peningkatan jumlah Faktor utama yang mempengaruhi dan
permintaan digambarkan dengan menentukan pola penggunaan lahan , adalah
bergesernya D1 ke D2 . Sementara biaya transportasi. Biaya transportasi tersebut
penawaran (supply) relative tetap (garis dihubungkan dengan jarak dan sifat dari
vertikal). Dalam hal ini terjadi barang dagangan, Von Thunen berasumsi
peningkatan pada harga tanah lebih terhadap barang hasil pertanian.
besar dibanding dengan peningkatan Penjelasannya yaitu, semakin jauh jarak dari
permintaan. lokasi tempat dimana barang tersebut
diproduksi, maka semakin besar biaya
 Kemudahan dalam transfer yang transportasi yang dikeluarkan.
tergantung pada status penguasaannya Berdasar pada keempat asumsi yang
(legalitas tanah) dijelaskan diatas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa daerah yang terisolir tersebut
 Peruntukannya dalam rencana tata
menghasilkan adanya persebaran penggunaan
ruang. Peruntukan penggunaan tersebut
lahan. Penggunaan lahan menyebabkan
menentukan nilai jual tanah yang
adanya istilah sewa lahan. Sewa lahan
bersangkutan. Semakin tinggi
menunjukkan adanya kegiatan ekonomi dari
peruntukkannya maka harga tanahnya
suatu tempat menuju pusat atau tempat
juga tinggi.
produksi. Sewa lahan yang dimaksud adalah
Penggunaan lahan memiliki hubungan penghasilan total petani pada bidang tertentu
yang erat dengan nilai lahan. Nilai lahan dapat yang dikurangi oleh biaya produksi dan biaya
dipengaruhi dari kesuburan dan lokasi lahan transportasi.
tersebut. Lahan yang subur dapat William Alonso (1971) dalam
memberikan output yang lebih besar pula, Ardhityatama (2011) membahas hubungan
sehingga dapat memberikan nilai dan harga antarlokasi dengan penggunaan lahan.
lahan yang lebih tinggi. Semakin tinggi Berdasar pada sewa lokasi yang dikemukakan
aksesibilitas, maka keberadaan kegiatan oleh Von Thunen, Alonso juga membuat
konsumen terhadap barang dan jasa akan empat asumsi guna mendukung teorinya
semakin meningkat. tersebut. Pendapat Alonso, ada lima poin
Nilai lahan (land value) adalah suatu penting yang perlu diperhatikan dalam
hasil penilaian atas lahan didasarkan pada teorinya. Yaitu kaitan tentang, bid rent curve,
kemampuan lahan secara ekonomis dalam land use, dan land value.
hubungannya dengan strategi ekonomi lahan  Bid-rent curve dapat digunakan untuk
tersebut, dan dipengaruhi oleh fungsi, letak semua jenis penggunaan lahan
atau lokasi, produktivitas lahan serta faktor-  Keseimbangan harga sewa untuk tiap
faktor lain yang memberikan keuntungan lokasi ditentukan oleh penawaran
secara ekonomi. tertinggi
Harga lahan adalah penilaian lahan  Karena ditentukan oleh penawaran
yang dilihat dari harga nominal satuan uang tertinggi, maka kegiatan dengan harga
untuk satuan luas yang berlaku pada pasaran sewa paling tinggi akan menempati
lahan (Drabkin, 2008). lokasi sentral (strategis)
 Dengan adanya persaingan ketat
Teori Lokasi dan Best Practice dalam penawaran harga terhadap
Von Thunen (1826) dalam Ardhityatama lokasi dan penggunanya, maka guna
(2011) adalah orang yang pertama kali lahan akan menentukan nilai lahan
mengemukakan tentang teori nilai lahan yang  Nilai lahan dapat ditentukan dengan
berpendapat tentang keuntungan penggunaan pola penggunaan lahan, karena

Teknik PWK; Vol. 2; No. 2; 2013; hal. 223-232 | 226


Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Lahan … Nararya Adi Prasetya dan Broto Sunaryo

penggunaan lahan terkait erat dengan menjelaskan penentuan harga tanah oleh
kemampuan untuk membayar sewa pemegang hak atas tanah sebagai berikut:
lahan tersebut.  Harga tanah atau lahan didasarkan
B.J. Berry (1963) dalam Billah (1999) atas kesuburan tanah (teori Ricardo-
mengemukakan perbedaan terhadap teori Marx)
lokasi yang telah dijelaskan oleh Alonso dan  Harga tanah didasarkan atas jarak
Von Thunen. Perbedaan yang disampaikan metric ke pusat kegiatan sosial-
oleh Berry terhadap teori Alonso dan Von ekonomi (teori Von Thunen)
Thunen memang benar jika teori tersebut  Teori nilai hedonis yang diungkapkan
diaplikasikan di daerah pedesaan, tetapi tidak Muth, Lancaster, dan Rosen, dimana
sepenuhnya benar untuk kota-kota besar. harga tanah ditentukan oleh faktor
Terkait dengan berkembangnya transportasi intrinsic (luas tanah, status), faktor
di kota besar, dan sistem yang modern, maka lokasi (kedekatan ke pusat
jalan atau aksesibilitas alternatif yang berupa kegiatan/fasilitas sosial-ekonomi) dan
jalur transportasi lingkar atau dikenal dengan faktor lingkungan sekitarnya (polusi,
ring road. Ring road akan menimbulkan titik bising, etnis, landscape, dan
strategis perpotongan jalan, perpotongan sebagainya).
tersebut mengakibatkan meningkatnya Namun ketiga teori diatas perlu
aksesibilitas dibandingkan dengan jalan yang dilengkapi dengan faktor ‘persepsi
tidak memiliki perpotongan. Dalam teorinya, masyarakat’ terhadap lahan yang sangat erat
perpotongan jalan (ring road) akan untuk kasus di Indonesia. Tanah sejak lama
menimbulkan mini peak atau puncak kecil. diidentifikasikan dengan unsur kesejahteraan
Sedangkan grand peak atau puncak utama dimana kepemilikan tanah menunjukkan
berada di pusat kota. tingkat kesejahteraan (sign of richness).
Philip Kivell (1993) mengungkapkan Dengan fenomena tingginya harga penawaran
untuk beberapa alasan yang berhubungan tanah pada dasarnya mengikuti pasar yang
dengan sifat lahan tertentu, biasanya rasional. Dalam konteks ini, faktor persepsi
diasumsikan bahwa faktor permintaan masyarakat terhadap value (nilai) sangat
(demand) lebih penting daripada pasokan menetukan besarnya kenaikan harga tanah.
lahan, ketika mempertimbangkan alokasinya. Sering melebihi harga wajar yang lebih
Pasokan lahan yang relative inelastic, sehingga ditentukan dari unsur intrinsik, faktor lokasi,
pada dasarnya permintaan yang dapat dan faktor lingkungan sekitarnya.
menetapkan harga. Penggunaan lahan Aktivitas pengembangan sejumlah
perkotaan ditentukan oleh masing-masing proyek berskala besar akan memicu kenaikan
individu dengan masing-masing fungsinya, harga lahan, terbukti pada tanah yang ada di
seperti untuk pekerjaan, perumahan, Pluit, yang dua tahun lalu hanya Sembilan juta
perbelanjaan dan aktivitas perkotaan lainnya sampai sepuluh juta per meter persegi,
Dalam prakteknya yang terjadi sekarang menjadi 10 hingga 15 juta per meter
dilapangan, proses penawaran dilakukan persegi. Sebagian pengamat property
individu perseorangan maupun perusahaan kenaikan harga ini dinilai overvalue. Karena
(pengusaha) yang mencoba mendapatkan idealnya, kenaikan tanah di kawasan itu
lahan melalui pasar secara langsung akan sekitar 10-12% per tahun. Namun kawasan
memperhitungkan sepaket atribut atau Pluit ini termasuk fenomenal karena adanya
kelengkapan yang tidak terpisahkan, yaitu tambahan beroperasinya ruas Jakarta Outer
lokasi, jarak pelayanan, fasilitas, kegiatan Ring Road W1 yang menghubungkan wilayah
pendukung, kualitas lingkungan, sektor sosial Jakarta Utara dengan Jakarta Barat dan
dan transportasi Jakarta Selatan, membuat pasar Pluit semakin
Menurut pu.go.id (diakses tanggal 26 diminati konsumen. Penyebab lain adanya
Maret 2012) menyebutkan tentang teori yang kenaikan harga yang signifikan, dinilai karena

Teknik PWK; Vol. 2; No. 2; 2013; hal. 223-232 | 227


Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Lahan … Nararya Adi Prasetya dan Broto Sunaryo

ada persaingan yang cukup ketat untuk variable-variabel yang telah didapat dari
mendapatkan cadangan lahan yang tersisa di beberapa sumber. Variable tersebut perlu
kawasan tersebut, yang berdampak pada disederhanakan karena terdapat beberapa
siklus harga yang tidak seimbang, yang artinya variable yang sama dan ada beberapa variable
faktor lokasi menjadi sangat penting. yang menggabung. Dengan penelitian
(propertynbank.com) kuantitatif menggunakan pendekatan deduktif
Kenaikan harga yang dikatakan dalam meliputi tahap pengujian suatu literatur yang
rajaproperty.net (diakses tanggal 26 Maret menghasilkan variabel dan menggunakan
2012) sejumlah kenaikan harga yang terjadi di instrumen untuk mengukur variabel tersebut
kawasan pinggiran Jakarta disebabkan karena sehingga menghasilkan kesimpulan dan saran
segala kelengkapan fasilitas yang dibutuhkan dari penelitian.
orang perkotaan sudah tersedia di sana, dan Untuk ukuran sampel yang dipilih dalam
menjadi salah satu daya tarik kawasan. suatu populasi ditentukan menggunakan
Fasilitas yang dimaksud lengkap, seperti rumus Slovin. Untuk lebih jelasnya penentuan
sekolah, rumah ibadah sarana olah raga, jumlah sampel dapat dilihat dari perhitungan
hingga taman rekreasi. Dengan melihat yang telah dilakukan pada Tabel 1 dibawah ini.
pertumbuhan harga luar biasa ini, tidak
menutup kemungkinan melakukan investasi TABEL I
tanah dalam sepuluh tahun kedepan menjadi JUMLAH SAMPEL DARI JUMLAH POPULASI
sebuah trend. RW Jumlah Populasi Sampel KK per
Penyebab lain yang mempengaruhi (KK) RW
kenaikan harga karena adanya booming
property pada tahun 2004-2006 dan adanya RW 1 251 22
dampak dari pembangunan jalan tol yang
memberikan akses ke bandara. Hasan RW 2 225 19
Pambudi sebagai Senior Manager Research
RW 3 168 16
Knight Frank berpendapat ketersediaan lahan
yang kian menyempit, lokasi tanah strategis, RW 5 83 7
infrastruktur, dan transaksi jual beli pada
tahun sebelumnya telah menjadi penyebab Jumlah 727 64
lonjakkan kenaikan harga tanah yang ada di
Jakarta. (property.okezone.com) Sumber: Hasil Analisis Peneliti, 2012

METODE PENELITIAN Jenis analisis yang digunakan dalam


Penelitian tentang faktor-faktor yang penelitian, untuk menjawab pertanyaan dan
mempengaruhi harga lahan di kawasan mencapai tujuan penelitian sesuai dengan
Banjarsari ini, akan menggunakan pendekatan sasaran penelitian yang akan dicapai yaitu:
penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif
berlandaskan pada filsafat positivistik dan Analisis Faktor yang digunakan adalah R Factor
rasionalistik. Pendekatan postivistik digunakan Analysis berupa matrik korelasi antarvariabel.
dalam mencari variable yang dapat Dibantu dengan penggunaan metode
berpengaruh terhadap harga lahan, melalui penskalaan Likert untuk mengetahui faktor-
pengumpulan data sekunder yaitu dengan faktor apa saja yang mempengaruhi harga
kajian literature teori-teori, jurnal ilmiah, lahan di Kelurahan. Metode ini digunakan
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya karena memiliki beberapa kemudahan dalam
tentang harga lahan, dan best practice dari menentukan skor dan kefleksibelan dalam
kasus-kasus yang terjadi pada lahan yang penentuan jumlah pertanyaan atau alternatif
memiliki karakteristik yang hampir sama jawaban. Skala Likert dalam penelitian ini
dengan kawasan Tembalang. Pendekatan menggunakan skala ganjil, atau skala lima.
rasionalistik digunakan untuk meringkas

Teknik PWK; Vol. 2; No. 2; 2013; hal. 223-232 | 228


Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Lahan … Nararya Adi Prasetya dan Broto Sunaryo

Yaitu antara sangat tidak setuju, tidak setuju, Dalam proses analisis faktor yang dilakukan,
ragu-ragu, setuju, dan sangat setuju. terdapat sepuluh dari 11 variabel yang dapat
di lanjutkan untuk membentuk faktor.
Hasil Pembahasan Variabel kesuburan lahan memiliki nilai
Sebelas variabel berpengaruh didapatkan korelasi terkecil, dibawah 0,5, maka variabel
dari teori lahan, penelitian yang telah kesuburan lahan dianggap gugur. Jika dilihat
dilakukan, best practice, dan studi empiris di dari kondisi eksisting di lapangan, kawasan
lapangan. Sebelas variabel ini adalah: Banjarsari sebagian besar sudah tertutup oleh
 Letak lokasi: Dekat dengan suatu bangunan, dan kesuburan lahan menjadi tidak
pusat kegiatan (dalam kasus kawasan relevan.
Banjarasari adalah kegiatan
pendidikan). Dekat dengan kawasan TABEL 2
perdagangan dan jasa (perbelanjaan) VARIABEL YANG MEMPENGARUHI HARGA
 Faktor sosial: adanya trend, interaksi LAHAN KAWASAN BANJARSARI
antarwarga, pertumbuhan penduduk, a
Rotated Component Matrix
persaingan konsumen
 Jarak ke CBD: CBD yang dimaksud variabel
Component
ada;ah outlying CBD seperti Undip, 1 2 3
karena kawasan Tembalang
Lokasi .142 .761 -.051
merupakan kawasan pendidikan
Sosial -.207 -.454 .576
 Aksesibilitas: mudah mencapai pusat
kawasan (Undip sebagai outlying Jarak_CBD -.388 -.606 -.359
CBD), mudah mencapai jalur Aksesibilitas .274 .852 -.075
transportasi umum, kemudahan dan Transportasi .120 .783 -.091
kenyamanan dalam melakukan Lingkungan .600 .444 .114
aktivitas.
Guna_Lahan .864 .121 -.366
 Jaringan transportasi: adanya jalur
transportasi umum, kemudahan Fasilitas .951 .159 .037
menggunakan transportasi umum Infrastruktur .780 .289 .250
maupun pribadi untuk melakukan Demand .126 .054 .875
kegiatan sehari-hari.
 Kualitas lingkungan: keadaan eksisting Sumber: Hasil Analisis SPSS, 2012
tentang kebisingan, polusi udara,
kebersihan, dan kondisi lingkungan Setelah diketahui bahwa tiga faktor
yang menyenangkan merupakan jumlah paling optimal, maka table
 Penggunaan lahan: aktivitas dan Rotated Component Matrix ini menunjukkan
fungsi lahan. distribusi kesepuluh variabel. Angkanya
 Kelengkapa fasilitas: lengkap tidaknya merupakan loading factor atau besarnya
fasilitas yang ada di kawasan korelasi antara satu variabel dengan faktor 1,
Banjarsari. 2, dan 3. Terlihat bahwa korelasi variabel kuat
 Kondisi infrastruktur: baik buruknya karena angkanya mendekati angka 1.
infrastruktur dan bagaimana Penamaan ini mengacu pada variabel-variabel
perkembangannya. pembentuknya. Untuk masuk kedalam sebuah
 Kesuburan lahan: subur tidaknya faktor, variabel yang membentuk adalah yang
lahan yang ada di kawasan Banjarsari memiliki loading factor paling besar.
 Permintaan penawaran: permintaan
dan penawaran terhadap lahan dan Faktor 1: Fasilitas
raung yang ada di kawasan Banjarsari. Kualitas lingkungan, loading factor : 0,600
Penggunaan lahan, loading factor : 0,864
Kelengkapan fasilitas, loading factor : 0,951

Teknik PWK; Vol. 2; No. 2; 2013; hal. 223-232 | 229


Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Lahan … Nararya Adi Prasetya dan Broto Sunaryo

Kondisi infrastruktur, loading factor : 0,780 Aksesibilitas di Banjarsari memiliki dua


jalur masing-masing satu lajur selebar delapan
Faktor pertama adalah faktor fasilitas. meter. Sebelum adanya Undip dibangun di
Fasilitas yang dimaksudkan adalah fasilitas kawasan Tembalang, akses jaringan jalan
pendidikan tinggi. Dengan masuknya fasilitas hanya selebar 2 hingga 2,5 meter dan sangat
pendidikan tinggi seperti Undip, Kawasan susah untuk dilalui kendaraan.
Banjarsari menjadi lebih baik dan sangat Tersedia angkutan umum, berupa
diminati untuk berbisnis maupun bertempat angkot dan bis kota yang melewati koridor
tinggal. Sebelum adanya Undip, kawasan utama. Dari hasil observasi lapangan tahun
Banjarsari hanya berupa lahan tegalan dan 2012, jalan-jalan utama akses menuju Undip
sawah. Posisi rumah penduduk jarang dan menjadi macet saat peak hours atau jam-jam
berjauhan, terletak di tepi jalan utama. berangkat sekitar 07.30-08.00 dan pulang
Beberapa tahun ini harga lahannya pun kuliah antara pukul 16.00 hingga 17.00. Moda
meningkat drastis. Untuk penawarannya bisa transportasi umum seperti angkot mulai ada
mencapai 8 juta/m2. sejak tahun 1990-an dengan rute dari masuk
gang Ngesrep Timur V sampai ke Politeknik.
Sekarang telah berkembang sampai Banjarsari
dan angkot-angkot ini masuk ke dalam
kawasan kampus.
Universitas Diponegoro menjadi
outlying CBD atau pusat kegiatan dari
Kawasan Banjarsari. Teori yang dinyatakan
oleh Harvey (1987) dalam Kivell, menyebutkan
bahwa kedekatan dengan pusat menjadi titik
yang paling mudah untuk mengakses
transportasi, dibuktikan pada Kelurahan
GAMBAR 3
Tembalang, beberapa angkutan umum mudah
HARGA PENAWARAN LAHAN KAWASAN
ditemui setiap penggal jalan utama koridor
BANJARSARI TAHUN 2012
Kawasan Banjarsari. Responden juga
membenarkan jika di Kawasan Banjarsari ini
Kualitas lingkungan jauh lebih baik
mudah dalam menggunakan kendaraan umum
dari sebelum adanya Undip. Untuk air bersih
maupun pribadi, maka secara tidak langsung
telah terjangkau ke seluruh kawasan
akan memberikan kenyamanan pada
Banjarsari. Sampah tidak lagi dibuang pada
masyarkat dan berakibat pada kenaikan harga
lahan kosong, karena sudah memiliki TPS.
lahan.
Muncul embrio-embrio real estate,
Lokasi yang mendekati kawasan Undip
dengan model cluster-cluster perumahan kecil
maka aksesibilitasnya semakin leluasa. Banyak
yang kurang dari 2 hektar. Developer-
moda yang dapat pilih untuk mencapai lokasi
developer yang jeli akan memanfaatkan lahan
tersebut.
murah kemudian mengambil untung dari
penaikan harga setelah produk mereka karena
Faktor 3: Ketersediaan
dijual kembali dengan harga yang jauh lebih
Faktor sosial, loading factor : 0.576
tinggi dari harga lahan awalnya.
Permintaan dan penawaran, loading factor :
0,875
Faktor 2: Aksesibilitas
Letak lokasi, loading factor : 0,761
Pendatang awal berasal dari daerah
Jarak ke CBD, loading factor : -0,606
Semarang bawah yang tempat tinggalnya
Aksesibilitas, loading factor : 0,852
terkena banjir atau rob, kemudian dengan
Jaringan transportasi, loading factor : 0,783
semakin banyaknya orang yang datang dan
menetap di Banjarsari, kebutuhan masyarakat

Teknik PWK; Vol. 2; No. 2; 2013; hal. 223-232 | 230


Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Lahan … Nararya Adi Prasetya dan Broto Sunaryo

yang semakin kompleks menjadi pendorong banyak kelompok-kelompok preman


utama berubahnya Banjarsari dan Tembalang yang melintasi daerah Banjarsari dengan
seperti sekarang. menggunakan senjata tajam.
Masuknya pendatang dari berbagai  Setelah berdirinya Undip, kawasan
macam daerah menciptakan pembaharuan Banjarsari mulai ramai dengan pendatang
suasana, dari kawasan minus menjadi dari orang-orang Semarang yang
kawasan urban. Pada awalnya, Lahan-lahan di rumahnya terkena rob atau banjir .
Banjarsari sangat murah, hanya berkisar Kemudian semakin banyak penduduk
10.000/m2 dan berfungsi sebagai tegalan atau yang menetap di kawasan Banjarsari ini,
sawah. Penduduk yang tinggal pun hanya memunculkan kegiatan-kegiatan baru,
sedikit, sebelum pendatang secara bertahap yang awalnya dominan dengan
masuk hingga merubah 75%ruang terbuka ini pertanian, sekarang berubah menjadi
menjadi 75% ruang terbangun. kegiatan perdagangan dan jasa.
Akreditasi Undip sebagai Universitas  Anomali meningkatnya harga lahan di
berskala Nasional menjadikan acuan bahwa Kawasan Banjarsari, Kelurahan
area disekitarnya akan berkembang pesat. Tembalang lima tahun terakhir menjadi
Lebih dari 19.000 mahasiswa datang ke Undip fenomena yang tidak dapat dihindari,
Tembalang, yang menyebabkan semakin melihat dari harga penawaran dan NJOP
bertambah kebutuhan lahan untuk digunakan dari tahun 2000 hingga 2012 akan
untuk menampung aktivitas mahasiswa. terlihat grafik pertumbuhan yang tidak
Sehingga permintaan lahan-lahan di Kawasan normal. Mulai pada tahun 2006 hingga
Banjarsari semakin tinggi, tetapi lahan yang 2012 harga lahan tidak terkontrol hingga
tersedia semakin sedikit, sehingga berlaku meningkat dua sampai tiga kali lipat per
prinsip penawaran tertinggi. tahun yang disebabkan oleh tiga faktor
utama, yaitu faktor fasilitas pendidikan
KESIMPULAN & REKOMENDASI tinggi, faktor aksesibilitas yang memadai,
Kesimpulan dan faktor ketersediaan.
Setelah dilakukakan penelitian dan  Faktor fasilitas pendidikan menjadi yang
melakukan beberapa analisis, didapatkan utama menyebabkan berkembangnya
beberapa kesimpulan untuk menjawab kawasan Tembalang, salah satu fasilitas
pertanyaan penelitian dan sasaran penelitian. tersebut adalah fasilitas pendidikan tinggi
Berikut adalah kesimpulan yang dapat ditarik Universitas Diponegoro. Aktivitas
sebagai hasil penelitian, yaitu: perkuliahan memunculkan supply dan
 Sebelum adanya Universitas Diponegoro, demand yang cukup besar dalam
kawasan Banjarsari termasuk kawasan berbagai macam hal, seperti
yang kurang diminati oleh masyarakat, perdagangan jasa, hunian, rekreasi dan
sehingga dianggap daerah terbelakang. hiburan. Pengaruh ini tidak hanya
Lebih banyak masyarakat yang pindah ke dirasakan di Kawasan Banjarsari saja,
selatan Semarang ini memilih tinggal di tetapi di wilayah lain di sekitar
Ngesrep Barat daripada Tembalang dan Universitas Diponegoro yang saling
Ngesrep Timur. melengkapi.
 Sebagian besar hanya terdapat sawah  Mayoritas penduduk Tembalang juga
dan tegalan. rumah-rumah penduduk membenarkan bahwa adanya Universitas
juga sangat jarang. bahkan harga tanah Diponegoro atau universitas yang
per meter perseginya hanya 10.000 memiliki akreditasi baik di skala nasional
rupiah dan jalannya pun hanya selebar memberi kontribusi besar terhadap
2,5 meter. tumbuhnya kawasan Tembalang. Tetapi
 Penerangan dan keamanan yang ada di dari hasil observasi lapangan, dengan
kawasan Banjarsari juga sangat minim, semakin berkembang dan tumbuh,

Teknik PWK; Vol. 2; No. 2; 2013; hal. 223-232 | 231


Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Lahan … Nararya Adi Prasetya dan Broto Sunaryo

masalah pun muncul, yaitu kemacetan, DAFTAR PUSTAKA


melonjaknya harga lahan, tidak Ardhityatama, Benino Indra . 2011. Pengaruh
teraturnya kawasan, hingga semakin Harga Lahan Terhadap Intensitas
kotor lingkungan. Pemanfaatan Ruang Di Jalan Ahmad
Yani-Brigjen Katamso. Tugas Akhir Tidak
Rekomendasi Diterbitkan, Jurusan Perencanaan
Harga lahan di kawasan Banjarsari saat Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik
ini menjadi sangat mahal dan setiap tahunnya Universitas Diponegoro. Semarang.
meningkat dengan cukup cepat. Dalam Billah, Mustaidz. 1999. Studi Variabel-Variabel
perubahannya dipengaruhi oleh tiga faktor, Penentu Model Harga Lahan Di
yaitu faktor fasilitas pendidikan tinggi, faktor Kotamadya Semarang (Studi Kasus:
aksesibilitas, dan faktor ketersediaan. Koridor CBD Simpang Lima – Kecamatan
Harga yang melambung tinggi ini Pedurungan). Tugas Akhir Tidak
menyebabkan banyak munculnya Diterbitkan, Jurusan Perencanaan
perdagangan dan jasa untuk mendukung Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik
kegiatan mahasiswa. Semakin banyaknya Universitas Diponegoro. Semarang.
manusia yang ada di kawasan Banjrsari maka Drabkin, Haim Darin. 1977. Land Policy and
akan timbul beberapa masalah seperti Urban Growth. Great Britain: Pergamen
kemacetan, berkurangnya ruang terbuka, Press.
kekumuhan dan menjamurnya ruko atau Jayadinata, Johara T, 1999, Tata Guna Tanah
bangunan mix-use. Dalam Perencanaan Pedesaan,
Dalam peningkatannya, harga lahan Perkotaan dan Wilayah, Bandung, ITB
yang sangat mahal ini perlu diimbangi dengan Bandung
kenyamanan, kemudahan, dan keamanan Sadyohutomo, Mulyono. 2008. Manejemen
lingkungan sekitarnya. maka hendaknya Kota dan Wilayah: Realita dan
kawasan Banjarsari ini dimanfaatkan sebagai Tantangan. Bandung: Bumi Aksara.
contoh atau best practice yang dapat ditiru HYPERLINK "http://www.suaramerdeka.com"
dengan beberapa faktor yang mampu http://www.suaramerdeka.com .
meningkatkan kualitas daerah yang masih (Website Resmi Seluruh Dunia). Diakses
terbelakang serta mampu menanggulangi 27 Februari 2012
masalah yang akan muncul jika suatu daerah HYPERLINK "http://www.suaramerdeka.com"
berubah menjadi suburban dengan pelonjakan http://www.googleearthkelurahantemb
harga yang cepat. alang.com . Diakses 2012

Teknik PWK; Vol. 2; No. 2; 2013; hal. 223-232 | 232

Anda mungkin juga menyukai