Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial

Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan sebagai


Pendidikan Karakter Bangsa Indonesia melalui
Demokrasi, HAM dan Masyarakat Madani
Aulia Rosa Nasution*

Magister Hukum, Universitas Medan Area, Indonesia

Abstrak
Penulisan ini bertujuan untuk membahas urgensi pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education) sebagai pendidikan karakter
bangsa Indonesia melalui demokrasi, HAM dan masyarakat madani. Perubahan Indonesia menuju pada sistem demokrasi
merupakan sesuatu yang tidak terelakkan lagi. Pasca jatuhnya rezim Orde Baru di bawah Presiden Soeharto yang lengser pada 21
Mei 1998, Indonesia mengalami proses pembentukan demokrasi meskipun berjalan setelah lebih dari 30 tahun Orde Baru
berkuasa. Transisi Indonesia menaiki demokrasi menimbulkan banyak kecemasan dimana pada saat yang sama masyarakat
masih cenderung melakukan penyelesaian konflik melalui cara-cara yang tidak demokratis, main hakim sendiri, memaksakan
kehendak, dan praktik money politics sebagai cermin dari perilaku dan sikap yang bertolak belakang dengan demokrasi yang
diperjuangkan oleh kalangarn reformis selama ini. Perkembangan ini tentu saja merupakan fenomena yang tidak kondusif bagi
transisi Indonesia menuju demokrasi yang berkeadaban (Democratic Civility). Seiring dengan perkembangan gelombang
demokrasi ketiga, tuntutan dmokratisasi dalam praktik dan sosial pasca rezim Orde Baru menjadi salah satu agenda kelompok
gerakan reformasi yang mana salah satu tuntutannya adalah memperbaharui kembali pendidikan kewarganegaraan (Civic
Education) yang selama ini dirasakan tidak relevan dengan semangat reformasi. Di dalam mewujudkan demokrasi yang
berkeadaban maka peranan pendidikan kewarganegaraan (Civics Education) dirasa sangat urgen dan mendesak sebagai
pendidikan karakter bangsa Indonesia.
Kata Kunci: Civics Education, Demokrasi, Hak Asasi Manusia, Masyarakat Madani; Pendidikan Karakter

Abstract
This study is about the cancellation of marriage is often the case in the jurisdiction of the Religious Court Medan Class 1A, where the
number of cases of marriage annulment increasing. This study was conducted to determine the factors that led to the marriage can
be canceled according to the legislation and to analyze the increase in the role of the Religious Court of Medan on the cancellation of
the marriage. The method used in this research is the empirical legal research by analyzing the written law of library materials or
secondary data and researching directly into the field where the object under study. The results of this study are the factors causing
the marriage can be canceled according to the legislation is the cancellation of the marriage due to the cancellation of the marital
relationship after held marriage, for their terms are not was infested according to Article 22, s / d Article 27 of Law No. 1 of 1974 on
marriage and the Law Compilation Article 70 and Article 71. Role of Religious Court against the cancellation of marriage is to
examine and adjudicate and decide cases filed by the Applicant, the Religious Courts have the absolute authority stipulated in Law
No. 50 of 2009 on the second amendment of Law Act No. 7 of 1989 on Religious Courts.
Keywords: Role, Religious Court, Cancellation of Marriage

How to Cite: Nasution, A.R., (2016), Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Pendidikan Karakter Bangsa
Indonesia melalui Demokrasi, HAM dan Masyarakat Madani, Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial, 8 (2) (2016): 201-
212

*Corresponding author:
E-mail: nasutionauliarosa@yahoo.com

201
PENDAHULUAN 1998, masyarakat Indonesia menyadari kembali
Pendidikan kewarganegaraan dalam pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan agar
konteks pendidikan nasional bukanlah sesuatu dapat menerapkan demokrasi, hak asasi
yang baru di Indonesia. Berbagai model dan manusia (HAM) dan masyarakat madani
istilah pendidikan kewarganegaraan dilakukan sebagai unsur yang hilang dalam pendidikan
oleh Pemerintah RI untuk menyelenggarakan kewarganegaraan model lama.
misi pendidikan demokrasi dan hak asasi
manusia (HAM). Ubaedillah (2008: 1), beberapa PEMBAHASAN
nama yang dipakai untuk pendidikan Pendidikan Kewarganegaraan (Civic
kewarganegaraan antara lain adalah: pelajaran Education) atau Civics memiliki banyak
Civics, Pendidikan Kewarganegaraan Negara pengertian dan istilah. Menurut Muhammad
Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan Numan Soemantri pengertian Civics dapat
Moral Pancasila, dan PPKN. Pada level dirumuskan sebagai Ilmu Kewarganegaraan
Perguruan Tinggi pernah dilaksanakan yang membicaraan hubungan manusia dengan;
Pendidikan Kewiraan. (a) manusia dalam perkumpulan-perkumpulan
Pendidikan kewarganegaraan di terorganisasi (organisasi sosial, ekonomi,
Perguruan Tinggi saat ini telah diwujudkan politik); b) individu-individu dengan negara.
dalam bentuk mata kuliah Pendidikan Menurut Edmonson (1958), makna Civics selalu
Kewarganegaraan berdasarkan Surat didefinisikan sebagai sebuah studi tentang
Keputusan Dirjen Pendidikan Tinggi No. pemerintahan dan kewarganegaraan yang
267/Dikti/Kep/200 tentang Penyempurnaan terkait dengan kewajiban, hak dan hak hak
Kurikulum Mata Kuliah Pengembangan istimewa warganegara. Pengertian ini
Kepribadian Pendidikan Kewarganegaraan di menunjukkan Civics sebagai cabang dari ilmu
Perguruan Tinggi (Ubaedillah, 2008: 1). Tujuan politik (Ubaedillah, 2008: 5)
pendidikan kewarganegaraan pada dasarnya Menurut sejarahnya pendidikan
adalah menjadikan warga negara yang cerdas kewarganegaraan (Civics) berasal dari
dan baik serta mampu mendukung pendidikan tentang kewarganegaraan
keberlangsungan bangsa dan negara. Upaya (Citizenship). Stanley E. Dimond menjelaskan
mewarganegarakan individu atau orang orang bahwa Citizenship sebagaimana keterhubungan
yang hidup dalam suatu negara menjadi tugas dengan kegiatan-kegiatan sekolah mempunyai
dan tanggung jawab pokok yang diemban oleh dua pengertian dalam arti sempit, citizenship
Negara. Hal ini sejalan dengan konsep hanya mencakup status hukum warga negara
warganegara yang baik (smart and good dalam sebuah negara, organisasi pemerintah,
citizenship) untuk dapat diterapkan dalam mengelola kekuasaan, hak hak hukum dan
berbagai negara. tanggung jawab. Hal yang menarik dari
Pelaksanaan pendidikan pendapat Dimond bahwa adanya keterkaitan
kewarganegaraan pada masa lalu tidak lepas Citizenship dengan kegiatan belajar di sekolah
dari kepentingan pemerintah yang berkuasa, mengingat pentingnya disiplin pengetahuan ini
yang telah dipraktikkan oleh rezim Orde Baru bagi kehidupan warga negara dengan
dimana pendidikan kewarganegaraan telah sesamanya maupun dengan negara di mana
direkayasa sedemikian rupa sebagai alat untuk mereka berada. Pada perkembangan
melanggengkan kekuasaan melalui cara cara selanjutnya makna penting citizenship telah
indoktrinasi, manipulasi atas demokrasi dan melahirkan gerakan warga negara (civic
Pancasila, dimana banyak perilaku kalangan community) yang sadar akan pentingnya
elite Orde Baru yang mengelola negara dengan pendidikan kewarganegaraan (Ubaedillah,
penuh praktik Korupsi, Kolusi dan Nepotisme 2008: 4).
(KKN). Ubaedillah (2008: 4) mengungkapkan, Pendidikan Kewarganegaraan tidak lepas
pasca jatuhnya Rezim Orde Baru di awal tahun dari realitas bangsa Indonesia saat ini yang

201
masih awam tentang demokrasi. Lebih dari pemerintahan dari , oleh dan untuk rakyat
sekedar pendidikan kewarganegaraan yang (Ubaedillah, 2008: 36). Dengan demikian
umumnya dikenal sebagai Pendidikan demokrasi secara terminology berarti
Demokrasi, Pendidikan Kewarganegaraan pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan
memiliki dimensi dan orientasi pemberdayaan untuk rakyat atau dalam istilah bahasa Inggris “
warga negara melalui keterlibatan dosen dan the government of the people, by the people and
mahasiswa dalam praktik berdemokrasi for the people”. Demokrasi juga dapat diartikan
langsung sepanjang perkuliahan. Hal lain yang sebagai bentuk pemerintahan yang dipegang
menjadi fokus dari Pendidikan oleh rakyat atau rakyatlah yang mempunyai
Kewarganegaraan (Civics) adalah mendidik kedaulatan tertinggi.
generasi muda untuk menjadi warga negara Demokrasi dapat digolongkan menjadi
Indonesia yang kritis, aktif, demokratis, dan dua macam yaitu demokrasi langsung dan tidak
beradab dengan pengertian mereka sadar akan langsung. Demokrasi langsung (direct
hak dan kewajibannya dalam kehidupan democracy) adalah demokrasi yang secara
bermasyarakat dan bernegara dan kesiapan langsung melibatkan rakyat untuk
mereka menjadi bagian warga dunia (Global pengambilan keputusan suatu negara. Dalam
Society) (Ubaedillah, 2008: 6). demokrasi langsung, rakyat secara langsung
Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan berpartisipasi dalam pemilihan umum dan
untuk membangun karakter (Character menyampaikan kehendaknya. Sementara itu
Building) bangsa Indonesia yang antara lain: a) demokrasi tidak langsung, adalah demokrasi
membentuk kecakapan partisipatif warga yang secara tidak langsung melibatkan rakyat
negara yang bermutu dan bertanggung jawab suatu negara dalam pengambilan keputusan.
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara; b) Dalam demokrasi tidak langsung, rakyat
menjadikan warga negara Indonesia yang menggunakan wakil-wakil yang telah dipercaya
cerdas, aktif, kritis dan demokratis, namun untuk menyampaikan aspirasi dan
tetap memiliki komitmen menjaga persatuan kehendaknya sehingga dalam demokrasi tidak
dan integritas bangsa; c) mengembangkan langsung wakil rakyat terlibat secara langsung
kultur demokrasi yang berkeadaban yaitu menjadi perantara seluruh rakyat.
kebebasan, persamaan, toleransi dan Pemahaman mengenai demokrasi di
tanggungjawab. Dengan demikian, setelah Indonesia mungkin belum sepenuhnya dikuasai
mahasiswa mengikuti Pendidikan dan dimengerti oleh masyarakat. Beberapa
Kewarganegaraan dengan baik dan benar konflik di Indonesia terjadi karena pihak-pihak
diharapkan mereka akan menjadi warga negara yang terkait merasa memiliki kebebasan
Indonesia yang memiliki kemampuan untuk terhadap hak-hak yang fundamental seperti hak
melakukan perubahan di tengah masyarakat untuk mendapatkan dan menyampaikan
melakukan transfer of learning (proses informasi. Demokratisasi dalam konteks
pembelajaran), transfer of values (proses komunikasi selalu dikaitkan dengan bagaimana
pengejawantahan nilai-nilai) dan transfer of warga negara dapat merealisasikan atau
principles (proses pengalihan prinsip-prinsip) mewujudkan hak-hak sebagai
demokrasi, HAM dan masyarakat madani dalam kewarganegaraannya. Demokratisasi sangat
kehidupan nyata (Ubaedillah, 2008: 10). berkaitan dengan kebebasan berkarya dan
Secara etimologis “demokrasi” terdiri berekpresi individu dalam ruang civil society
dari dua kata dalam bahasa Yunani yaitu termasuk di dalamnya, antara lain kebebasan
“demos” yang berarti rakyat atau penduduk untuk berkomunikasi, kebebasan berpikir dan
suatu tempat dan “cratein” atau “cratos” yang beragama kebebasan untuk berpendapat dan
berarti kekuasaan atau kedaulatan. Gabungan berasosiasi serta kebebasan untuk memiliki dan
dua kata demos-cratein atau demos-cratos mengatur kepemilikannya. Hal ini sejalan
(demokrasi) memiliki arti suatu sistem dengan pendapat Robert Dahl yang

202
menjelaskan bahwa hal yang paling (apatisme politik) yang ditunjukkan dengan
menentukan di dalam sistem demokrasi adalah sedikitnya keterlibatan warga negara dalam
bagaimana masyarakat dapat mengaplikasikan proses- proses politik. Jika demokrasi
hak-hak fundamental seperti adanya merupakan sesuatu yang tidak bisa ditawar -
kebebasan berekspresi, berkomunikasi, tawar atau dimundurkan ( point of no return)
berkumpul, dan berorganisasi yang dibutuhkan bagi Bangsa Indonesia, maka Pendidikan
bagi perdebatan politik dan pelaksanaan Kewarganegaraan (Civic Education) merupakan
kampanye kampanye pemilihan. salah satu upaya penyemaian budaya
Pengertian demokrasi secara terminologi demokrasi. Upaya ini tidak bisa diabaikan oleh
telah dikemukakan oleh para ahli tentang bangsa yang memiliki komitmen kuat menjadi
demokrasi. Menurut Abraham Lincoln, lebih demokratis dan berkeadaban. Langkah
pengertian demokrasi adalah sistem yang dapat dilakukan untu memberdayakan
pemerintah yang diselenggaran dari rakyat, masyarakat agar mempunyai kekuatan adalah
oleh rakyat dan untu rakyat. Menurut Charles melalui upaya sistematis dan sistemik dalam
Costello, pengertian demokrasi adalah sistem bentuk Pendidikan Kewarganegaraan (Civic
sosial dan politik pemerintahan diri dengan Education) yang secara konseptual menjadi
kekuasaan-kekuasaan pemerintah yang dibatasi wahana pendidikan demokrasi dan pendidikan
dengan hukum dan kebiasaan untuk melindungi HAM dalam konteks pembangunan
hak-hak perorangan warga negara. masyarakat madani (Civil Society).
Menurut Ahmad Syafi’I Maarif, Dari beberapa pendapat tersebut maka
demokrasi bukanlah suatu wacara, pola pikir, dapat disimpulkan bahwa pemerintahan
atau perilaku politik yang dapat dibangun sekali demokrasi adalah pemerintahan di tangan
jadi. Demokrasi adalah proses di mana rakyat yang mengandung pengertian tiga hal
masyarakat dan negara berperan di dalam yaitu; 1) pemerintahan dari rakyat
membangun kultur dan sistem kehidupan yang (government of the people); 2) pemerintahan
dapat menciptakan kesejahteraan, menegakkan oleh rakyat (government by the people); dan
keadilan baik secara sosial , ekonomi maupun pemerintahan untuk rakyat (government for the
politik (Ubaedillah, 2008: 12). Proses people). Tiga faktor ini merupakan tolak ukur
demokrasi Indonesia membutuhkan topangan umum dari suatu pemerintahan yang
budaya demokrasi yang genuine. Tanpa demokratis yang dapat dijelaskan sebagai
dukungan budaya demokrasi, proses transisi berikut. Pertama, pemerintahan dari rakyat
demokrasi masih rentan terhadap berbagai (government of the people) mengandung
ancaman buaya dan perilaku tidak demokratis pengertian bahwa suatu pemerintahan yang sah
warisan masa lalu, seperti perilaku anarkis adalah suatu pemerintaha yang mendapat
dalam menyuarakan pendapat, politik uang pengakuan dan dukungan mayoritas rakyat
(money politics), pengerahan massa untuk melalui mekanisme demokrasi yaitu pemilihan
tujuan politik, dan penggunaan symbol-simbol umum. Pengakuan dan dkungan rakyat bagi
primordial (suku dan agama) dalam berpolitik. suatu pemerintahan sangatlah penting, karena
Lebih lanjut menurut Azra, Pendidikan dengan legitimasi politik tersebut pemerintah
Kewarganegaraan (Civics) merupakan dapat menjalankan roda birokrasi dan
kebutuhan mendesak bagi bangsa Indonesia program-programnya sebagai wujud dari
dalam membangun demokrasinya karena amanat yang diberikan oleh rakyat kepadanya.
beberapa alasan berikut diantaranya: pertama, Kedua, pemerintahan oleh rakyat
meningkatnya gejala dan kecenderungan (government by the people) memiliki pengertian
political illiteracy, tidak melek politik dan tidak bahwa suatu pemerintahan menjalankan
mengetahui cara kerja demokrasi dan kekuasanannya atas nama rakyat, bukan atas
lembaga-lembaganya di kalangan warga dorongan pribadi elite negara atau elite
negara; kedua, meningkatnya political apathism birokrasi. Hal ini juga berarti bahwa

203
pemerintah berada dalam pengawasan rakyat terahdap kemajemukan itu sendiri secara aktif
(social control). Pengawasan dapat dilakukan yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku
secara langsung oleh rakyat maupun tidak menghargai dan mengakomodais beragam
langsung melalui para wakilnya di parlemen. pandangan dan sikap orang dan kelompok lain,
Dengan adanya pengawasan para wakil rakyat sebagai bagian dari kewajiban warga negara
di parlemen maka ambisi otoritarianisme dari untuk menjaga dan menjamin hak orang lain
para penyelenggaran negara dapat dihindari. untuk diakui keberadaannya. Jika norma ini
Ketiga, pemerintahan untuk rakyat dijalankan dengan sadar dan konsekuen,
(government for the people) mengandung diharapkan dapat mencegah munculnya sikap
pengertian bahwa kekuaasaan yang diberikan dan pandangan hegemoni mayoritas dan tirani
oleh rakyat kepada pemerintah harus minoritas. Kondisi kemajemukan Indonesia
dijalankan untuk kepentingan rakyat. dapat menjadi modal potensial bagi masa
Kepentingan rakyat umum harus dijadikan depan demokrasi Indonesia.
landasan utama kebijakan utama sebuah Kedua, musyawarah. Makna dan
pemerintahan yang demokratis (Ubaedillah, semangat musyawarah adalah mengharuskan
2008: 37). adanya kesadaran dan kedewasaan warga
Demi terciptanya proses demokrasi, negara untuk secara tulus menerima
setelah terbentuknya sebuah pemerintahan kemungkinan untuk melakukan negoisasi dan
demokratis lewat mekanisme pemilu kompromi-kompromis sosial dan politik
demokratis, negara berkewajiban untuk secara damai dan bebas dalam setiap
membuka saluran-saluran demokrasi baik keputusan bersama. Semangat musyawarah
secara formal melalui Dewan Perwakilan menuntut agar setiap orang menerima
Rakyat (DPR) dan partai politik, dan juga kemungkinan terjadinya “partial functioning of
saluran-saluran non-formal seperti fasilitas- ideals” yaitu pandangan dasar bahwa belum
fasilitas umu, atau ruang public (public spheres) tentu dan tak haurs seluruh keinginan atau
sebagai sarana interaksi sosial seperti radio, pikiran seseorang atau kelompok akan diterima
televisi, media sosial dan lain sebagainya. dan dilaksanakan sepenuhnya. Konsekuensi
Sarana ini dapat digunakan oleh semua warga dari prinsip ini adalah kesediaan setiap orang
negara untuk menyalurkan pendapatnya secara maupun kelompok untuk menerima pandangan
bebas dan aman. Rasa aman dalam yang berbeda dari orang atau kelompok lain
menyalurkan pendapat dan sikap harus dijamin dalam bentuk kompromi-kompromi melalui
oleh negara melalui undang-undang yang jalan musyawarah yang berjalan secara
dijalankan oleh aparaturnya secara adil. seimbang dan aman.
Menurut cendekiawan Nurcholish Ketiga, cara haruslah berjalan dengan
Madjid, setidaknya ada enam (6) norma atau tujuan. Norma ini menekankan bahwa hidup
unsur pokok yang dibutuhkan oleh tatanan demokratis mewajibkan adanya keyakinan
masyarakat yang demokratis yaitu sebagai bahwa cara haruslah sejalan dengan tujuan.
berikut; 1) kesadaran akan pluralisme; 2) Demokrasi pada hakikatnya tidak hanya
musyarawah; 3) cara cara – cara yang sesuai dilakukan sebatas pelaksanaan prosedur-
tujuan; 4) norma kejujuran dalam prosedur demokrasi (pemilu, suksesi
pemufakatan; 5) kebebasan nurani, persamaan kepemimpinan atau aturan mainnya) akan
hak dan kewajiban; 6) percobaan dan kesalahan teapi harus dilakukan secara santun dan
(trial and error) (Latif, 2007: 39). beradap, yakni melalui proses demokrasi yang
Pertama, kesadaran akan pluralisme. dilakukan tanpa paksaan, tekanan dan
Kesadaran akan kemajemukan tidak sekedar ancaman dari dan oleh siapapun tetapi
pengakuan pasif akan kenyataan masyarakat dilakukan secara sukarela, dialogis dan saling
yang majemuk. Kesadaran atas kemajemukan menguntungkan. Unsur-unsur inilah yang
menghendaki tanggapan dan sikap positif melahirkan demokrasi yang substantial.

204
Keempat, norma kejujuran dalam membutuhkan ketegasan dan dukungan
pemufakatan. Suasama masyarakat demokratis pemerintah sebagai alat negara yang memiliki
dituntut untuk menguasai dan menjalankan kewajiban menjaga dan mengembangkan
seni permusyawaratan yang jujur dan sehat demokrasi. Demi tegaknya prinsip demokrasi,
untuk mencapai kesepakatan yang memberikan keterlibatan warga negara sangatlah penting
keuntungan semua pihak, karena itu faktor untuk mendorong negara bersikap tegas
ketulusan dalam usaha bersama mewujudkan terhadap tindakan kelompok-kelompok yang
tatanan sosial yang baik untuk semua warga berupaya mencederai prinsip-prinsip
negara merupakan hal yang sangat penting demokrasi. Pandangan sectarian dan tindakan
dalam membangun tradisi demokrasi. memaksakan kehendak kelompok atas nama
Musyawarah yang benar dan baik hanya akan kepentingan umum dapat dikategorikan
berlangsung jika masing-masing pribadi atau sebagai hal-hal yang dapat mencederai
kelompok memiliki pandangan positif terhadap kemurnian demokrasi. Ketegasan negara bisa
perbedaan pendapat atau orang lain. ditunjukkan dengan menindak tegas,
Kelima, kebebasan nurani, persamaan sekelompok warga negara yang bertindak
hak dan kewajiban. Pengakuan akan kebebasan anarkis terhadap sesame warga lainnya atau
nurani (freedom of conscience), persamaan hak warga negara lain.
dan kewajiban bagi semua (egalitarianism) Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM)
merupakan norma demokrasi yang harus pertamakalinya dikemukakan oleh John Locke,
diintegrasikan dengan sikap percaya pada yang menjelaskan bahwa hak asasi manusia
itikad baik orang dan kelompok lain (trust adalah hak- hak yang diberikan langsung oleh
attitude).Norma ini akan berkembang dengan Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai sesuatu
baik jika ditopang oleh pandangan positif dan yang bersifat kodrati. Karena sifatnya yang
optimis terahdap manusia. Sebaliknya demikian, maka tidak ada kekuasaan apapun
pandangan negative dan pesimis terhadap di dunia yang dapat mencabut hak asasi setiap
manusia dengan mudah akan melahrikan sikap manusia. HAM adalah hak dasar setiap
dan perilaku curiga dan tidak percaya kepada manusia yang dibawa sejak lahir sebagai
orang lain. Sikap dan perilaku ini akan sangat anugerah Tuhan Yang Maha Esa; bukan
berpotensi melahirkan sikap enggan untuk pemberian manusia atau lembaga kekuasaan
bersama atau untuk melakukan kompromi (Sutiyoso, 2010: 167).
dengan pihak-pihak yang berbeda. Pemikiran John Locke tentang HAM
Keenam, trial and error (percobanan dan berasal dari gagasan Thomas Hobbes yang
salah) dalam berdemokrasi. Demokrasi mengatakan bawa manusia adalah homo
bukanlah sesuatu yang telah selesai dan siap homini lupus, bellum omnium contra omnes
saji tetapi ia merpakan sebuah proses tanpa (manusia adalah serigala, satu sama lainnya
henti. Dalam kerangka ini demokrasi saling menyerang). Akibat keadaan yang
membutuhkan percobaan-percobaan dan mencekam (tidak nyaman) itu maka muncullah
kesediaan semua pihak untuk menerima pemikiran John Locke untuk membebaskan
kemungkinan ketidaktepatan atau kesalahan manusai dari suasana mencekam dengan
dalam praktik untuk berdemokrasi. menggagaskan bahwa manusia bukanlah
Sebagai negara yang masih minim lawan (homo homini lupus) melainkan kawan,
pengalaman berdemokrasinya, Indonesia mahluk yang beradab, mahluk yang berakal
masih membutuhkan percobaan-percobaan budi. Sebagai homo sapiens, manusia
dan “jatuh bangun” dalam berdemokrasi. mempunyai tiga macam hak asasi, yaitu hak
Kesabaran semua pihak untuk melewati untuk hidup, ha katas kebebasan/
proses demokrasi akan sangat menentukan kemerdekaan, hak untuk memiliki sesuatu.
kematangan demokrasi Indonesia di masa yang Bahkan ditekankan lagi bahwa hak untuk
akan datang. Meskipun begitu, demokrasi juga memiliki sesuatu (property rights) tidak hanya

205
meliputi barang miliki (estates) tetapi juga manusia karena ada juga yang disebut the
kehidupan (lives) dan kebebasan (liberties) Citizen’s constitutional rights yaitu hak rakyat
bahkan tidak hanya itu melainkan lima macam atau hak warga negara yang hanya berlaku bagi
hak di dalam property rights yaitu nyawa, warga negara yang bersangkutan; jadi bukan
badan, kemerdekaan, kehormatan dan harta hak asasi yang universal.
benda (leven, liif, vrijheids, eervermogen) Di dalam HAM terdapat empat prinsip
(Sabon, 2014: 7). dasar HAM yaitu; 1)kebebasan, 2)
Pengertian HAM tertuang di dalam UU kemerdekaan, 3) persamaan dan 4) keadilan.
No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Kebebasan merupakan penghormatan yang
Menurut UU ini, hak asasi manusia adalah diciptakan oleh Sang Pencipta kepada martabat
seperangkat hak yang melekat pada hakikat manusia selaku ciptaan-Nya dimana manusia
manusia sebagai mahluk Tuhan yang Maha Esa diberi kebebasan oleh Tuhan untuk berkuasa.
dan merupaan anugerah-Nya yang wajib Kemerdekaan memiliki arti bahwa manusia
dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh teah diberikan kebebasan oleh Sang Pencipta
negara hukum, pemerintahan dan setiap oleh karena itu manusia harus dibiarkan
orang, demi kehormatan serta perlindungan meredeka dalam arti tidak boleh dijajah,
harkat dan martabat manusia (Pasal 1 butir 1 dibelenggu atau dipasung dalam bentuk
UU No 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi apapun.
Manusia). Definisi ini berarti adanya hak asasi Persamaan memiliki arti bahwa setiap
manusia semata – mata karena manusia adalah manusia berasal dari produk yang sama sebagai
mahluk ciptaan Tuhan yang berbeda dengan ciptaan Tuhan maka manusia sebagai sesama
mahluk ciptaan lainnya. Hak asasi itu juga ada ciptaan Tuhan tidak boleh membedakan
semata mata karena hadiah tanpa pamrih dari manusia yang satu dengan lainnya. Atas dasar
Tuhan agar manusia itu dapat hidup sungguh- ini maka dirumuskan dalam peraturan
sungguh sebagai manusia. Oleh karena itu, perundang-undangan bahwa setiap manusia
dalam satu definisi yang sama ditetapkan juga berkedudukan sama di hadapan hukum dan
kewajiban asasi, yaitu kewajiban negara pemerintahan. Prinsip dasar keadilan
hukum, pemerintah, dan setiap orang untuk menunjukkan adanya persamaan di hadapan
menghormati, menjunjung tinggi dan hukum dan pemerintahan sebagai ciri utama
melindungi hak asasi orang lain (Sabon, 2014: negara hukum dan negara demokrasi. Tujuan
7). utama dari negara hukum dan negara
Terdapat bermacam-macam istilah dalam demokrasi adalah menjamin adanya keadilan
bahasa asing atau bahasa Indonesia yang dan untuk menegakkan keadilan.
digunakan untuk mengungkapkan HAM. Teori keadilan lainnya yang lebih relevan
Istilah-istilah tersebut antara lain seperti droits dengan HAM adalah teori keadilan dari John
de’l homme (Perancis), human rights (Inggris), Rawls. Menurutnya, sekurang-kurangnya
meselijek rechten (Belanda), civil rights (AS) terdapat tiga prinsip yang mengatur tentang
yang dapat dijelaskan sebagak hak manusia. keadilan. Prinsip pertama menyatakan bahwa
Istilah lainnya basic rights (Inggris), setiap orang mempunyai hak yang sama atas
grondrechten (Belanda) yang menunjukkan seluruh sistem kebebasan pokok yang sama
pengertian Hak Asasi Manusia (Sabon, 2014: 9). seluas-luasnya yang dapat diselaraskan dengan
HAM juga sering disebut sebagai hak sistem yang sama bagi oranglain. Prinsip
fundamental yang disebut dengan fundamental kedua menyatakan bahwa ketimpangan
rights (Inggris), fundamentele rechten (ketidaksamaan sosial) dan ekonomi harus
(Belanda). HAM juga dikenal sebagai diatur sedemikian rupa agar menghasilkan
constitutional rights (Inggris) yang berarti hak manfaat seoptimal mungin bagi mereka yang
asasi berdasarkan konstitusi. Namun tidak paling kurang (tidak beruntung). Prinsip ketiga,
semua constitutional rights adalah hak asasi menyediakan suatu sistem akses yang sama

206
untuk semua jabatan dalam kesamaan peluang. sendiri (the rights of self determination)
Melalui cara berpikir Rawls ini dapat dipahami (Sutrisno, 2007: 169).
konsepsi umum tentang keadilan yang fairness, Adapun tujuan DUHAM antara lain
krn menempatkan aspek kesamaan, baik secara sebagai berikut; a) sebagai tolak ukur (standar
umum (the principle of greatest equal liberty) umum) prestasi bersama semua rakyat dan
maupun persamaan kesempatan (the principle semua bangsa ; b) sebagai pengumuman resmi
affair of opportunity) dan ketimpangan atau kepada semua negara anggota PBB dan semua
ketidaksamaan (the difference principle) secara bangsa agar memajukan dan menjamin
fair. pengakuan dan pematuhan hak-hak dan
Perumusan HAM ke dalam piagam HAM kebebasan-kebebasan yang termaktub di
Internasional (Bill of Rights) pada awalnya dalam DUHAM; c) meskipun DUHAM bukanlah
dilakukan tahun 1946 atas inisiatif Presiden sebagai “convention” atau “covenant”
Truman (Presiden Amerika Serikat saat itu), (perjanjian internasional) namun semua
bersama dengan Komisi Hak Asasi Manusia anggota PBB secara moral berkewajiban untuk
PBB (Comission of Human Rights-CRR) yang menerapkannya (Sabon, 2014: 17). Menurut
mulai bersidang pada bulan Januari 1947 DUHAM, terdapat (5) lima jenis hak asasi yang
dengan Komisi Hak Asasi Manusia PBB dimiliki oleh setiap individu yaitu; 1) hak
(Comission of Human Rights-CRR). Setelah personal (hak jaminan kebutuhan pribadi); 2)
hamper dua tahun bekerja hasil kerja Komisi hak legal (hak jaminan perlindungan hukum);
HAM PBB disampaikan kepada PBB. Pada 10 3) hak sipil dan politik; 4) hak subistensi (hak
Desember 1948 , Sidang Umum PBB di Istana jaminan adanya sumber daya untuk menunjang
Chaillot, Paris, menerima hasil kerja komisi. kehidupan); dan 5) hak ekonomi , sosial dan
Dari perwakilan 58 negara dalam siding budaya (Ubaedillah, 2008: 113).
tersebut, 48 negara menyatakan setuju, 8 Pelaksanaan HAM telah dilakukan
negara abstain dan 2 negara absen. Atas melalui dua instrumen yaitu pertama, kovenan
persetujuan sebagian besar perwakilan neara hak-hak sipil dan politik atau International
yang hadir, International Bill of Rights dalam Covenant on Civil and Political Rights (ICCPR)
sebuah deklarasi yang disebut dengan Universal dan kedua, kovenan hak- hak ekonomi, sosial
Declaraton of Human Rights –UDHR (Deklarasi dan budaya atau International Covenant on
Universal Hak-hak Asasi Manusia- DUHAM) Economic, Social and Cultural Rights (ICESCR).
atau Pernyataan Umum tentang Hak-hak Asasi Kovenan hak-hak sipil dan politik (ICCPR)
Manusia. sebagaimana ditegaskan ke dalam Pasal 3 s.d.
Sebagai sebuah pernyataan, Piagam PBB Pasal 21 Universal Declaration of Human Rights
baru mengikat secara moral dan belum dapat digolongkan ke dalam 5 kelompok HAM
sepenuhnya yuridis. Meskipun demikian, yaitu: a) hak untuk hidup, memperoleh
dokumen tersebut memiliki pengaruh dan kebebasan dan keselamatan individu; b) hak
kekuatan moril, politik dan pendidikan yang pribadi (personal rights) yang meliputi
sangat besar yang melambangkan komitmen kebebasan menyatakan pendapat, kebebasan
moril dunia pada norma-norma hak asasi memeluk agama, kebebasan bergerak dan
manusia. Hak Asasi Manusia (HAM) secara sebagainya; c) hak untuk mendapatkan
universal mengalami perkembangan yaitu perlakuan yang sama di hadapan hukum dan
Generasi Pertama, HAM Sipil dan Politik; pemerintahan (rights of egal equality); d) hak
Generasi Kedua, HAM Ekonomi dan Sosial atas kebebasan berkumpul secara damai
Budaya, Generasi Ketiga, HAM untuk (rights of peacefull assembly); e) hak politik
Pembangunan Kolektif yaitu hak – hak engara (political rights) yaitu hak untuk ikut serta
secara kolektif untuk berpartisipasi dalam dalam pemerintahan, hak pilih (memilih dan
pembangunan untuk menikmati hasil-hasil dipilih dalam pemilihan umum) (Sabon, 2014:
pembangunan dan untuk menentukan nasib 48).

207
Sementara itu Kovenan tentang Hak-hak pergerakan nasional tersebut tidak bisa
Ekonomi, Sosial dan Kebudayaan (ICESCR) dilepaskan dari sejarah pelanggaran HAM yang
sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 22 s.d. 28 dilakukan oleh penguasa kolonial, penjajahan
Universal Declaration of Human Rights dapat dan pemerasan terhadap hak-hak masyarakat
digolongkan ke dalam 11 (sebelas) kelompok Indonesia. Puncak perdebatan HAM yang
HAM yaitu: a) hak atas pekerjaan (rights to dilontarkan oleh para tokoh pergerakan
work); b) hak sosial dan kebudayaan (social nasional seperti Soekarno, Agus Salim,
and cultural rights) yaitu ; a) hak atas Mohamad Natsir, Mohammad Yamin, K.H. Mas
pekerjaan (rights to work); b) hak sosial dan Mansur, K.H. Wachid Hasyim, Mr. Maramis
kebudayaan (social and cultural rights) yaitu terjadi dalam siding-sidang BPUPKI . Dalam
hak untuk memilih pendidikan, sidang BPUPKI tersebut para tokoh nasional
mengembangkan kebudayaan dan sebagainyal; berdebat dan berunding merumuskan dasar-
c) hak atas upah yang sama untuk pekerjaan dasar ketatanegaraan dan kelengkapan negara
yang sama (equal pay and equal work); d) hak yang menjamin hak dan kewajiban negara dan
mendirikan dan bergabung dalam serikat warga negara dalam negara RI yang hendak
bekerja (form and join trade unions); e) hak diproklamirkan. Pemikiran HAM pada periode
beristirahat dan berlibur (rest and pleasure); f) awal pasca keerdekaan masih menekankan
hak atas taraf hidup yang memadai untuk pada wacana hak untuk merdeka, hak
kesehatan dan kesejahteraan dirinya termasuk kebebasan untuk berserikat melalui organisasi
hak ats sandang, pangan, papan serta politik yang didirikan serta hak kebebasan
perawatan kesehatan; g) hak atas pendidikan untuk menyampaikan pendapat terutama di
bagi kaum ibu dan anak-anak ; h) hak atas parlemen.
pendidikan, hak prioritas orangtua untuk Periode pemikiran HAM pada tahun
memilih jenis pendidikan bagi anak-anaknya; i) 1950-1959 (masa demokrasi parlementer)
hak turut serta dalam kehidupan budaya memasuki masa yang sangat kondusif bagi
masyarakatnya; j) hak perlindungan atas sejarah perjalanan HAM di Indonesia. Menurut
keuntungan-keuntungan moral dan material catatan Bagir Manan, masa gemilang sejarah
yang diperoleh sebagai hasil karya ilmiah, HAM di Indonesia pada masa ini tercermin pada
kesusasteraan atau kesenian yang diciptakan; 5 (lima) indikator HAM yaitu; a) munculnya
k) hak atas tatanan sosial dan internasional, partai-partai politik dengan beragam ideologi;
tempat hak-hak dan kebebasan-kebebasan b) adanya kebebasan pers; c) Pelaksanaan
yang termaktub dalam Universal Declaration of pemilihan umum secara aman, bebas dan
Human Rights tanggal 10 Desember agar dapat demokratis; d) Kontrol parlemen atas
dilaksanakan sepenuhnya (Sabon, 2014: 49). eksekutif; e) Perdebatan HAM secara bebas
Wacana HAM di Indonesia telah dan demokratis. Berbagai partai politik yang
berlangsung seiring dengan berdirinya Negara berbeda haluan dan ideologi sepakat tentang
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Secara substansi HAM Universal dan pentingnya HAM
garis besar perkembangan pemikiran HAM di masuk ke dalam UUD 1945.
Indonesia dapat dibagi ke dalam dua periode Selanjutnya pemikiran HAM memasuki
yaitu periode sebelum dan sesudah periode 1959-1966 melalui sistem demokrasi
kemerdekaan. Pemikiran HAM dalam periode terpimpin yang terpusat pada kekuasaan
sebelum kemerdekaan dapat dilihat dalam Presiden Soekarno. Demokrasi Terpimpin
sejarah kemunculan organisasi pergerakan (Guided Democracy) tidak lain sebagai bentuk
nasional, seperti Boedi Oetomo (1908) Sarekat penolakan Presiden Soekarno terhadap sistem
Islam (1911) , Indische Partij (1912) , Partai Demokrasi Parlementer yang dinilainya sebagai
Komunis Indonesia (1920), Perhimpunan produk Barat. Menurut Soekarno, Demokrasi
Indonesia (1925) dan Partai Nasional Indonesia Parlementer tidak sesuai dengan karakter
(1927). Lahirnya organisasi-organisasi bangsa Indonesia yang telah memiliki

208
tradisinya sendiri dalam kehidupan yang dinilai berlawanan dengan pemerintahan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Orde Baru. Inilah yang menyebabkan pada
Melalui sistem Demokrasi Terpimpun, masa ini, banyak bermunculan berbagai kasus
kekuasaan terpusat di tangan Presiden. pelanggaran HAM seperti kasus Tanjung Priok,
Presiden tidak dapat dikontrol oleh parlemen, Kedung Ombo, Lampung, dan Aceh yang
sebaliknya parlemen dikendalikan oleh merupakan segelintir dari dafter pelanggaran
presiden. Kekuasaan Presiden Soekarno HAM yang pernah dilakukan oleh penguasa
bersifat absolut, bahkan dinobatkan sebagai Orde Baru.
Presiden RI seumur hidup. Akibat langsugn Upaya penegakan HAM oleh kelompok-
dari model pemerintahan yang sangat kelompok non-pemerintah melalui Lembaga
individual ini adalah pemasungan terhadap Swadaya Masyarakat (LSM) membuahkan hasil
hak-hak asasi warga negara. Semua pandangan yang menggembirakan. Akibat kuatnya
politik masyarakat diarahkan harus sejalan tuntutan penegakan HAM dari kalangan
dengan kebijakan pemerintah yang otoriter. masyarakat akhirnya mengubah pendirian
Pada masa 1966-1998, periode pemerintah Orde Baru untuk bersikap lebih
pemikiran HAM memasuki masa kepeimpinan akomodatif terhadap tuntutan HAM. Satu di
Orde Baru. Orde Baru pada awalnya antara sikap akomodatif pemerintah tercermin
menjanjikan harapan baru bagi penegakan dalam persetujuan pemerintah terhadap
HAM di Indonesia. Berbagai seminar tentang pembentukan Komisi Nasional Hak Asasi
HAM dilakukan oleh Orde Baru. Namun Manusia (Komnas HAM) melalui Keputusan
kenyataannya, Orde Baru telah menorehkan Presiden (Keppres). Kehadiran Komnas HAM
sejarah hitam pelanggaran HAM di Indonesia. adalah untuk memantau dan menyelidiki
Pelanggaran HAM Orde Baru dapat dilihat dari pelaksanaan HAM, memberi pendapat,
kebijakan politik Orde Baru yang bersifat pertimbangan dan saran kepada pemerintah
sentralistik dan anti segala gerakan politik perihal pelaksanaan HAM. Lembaga ini juga
yang berbeda dengan pemerintah. Di antara membantu pengembangan dan pelaksanaan
butir penolakan pemerintah Orde Baru HAM yang sesuai dengan Pancasila dan UUD
terhadap konsep universal HAM adalah: a) 1945.
HAM adalah produk pemikiran Barat yang tidak Meskipun telah dibentuk Komnas HAM
sesuai dengan nilai nilai luhur budaya bangsa namun komitmen Orde Baru untuk
yang tercermin dalam Pancasila; b) Bangsa melaksanakan HAM secara murni dan
Indonesia sudah terlebih dahulu mengenal HAM konsekuen masih jauh dari harapan
sebagaimana tertuang dalam rumusan UUD masyarakat, bahkan masa pemerintahan Orde
1945 yang lahir lebih dahulu dibandingkan Baru sarat dengan pelanggaran HAM yang
Deklarasi Universal HAM; c) Isu HAM seringkali dilakukan oleh aparat negara atas warga
digunakan oleh negara-negara Barat untuk negara. Hal inilah yang menyebabkan kuatnya
memojokkan negara yang berkembang seperti tuntutan terhadap Presiden Soeharto untuk
Indonesia. mundur dari tampuk kepresidenan yang
Pada masa pemerintahan Presiden disuarakan oleh kelompok reformis dan
Soeharto di era Orde Baru tidak dikenal istilah mahasiswa pada tahun 1998 melalu isu – isu
partai oposisi bahkan sejumlah gerakan yang pelanggaran HAM dan penyalahgunaan
berlawanan dengan kebijakan pemerintah kekuasaan dalam berbagai tuntutan reformasi
dinilai sebagai anti pembanguna bahkan anti- yang disuarakan oleh pelopor reformasi Dr.
Pancasila. Melalui pendekatan keamanan Amin Rais, tokoh intelektual muslim Indonesia
(security approach) dengan cara cara kekerasan yang sangat kritis terhadap kebijakan
yang berlawanan dengan prinsip-prinsip HAM, pemerintah Orde Baru.
pemerintah Orde Baru tidak segan-segan Tahun 1998 merupakan salah satu era
menumpas segala bentuk aspirasi masyarakat terpenting dalam sejarah HAM di Indonesia

209
yang ditandai dengan lengsernya tampuk memperkenalkan istilah masyarakat madani
kekuasaan Orde Baru sekaligus menandai sebagai civil society. Menurut Ibrahim,
berakhirnya rezim militer di Indonesai dan masyarakat madani merupakan sistem sosial
datangnya era demokrasi dan HAM, setelah yang subur berdasarkan prinsip moral yang
selama kurang lebih 30 (tigapuluh) tahun menjamin keseimbangan antara kebebasan
lamanya terpasung di bawah rezim otoriter. individu dengan kestabilan masyarakat.
Pada masa ini, kepemimpinan Presiden Inisiatif dari individu dan masyarakat berupa
Soeharto digantikan oleh B. J. Habibie yang saat pemikiran, seni, pelaksanaan pemerintah yang
itu menjabat sebagai Wakil Presiden RI. berdasarkan undang-undang dan bukan nafsu
Menyusul berakhirnya pemerintahan Orde atau keinginan individu (Ubaedillah, 2008:
Baru, pengkajan terhadap kebijakan 176). Menurut Anwar Ibrahim, masyarakat
pemerintah Orde BAru yang bertentangan madani memiliki ciri-cirinya yang khas yaitu
dengan prinsip-prinsip HAM dalam kehidupan kemajemukan budaya (multicultural),
ketatanegaraan dan kemasyarakatan. Tak kalah hubungan timbal balik (reciprocity) dan sikap
penting dari perubahan perundangan, saling memahami dan menghargai. Karakter
pemerintah di era reformasi ini juga melakukan masyarakat madani ini merupakan “guiding
ratifikasi terhadap sejumlah instrument HAM ideas” dalam melaksanakan ide-ide yang
Internasional untuk mendukung pelaksanaan mendasari masyarakat madani yaitu prinsip
HAM di Indonesia. moral, keadilan, kesamaan, musyawarah dan
Kesungguhan pemerintahan B.J. Habibie demokrasi.
dalam perbaikan pelaksanaan HAM ditunjukkan Masyarakat madani tidak muncul dengan
dengan pencanangan program HAM yang sendirinya. Ia membutuhkan unsur-unsur sosial
dikenal dengan istilah Rencana Aksi Nasional yang menjadi prasyarat terwujudnya tatanan
HAM pada Agustus 1998. Agenda ini masyarakat madani. Faktor-faktor tersebut
bersandarkan pada empat pilar yaitu; (1) merupakan satu kesatuan yang saling mengikat
Persiapan pengesahan perangkat Internasional dan menjadi karakter khas masyarakat madani.
di bidang HAM; (2) Diseminasi informasi dan Beberapa unsur pokok yang harus dimiliki oleh
pendidikan bidang HAM; (3) Penentuan skala masyarakat madani diantaranya; 1) wilayah
prioritas pelaksanaan HAM; (4) Pelaksanaan public yang bebas (free public spehere); 2)
isu perangkat Internasional di bidang HAM demokrasi (democracy); 3) toleransi (tolerance)
yang telah diratifikasi melalui perundang- ; 4) kemajemukan (pluralism); 5) keadilan
undangan nasional. Komitmen pemerintah sosial (social justice) (Ubaedillah, 2008: 185).
Indonesia terhadap penegakan HAM juga Pertama, free public sphere adalah ruang
ditunjukkan dengan memasukkan pasal-pasal public yang bebas sebagai sarana untuk
yang mengatur tentang HAM seperti yang mengemukakan pendapat warga masyarakat.
tertuang dalam Pasal 28 A sampai 28 J dalam Di dalam ruang publik ini semua warga negara
Amandemen I sampai V UUD 1945 sehingga hal memiliki posisi dan hak yang sama untuk
ini menunjukkan bahwa HAM sudah menjadi melakukan transaksi sosial dan politik tanpa
bagian dan komitmen dari bangsa Indonesia. rasa takut dan terancam oleh kekuatan-
Hal ini juga dipertegas dengan dibentuknya UU kekuatan di luar civil society. Ruang publik
tentang HAM yaitu UU No. 39 tahun 1999 disini dapat diartikan sebagai wilayah bebas di
tentang Hak Asasi Manusia dan UU No. 26 tahun mana semua warga negara memiliki akses
2006 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia penuh dalam kegiatan yang bersifat publik.
untuk mengadili berbagai kasus pelanggaran Ketiadaa wilayah publik bebas ini pada suatu
HAM (Sutrisno, 2007: 172). negara dapat menjadi suasana tidak bebas di
Istilah ‘masyarakat madani’ pertama kali mana negara mengontrol warga negara dalam
dimunculkan oleh Anwar Ibrahim, mantan menyalurkan pandangan sosial politiknya.
Wakil Perdana Menteri Malaysia yang

210
Kedua, demokrasi sebagai prasyarat kaitannya dengan sikap penuh pengertian
mutlak bagi keberadaan civil society yang murni (toleran) kepada orang lain yang nyata-nyata
(genuine). Tanpa demokrasi masyarakat sipil diperlukan dalam masyarakat yang majemuk.
tidak mungkin terwujud. Secara umum Kelima, keadilan sosial adalah adanya
demokrasi adalah suatu tatanan sosial politik keseimbangan dan pembagian yang
yang bersumber dan dilakukan oleh, dari dan proporsional atas hak dan kewajiban setiap
untuk warga negara. warga negara yang mencakup seluruh aspek
Ketiga, toleransi adalah sikap saling kehidupan: ekonomi, politik, pengetahuan dan
menghargai dan menghormati perbedaan kesempatan. Dengan pengertian lain, keadilan
pendapat. Lebih dari sikap menghargai sosial adalah hilangnya monopoli dan
pandangan berbeda orang lain, toleransi pemusatan salah satu aspek kehidupan yang
mengacu pada pandanga Nurcholish Madjid dilakukan oleh kelompok atau golongan
adalah persoalan ajaran dan kewajiban tertentu.
melaksakanakan ajaran itu. Jika toleransi Upaya mewujudkan masyarakat madani
menghasilkan adanya tata cara pergaulan yang juga dilakukan dalam ranah organisasi
menyenangkan antara berbagai kelompok yang nonpemerintah atau Non Governmental
berbeda-beda maka hasil itu harus dipahami Organization (NGO). Istilah NGO merujuk pada
sebagai hikmah atau manfaaat dari pelaksanaan organisasi non-negara yang memiliki kaitan
ajaran yang benar. Toleransi disini bukan dengan badan-badan PBB atau mitra mitra PBB
sekadar tuntutan sosial masyarakat majemuk ketika berinteraksi dengan organisasi non-
belaka akan tetapi sudah menjadi bagian pemerintah. Secara umum, pengertian
penting dari pelaksanaan ajaran moral agama. organisasi nonpemerintah mencakup semua
Sejalan dengan hal terebut, Azyumadi Azra organisasi masyarakat yang berada di luar
menyatakan bahwa dalam kerangka struktur dan jalur pemerintah, dan tidak
menciptakan kehidupan yang berkualitas dan dibentuk oleh atau merpakan bagian dari
berkeadaban (civilized) masyarakat madani birokrasi pemerintah.
(civil society) menginginkan sikap-sikap Selain NGO, mahasiswa juga merupakan
toleransi yaitu kesediaan individu-individu salah satu komponen strateis bangsa Indonesia
untuk menerima beragam perbedaan dalam pengembangan demokrasi dan
pandangan politik di kalangan warga bangsa. masyarakat madani. Peran strategis mahasiswa
Keempat, kemajemukan atau pluralisme dalam proses perjuangan reformasi
merupakan prasyarat lain bagi civil society. menumbangkan rezim otoriter seharusnya
Pluralisme tidak hanya dipahami sebagat sikap dapat ditindaklanjuti dengan keterlibatan
harus mengakui dan menerima kenyataan mahasiswa dalam proses demokratisasi
sosial yang beragam tetapi harus disertai bangsa dan pengembangan masyarakat
dengan sikap yang tulus untuk menerima madani di Indonesia. Sebagai bagian dari kelas
kenyataan perbedaan sebagai sesuatu yang menengah, mahasiswa mempunyai tugas dan
alamiah dan rahmat Tuhan yang bernilai positif tanggung jawab terhadap nasib masa depan
bagi kehidupan masyarakat. Menurut demokrasi dan masyarakat madani di
Nurcholish Madjid , pluralism adalah pertalian Indonesia yang dapat diwujudkan dengan
sejati kebhinekaan dalam ikatan-ikatan pengembangan sikap-sikap demokratis, toleran,
keadaban (genuine engagement of diversities dan kritis dalam perilaku sehari-hari melalui
within the bonds of civility). Bahkan menurutnya cara-cara yang dialogis, santun dan
pula, pluralism merupakan suatu keharusan bermartabat serta melalui praktik-praktik
bagi keselamatan umat manusia antara lain demokrasi yang santun dan tertib dalam rangka
melalui mekanisme pengawasan dan mewujudkan pembangunan demokrasi
pengimbangan (check and balance). berkeadaban di Indonesia (civilized democracy).
Kemajemukan dalam pandangan Madjid erat

211
KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA
Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Davidson, S., (2008), Hak Asasi Manusia, Pustaka
Utama Grafiti.
Education) merupakan pendidikan yang sangat
Effendi, M., (2006), Perkembangan Dimensi Hak
penting di dalam mendidik karakter bangsa
Asasi Manusia (HAM), dan Proses Dinamika
Indonesia untuk menjadi warga negara
Penyusunan Hukum Hak Asasi Manusia
Indonesia yang kritis, aktif , demokratis dan (HAKHAM), Ghalia Indonesia.
beradab dimana mereka menyadari hak dan Latif, A., (2007), Mahkamah Konstitusi Dalam Upaya
kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat Mewujudkan Negara Hukum Demokrasi,
dan bernegara serta kesiapan mereka menjadi Total Media, Yogjakarta.
bagian dari warga negara dunia (global society) Rasuanto, B., (2005), Keadilan Sosial Pandangan
di era modern saat ini. Deontologis, Rawls dan Habermas Dua Teori
Filsafat Politik Modern, Gramedia Pustaka
Kedua, Pendidikan Kewarganegaraan
Utama.
dapat menjadi sarana pertemuan beragam nilai
Sabon, M.B., (2014). Hak Asasi Manusia Bahan
dan prinsip yang bersumber dari luar dan
Pendidikan Untuk Perguruan Tinggi,
khazanah pemikiran dan nilai-nilai Indonesia, Universitas Atma Jaya.
yang diorientasikan untuk melahirkan sebuah Sutiyoso, B., (2010), Reformasi Keadilan dan
sintesis kreatif yang dibutuhkan oleh Indonesia Penegakan Hukum di Indonesia, UII Press,
sebagai sebuah negara demokrasi baru yang Yogjakarta.
bersendikan pada Pancasila. Untuk menjadi Sutrisno, E., (2007), Bunga Rampai Hukum &
sebuah negara yang matang berdemokrasi, Globalisasi, Genta Press, Yogjakarta.
Tilaar, H.A.R., (2002) Perubahan Sosial dan
demokrasi Indonesia dapat seiring dan sejalan
Pendidikan: Pengantar Pedagogi
dengan koridor penguatan wawasan
Transformatif untuk Indonesia, PT Grasindo ,
kebangsaan yang berbasis pada empat
Jakarta.
konsensus dasar nasional Indonesia: Pancasila, Ubaedillah, A & Abdul R, (2008) Pendidikan
UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia Kewarganegaraan, Demokrasi , Hak Asasi
(NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika. Manusia dan Masyarakat Madani, Indonesian
Pendidikan Kewarganegaraan yang Center for Civic Education (ICCE), Kencana
humanis-partisipatoris diharapkan mampu Prenada Media, Jakarta, 2008
menjadi laboratorium bagi penyemaian prinsip- Undang- Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak
Asasi Manusia
prinsip demokrasi yang terintegrasikan dengan
Zamroni, (2001), Pendidikan untuk Demokrasi:
nilai-nilai keindonesiaan yang bersumber dari
Tantangan Menuju Civil Society, Yogjakarta,
Pancasila sebagai dasar filosofis bangsa yang
BIGRAF Publishing.
diharapkan dapat menjadi unsur utama
pembentukan karakter nasional Indonesia.

212

Anda mungkin juga menyukai