Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS DAN REVIEW ARTIKEL JURNAL

GAMBARAN UPAYA PENCARIAN PENGOBATAN PENDERITA


DBD DI KOTA SUKABUMI TAHUN 2012
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Epidemiologi Sosial, Epidemiologi
Sepanjang Hayat, dan Intervensinya
Dosen Pengampu: Prof. Dr. RB Soemanto, MA

Disusun Oleh:
YULITA ENDAH MAYANINGRUM
NIM S021802071

PROGRAM PASCASARJANA
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2018
Analisis dan Review Artikel Jurnal

Gambaran Upaya Pencarian Pengobatan Penderita DBD di Kota Sukabumi


Tahun 2012

Rohmansyah Qahyu Nurindra, Roy Nusa Rahagus Edo Santya, Heni Prasetyowati
Badan Litbang Kesehatan Kemenkes RI Vol. 11, No. 01, Juni 2015:15-22

1. Latar Belakang
DBD merupakan salah satu penyebab kematian, penyakit menular yang
disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.
Secara keseluruhan, penderita dbd tidak ada perbedaan jenis kelamin, tetapi
kematian lebih banyak pada anak perempuan daripada anak laki-laki. Upaya dan
kecepatan pencarian pengobatan akan mempengaruhi proses penularan virus DBD.
Lama waktu ketidaktahuan individu dalamkondisi viremia memperbesar peluang
menjadi sumber infeksi bagi lingkungannya.

2. Metode
Jenis penelitian : observasional analitik
Desain penelitian : cross sectional
Lokasi penelitian : Rumah Sakit Kota Sukabumi
Sampel : 125 Penderita DBD
Teknik pengumpulan data : wawancara dan observasi

3. Hasil
Dari hasil penelitian penderita terdiri dari laki-laki dan perempuan dari smeua
kelompok umur. Sebanyak 83,2% penderita langsung berobat ke RS, 9,7% berobat
ke dokter praktek, 1,2% berobat ke puskesmas, dan 5,3 % melakukan swamedikasi.
Sebagian besar penderita yang diwawancarai memiliki jenis pekerjaan berdagang
atau wiraswasta (33,6%) diikuti dengan ibu rumah tangga (23%). Beberapa penderita
melakukan pengobatan sendiri (swamedikasi) yaitu sekitar 6 orang (5,5%), sebagian
lainnya segera mencari pengobatan ke rumah sakit.semua responden menyatakan
bhawa mereka mengetahui terinfeksi virus DBD setelah berada dirumah sakit, upaya
yang dilakukan selama sakit antara lain dengan mengonsumsi jus (jambu, kurma, dan
minuman berkhasiat lainnya). Cara ini dilakukan oleh sekitar 46,74% responden.
Selain itu tidak ada respondenyang mencari pengobatan di dua tempat sekaligus.

4. Pembahasan
Pada umumnya responden menyatakan bahwa gejala awal yang dirasakan
responden adalah demam dan pegal-pegal yang tak kunjung sembuh selama dua-tiga
hari. Dalam pencarian pengobatan, seorang penderita disamping memeilih pelayanan
kesehatan modern seerti puskesmas, rumah sakit, dan dokter praktek, juga ada yang
mencari pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional menjadi pilihan masyarakat
karena dengan pengobatan sendiri tidak mengalami perubahan dan berdasarkan
pengalaman dan informasi dari tetangga dan keluarga. Pengobatan sendiri dengan
mengonsumsi ramuan dari bahan-bahan alam, seperti : buah, tumbuhan, dan bumbu
dapur.
Sebagian besar penderita DBD di Kota Sukabumi yang menjalani rawat inap
di RS merupakan penderita dengan infeksi sekunder virus Dengue (IgG, IgM dan IgG).
Upaya pencarian pengobatan akan mempengaruhi proses penularan virus Dengue.
Lama waktu saat ketidaktahuan akan kondisi vireia pada diri merka akan memperbesar
ekmungkinan menjadi sumber virus bagi lingkungannya. Ketanggapan melakukan
pengobatan adalah perilaku seseorang terhadap rangsangan yang berkaitan dengan
sakit dan penyakit, system pelayanan kesehatan, dan lingkungan.

5. Simpulan dan Saran


Sebagian besar penderita sudah tepat memilih pengobatan infeksi virus
Dengue ke sarana pengobatan medis. Faktor yang terkait dengan perilaku pencarian
pengobatan antara lain kondisi waktu berobat, keberadaan sarana, kelengkapan
sarana pelayanan pengobatan, dan biaya pengobatan. Peningkatan sarana dan
prasarana serta jaminan kesehatan perlu ditingkatkan untuk mengurangi upaya
swamedikasi penderita DBD.

6. Analisis
Penelitian ini tidak menggunakan pendekatan baru dalam mengatasi
permasalahan yang sudah ada. Beberapa pertanyaan yang diajukan saat wawancara
menujukkan masih adanya masyarakat yang melakukan swamedikasi dalam upaya
pengobatannya, sebaiknya upaya swamedikasi tetap disertai dengan upaya
pengobatan ke fasilitas pengobatan modern milik pemerintah maupun swasta.
ANALISIS DAN REVIEW ARTIKEL JURNAL

EPIDEMIOLOGY OF DENGUE : PAST, PRESENT, AND FUTURE


PROSPECTS

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Epidemiologi Sosial, Epidemiologi


Sepanjang Hayat, dan Intervensinya
Dosen Pengampu: Prof. Dr. RB Soemanto, MA

Disusun Oleh:
YULITA ENDAH MAYANINGRUM
NIM S021802071

PROGRAM PASCASARJANA
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2018
Analisis dan Review Artikel Jurnal

Epidemiology of Dengue : Past, Present, and Future Prospects


Natasha Evelyn Anne, Murray, Mikkel B Quam, Annelies Wilder-Smith
Instituteof Public Health, University of Heidelberg, Germany. Clinical Epdemiology
2013:5 299-309

A. Latar Belakang
DBD merupakan penyakit global yang disebabkan oleh virus yang mudah
tersebar luas diwilayah tropis dan subtropics di dunia. Menurut WHO, lebih dari 125
negara di dunia diketahui endemis DBD. Penyakit ini dianggap sebagai penyakit
arboviral paling penting secara internasional, karena lebih dari 50% populasi dunia
tinggal didaerah dimana mereka berisiko terkena penyakit, dan sekitar 50% tinggal di
negara-negara endemik Dengue.

B. Metode
Penelitian ini merupakan Review Epidemiologi yang diambil dari beberapa
negara tropis dan subtropis yang berkontribusi bersama WHO. Tujuan dari artikekl
ini adalah untuk meninjau epidemiologi demam berdarah saat ini dan beberapa
alasan potensial agar tidak terjadi perluasan demam berdarah dimasa depan.

C. Hasil
Pada tahun 2012 WHO mengklasifikasikan Dengue sebagai 6 penyakit paling
penting didunia karena penyebaran geografis yang signifikan dari virus dan
vektornya ke daerah-daerah yang sebelumnya tidak terdampak Dengue. Disebagian
besar negara beban utama morbiditas dan mortalitas terletak pada anak-anak.
Afktor- faktor yang mmpengaruhi penyebaran virus Dengue antara lain : perubahan
iklim, globalisasi, jarak tempuh perjalanan, faktor perdagangan, dan faktor
sosial-ekonomi.

D. Pembahasan
Tidak ada vaksin atau terapi khusus dalam pencegahan ancaman demam
berdarah. Deteksi kasus yang tepat dan manajemen klinis yang tepat dapat
mengurangi mortalitas akibat dengue.
E. Simpulan dan Saran
Dengue merupakan penyakit endemik di lebih dari 125 negara. Hal ini dapat
terjadi oleh beberapa faktor seperti, perubahan iklim, evolusi virus, urbanisasi yang
cepat, faktor sosial-ekonomi, serta perjalanan dan perdagangan. Metode
pengendalian vector yang efektif sangat penting melalui pendekatan strategis,
pendekatan ini menargetkan genus nyamuk Aedes dalam pengaturan
manusia.mengingat strategi terapeutik yang terbatas dan kurangnya vaksin saat ini,
metode pengendalian vector yang efektif merupakan komponen paling penting untuk
mengurangi mortalitas dan morbiditas Dengue.

F. Analisis
Artikel ini tidak menggunakan pendekatan baru dalam mengatasi
permasalahan yang sudah ada. Beberapa metode pengendalian Dengue telah dan
sedang dilakukan oleh negara-negara tropis dan subtropis bersama dengan WHO
untuk mengurangi mortalitas dan morbiditas dengue.

Anda mungkin juga menyukai