Anda di halaman 1dari 8

Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: 2086-3098

PENDAHULUAN

Latar Belakang
FAKTOR PENDAPATAN DAN
PENDIDIKAN KELUARGA TERHADAP Pertumbuhan dan perkembangan anak
PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS adalah saat-saat yang dinantikan oleh orang
ANAK USIA 3-4 TAHUN tua, karena pertumbuhan dan
perkembangan adalah salah satu indikator
Kharisma Kusumaningtyas memantau kesehatan anak. Dalam
(Prodi Kebidanan Bangkalan, perkembangan anak terdiri atas beberapa
Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya) perkembangan, yaitu perkembangan
Sri Wayanti personal sosial, perkembangan motorik
(Prodi Kebidanan Bangkalan, kasar, perkembangan bahasa,
Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya) perkembangan motorik halus. Motorik halus
yaitu aspek yang berhubungan dengan
ABSTRAK kemampuan anak untuk mengamati sesuatu,
melakukan gerakan yang melibatkan bagian-
Pendahuluan: Terdapat sebanyak 40% bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan
perkembangan motorik halus mengalami otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi
gangguan, ditandai dengan anak sulit yang cermat. Misalnya kemampuan untuk
menirukan gambar seperti yang dicontohkan, menggambar, memegang sesuatu benda,
dan tidak bisa menyebutkan macam-macam dll. Kemampuan motorik halus pada anak
warna. Tujuan dari penelitian ini untuk balita usia 3-4 tahun yaitu mampu
mengetahui pengaruh pendapatan dan menggambar menggunakan krayon,
pendidikan keluarga terhadap menggunakan alat atau benda dan dapat
perkembangan motorik halus anak usia 3-4 meniru bentuk (Susanto, 2011).
tahun di Yayasan Lembaga Pendidikan Periode penting dalam tumbuh kembang
Islam Al-Ikhwan Kecamatan Bangkalan. adalah masa balita, yaitu umur 3 tahun,
Metode: Desain penelitian ini adalah cross dimana pada umur ini pertumbuhan dan
sectional, menggunakan sampel jenuh. Data perkembangan sel-sel otak masih
dikumpulkan menggunakan KPSP dan berlangsung, dan menjadi pertumbuhan
angket. Analisis data menggunakan tabulasi serabut-serabut saraf dan cabangnya,
silang dilanjutkan uji Spearman Rank sehingga terbentuk jaringan saraf dan otak
dengan derajat kemaknaan 0,05. Hasil: yang kompleks, dimasa inilah pentingnya
Sebanyak (55%) pendapatan keluarga seorang keluarga memberikan stimulasi
sedang, sebanyak (70 %) pendidikan sedini mungkin agar perkembangan anak
keluarga menengah, dan sebanyak (65%) bisa tumbuh secara normal. Jika
perkembangan motorik halus anak usia 3-4 perkembangan anak tumbuh secara normal,
tahun normal. Berdasarkan uji statistic maka akan bisa menjadi generasi penerus
menggunakan Spearman Rank dengan yang baik dan siap dalam menjalani
derajat kemaknaan 0,05 menunjukkan ρ kehidupan. Kenyataannya di masyarakat
value (0.303) > α = 0,05 untuk pendapatan masih sering dijumpai gangguan
terhadap perkembangan maka H0 diterima. perkembangan motorik halus pada anak usia
Sedangkan pendidikan terhadap 3-4 tahun.
perkembangan menunjukkan ρ value (0,019) Berdasarkan hasil studi pendahuluan di
< α= 0,05, maka H0 ditolak. Kesimpulan: Yayasan Lembaga Pendidkan Islam Al-
Tidak ada pengaruh pendapatan keluarga Ikhwan, Kecamatan Bangkalan dengan
terhadap perkembangan motorik halus anak, wawancara dan observasi pada tanggal 17
dan ada pengaruh pendidikan keluarga November 2014 tentang perkembangan
terhadap perkembangan motirik halus anak. motorik halus pada 10 anak usia 3-4 tahun,
Dengan demikian pentingnya melakukan didapatkan 60% perkembangan motorik
deteksi dini tumbuh kembang anak terutama halus berkembang secara normal, ditandai
perkembangan motorik halus anak. dengan anak dapat menirukan gambar yang
sesuai dengan contoh yang diberikan, dan
sebanyak 40% perkembangan motorik halus
Kata kunci: mengalami gangguan, ditandai dengan anak
pendapatan keluarga, pendidikan keluarga, sulit menirukan gambar seperti yang
perkembangan motorik halus dicontohkan, dan tidak bisa menyebutkan
macam-macam warna.
Menurut Dwi Sulistyo Cahyaningsih
(2011) dalam bukunya yang berjudul
Tumbuh Kembang Anak dan Remaja

52 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes


Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: 2086-3098

mengemukakan bahwa faktor-faktor yang dilakukan, tenaga kesehatan juga


dapat mempengaruhi penyimpangan mempunyai “waktu” dalam membuat
perkembangan yaitu yang pertama faktor rencana tindakan/intervensi yang tepat,
genetik, faktor genetik merupakan modal terutama ketika harus melibatkan
dasar dalam mencapai hasil akhir proses ibu/keluarga. Indikator keberhasilan program
tumbuh kembang anak. Faktor kedua yaitu SDIDTK adalah 90% balita dan anak
faktor lingkungan yang di dalamnya berisi prasekolah terjangkau oleh kegiatan SDIDTK
faktor fisik (iklim, sanitasi, keadaan rumah, pada tahun 2010 (Depkes RI, 2005).
radiasi), faktor psikososial (stimulasi, Sehingga dengan diadakan program
motivasi belajar, ganjaran ataupun hukuman SDIDTK diharapkan perkembangan anak
yang wajar, kelompok sebaya, stress, sesuai dengan umurnya.
sekolah, cinta dan kasih sayang, kualitas
interaksi anak-orang tua), dan faktor Pembatasan Masalah
keluarga (pekerjaan /pendapatan keluarga,
pendidikan ayah dan ibu, jumlah saudara, Mengingat luasnya penyebab masalah,
jenis kelamin dalam keluarga). maka peneliti membatasi pada pengaruh
Dampak adanya gangguan faktor pekerjaan dan pendidikan keluarga
perkembangan motorik halus yaitu anak terhadap perkembangan motorik halus anak
menjadi kurang kreatif, karena apa yang usia 3-4 tahun.
seharusnya dibutuhkan oleh anak tidak
dapat terpenuhi, sehingga ide-ide yang Rumusan Masalah
mereka keluarkan bersifat monoton dan
mereka akan menjadi generasi penerus yang Rumusan masalah penelitian adalah:
tertinggal (Soetjiningsih, 2012). Bila 1. Bagaimana gambaran pendapatan
penyimpanga terhambat diketahui, maka keluarga yang memiliki anak usia 3-4
intervensinya akan lebih sulit dan hal ini tahun di Yayasan Lembaga Pendidikan
akan berpengaruh pada tumbuh kembang Islam Al-Ikhwan Kecamatan Bangkalan?
anak (Depkes RI, 2005). 2. Bagaimana gambaran pendidikan
Selain itu keluarga juga memegang keluarga yang memiliki anak usia 3-4
peranan penting pada tumbuh kembang tahun di Yayasan Lembaga Pendidikan
anak, terutama pada perkembangan motorik Islam Al-Ikhwan Kecamatan Bangkalan?
halus anak. Keluarga ataupun orang tua 3. Bagaimana gambaran perkembangan
harus selalu memberikan rangsangan atau motorik halus anak usia 3-4 tahun di
stimulasi pada anaknya di waktu-waktu yang Yayasan Lembaga Pendidikan Islam Al-
tepat, misalnya waktu berlibur ke taman Ikhwan Kecamatan Bangkalan?
rekreasi, ataupun diwaktu berkumpul 4. Apakah ada pengaruh pendapatan
bersama keluarga. Stimulasi juga bisa keluarga terhadap perkembangan
berupa mengenalkan beberapa gambar, motorik halus anak usia 3-4 tahun di
warna, mengenalkan huruf. Stimulasi harus Yayasan Lembaga Pendidikan Islam Al-
dilakukan sedini mungkin agar Ikhwan Kecamatan Bangkalan?
perkembangan anak dapat tumbuh secara 5. Apakah ada pengaruh pendidikan
normal dan bisa menjadi generasi penerus keluarga terhadap perkembangan
yang baik dan siap dalam menjalani hidup, motorik halus anak usia 3-4 tahun di
selain stimulasi, nutrisi juga dapat Yayasan Lembaga Pendidikan Islam Al-
mempengaruhi terhadap tumbuh kembang Ikhwan Kecamatan Bangkalan?
anak. Jika anak nutrisinya tercukupi maka
perkembangan anak tidak akan tergangggu, Tujuan Penelitian
dan support keluarga juga diperlukan untuk
memacu perkembangan anak (Soetjiningsih, 1. Mengidentifikasi gambaran pendapatan
2010). keluarga yang memiliki anak usia 3-4
Mengingat pentingnya pemantauan tahun di Yayasan Lembaga Pendidikan
tumbuh kembang anak maka pemerintah Islam Al-Ikhwan Kecamatan Bangkalan.
menggalakkan program pemantauan tumbuh 2. Mengidentifikasi gambaran pendidikan
kembang melalui SDIDTK (Stimulasi Dini keluarga yang memiliki anak usia 3-4
Intervensi Deteksi Tumbuh Kembang). tahun di Yayasan Lembaga Pendidikan
Program SDIDTK merupakan Islam Al-Ikhwan Kecamatan Bangkalan.
kegiatan/pemeriksaan untuk menemukan 3. Mengidentifikasi gambaran
secara dini adanya penyimpangan tumbuh perkembangan motorik halus anak usia
kembang pada balita dan anak prasekolah. 3-4 tahun di Yayasan Lembaga
Dengan ditemukan secara dini Pendidikan Islam Al-Ikhwan Kecamatan
penyimpangan/masalah tumbuh kembang Bangkalan.
anak, maka intervensi akan lebih mudah

53 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes


Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: 2086-3098

4. Menganalisis pengaruh pendapatan Tabel 2. Distribusi Jumlah Anak di Yayasan


keluarga terhadap perkembangan Lembaga Pendidikan Islam Al-Ikhwan
motorik halus anak usia 3-4 tahun di Kecamatan Bangkalan pada Bulan Juni 2015
Yayasan Lembaga Pendidikan Islam Al-
Ikhwan Kecamatan Bangkalan. Jumlah Anak Frekuensi Persentase
5. Menganalisis pengaruh pendidikan 1 15 75
keluarga terhadap perkembangan 2 3 15
motorik halus anak usia 3-4 tahun di 3 1 5
Yayasan Lembaga Pendidikan Islam Al- 4 1 5
Ikhwan Kecamatan Bangkalan. Jumlah 20 100
Pekerjaan
METODE PENELITIAN
Berdasarkan pengolahan data
Penelitian ini merupakan penelitian menunjukkan sebagian besar pekerjaan
analitik dengan rancangan penelitian Cross orang tua sebagai PNS sebanyak 9 (45%).
Sectional, yang bertujuan : untuk Untuk lebih jelasnya data pekerjaan orang
mengetahui pengaruh pendapatan dan tua dapat dilihat pada Tabel 3.
pendidikan keluarga terhadap Tabel 3. Distribusi Pekerjaan Orangtua di
perkembangan motorik halus anak usia 3-4 Yayasan Pendidikan Islam Al-Ikhwan
tahun di Yayasan Lembaga Pendidikan Kecamatan Bangkalan pada Bulan Juni 2015
Islam Al-Ikhwan Kecamatan Bangkalan.
Sebagai populasi pada penelitian ini adalah : Pekerjaan Frekuensi Persentase
jumlah balita usia 3-4 tahun di yayasan PNS 9 45
pendidikan islam sebesar 20 anak. Variabel Swasta 11 55
independen yaitu pendapatan dan Jumlah 20 100
pendidikan, sedangkan variabel dependen
yaitu perkembangan motorik halus anak usia Pendapatan Keluarga
3-4 tahun. Total populasi sebanyak 20 Berdasarkan pengolahan data
responden menggunakan sampel jenuh. didapatkan bahwa sebagian besar
Data dikumpulkan menggunakan DDST dan pendapatan keluarga dalam kategori sedang
angket. Analisa data menggunakan tabulasi sebanyak 11 orang (55 %). Untuk lebih
silang dilanjutkan uji Spearman Rank jelasnya data pendapatan keluarga dapat
dengan derajat kemaknaan 0,05. dilihat pada Tabel 4.
HASIL PENELITIAN Tabel 4. Distribusi Pendapatan Keluarga di
Yayasan Pendidikan Islam Al-Ikhwan
Usia orang tua Kecamatan Bangkalan pada Bulan Juni 2015
Pendapatan Frekuensi Persentase
Dari hasil pengumpulan data
Sedang 11 55
menunjukkan bahwa sebagian besar orang
Rendah 9 45
tua berusia 25-30 tahun yaitu sebanyak 11
orang (55%). Untuk lebih jelasnya data usia Jumlah 20 100
dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini: Pendidikan Ayah
Tabel 1. Distribusi Usia Anak di Yayasan Berdasarkan pengolahan data
Lembaga Pendidikan Islam Al-Ikhwan didapatkan bahwa pendidikan keluarga
Kecamatan Bangkalan pada Bulan Juni 2015 (ayah) kategori tinggi sebanyak 12 orang
(60%). Untuk lebih jelasnya data pendidikan
Usia Frekuensi Persentase keluarga (ayah) dapat dilihat pada Tabel 5.
25-30 tahun 11 55 Tabel 5. Distribusi Pendidikan Ayah di
20-24 tahun 9 45 Yayasan Pendidikan Islam Al-Ikhwan
Jumlah 20 100 Kecamatan Bangkalan pada Bulan Juni 2015
Jumlah anak Pendidikan Ayah Frekuensi Persentase
Berdasarkan pengolahan data Tinggi 12 60
menunjukkan sebagian besar orang tua yang Menengah 8 40
memiliki anak 1 (75 %). Untuk lebih jelasnya Jumlah 20 100
dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini:
Pendidikan Ibu
Berdasarkan pengolahan data
didapatkan bahwa pendidikan keluarga (ibu)

54 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes


Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: 2086-3098

kategori menengah sebanyak 14 orang (70 Dari penelitian yang didapatkan


%). Untuk lebih jelasnya data pendidikan pendapatan keluarga dalam kategori sedang
keluarga (ibu) dapat dilihat pada Tabel 6. terdapat 7 (58,33%) anak yang
perkembangan motorik halus normal.
Tabel 6. Distribusi Pendidikan Ibu di
Sedangkan yang pendapatan rendah
Yayasan Pendidikan Islam Al-Ikhwan terdapat 6 (75,00%) perkembangan motorik
Kecamatan Bangkalan Pada Bulan Juni
halus normal.
2015
Berdasarkan analisis pengujian
Pendidikan Istri Frekuensi Persentase Spearman Rank didapatkan nilai ρ value
Tinggi 4 20 lebih besar dari nilai α (0,303 > 0,05).
Menengah 14 70 Dengan demikian H0 diterima H1 ditolak,
Dasar 2 10 berati tidak ada pengaruh pendapatan
Jumlah 20 100 keluarga terhadap perkembangan motorik
halus anak.
Perkembangan Motorik Halus Anak
Hubungan Antara Pendidikan Ayah
Berdasarkan pengolahan dapat
dengan Perkembangan Motorik Halus
didapatkan bahwa 13 anak (65%) termasuk
Anak
kategori normal. Untuk lebih jelasnya data
perkembangan motorik halus anak usia 3-4 Berdasarkan data khusus untuk
tahun dapat dilihat pada Tabel 7. mendapatkan gambaran tentang ada atau
tidaknya pengaruh antara variabel
Tabel 7. Distribusi Perkembangan Motorik pendidikan terhadap perkembangan motorik
Halus Anak Usia 3-4 Tahun di Yayasan halus anak digunakan tabulasi silang
Lembaga Pendidikan Islam Al-Ikhwan terhadap masing-masing variabel, dan
Kecamatan Bangkalan pada Bulan Juni 2015 pembuktian hipotesis dengan menggunakan
uji Spearman Rank.
Perkembangan
Frekuensi Persentase
motorik halus Tabel 9. Hubungan antara Pendidikan Ayah
Normal 13 65 dengan Perkembangan Motorik Halus Anak
Suspect 7 35 Usia 3-4 tahun di Yayasan Pendidikan Islam
Jumlah 20 100 Al-Ikhwan di Kecamatan Bangkalan pada
bulan Juni 2015
HUbungan antara Pendapatan Keluarga Perkembangan
terhadap Perkembangan Motorik Halus Pendidikan motorik halus Total
Anak Ayah Normal Suspect
Berdasarkan data khusus untuk Σ % Σ % Σ %
mendapatkan gambaran tentang ada atau Tinggi 9 69,23 4 30,76 13 100
tidaknya pengaruh antara variabel Menengah 4 57,14 3 42,85 7 100
pendapatan keluarga terhadap Total 13 7 20 100
perkembangan motorik halus anak ρ -value = 0, 612
digunakan tabulasi silang terhadap masing- α= 0,05
masing variabel, dan pembuktian hipotesis
dengan menggunakan uji Spearman Rank. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa
pendidikan tinggi terdapat 9 (69,23%) anak
Tabel 8. Hubungan Antara Pendapatan
yang perkembangannya normal, sedangkan
Keluarga dengan Perkembangan Motorik
menengah terdapat 3 (42,85%)
Halus Anak Usia 3-4 tahun di Yayasan
perkembangan anak yang suspect.
Pendidikan Islam Al-Ikhwan di Kecamatan
Berdasarkan analisis pengujian
Bangkalan pada Bulan Juni 2015
Spearman Rank didapatkan nilai ρ value
Perkembangan lebih besar dari α (0,612 > 0,05). Dengan
Motorik halus Total demikian H0 diterima H1 diterima, berarti
Pendapatan Normal Suspect tidak ada pengaruh pendidikan keluarga
Keluarga Σ % Σ % Σ % (ayah) terhadap perkembangan motorik
halus anak.
Sedang 7 58,33 5 41,77 12 100
Rendah 6 75,00 2 25,00 8 100 Hubungan Antara Pendidikan Ayah
Total 13 7 20 100 dengan Perkembangan Motorik Halus
ρ -value = 0.303 Anak
α= 0,05
Berdasarkan data khusus untuk
mendapatkan gambaran tentang ada atau
tidaknya pengaruh antara variabel

55 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes


Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: 2086-3098

pendidikan terhadap perkembangan motorik Rp. 2.500.000,00), dan pendapatan rendah


halus anak digunakan tabulasi silang (< Rp. 1.500.000).
terhadap masing-masing variabel, dan Dalam keluarga yang berpendapatan
pembuktian hipotesis dengan menggunakan kurang kebanyakan hanya kepala keluarga
uji Spearman Rank. saja yang bekerja atau pekerjaannya
sebagai swasta. Hal ini dipengaruhi oleh
Tabel 10. Hubungan antara Pendidikan Ibu laba yang dihasilkan dari pekerjaan mereka.
dengan Perkembangan Motorik Halus Anak Pernyataan tersebut sesuai dengan
Usia 3-4 tahun di Yayasan Pendidikan Islam pendapat (Muhammad Sobari, 2007)
Al-Ikhwan di Kecamatan Bangkalan pada mengemukakan bahwa salah satu
bulan Juni 2015 pembagian pendapatan yaitu laba usaha,
setiap laba yang diperoleh dari usha apapun
Perkembangan keuntungannya tidak sama karena
Pendidikan motorik halus Total keunggulan dari setiap pengusaha itu tidak
Ibu Normal Suspect sama. Pengusaha yang unggul inilah yang
Σ % Σ % Σ % akan memperoleh laba yang tinggi. Begitu
Tinggi 4 100 - - 4 100 juga dikarenakan upah dari tenaga kerja,
Menengah 9 64,28 5 35,72 14 100 setiap tenaga kerja memperoleh upah yang
Dasar - - 2 100 2 100 berbeda tergantung dari kesepakatan antara
Total 13 7 20 100 kedua belah pihak yaitu pekerja dan
pengusaha.
ρ -value = 0.019
α= 0,05 Pendidikan Keluarga

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa Berdasarkan hasil penelitian, dari 20


pendidikan tinggi terdapat 4 (100%) anak keluarga sebagian besar dengan pendidikan
yang perkembangannya normal, sedangkan tinggi yaitu 12 keluarga
pendidikan dasar terdapat 2 (100%) (ayah) 60%, yang berpendidikan menengah
perkembangan anak yang suspect. yaitu 14 keluarga (ibu) 70%.
Berdasarkan analisis pengujian Tingkat pendidikan yang cukup/sedang
Spearman Rank didapatkan nilai ρ value dalam keluarga (ibu) dikarenakan tidak
lebih kecil dari α (0,019 < 0,05). Dengan adanya biaya untuk melanjutkan pendidikan
demikian H0 ditolak H1 diterima, berarti ada ke tingkat lebih tinggi. Dalam keluarga yang
pengaruh pendidikan keluarga (ibu) terhadap berpendidikan cukup/sedang bukan berarti
perkembangan motorik halus anak. keluarga itu mempunyai wawasan yang
cukup, tergantung dari usaha keaktifan dan
PEMBAHASAN keterampilan keluarga itu sendiri. Karena
wawasan bisa diambil dari segi pengalaman
Pendapatan Keluarga saudara atau teman dan bisa dari lingkungan
Berdasarkan hasil penelitian, dari 20 hidup. Selain itu juga karena budaya
keluarga sebagian besar dengan setempat yang menyatakan bahwa
pendapatan sedang yaitu 11 keluarga (55 pendidikan lanjut (tinggi) pada seorang
%), yang berpendapatan rendah yaitu 9 wanita itu tidak begitu penting karena wanita
keluarga (45%). Pendapatan keluarga yang nanti pada akhirnya pekerjaan yang wajib
masuk kategori sedang yaitu pekerjaan adalah mengurus rumah tangga. Jadi untuk
orang tua sebagai PNS dengan golongan pendidikan wanita cukup pendidikan dasar
menengah kebawah dengan gaji tiap bulan < atau menengah. Hal ini sesuai dengan teori
Rp. 3.000.000,00. Sedangkan pendapatan Wikipedia (2011) yang mengemukakan
keluarga yang masuk kategori rendah pendidikan adalah usaha atau rencana untuk
pekerjaannya swasta seperti pedagang mewujudkan suasana belajar dan proses
pendapatan tiap bulannya yaitu ± pemnelajaran agar peserta didik secara aktif
Rp1.500.000,00. Sebagian besar mengembangkan potensi dirinya.
pendapatan keluarga tidak hanya diperoleh Pengertian tersebut menggambarkan
dari kepala keluarga (ayah) namun juga pendidikan bukan hanya mempersiapkan
dibantu oleh istri (ibu). masa depan agar lebih cerah saja,
Hal ini sesuai dengan teori Badan Pusat melainkan untuk membantu setiap individu
Statistik (2008) yang membedakan mengembangkan faktor psikisnya menuju
pendapatan menjadi 4 golongan yaitu tingkat kedewasaan. Sejak dini pendidikan
pendapatan sangat tinggi (> Rp. harus sudah diberlakukan pada setiap
3.500.000,00), pendapatan tinggi (> Rp. individu agar menjadikan manusia
2.500.000,00- Rp. 3.500.000,00), berkualitas dan tidak menimbulkan dampak
pendapatan sedang (> Rp. 1.500.000,00 – yang negative pada dirinya sendiri atau
orang lain.

56 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes


Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: 2086-3098

perkembangan motorik halus anak normal


Perkembangan Motorik Halus
(58,33%). Sedangkan yang berpendapatan
Berdasarkan hasil pengumpulan data di sedang terdapat perkembangan motorik
lapangan seperti tabel 4.6 bahwa dari 20 halus anak suspect (41,77%). Sedangkan
anak sebagian besar perkembangan motorik dari uji Spearman Rank disimpulkan bahwa
halus anak normal yaitu 13 anak (65 %), tidak ada pengaruh pendapatan keluarga
yang perkembangan mtorik halus anak terhadap perkembangan motorik halus anak
suspect yaitu 7 anak (35 %). Berdasarkan usia 3-4 tahun.
data di atas maka di Yayasan Lembaga Kondisi tersebut dapat terjadi karena
pendidikan Islam Al-Ikhwan Kecamatan perkembangan motorik halus anak tidak
Bangkalan pada bulan juni 2013 rata-rata hanya dipengaruhi oleh pendapatan orang
perkembangan motorik halus anak sesuai tua tetapi masih ada faktor lain yaitu seperti
dengan usia berdasarkan KPSP. Hal ini faktor lingkungan dan faktor genetik. Faktor
karena pelatihan atau stimulasi yang genetik tersebut antara lain faktor bawaan
diberikan oleh keluarga cenderung bersifat normal dan patologi, jenis kelamin , suku
leluasa / tidak otoriter sehingga anak lebih bangsa dan bahasa. Potensi genetik yang
mudah untuk belajar. bermutu hendaknya dapat berinteraksi
Menurut Ahmadi (2005) perkembangan dengan lingkungan secara positif sehingga
motorik halus adalah aspek yang diperoleh hasil akhir yang optimal. Faktor
berhubungan dengan kemampuan anak lingkungan juga bisa menstimulasi
melakukan gerakan yang melibatkan bagian- perkembangan motorik halus pada anak usia
bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh 3-4 tahun diantaranya adalah dari tenaga
otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi pengajar maupun dari teman sebaya. Dari
yang cermat seperti mengamati sesuatu, tenaga pengajar sendiri akan mempengaruhi
memjepit, menulis dan sebagainya. dengan cara mengajar mereka yang mudah
Hasil observasi didapatkan bahwa dimengerti oleh anak dan biasanya anak
terdapat banyak faktor yang mempengaruhi akan lebih cepat menuruti hal yang
perkembangan anak yaitu nutrisi dan dijelaskan oleh pengajar karena tenaga
stimulasi. Nutrisi sangat penting bagi pengajar sudah cukup sering bersama
pertumbuhan dan perkembangan anak, dengan anak, sehingga anak merasa lebih
dimana pada waktu itu perkembangan otak nyaman dan tidak merasa asing terhadap
sangat pesat sehingga dibutuhkan asupan tenaga pengajar tersebut. Sedangkan untuk
nutrisi yang banyak. Kebanyakan disamping teman sebaya cukup berpengaruh juga
asupan nutrisi sangat memenuhi tetapi yang terhadap stimulasi perkembangan motorik
tidak memenuhi yaitu kandungan dalam halus anak, karena teman sebaya juga
nutrisi yaitu vitamin dan zat –zat yang sering menemani semua kegiatan sehari-hari
dibutuhkan oleh tubuh untuk tumbuh dan anak, sehingga anak akan cenderung
perkembangan. Stimulasi yang dimaksud mengikuti kebiasaan teman seperti bermain
disini yaitu stimulasi untuk perkembangan bersama, belajar bersama dan kegiatan
motorik halus anak. Dalam pemberian lainnya yang sering mereka lakukan
stimulasi motorik halus pada anak diperlukan bersama yang pada akhirnya akan menjadi
pengetahuan dan juga sikap yang faktor yang sangat berpengaruh terhadap
mendukung dari orang tua seperti orang tua perkembangan motorik anak tersebut.
harus dapat menerima informasi-informasi Pernyataan diatas sesuai teori yang
dari luar yang dapat berpengaruh terhadap dikemukakan oleh Soetjiningsih (2002) yang
perkembangan motorik halus anak, mengemukakan bahwa selain faktor kelurga
bagaimana cara pengasuhan anak yang baik (pendapatan keluarga) terdapat faktor-faktor
dan bagaimana cara stimulasi pada motorik lain yang memepengaruhi tumbuh kembang
halus anak usia 3-4 tahun. nak seperti faktor genetik, faktor lingkungan
Pernyataan diatas sesuai dengan teori dan faktor psikologis.
Soetjiningsih (2002) bahwa salah satu faktor
Pengaruh Pendidikan Ayah Terhadap
yang mempengaruhi tumbuh kembang anak
Perkembangan Motorik Halus
adalah faktor psikologis (stimulasi), anak
yang mendapat stimulasi yang teratur dan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terarah akan lebih cepat berkembang pendidikan keluarga (ayah) tinggi
dibandingkan dengan anak yang perkembangan anaknya normal rata-rata
kurang/tidak mendapat stimulasi. (69,23%), perkembangan anak yang
susupect minoritas (30,76%). Yang
Pengaruh Pendapatan Keluarga Terhadap
berpendidikan menengah perkembangan
Perkembangan Motorik Halus
anaknya normal rata-rata (57,14), dan yang
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan anaknya suspect rata-rata
pendapatan keluarga yang sedang rata-rata

57 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes


Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: 2086-3098

(42,85 %). Dari uji Spearman Rank 2. Pendidikan keluarga yang memiliki anak
disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh usia 3-4 tahun di Yayasan Lembaga
pendidikan keluarga (ayah) terhadap Pendidikan Islam Al-Ikhwan Kecamatan
perkembangan motorik halus anak usia 3-4 Bangkalan, untuk ayah rata-rata 60 %
tahun. yang berpendidikan tinggi, untuk ibu
Kondisi tersebut terjadi karena seorang Mayoritas 70% yang berpendidikan
ayah jarang bertatap muka pada anaknya menengah.
karena kesibukannya bekerja. Meskipun 3. Perkembangan motorik halus anak usia
pendidikan ayah itu tinggi tetapi ayah belum 3-4 tahun di Yayasan Lembaga
bisa menyampaikan kepada anaknya karena Pendidikan Islam Al-Ikhwan Kecamatan
sibuk dengan pekerjaannya dan anak lebih Bangkalan yang perkembangannya
sering bersama ibunya jadi anak juga anaknya normal rata-rata sebanyak 65%.
merasa nyaman belajar dan dan 4. Tidak ada pengaruh pendapatan
menghabiskan waktu sehari-hari dengan ibu. keluarga terhadap perkembangan
motorik halus anak usia 3-4 tahun di
Pengaruh Pendidikan Ibu Terhadap
Yayasan Lembaga Pendidikan Islam Al-
Perkembangan Motorik Halus Ikhwan Kecamatan Bangkalan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 5. Tidak ada pengaruh pendidikan keluarga
pendidikan kelarga yang tinggi (ayah) terhadap perkembangan motorik
perkembangan anaknya normal (100%), halus anak usia 3- tahun di Yayasan
pendidikan keluarga yang menengah Lembaga Pendidikan Islam Al-Ikhwan
mayoritas perkembangan motorik normal Kecamatan Bangkalan.
(64,28%). Sedangkan yang berpendidikan 6. Ada pengaruh pendidikan keluarga (ibu)
menengah terdapat perkembangan motorik terhadap perkembangan motorik halus
halus anak suspect (35,72%). Dari uji anak usia 3-4 tahun di Yayasan Lembaga
Spearman Rank disimpulkan bahwa ada Pendidikan Islam Al-Ikhwan Kecamatan
pengaruh pendidikan keluarga terhadap Bangkalan.
perkembangan motorik halus anak.
Kondisi tersebut terjadi karena Saran
pendidikan ibu mempengaruhi pengetahuan
yang dimiliki ibu, dalam pemberian stimulasi 1. Bagi Peneliti Selanjutnya
perkembangan motorik halus pada anak Diharapkan peneliti mampu
diperlukan pengetahuan dan juga sikap yang mengembangkan masalah penelitian ini
mendukung dari orang tua seperti orang tua lebih lanjut sehingga penelitian ini lebih
harus dapat menerima informasi-informasi bermanfaat dan berguna bagi
dari luar yang dapat berpengaruh terhadap masyarakat.
perkembangan motorik halus anak, 2. Bagi Institusi Pendidikan
bagaimana cara pengasuhan anak yang baik Diharapkan hasil penelitian ini dapat
dan bagaimana cara stimulasi pada motorik dijadikan kontribusi akademis dalam
halus anak usia 3-4 tahun. mengembangkan konsep atau teori
Pernyataan tersebut sesuai dengan teori tentang perkembangan motorik halus
Soetjiningsih (2002) yang mengemukakan anak usia 3-4 tahun.
bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi 3. Bagi Tenaga Kesehatan
tumbuh kembang anak adalah pendidikan Petugas kesehatan hendaknya
ayah/ibu. Pendidikan orang tua merupakan melakukan deteksi dini tumbuh kembang
salah satu faktor yang penting dalam tumbuh anak terutama perkembangan motorik
kembang anak. Karena dengan pendidikan halus anak, sehingga dapat diketahui
yang baik, maka orang tua dapat menerima secara dini anak yang mengalami
segala informasi dari luar terutama cara suspect keterlambatan atau bahkan
pengasuhan anak yang baik, bagaimana penyimpangan pada perkembangan
memantau perkembangan anaknya. motorik halus agar dapat dilakukan tindak
lanjut secara tepat untuk mengatasinya.
KESIMPULAN DAN SARAN
Simpulan DAFTAR PUSTAKA

1. Pendapatan keluarga yang memiliki anak Adriana, Dian, (2011), Tumbuh Kembang
usia 3-4 tahun di Yayasan Lembaga dan Terapi Bermain Pada Anak, Jakarta,
Pendidikan Islam Al-Ikhwan Kecamatan Salemba Medika.
Bangkalan Minoritas berpendapatan Ahmadi, dkk, (2005), Psikologi
sedang sebanyak 55%. Perkembangan, Jakarta, PT. Rineka
Cipta.

58 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes


Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: 2086-3098

Anneahira, (2011), Tujuan Pendidikan 2011


[internet], Bersumber dari
http://www.artikel-pendidikan/tujuan-
pendidikan.html [Diakses pada tanggal
17/02/ 2013].
Cahyaningsih Sulistyo Dwi, (2011) Tumbuh
Kembang Anak dan Remaja, Jakarta,
CV.Sugeng Seto.
Depkes RI, (2005), Stimulasi Dini Intervensi
Deteksi Tumbuh Kembang, Jakarta,CV
Agung Seto.
Hariwijaya, M, (2009), PAUD Melejitkan
Potensi Anak Dengan Pendidikan Sejak
Dini, Yogyakarta, Mahadika Publising.
Kartono, K, (2006), Psikologi Anak,
Bandung, Mandar Maju
Moersinowarti, dkk, (2002), Tumbuh
Kembang Anak Dan Remaja,
Jakarta,CV Sagung Seto.
Muhammad Sobari (2007), Kesalehan
Sosial, Jakarta, Alfa Beta.
Notoatmodjo, (2010), Metodologi Penelitian
Kesehatan,
Jakarta, PT. Rineka Cipta.
------, (2005), Metodologi Penelitian
Kesehatan, Jakarta, PT. Rineka Cipta.
Nursalam, (2001), Konsep dan Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan,
Jakarta, Salemba Medika.
-----, (2003), Konsep dan Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan,
Jakarta, Salemba Medika.
-----, (2008), Konsep dan Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan,
Jakarta, Salemba Medika.
Sugiyono, (2010), Statistika Untuk
Penelitian, Bandung, Alfa Beta.
Soetjiningsih, (2010), Tumbuh Kembang
Anak, Jakarta, Buku Kedokteran.
-----, (2002), Tumbuh Kembang Anak,
Jakarta, EGC.
Sujono Riyadi, (2012), Tumbang,
Yogyakarta, Pustaka Pelajar.
Whaley, (2000), Tumbuh Kembang Anak,
Jakarta, Salemba Medika.
Wikipedia, (2011), Dasar Pendidikan 2011
[internet], Bersumber dari
http://www.psp.kemdiknas.go.id [Diakses
pada tanggal 17/02/2013].

59 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

Anda mungkin juga menyukai