Penginderaan Jauh I
Modul ke - 3 : Koreksi Geometrik Citra
Disusun Oleh :
1. BAB I
2. BAB II
3. BAB III
4. BAB IV
5. BAB V
Asisten Praktikum
...................................
NIM.
BAB I PENDAHULUAN
Pengolahan citra digital harus melalui tahap-tahap penyiapan citra digital terlebih
dahulu sebelum dianalisis. Pra pengolahan citra ini mutlak diperlukan agar tidak ada
terjadi kesalahan pada saat analisis citra digital. Pra pengolahan citra ini biasanya terdiri
atas koreksi geometrik dan image enhancement.
Salah satu pra pengolahan citra digital yaitu koreksi geometrik, koreksi tipe ini
memungkinkan user untuk menyesuaikan sistem koordinat citra yang akan dianalisis.
Dalam koreksi tipe ini, biasanya sistem koordinat yang dipakai disesuaikan dengan sistem
koordinat yang biasa dipakai di negara masing-masing. Indonesia sendiri dalam dunia
Geographic Information System (GIS) biasanya selalu memakai sistem koordinat
Universal Transverse Mercator (UTM).
Koreksi geometrik pada citra digital harus dilakukan karena kemungkinan satelit
melakukan kesalahan perekaman cukup tinggi (distorsi geometrik). Untuk mengurangi
distorsi geometrik ini maka diperlukan adanya pemosisian ulang sesuai dengan sistem
koordinat yang ada, kegiatan ini biasa disebut ortorektifikasi. Ortorektifikasi ini dapat
dilakukan dengan beberapa metode, salah satu metode ortorektifikasi adalah Rational
Functions (RF). Pada metode RF ini ortorektifikasi menggunakan data Ground Control
Point (GCP) dan Digital Elevation Model (DEM). Ketelitian hasil koreksi ini ditentukan
oleh banyaknya GCP yang dilibatkan dan ketersebaran GCP yang merata ketika proses
koreksi geometrik (Rudianto 2011).
Menurut Sukojo dan Kustarto (2002), koreksi geometrik ini berfungsi untuk
mengurangi kesalahan yang disebabkan oleh gerak sapuan penjelajah dan satelit, gerak
perputaran bumi, dan faktor kelengkungan bumi yang mengakibatkan pergeseran posisi
terhadap sistem koordinat referensi. Dalam hal ini proses koreksi geometrik dilakukan
dengan mentransformasikan posisi setiap piksel yang ada di citra terhadap posisi obyek
yang sama dipermukaan bumi dengan memakai beberap titik kontrol tanah.
Menurut Jaya (2015), besar kesalahan dalam koreksi geometrik diwakili dengan nilai
Root Mean Square Error (RMSE) yang didapatkan setelah melakukan kegiatan koreksi
geometrik. Nilai RMSE yang baik adalah dibawah 0,5 piksel sehingga kesalahan tidak
lebih dari setengah dari resolusi spasial suatu citra.
1.2 Tujuan
Tujuan dilakukannya Praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa mampu melakukan koreksi geometric pada foto udara maupun citra satelit
dengan software ENVI.
2. Mahasiswa dapat menemukan berbagai permasalahan saat koreksi geometrik dan cara
pemecahannya.
4. Kemudian pilih shp yang akan digunakan pilih Load Selected → New Vector
Window → OK.
5. Samakan tampilan gambar yang ada di shp dan citra.
7. Selanjutnya masuk pada kotak dialog “Image to Map Registration”, pada kotak dialog
ini isikan jika menggunakan koordinat UTM Isikan Zona (48) dalam hal ini zone peta
berdasarkan proyeksi UTM berada pada zone 48 lintang selatan (S), Jika sudah di isi
selanjutnya Klik Ok.
8. Selanjutnya muncul kotak dialog “Ground Control Points Selection (GCP)” pada
kotak dialog tersebut isikan titik koordinat hasil ploting lapangan. Jumlah GCP yang
dimasukan minimal 4 titik koordinat untuk mendapatkan nilai RMS-Error (Root
Means Square-Error). Lokasi yang dimasukan harus merata di 4 penjuru angin citra
dari seluruh liputan. Hal tersebut untuk memberikan efek perataan pada titik ikat citra.
Besarnya nilai RMS error yang disyaratkan adalah mendekati 0 (nol), semakin rendah
rms error maka tingkat ketelitian akan semakin tinggi/baik. Demikian sebaliknya
semakin besar nilai rms error semakin jelek kualitas hasil koreksi geometrik.
11. Proses selanjutnya simpanlah titik koordinat yang telah saudara masukan dengan
cara: Klik File → Save GCPs w/map cords…. Selanjutnya berikan nama file dan
simpan dalam format *.pts.
12. Setelah menyimpan titik GCP-nya, langkah selanjutnya adalah melakukan eksekusi
pada citra yang belum terkoordinat dengan menggunakan koordinat yang sudah
diisikan. Pada jendela/kotak dialog GCP, pilih menu Option → Warp File….
Selanjutnya pilih file citra yang akan di wrap (eksekusi citra dengan menggunakan
koodinat dari GCP). Setelah itu pilih OK. Selanjutnya akan muncul kotak dialog
“Registration Parameters”. Isikan metode dari koreksi geometrik seperti gambar
berikut. Masukan nama file barunya dengan klick “Choose” setelah selesai klick
OKE.
BAB IV HASIL DAN ANALISIS
4.1 Hasil
1. Koreksi Geometrik
4.2 Analisis
Praktikum kali ini kami melakukan kami melakukan koreksi geomerti pada citra yang
telah di layer stacking pada praktikum pertama. Tujuan dari koreksi geometri memiliki
beberapa tujuan yaitu :
Melakukan rektifikasi (pembetulan) atau restorasi (pemulihan) citra agar koordinat
citra sesuai dengan koordinat geografis.
Meregistrasi (mencocokan) posisi citra dengan citra lain yang sudah terkoreksi
(image to image rectification) atau mentransformasikan sistem koordinat citra
multispectral dan multi temporal.
Meregistrasi citra ke peta atau transformasi system koordinat citra ke koordinat peta
(image to map rectification), sehingga menghasilkan citra dengan sistem proyeksi
tertentu.
Koreksi geometrik dapat dilakukan dengan :
Menggunakan titik kontrol (Ground Control Point) yang dicari pada citra lain yang
sudah memiliki georeferensi.
Menggunakan titik (Ground Control Point) yang dapat dicari pada peta yang sudah
memiliki georeferensi.
Memakai titik pengukuran yang diambil menggunakan GPS (Global Positioning
System) pada lokasi-lokasi tertentu yang mudah dikenali pada citra. Hal yang perlu
dipertimbangkan dalam melakukan koreksi geometris antara lain adalah tingkat
resolusi dan proyeksi yang digunakan data itu.
Dari hasil praktikum didapatkan hasil total RMS sebesar 0.000872, dengan hasil
pertitik untuk titk 1 sebesar 0.0001, titik 2 sebesar 0.0007, titik 3 sebesar 0.0010 , titik 4
sebesar 0.0012 dan titik 5 sebesar 0.0009. Melihat hasil total RMS yang didapatkan telah
memenuhi syarat yang ditentukan yaitu < 0.5, semakin rendah nilai RMS error yang
dihasilkan maka semakin tinggi tingkat ketelitiannya. Jika pada proses georeferensi kita
melakukan penentuan titik antara citra dengan file shp yang kurang tepat maka nilai
RMS yang dihasilkan akan semakin besar. Oleh karena itu pada saat proses georeferensi
pada citra dengan file shp kita harus melakukannya dengan teliti dan sesuai antara
gambar citra dengan shp agar RMS error yang dihasilkan semakin kecil.
BAB V KESIMPULAN
https://foresteract.com/koreksi-geometrik-citra/
diakses pada 10 Maret 2018
https://www.academia.edu/30251294/Laporan_Praktikum_Penginderaan_Jauh_-
_Koreksi_Geometrik
diakses pada 10 Maret 2018
http://staff.ui.ac.id/system/files/users/ratna.saraswati/material/koreksigeometrik.pdf
diakses pada 10 Maret 2018