Anda di halaman 1dari 15

Laporan Praktikum

Penginderaan Jauh I
Modul ke - 3 : Koreksi Geometrik Citra

Disusun Oleh :

Ovalta Buari Saka


23116019

Program Studi Teknik Geomatika


Fakultas Teknik Infrastruktur dan Kewilayahan
Institut Teknologi Sumatera
2019
FORMAT PENILAIAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH I
MODUL KE - 3

Nama Mahasiswa : Ovalta Buari Saka


NIM : 23116019

No Unsur yang Dinilai SKOR

1. BAB I

2. BAB II

3. BAB III

4. BAB IV

5. BAB V

Asisten Praktikum

...................................
NIM.
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pengolahan citra digital harus melalui tahap-tahap penyiapan citra digital terlebih
dahulu sebelum dianalisis. Pra pengolahan citra ini mutlak diperlukan agar tidak ada
terjadi kesalahan pada saat analisis citra digital. Pra pengolahan citra ini biasanya terdiri
atas koreksi geometrik dan image enhancement.
Salah satu pra pengolahan citra digital yaitu koreksi geometrik, koreksi tipe ini
memungkinkan user untuk menyesuaikan sistem koordinat citra yang akan dianalisis.
Dalam koreksi tipe ini, biasanya sistem koordinat yang dipakai disesuaikan dengan sistem
koordinat yang biasa dipakai di negara masing-masing. Indonesia sendiri dalam dunia
Geographic Information System (GIS) biasanya selalu memakai sistem koordinat
Universal Transverse Mercator (UTM).
Koreksi geometrik pada citra digital harus dilakukan karena kemungkinan satelit
melakukan kesalahan perekaman cukup tinggi (distorsi geometrik). Untuk mengurangi
distorsi geometrik ini maka diperlukan adanya pemosisian ulang sesuai dengan sistem
koordinat yang ada, kegiatan ini biasa disebut ortorektifikasi. Ortorektifikasi ini dapat
dilakukan dengan beberapa metode, salah satu metode ortorektifikasi adalah Rational
Functions (RF). Pada metode RF ini ortorektifikasi menggunakan data Ground Control
Point (GCP) dan Digital Elevation Model (DEM). Ketelitian hasil koreksi ini ditentukan
oleh banyaknya GCP yang dilibatkan dan ketersebaran GCP yang merata ketika proses
koreksi geometrik (Rudianto 2011).
Menurut Sukojo dan Kustarto (2002), koreksi geometrik ini berfungsi untuk
mengurangi kesalahan yang disebabkan oleh gerak sapuan penjelajah dan satelit, gerak
perputaran bumi, dan faktor kelengkungan bumi yang mengakibatkan pergeseran posisi
terhadap sistem koordinat referensi. Dalam hal ini proses koreksi geometrik dilakukan
dengan mentransformasikan posisi setiap piksel yang ada di citra terhadap posisi obyek
yang sama dipermukaan bumi dengan memakai beberap titik kontrol tanah.
Menurut Jaya (2015), besar kesalahan dalam koreksi geometrik diwakili dengan nilai
Root Mean Square Error (RMSE) yang didapatkan setelah melakukan kegiatan koreksi
geometrik. Nilai RMSE yang baik adalah dibawah 0,5 piksel sehingga kesalahan tidak
lebih dari setengah dari resolusi spasial suatu citra.
1.2 Tujuan
Tujuan dilakukannya Praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa mampu melakukan koreksi geometric pada foto udara maupun citra satelit
dengan software ENVI.
2. Mahasiswa dapat menemukan berbagai permasalahan saat koreksi geometrik dan cara
pemecahannya.

1.3 Waktu dan Tempat


Tanggal : 25 Februari 2018
Waktu : 07.00 – 09.00 WIB
Tempat : GKU 313
BAB II DASAR TEORI

2.1 Koreksi Geometri


Geometrik merupakan posisi geografis yang berhubungan dengan distribusi
keruangan (spatial distribution). Geometrik memuat informasi data yang mengacu bumi
(geo-referenced data), baik posisi (sistem koordinat lintang dan bujur) maupun informasi
yang terkandung didalamnya.
Menurut Mather (1987), koreksi geometrik adalah transformasi citra hasil
penginderaan jauh sehingga citra tersebut mempunyai sifat-sifat peta dalam bentuk,
skala dan proyeksi. Transforamasi geometrik yang paling mendasar adalah penempatan
kembali posisi pixel sedemikian rupa, sehingga pada citra digital yang tertransformasi
dapat dilihat gambaran objek dipermukaan bumi yang terekam sensor. Pengubahan
bentuk kerangka liputan dari bujur sangkar menjadi jajaran genjang merupakan hasil
transformasi ini. Tahap ini diterapkan pada citra digital mentah (langsung hasil
perekaman satelit), dan merupakan koreksi kesalahan geometrik sistematik.
Geometrik citra penginderaan jauh mengalami pergeseran, karena orbit satelit sangat
tinggi dan medan pandangya kecil, maka terjadi distorsi geometric. Kesalahan geometrik
citra dapat tejadi karena posisi dan orbit maupun sikap sensor pada saat satelit
mengindera bumi, kelengkungan dan putaran bumi yang diindera. Akibat dari kesalahan
geometrik ini maka posisi pixel dari data inderaja satelit tersebut sesuai dengan posisi
(lintang dan bujur) yang sebenarnya.
Kesalahan geometrik citra berdasarkan sumbernya kesalahan geometrik pada cita
penginderaan jauh dapat dikelompokkan menjadi dua tipe kesalahan, yaitu kesalahan
internal (internal distorsion), dan kesalahan eksternal (external distorsion). Kesalahan
geometrik menurut sifatnya dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu kesalahan
sistematik dan kesalahan random. Kesalahan sistematik merupakan kesalahan yang
dapat diperkirakan sebelumnya, dan besar kesalahannya pada umumnya konstan, oleh
karena itu dapat dibuat perangkat lunak koreksi geometrik secara sitematik. Kesalahan
geometrik yang bersifat random (acak) tidak dapat diperkirakan terjadinya, maka
koreksinya harus ada data referensi tambahan yang diketahui. Koreksi geometrik yang
biasa dilakukan adalah koreksi geometrik sistemik dan koreksi geometrik presisi.
Kesalahan geometrik internal disebabkan oleh konfigurasi sensornya, akibat
pembelokan arah penyinaran menyebabkan distorsi panoramic (look angle), yang terjadi
saat cermin scan melakukan penyiaman (scanning). Besarnya sudut pengamatan (field of
view) satelit pada proses penyiaman akan mengakibatkan perubahan luas cakupan objek.
Distorsi panoramic sangat besar pengaruhnya pada sensor satelit resolusi rendah seperti
rendah NOAA-AVHRR dan MODIS, namun citra resolusi tinggi seperti Landsat, SPOT,
IKONOS, Quickbird, dan ALOS bebas dari distorsi panoramic, karena orbitnya yang
tinggi dengan medan pandang kecil hampir tidak terjadi pergeseran letak oleh relief pada
data satelit tersebut. Distorsi yang disebabkan perubahan atau pembelokan arah
penyiaman bersifat sistematik, dapat dikoreksi secara sistematik. Kesalahan geometrik
menyebabkan perubahan bentuk citra.

2.2 Rektifikasi (Image to Map)


Rektifikasi adalah suatu proses melakukan transformasi data dari satu sistem grid
menggunakan suatu transformasi geometrik. Oleh karena posisi piksel pada citra output
tidak sama dengan posisi piksel input (aslinya) maka piksel-piksel yang digunakan untuk
mengisi citra yang baru harus di-resampling kembali. Resampling adalah suatu proses
melakukan ekstrapolasi nilai data untuk piksel-piksel pada sistem grid yang baru dari
nilai piksel citra aslinya. Rektifikasi juga dapat diartikan sebagai pemberian koordinat
pada citra berdasarkan koordinat yang ada pada suatu peta yang mencakup area yang
sama. Bisa dilakukan dengan input GCP atau rectification image to map dan diperlukan
peta (dengan sistem koordinat tertentu) atau kumpulan GCP untuk objek yang sudah
diketahui pada citra.
BAB III PEMBAHASAN

3.1 Koreksi Geometrik


1. Buka Hasil Layer Stacking pada praktikum pertama lalu select RGB Color, masukkan
urutan band 4-3-2 untuk natural color.

2. Buka file shp dengan cara File → Open Vector File.


3. Akan muncul kotak dialog sesuaikan proyeksi dan datumnya lalu OK.

4. Kemudian pilih shp yang akan digunakan pilih Load Selected → New Vector
Window → OK.
5. Samakan tampilan gambar yang ada di shp dan citra.

6. Pilih menu Map → Registration → Select GCPs Image to Map.

7. Selanjutnya masuk pada kotak dialog “Image to Map Registration”, pada kotak dialog
ini isikan jika menggunakan koordinat UTM Isikan Zona (48) dalam hal ini zone peta
berdasarkan proyeksi UTM berada pada zone 48 lintang selatan (S), Jika sudah di isi
selanjutnya Klik Ok.
8. Selanjutnya muncul kotak dialog “Ground Control Points Selection (GCP)” pada
kotak dialog tersebut isikan titik koordinat hasil ploting lapangan. Jumlah GCP yang
dimasukan minimal 4 titik koordinat untuk mendapatkan nilai RMS-Error (Root
Means Square-Error). Lokasi yang dimasukan harus merata di 4 penjuru angin citra
dari seluruh liputan. Hal tersebut untuk memberikan efek perataan pada titik ikat citra.
Besarnya nilai RMS error yang disyaratkan adalah mendekati 0 (nol), semakin rendah
rms error maka tingkat ketelitian akan semakin tinggi/baik. Demikian sebaliknya
semakin besar nilai rms error semakin jelek kualitas hasil koreksi geometrik.

9. Pada kotak dialog diatas untuk melanjutkan/menambah titik control kedua


silahkan klick Add Point > isikan titik koordinat kedua. Lakukan sampai 5 titik. Pada
proses ini lakukan secara teliti pada shp dan citra agar RMS yang dihasilkan tidak
besar.
10. Lihat hasil RMS-nya jika nilainya masih besar lihat daftarnya lalu hapus titik yang
RMS-nya besar lalu ulangi lagi.

11. Proses selanjutnya simpanlah titik koordinat yang telah saudara masukan dengan
cara: Klik File → Save GCPs w/map cords…. Selanjutnya berikan nama file dan
simpan dalam format *.pts.

12. Setelah menyimpan titik GCP-nya, langkah selanjutnya adalah melakukan eksekusi
pada citra yang belum terkoordinat dengan menggunakan koordinat yang sudah
diisikan. Pada jendela/kotak dialog GCP, pilih menu Option → Warp File….
Selanjutnya pilih file citra yang akan di wrap (eksekusi citra dengan menggunakan
koodinat dari GCP). Setelah itu pilih OK. Selanjutnya akan muncul kotak dialog
“Registration Parameters”. Isikan metode dari koreksi geometrik seperti gambar
berikut. Masukan nama file barunya dengan klick “Choose” setelah selesai klick
OKE.
BAB IV HASIL DAN ANALISIS

4.1 Hasil
1. Koreksi Geometrik

4.2 Analisis
Praktikum kali ini kami melakukan kami melakukan koreksi geomerti pada citra yang
telah di layer stacking pada praktikum pertama. Tujuan dari koreksi geometri memiliki
beberapa tujuan yaitu :
 Melakukan rektifikasi (pembetulan) atau restorasi (pemulihan) citra agar koordinat
citra sesuai dengan koordinat geografis.
 Meregistrasi (mencocokan) posisi citra dengan citra lain yang sudah terkoreksi
(image to image rectification) atau mentransformasikan sistem koordinat citra
multispectral dan multi temporal.
 Meregistrasi citra ke peta atau transformasi system koordinat citra ke koordinat peta
(image to map rectification), sehingga menghasilkan citra dengan sistem proyeksi
tertentu.
Koreksi geometrik dapat dilakukan dengan :
 Menggunakan titik kontrol (Ground Control Point) yang dicari pada citra lain yang
sudah memiliki georeferensi.
 Menggunakan titik (Ground Control Point) yang dapat dicari pada peta yang sudah
memiliki georeferensi.
 Memakai titik pengukuran yang diambil menggunakan GPS (Global Positioning
System) pada lokasi-lokasi tertentu yang mudah dikenali pada citra. Hal yang perlu
dipertimbangkan dalam melakukan koreksi geometris antara lain adalah tingkat
resolusi dan proyeksi yang digunakan data itu.
Dari hasil praktikum didapatkan hasil total RMS sebesar 0.000872, dengan hasil
pertitik untuk titk 1 sebesar 0.0001, titik 2 sebesar 0.0007, titik 3 sebesar 0.0010 , titik 4
sebesar 0.0012 dan titik 5 sebesar 0.0009. Melihat hasil total RMS yang didapatkan telah
memenuhi syarat yang ditentukan yaitu < 0.5, semakin rendah nilai RMS error yang
dihasilkan maka semakin tinggi tingkat ketelitiannya. Jika pada proses georeferensi kita
melakukan penentuan titik antara citra dengan file shp yang kurang tepat maka nilai
RMS yang dihasilkan akan semakin besar. Oleh karena itu pada saat proses georeferensi
pada citra dengan file shp kita harus melakukannya dengan teliti dan sesuai antara
gambar citra dengan shp agar RMS error yang dihasilkan semakin kecil.
BAB V KESIMPULAN

Kesimpulan yang didapatkan dari praktikum kali ini adalah :


1. Koreksi geometrik merupakan proses yang harus dilakukan apabila posisi citra akan
disesuaikan dengan peta-peta atau citra lainnya yang mempunyai sistem proyeksi peta.
2. Pada proses koreksi geometrik kita harus menentukan titik GCP yang dicari pada peta
lain yang sudah ada georeferensi.
3. Koreksi Geometrik semakin teliti apabila nilai RMS error yang dihasilkan semakin kecil
dan sebaliknya jika nilai RMS error semakin besar.
4. Agar nilai RMS yang dihasilkan kecil kita harus teliti pada proses gereferensi antara citra
dengan file shp.
DAFTAR PUSTAKA

https://foresteract.com/koreksi-geometrik-citra/
diakses pada 10 Maret 2018

https://www.academia.edu/30251294/Laporan_Praktikum_Penginderaan_Jauh_-
_Koreksi_Geometrik
diakses pada 10 Maret 2018

http://staff.ui.ac.id/system/files/users/ratna.saraswati/material/koreksigeometrik.pdf
diakses pada 10 Maret 2018

Anda mungkin juga menyukai