Anda di halaman 1dari 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia mempunyai pesona sendiri sebagai negara yang kaya akan
sumber daya alam. Keindahan tersebut membentang hampir disetiap pulau yang
ada di Indonesia. Salah satunya ada di Pulau Jawa. Pulau Jawa selain dikenal
sebagai pusat industri dan pusat pemerintahan, keindahan Pulau Jawa tidak bisa
di pandang sebelah mata. Masyarakat sekitar memanfaatkan keadaan tersebut
untuk meningkatkan perekonomian dengan cara mengembangkan pariwisata
maupun wisata alam. Wisata alam merupakan kegiatan rekreasi dan pariwisata
yang memanfaatkan potensi sumber daya alam untuk menikmati keindahan alam
baik yang masih alami atau sudah ada. Contoh berbagai wisata alam yang telah
dimanfaatkan oleh masyarakat adalah pantai, gunung, hutan, danau, kawah, air
terjun dll.
Selain wisata alam, kondisi geografi Indonesia patut untuk dikembangkan
menjadi kawasan Geowisata. Geowisata merupakan pariwisata minat khusus
dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam seperti bentuk bentang alam,
batuan, struktur geologi dan sejarah kebumian, sehingga diperlukan peningkatan
pengayaan wawasan dan pemahaman proses fenomena fisik alam. Salah satu
yang bisa dimanfaatkan untuk Geowisata adalah kawasan karst. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, karst adalah daerah yang terdiri atas batuan kapur
yang berpori sehingga air di permukaan tanah selalu merembes dan menghilang
ke dalam tanah (permukaan tanah selalu gundul karena kurang vegetasi).
Indonesia memiliki kawasan karst yang sangat luas mencapai lebih dari 15,4 juta
hektar, tersebar di beberapa di wilayah Pulau Sumatera, Papua dan pulau-pulau
kecil lainnya. Kawasan karst yang fenomenal diantaranya Gunung Sewu,
Gombong, Maros, Sangkulirang dan Papua.
Kawasan karst Malang Selatan memiliki bentang karst yang terletak di
sebelah selatan Kabupaten Malang. Bentang alam karst ini berupa kenampakan
morfologi endokarst dan eksokarst. Kenampakan ini cenderung terdeteksi lewat
ketinggian tempat dan citra satelit. Kawasan karst ditandai dengan terbentuknya
bukit-bukit dan lembah-lembah yang terjal. Sedangkan lapisan bawah tanah
terjadi pelarutan menyebabkan terbentuknya ruangan-ruangan, lorong sungai
bawah tanah, yang di kenal dengan gua atau sistem perguaan. Sebagian besar
karst berkembang di batuan karbonat karena batuan karbonat memiliki sebaran
yang paling luas. Kawasan karst berpotensi dikembangkan menjadi kawasan
Geowisata, guna menunjang perekonomian masyarakat sekitar.
Pengembangan daerah tertentu menjadi suatu kawasan geowisata
tentunya akan memberikan dampak yang baik bagi kehidupan masyarakat dalam
berbagai aspek kehidupan seperti ekonomi, sosial, budaya, dan infrastruktur. Hal
ini perlu dilakukan penggelolaan kawasan secara bijaksana dengan
memperhatikan nilai-nilai ekologis dan dapat dimanfaatkan agar dapat memenuhi
kebutuhan ekonomi masyarakat setempat. Suatu pembangunan tentu akan
menimbulkan perubahan pada kondisi lingkungan hidup dan tata ruang pada
wilayah tersebut. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan

1
Ruang menegaskan diperhatikannya daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup dalam penyusunan rencana tata ruang. Dalam upaya pengembangan
kawasan karst Malang Selatan tersebut maka perlu dilakukan identifikasi produk
kawasan geowisata. Oleh karena itu dilaksanakan penelitian ini dengan
mengambil judul “Daya Dukung Lingkungan Berbasis Keseimbangan Lahan
untuk Mendukung Program Geowisata di Kawasan Karst Malang Selatan”.
Melalui penelitian ini diharapkan dapat menjadi aspek pertimbangan dalam
pembangunan geowisata kawasan karst Malang Selatan.

1.2 Rumusan Masalah


Permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini, antara lain:
1. Apakah kemampuan lahan dan neraca lahan berdasarkan daya dukung
lingkungan di kawasan karst Malang Selatan, Jawa Timur masih memenuhi?
2. Bagaimana status daya dukung lingkungan terkait program geowisata
kawasan karst Malang Selatan?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengidentifikasi dan mengklasifikasikan daya dukung lingkungan berbasis
kemampuan lahan dan neraca lahan berdasarkan kawasan karst Malang
Selatan
2. Menentukan status daya dukung lingkungan berbasis kemampuan lahan dan
neraca lahan terkait program geowisata kawasan karst Malang Selatan

1.4 Manfaat Penelitian


Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat,
diantaranya yaitu :
1. Bagi Pemerintah :
a. memberikan informasi terkait daya dukung lingkungan sebagai acuan dalam
melaksanakan pembangunan, klasifikasi kemampuan lahan dan neraca lahan
berdasarkan daya dukung lingkungan
b. memberikan informasi tentang status daya dukung lingkungan berbasis
kemampuan lahan dan neraca lahan berdasarkan kawasan karst Malang
Selatan
2. Bagi Masyarakat
a. Memberikan informasi tentang evaluasi tingkat kesesuaian penggunaan
lahan, sehingga masyarakat dapat mengerti peruntukan dari masing masing
lahan
3. Bagi Akademisi
a. Menambah data literatur bagi penelitian selanjutnya
b. Memberikan informasi tambahan mengenai penentuan status daya dukung
lingkungan berbasis kemampuan lahan dan neraca lahan berdasarkan
kawasan karst Malang Selatan.

2
1.5 Batasan Masalah
Penelitian ini mempunyai beberapa batasan masalah sebagai fokus
penelitian, diantaranya adalah :
1. Penelitian ini mencakup ruang lingkup wilayah studi di Kabupaten Malang
bagian selatan
2. Kebutuhan lahan pada neraca lahan hanya menghitung komoditas yang ada
pada ruang lingkup wilayah studi
3. Tidak membahas tentang pola tanam
4. Penelitian ini menggunakan metode daya dukung lingkungan tentang
pendekatan neraca lahan dengan ketersediaan dan kebutuhan lahan
5. Penelitian ini mengidentifikasi kemampuan lahan dalam tingkat kelas, dan sub
kelas

Anda mungkin juga menyukai