Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGATAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang PROSPEK PASAR
BUAH TOMAT DI INDONESIA
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentan PROSPEK PASAR TOMAT DI
INDONESIA dan manfaatnya untuk masyarakat ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi
terhadap pembaca.
Padang, 11 JANUARI 2019
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................ i
KATA PENGANTAR.......................................................... ii
DAFTAR ISI……................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ………….................................. 1
 A.LatarBelakang………………………................... 2
 B. Rumusan Masalah …………………………........ 2
 C.Tujuan penulisan.................................................... 3
BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA....................................... 3
 A. Pengertian tomat................................................... 4
 B. Pemasaran tomat dan ekspor tomat....................... 4
BAB 111 PEMBAHASAN …………………….................. 5
 A. Cara budidaya tanaman tomat............................... 5
 B. Prospek pasar buah tomat...................................... 6
BAB IV PENUTUP ………………………......................... 6
 A. Kesimpulan …………………….…...................... 7
 B. Saran ………………………….............................. 7
DAFTAR PUSTAKA .......................................................... 8
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar belakang

Indonesia merupakan negara agraris yang artinya pertanian memegang peranan penting dari
keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dan banyaknya penduduk atau tenaga
kerja yang hidup dan bekerja pada sektor pertanian (Mubyarto, 1994).

Pembangunan pertanian yang berhasil dapat diartikan jika terjadi pertumbuhan sektor ekonomi yang
tinggi dan sekaligus terjadi perubahan masyarakat dan taraf hidup yang kurang baik menjadi lebih
baik. Hal ini terlihat dari peranan sektor pertanian terhadap penyediaan pangan, penyumbang devisa
negara melalui ekspor dan lain sebagainya (Soekartawi, 1994).

Salah satu tujuan utama pembangunan pertanian tanaman pangan adalah swasembada pangan.
Kebijaksanaan swasembada pangan diperluas, tidak hanya bertumpu pada komoditas beras saja
tetapi juga pada komoditas lain yang mengandung karbohidrat, protein, mineral dan vitamin seperti
buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga-bungaan, seperti halnya komoditas tomat (Soekartawi, 1994).

Buah tomat sebagai salah satu komoditas sayuran mempunyai prospek pemasaran yang cerah. Hal ini
dapat dilihat dari banyaknya buah tomat yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat diantaranya
adalah sebagai sumber vitamin. Buah tomat sangat baik untuk mencegah dan mengobati berbagai
macam penyakit, seperti sariawan karena mengandung vitamin C. Selain sebagai buah segar yang
langsung dapat konsumsi, buah tomat juga dapat digunakan sebagai bahan penyedap berbagai
macam masakan seperti sop, gado-gado, sambal, dan juga dapat dijadikan bahan industri untuk
dikonsumsi dalam bentuk olahan, misalnya untuk minuman sari buah tomat, es juice tomat, dan
konsentrat. Berbagai macam kegunaan tersebut dapat memberikan keuntungan, baik bagi konsumen,
produsen, maupun masyarakat pada umumnya.

Potensi pasar buah tomat juga dapat dilihat dari segi harga yang terjangkau oleh seluruh lapisan
masyarakat sehingga membuka peluang yang lebih besar terhadap serapan pasar (Cahyono,1998).
B. Rumusan masalah

Buah tomat sebagai salah satu komoditas sayuran mempunyai prospek pemasaran yang cerah.
Hal ini dapat dilihat dari banyaknya buah tomat yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat
diantaranya adalah sebagai sumber vitamin. Buah tomat sangat baik untuk mencegah dan mengobati
berbagai macam penyakit, seperti sariawan karena mengandung vitamin C

Masalah yang akan di bahas

1 . Pengertian tanaman tomat

2 . Cara budidaya tanman tomat

3 . Prospek pasar buah tomat

C. TUJUAN PENULISAN

A. Untuk mengetahui prospek pasar buah tomat


BAB II
TINJAUN PUSTAKA
A.Pengertian tomat
Tomat (Solanum lycopersicum) adalah tumbuhan dari keluarga Solanaceae, tumbuhan asli
Amerika Tengah dan Selatan, dari Meksiko sampai Peru. Tomat sendiri memiliki siklus hidup yang
singkat dan memiliki tinggi antara 1 hingga 3 meter. Tomat sendiri memiliki khasiat antara lain
mencegah kanker, karena tomat pada warna merahnya banyak mengandung Lycopene..

Namun di Indonesia sendiri produksinya dari segi kualitas maupun kuantitasnya sendiri masih
rendah. Hal tersebut disebabkan oleh keadaan tanah pada lahan yang ditanami, sistem pemupukan
yang tidak seimbang, gangguan hama dan patogen, teknis budidaya oleh petani, serta pengaruh iklim
dan cuaca pada tanaman tomat. Salah satu syarat ideal dari tumbuh kembang tomat yakni curah
hujan 750-1250 mm/tahun dan kelembaban relatifnya +/- 25 %.
Tomat yang berukuran besar, berdaging tebal, berbiji sedikit, dan berwarna merah disebut tomat
buah. Tomat yang berukuran kecil dikenal sebagai tomat sayur dan yang lebih kecil lagi sebesar
kelereng disebut tomat chery dan digunakan untuk campuran membuat sambal atau hidangan selada.
Jika orang menyebut tomat, asumsinya adalah buah untuk sayuran.

KLASIFIKASI TANAMAN TOMAT

Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
Spesies : Solanum lycopersicum L

B. Pemasaran tomat dan ekspor tomat


Indonesia sebagai salah satu negara yang beriklim tropis mempunyai potensi dan kesempatan
yang cukup besar untuk memanfaatkan peluang usaha di bidang hortikultura. Bagi petani tomat,
tomat merupakan produk yang penting bagi kelangsungan hidupnya. Tomat merupakan produk yang
dapat memberikan pendapatan bagi petani.
Tomat memiliki nilai ekonomis yang tinggi karena dapat memberikan manfaat yang banyak.
Tomat juga penting bagi perdagangan karena merupakan komoditi yang dapat diekspor. Peluang
meningkatkan ekspor komoditas hortikultura cukup besar, apabila penanganan mulai ditingkat on
farm hingga pasca panen dilakukan dengan baik.Tomat juga penting bagi perindustrian karena dapat
diolah lagi agar dapat menjadi produk yang memiliki nilaitinggi.
Selama kurun waktu 1986-2006 Indonesia mengekspor tomat segar rata-rata tiap tahunnya sebesar
1.856.962 kg ke pasar Internasional. Perkembangan ekspor tomat tahun 2000-2004 menunjukan nilai
ekspor tomat segar Indonesia mengalami peningkatan walaupun volumenya menurun. Indonesia berpeluang
untuk mengekspor tomat segar karena harga tomat segar di luar negeri lebih tinggi daripada di dalam negeri
dan juga meningkatnya permintaan akan tomat segar Indonesia dari luar negeri karena harga tomat segar
Indonesia di negara tujuan ekspor dapat bersaing dengan tomat negara lain. (Hanindita, 2008)
BAB III

PEMBAHASAN

A. Cara budidaya tanaman tomat

1. Budidaya Tomat

Tanaman tomat di Desa Lapandewa ditanam secara intensif artinya bahwa tomat diusahakan secara
sungguh-sungguh hal ini juga dipengaruhi oleh faktor resiko yang cukup besar dan iklim yang sudah
tidak bisa dibaca secara pasti. Adapun cara-cara budidaya tanaman tomat yang dilakukan petani di
Desa Lapandewa adalah sebagai berikut:

1. Pengolahan Lahan

Pengolahan lahan dilakukan dengan cara dicangkul atau dibajak secara merata kemudian lahan
dibiarkan selama satu minggu untuk mematangkan tanah, satu minggu setelah pengolahan lahan,
dibuatlah bedengan-bedengan untuk media tanam dengan ukuran lebar bedeng antara 120-130 cm
sedangkan panjang bedengan disesuaikan dengan kondisi lahan. Untuk penggunaan ukuran lebar
bedengan tersebut digunakan oleh seluruh petani yang ada di lokasi penelitian.

2. Penyemaian

Untuk memudahkan perawatan, biji yang sudah mendapat perlakuan fungisida, disemaikan dalam
wadah yang terbuat dari kotak kayu, polibag, pot bunga dan sebagainya. Biji disebar merata diatas
pesemaian berupa tanah yang bersih yang sudah diayak dan dicampur dengan pasir bersih serta
pupuk kandang (perbandingan 1:1:1). Kemudian ditutup dengan tanah yang dilewatkan melalui
sebuah ayakan, tidak tebal tetapi asal dapat menutup media. Media untuk pesemaian ini dipilih yang
mempunyai aerasi baik, subur dan gembur, maka akar akan tumbuh lurus dan memudahkasn
pemindahan bibit ke polibag pembesaran.

3. Pemupukan Dasar

Pemupukan dasar dilakukan setelah bedengan telah siap. Pupuk dasar yang digunakan antara lain,
kapur, pupuk kandang, ponska, dan KCL. Pupuk diberikan secara bersamaan sebelum
dilakukan pemasangan rnulsa, untuk luas lahan 0,4 ha kapur, pupuk kandang, ponska, dan KCL.
Pemupukan dilakukan dengan cara ditabur secara merata di atas bedengan yang kemudian dicangkul
kembali dengan halus agar pupuk yang ditabur dapat tercampur dengan sempurna. Semua responden
di lokasi penelitian menggunakan pupuk kandang, KCl, kapur dan Mutiara, sedangkan pada pupuk
Ponska hanya digunakan 11 responden dan pada pupuk Tensil Organik hanya digunakan 8
responden.

Cara pemupukan di lokasi penelitian dilakukan secara terus menerus dan takaran pupuk disesuaikan
dengan usia tanamannya. Sebelum menabur pupuk terlebih dahulu dibuat tanaman itu dengan batang
tanaman sebagai pusat lingkaran. Garis tengah lingkaran selalu berubah-ubah mengikuti
pertumbuhan tajuk tanaman. Dengan demikian, makin bertambahnya usia tanaman maka makin
lebar tajuknya, maka makin besar pula lingkaran yang mengelilingi tanaman itu untuk menabur
pupuk. Sesudah pupuk ditabur merata di dalam rorakan selanjutnya ditutup kembali dengan tanah.
Mengenai dosis/takaran pemupukan belum ada ketentuannya. Kebanykan petani scukup melakukan
pemupukan secara umum saja, yaitu sekedar memberi pupuk organik (pupuk kandang) atau pupuk
hijau (yang kebetulan tumbuh di sekitar kebun). Sampai kini, berapa banyak takaran pupuk dan apa
yang dibutuhkan belum ada kepastiannya.

4. Pemasangan Mulsa

Sejalan dengan semakin berkembangnya teknologi budidaya tanaman, telah diperkenalkan dengan
teknik kultur sistem mulsa plastik, terutama MPHP. Berdasarkan hasil-hasil penelitian di lapangan,
sistem pemulsaan ini berpengaruh baik terhadap peningkatan kuantitas dan kualitas hasil tomat.
Penggunaan mulsa plastik hitam perak sebagai mulsa lebih praktis dibanding dengan penggunaan
sisa-sisa tanaman yang telah mati atau jerami. Penggunaan mulsa plastik dibanding lebih praktis,
karena mudah didapat, mudah penggunaannya sehingga lebih menghemat biaya pada musim tanam
berikutnya. Pemasangan mulsa dilakukan pada saat bedengan benar-benar sempurna, mulsa yang
digunakan adalah jenis mulsa plastik hitam perak, pemasangan mulsa bertujuan untuk menjaga
tingkat kelembaban media tanam, menekan pertumbuhan gulma, mengurangi tingkat serangan hama
dari penyakit tanaman. Semua responden yang ada di lokasi penelitian melakukan pemasangan
mulsa.

5. Pembuatan lubang tanam

Setelah persiapan lahan pertanaman rampung/selesai pekerjaan selanjutnya pada areal pertanaman
adalah mempersiapkan lubang tanam. Pembuatan lubang tanam dilakukan satu minggu sebelum
penanaman bibit.

Lubang tanam dibuat sesuai dengan jarak tanam yang telah ditentukan yaitu 60 cm X 80 cm dan alat
yang digunakan untuk membuat lubang tanam ada berbagai jenis. Misalnya kaleng silinder, ataupun
alat yng dibuat secara khusus untuk membut lubang tanam. Jarak tanam harus diatur dengan baik
dan jangan terlalu rapat, karena dapat mengurangi penerimaan sinar matahari. Tanaman tomat yang
kurang menerima sinar matahari akan mengakibatkan proses fotosintesis tidak dapat berlangsung
dengan baik. Jarak yang terlalu rapat dapat mengakibatkan tingkat kelembaban menjadi tinggi dan
persaingan dalam penyerapan air dan unsur hara pun terjadi. Ukuran ini juga digunakan oleh seluruh
responden di lokasi penelitian.

6. Penanaman

Bibit seharusnya sudah diseleksi pada temat pembibitan sebelumnya diangkut ke lahan pertanaman.
Bibit tomat adapat dipindahkan ke lahan pertanaman apabila telah berumur antara 30 – 45 hari di
pesemaian. Bibit yang terpilih sebaiknya yang berpenampilan sehat, tumbuh subur dan tegak serta
daunnya tidak ada yang rusak.

Bibit dirawat agar terhindar dari serangan hama dan penyakit. Kesehatan bibit yang sudah terjamin
baik dapat diperhastikan dari petumbuhannya yang normal dan tanaman tampak subur.

Bibit tanaman tomat di tempat pembibitan itu biasanya dinaungi atau tidak mendapat sinar matahari
secara langsung. Jadi sebelum ditanam di areal pertanaman, bibit itu harus cukup terbiasa mendapat
sinar matahari langsung karena pada areal pertanaman tidak ada lagi yang dapat menaunginya.

Saat yang terbaik untuk menanam sayuran tomat adalah tiga hari sesudah lubang tanam dipersiapkan
dan diusahakan pada pagi atau sore hari. Pada saat pagid an sore hari, keadaan cuaca belum panas
sehingga tanaman dapat terhindar dari kelayuan. Kelayuan dapat terjadi karena tidak adanya
keseimbangan antara jumlah air yang diserap oleh akar tanaman adengan proses transpirasi
(penguapan) yang terjadi pada tanaman itu sendiri. Penanaman tomat pada umumnya ditanam
dengan jarak 60 cm X 80 cm dengan jumlah rumpun satu rumpun setiap lubang tanam. Penanaman
dengan jarak ini digunakan oleh seluruh responden yang ada di lokasi penelitian.

7. Penyulaman

Penyulaman adalah kegiatan untuk mengganti tanaman yang mati, rusak atau yang pertumbuhannya
tidak normal. Penyulaman tanaman biasanya dilakukan antara 4-7 hari setelah tanam. Penyulaman
dilakukan apabila ada tanaman yang mati atau tumbuh secara abnormal dan bibit yang digunakan
untuk menyulam haruslah berasal dari bibit yang sama dengan harapan tanaman yang ada tumbuh
secara seragam. Untuk perlakuan penyulaman ada yang 4-7 hari setelah tanam ada juga yang 3 hari
karena pada saat itu sudah dapat terlihat adanya tanaman yang pertumbuhannya tidak normal.
Pertumbuhan yang tidak normal itu dapat terjadi disebabkan oleh kesalahan pada saat penanaman.

Bibit yang digunakan untuk penyulaman adalah bibit yang sengaja disisakan atau dibiarkan tumbuh
pada lahan pembibitan sebagai bibit cadangan. Bibibt yang digunakan untuk penyulaman adalah
bibit yang sama umurnya dengan tanaman yang tidak disulam, sehingga pertumbuhan semua
tanaman seragam.

8. Pemasangan ajir/turus

Pemasangan turus berguna untuk menegakkan tanaman tumbuh. Tanaman tomat yang tingginya
kira-kira 25 cm atau sekitar 21 hari sejak ditanam harus diberi ajir/turus atau penunjang. Tanaman
tomat yang memiliki batang yang kurang kuat untuk menopang pertumbuhannya harus dipasang
turus untuk membantu menopang buah. Selain itu, pemberian turus juga dapat menjadi tempat
tanaman merambat vertikal ke atas dan tanaman mendapatkan pernyinaran sinar matahari yang lebih
baik dibandingkan bila tanaman itu menjalar horizontal diatas tanah.

Turus/ajir atau alat penopang pertumbuhan tomat ini dapat dibuat dari bahan bambu yang
ditancapkan tegak diatas tanah dekat pada batang tanaman. Untuk menguatkan turus tetap tertancap
tegak, maka setiap turus diikat pada bambu yang dibuat melintang. Konstruksi turus dapat dibentuk
dengan palang segitiga, yaitu posisi turus pada setiap tanaman dipasang miring sehingga ujung turus
dapat disatukan dengan ujung turus yang berada di depan atau disebelahnya. Konstruksi bangun ini
seperti sangat sesuai bila sistem penanaman dilakukan dengan pola barisan berganda.

9. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Tomat

Kerusakan pada suatu tanaman biasa disebabkan oleh faktor biotis, seperti sbangsa jamur, bakteri,
insekta, virus dan gulma. Untuk memberantas jamur digunakan fungisida, memberantas bakteri
digunakan bakterisida dan memberantas insekta digunakan insektisida. Untuk memberantas virus
umumnya masih dilakukan dengan pencabutan kemudian dimusnahkan, sedangkan untuk
memberantas gulma digunakan herbisida.

Hama adalah hewan yang merusak tanaman atau hasil tanaman karena aktivitas hidupnya, terutana
aktivitas untuk memperoleh makanan. Hama tanaman memiliki kemampuan merusak yang sangat
hebat. Akibatnya tanamana dapat rusak atau bahkan tidak dapat menghasilkan sama sekali.
Hama pada tanaman terdiri dari atas hewan mamalia, serangga dan burung. Hama tanaman berupa
hewan mamalia terdiri dari tikus, babi hutan dan kera. Hama tanaman berupa burung terdiri dari
burung gelatik dan burung pipit. Hama tanaman berupa serangga misalnya wereng, kutu daun,
walang sangit, belalang, berbagai ulat dan berbagai kumbang.

10. Panen

Penentuan panen sangat mempengaruhi mutu dan harga tomat saat di pasarkan. Pemanenan secara
periodik dilakukan 2 atau 3 kali sepekan bergantung pada keadaan buah yang matang. Adapun ciri
buah tomat dalam proses perubahan warna buah tomat:

1. Panen Tomat Warna Hijau : Panen dilakukan pada saat seluruh permukaan buah berwarna
hijau, mungkin hijau cerah atau hijau pekat. Di sekitar biji terdapat lendir dan jika buah
dipotong bijinya menyamping atau dengan kata lain tidak terpotong.
2. Panen Tomat Warna Gading : Panen dilakukan pada saat tomat berwarna gading mulai
muncul di ujung buah. Perubahan warna tidak lebih dari 10%. Permukaan buah berubah
kekuningan, jingga atau merah dan selebihnya hijau.
3. Panen Tomat Warna Kuning : Panen dilakukan pada saat warna tomat mulai berubah dari
warna hijau menjadi kuning, oranye atau merah.
4. Panen Tomat Merah Muda : Panen dilakukaan pada saat buah berwarna merah muda atau
setengah masak. Warna hijau pada tomat hampir sama dengan kuning, oranye atau merah.
5. Panen Tomat Merah : Panen dilakukan pada saat buah berwarna merah atau buah masak,
permukaan buah lebih banyak berwarna kuning, oranye, jingga atau merah. Warna hijau
berangsur berkurang hanya sekilas.
6. Pemasaran hasil

Penanganan hasil panen adalah suatu rangkaian kegiatan yang dimulai dari pengumpulan hasil panen
sampai pada tahap siap untuk dipasarkan. Penanganan hasil panen harus dilakukan dengan cermat
dan hati-hati karena sangat menentukan mutu akhir buah. Pemasaran hasil tanaman tomat di Desa
Lapandewa pada umumnya petani menjual langsung ke tengkulak yang kemudian tengkulak
membawa dan menjualnya di pasar-pasar terdekat yang ada.

B. Prospek pasar buah tomat

a. Pasar lokal

ada guyonan di antara pasar pendagang Tomat, bahwa selama orang indonesia masih senanag
makan sayur, maka toamat akan tetap laku di pasaran. Mungkin hal itu ditanggapi seperti angin lalu
saja kerena sekilas sperti tidak berati dan tampa dukungan statistik. Akan tetapi, hal in menunjukan
rasa optimis bagi pedagang terhadap prospek pasaran Tomat.

Kalau melihat data stistik perdagangan indonesia, ternyata optimisme prapedagang cukup
beralasan. Dari tahun ketahun produksi Tomat terus meningkat ( Tabel 1 ). Hal ini memperhatinkan
bahwa kebutuhan akan buah Tomat senang sentiasa terus meingkat. Selain karena konsumen Tomat
terus meningkat, kemajuan di bidang pengolahan juga ikut menyamarkan pasaran Tomat. Kalau
dahulu konsumsi Tomat hanya terbatas untuk sayuran atau buah segar, sekarang Tomat telah di olah
untuk pesta. Pabrik pabrik suas besar biasa nya memerlukan pamasarn tomat dalam jumlah yang
cukup besar. Di samping itu, kemajuan di bidang pengangkutan juga sangat mendukung penyebaran
Tabel 1.Luas panen dan produksi tomat Indonesia pada tahun 1984-1991

Tahun Luas panen ( ha ) Produksi ( ton )


1984 41.823 138.108
1985 43.376 160. 018
1986 57.670 189.406
1987 52.960 187.430
1988 62.302 192.200
1989 75.301 238.202
1990 40.306 207.546
1991 43.436 235.285

Sebagian besar produksi tomat indonesia masih diserap oleh pasaran lokal (dalam negri).
Salah satu sentral produksi tomat terbesar yaitu daerah Lembang, Bandung, yang bisa menjual
sekitar 150 ton/hari saat panen raya. Belum lagi pasar induk Kramat Jati, Jakarta, yang dapat
menyerap tidak kurang dari 100 ton/hari. Sementara pasar lainya, seperti Bandung, Denpasar,
Surabaya, Malang, Palembang, Jambi, dan Banjarmasin juga menyerap buah tomat dalam jumlah
yang cukup besar. Sebagai gambaran, seorang pemasok dapat mengisi pasaran ini sekitar 4ton/hari.
Dengan jumlah tersebut, para pedagang masih belum bisa mencukupi permintaan yang ada. Melihat
hal, itu berarti masih banyak permintaan akan tomat, aplagi bila diperhitungkan kebutuhan
nasional, permintaanya akan semakin tinggi.

Disamping penjualan di pasar-pasar umum, tomat juga dijual di pasar swalayan. Umumnya di
pasar swalayan Jakarta tiap harinya menjual tidak kurang dari 1,5 ton. Jumlah itu akan berlipat
ganda pada saat hari raya. Bahkan beberapa pasar swalayan bisa meningkatkan penjualanya sampai
4 kali lipat. Satu hal yang harus di catat bahwa pasaran buah tomat di pasar swalayan tiap tahunya
terus meningkat sekitar 22%.

Peluang pasaran dalam negri makin jelas terlihat kalau melihat data ekspor-impor tomat.
Walaupun produksi tomat sudah cukup tinggi, dalam beberapa hal ternyat indonesia masih
mengimpor buah tomat. Masih adanya impor tomat, terutama pasta tomat, karena mutunya yang
lebih baik dan harganya lebih murah.

Rendahnya mutu dan mahalnya pasta tomat indonesia disebabkan cukup tingginya kadar air
dalam tomat, sehingga bila dibuat pasta akan memerlukan biaya yang tinggi. Sebagai bahan
perbandingan, 5 kg tomat akan menjaadi sekitar 1 kg tomat pasta. Jika harga 1 kg buah tomat rata-
rata Rp 750, berarti diperlukan biaya Rp 3.750 per kg tomat pasta. Padahal hargapasta tomat impor
hanya sekitar U$$ 1 atau sekitar Rp 2.000 per kg. Selisih biaya tersebut termasuk besar karena
kebutuhan satu pabrik bisa mencapai 500 ton/th.

Dengan demikian, tidak mengherankan jika data BPS menunjukkan bahwa impor pasta tomat
indonesia setiap tahunya bisa mencapai 1.600 ton. Dengan kata lain, ini memberikan peluang
sekitar 8.000 ton/th dengan pasaran yang kontinu dan stabil. Bahkan untuk tahun-tahun berikutnya
angka ini di perkirakan masih terus “membengkak”.

Bagaimana jalur tata niaga tomat? Jalur tata niaga buah tomat hampir sama dengan tanaman
sayuran dan buah lainnya. Pada dasarnya ada dua jalur penting, yaitu jalur distribusi panjang dan
jalur distribusi pendek. Pada jalur distribusi panjang, petani/produsen menjual tomat kepada
pedagang pengumpul. Kemudian pedagang pegumpul menjualnya kepada pedagang pengencer,
seperti pasar-pasar umum dsn pasar swalayan. Dari pedagang pengencer inilah buah tomat sampai
di tangan konsumen.

Pada jalur distribusi pendek, bisa dibedakan menjadi dua macam. Pertama, petani/produsen
bisa langsung menjualnya kepaada eksportir atau ke pedagang pengumpul kemudian pedagang
pengumpul menjualnya ke eksportir. Tipe yang lainnya adalah petani/produsen menjual kepada
industri olahan makanan atau pedagang pengumpul dan pedagang pengumpul ini yang menjualnya
kembali kr industri. Secara sistematis jalur tata niaga ini diperlihatkan pada skema berikut.

Petani/produsen

Pedagang/pengumpul

Eksporting Pengencer Industri makanan

Jalur tata niaga tomat

Jalur distribusi yang banyak dipakai di Indonesia adalah jalur panjang. Hal ini disebabkan
daerah produksinya (sentral produksi) tersebar dimana-mana. Dengan adanya rantain tata niaga yang
agak panjang menyebabkan harga yang diterima konsumen cukup mahal, karena marjin tata
niaganya cukup besar.

b. Ekspor dan peluang ekspor

Selain pasar dalam negri, buah tomat juga mempunyai peluang ekspor yang cukup bagus.
Selama ini ekspor tomat Indonesia masih terbatas pada negara tetangga dekat, seperti Malaysia,
Singapura, dan Brunei Darussalam.

Walaupun nilai ekspor tomat ini belum sebesar nilai ekspor kentang, tetapi perkembangan
ekspor tomat cukup baik. Saingan ekspor Indonesia tidak terlalu banyak, Saingan terbesar ekspor ke
Singapura adalah Malaysia, Australia, dan Thailand. Dalam hal mutu, sebenarnya Indonesia tidak
kalah. Masalah yang paling memberatkan hanyalah biaya transpor, biayanya lebih besar
dibandingkan negara lain, sehingga biaya keseluruhan pun jadi lebih mahal.

Berdasarkan data statistik, ekspor tomat Indonesia setiap tahunnya terus mengalami kenaikan.
Malahan mulai tahun 1988 ekspor tomat Indonesia mengalami pelonjakan yang cukup tinggi. Bisa
dilihat pada tabel 4, tahun 1988 volume ekspor tomat segar mengalami peningkatan hampir tiga kali
lipat dari volume ekspor tahun 1987, dari 703.537 kg (U$$ 75.779) menjadi 2.101.759 kg (U$$
299.783).
Tabel 2.Perkembangan ekspor tomat segar

Tahun Volume (kg) Nilai


1984 232.901 27.397
1985 724.075 79.005
1986 694.928 67.389
1987 703.537 75.779
1988 2.101.759 299.783
1989 2.096.321 477.913
1990 1.444.279 259.328

Peningkatan ekspor tomat segar ini ternyata diikuti juga oleh peningkatan volume ekspor
tomat dalam bentuk pasta. Peningkatan volume ekspor pasta tomat tahun 1988 hampir satu setengah
kali lipat dari volume ekspor tahun sebelumnya (1987). Pelonjakan ini masih terus berlangsung pada
tahun-tahun berikutnya.

Tabel 3.Perkembangan ekspor pasta tomat

Tahun Volume (kg) Nilai (U$$)


1987 947.455 628.655
1988 1.294.398 1.063.203
1989 1.613.352 1.468.377
1990 2.082.735 2.060.418

Peluang ekspor buah tomat Indonesia semakin besar jika dilihat dari negara tujuan ekspor
yang masih terbatas pada negara tetangga dekat saja. Padahal setiap hari berton-ton buah tomat
keluar dari pelabuhan ekspor Singapura untuk di ekspor kembali. Bahkan mungkin didalamnya
termasuk buah tomat yang diimpor dari Indonesia. Memang ironis juga, Singapura yang boleh
dikatakan “negara tak bertanah” mampu menyuplai nuah tomat ke negara lain. Hal ini tenunya bisa
dijadikan peluang bagi Indonesia. Bukan mustahil jika dengan penanganan pascapanen yang lebih
baik, buah tomat Indonesia bisa menembus pasaran negara lainnya. Hal ini pernah dibuktikan oleh
para eksportir Indonesia dengan menembus pasaran ekspor Hongkong.

Tabel 4.Volume (kg) ekspor buah tomat berdasarkan negara tujuan ekspornya

Tahun Singapura Malaysia Hongkong Brunai Total


1986 364.833 330.095 - - 694.928
(35.117) (32.272) - - (67.328)
1987 230.641 472.869 - - 703.537
(27.729) (48.050) - - (75.779)
1988 911.170 1.172.589 18.000 - 2.101.759
(181.489) (114.759) (3.535) - (299.783)
1989 916.778 1.179.543 - - 2.096.321
(359.985) (117.928) - - (477.913)
1990 699.978 742.186 - 2.115 1.444.279
(167.080) (88.714) - (3.534) (259.328)

Dari tabel 3 terlihat bahwa pada tahun 1988 ekspor tomat Indonesia mengalami pelonjakan
hampir tiga kali lipat dari tahun sebelumnya. Penyebabnya selain terjadi pelonjakan ekspor ke negara
“langganan” (Singapura, Malaysia), juga terjadi perluasan negara tujuan ekspor ke Hongkong. Usaha
tersebut diulang kembali, tahun 1990, dengan menjajagi peluang ekspor ke Brunei dan ternyata
berhasil, walaupun dalam jumlah yang masih kecil. Dengan melihat kemungkinan-kemungkinan
volume ekspor di negasa Singapura dan Malaysia, sebenarnya peluang ekspor tomat ini cukup cerah.

c. Standar mutu ekspor buah tomat

Untuk menangkap peluang ekspor yang cukup baik, tentunya harus diimbangi dengan
peningkatan mutu yang baik pula. Dalam mempersiapkan mutu ekspor yang lebih baik, seragam, dan
mampu bersaing dengan mutu dari negara lain diperlukan adanya standar mutu tomat yang jelas.
Standar mutu yang disusun oleh Dapartemen Perdagangan berdasarkan survai di daerah penghasil
tomat di Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera utara, Lembaga Penelitian Hortikultura, serta wawancara
dengan eksportir sayur-sayuran, dan studi pustaka.

Standar mutu tersebut merupakan standar mutu buah tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) ,
dalam keadaan utuh, segar, dan bersih. Tomat segar ini dibagi dalam tiga golongan berdasarkan
beratnya, yakni besar, sedang, dan kecil. Serta, masing-masing digolongkan dalam dua jenis mutu,
yaitu mutu I dan II.

Ukuran berat untuk golongan besar, sedang, dan kecil adalah sebagai berikut:

- Tomat ukuran besar mempunyai berat lebih dari 150 g/buah.


- Tomat ukuran sedang mempunyai berat 100-150 g/buah.
- Tomat ukuran kecil beratnya kurang dari 100 g/buah.

Mutu I dan II dapat dibedakan dengan beberapa persyaratan mutu yang telah ditentukan.
Secara lengkap syarat mutu untuk kedua jenis mutu tersebut disajikan pada tabel 5.

Tabel 5.Syarat mutu ekspor buah tomat

Karakteristik Syarat mutu


Mutu I Mutu II
Kesamaan sifat dan varietas Seragam Seragam
Tingkat ketuaan Tua, tapi tidak terlalu matang Tua, tapi tidak terlalu matang
dan tidak lunak dan tidak lunak
Ukuran Seragam Seragam
Kotoran Tidak ada Tidak ada
Kerusakan maksimum (%) 5 10
Busuk maksimum (%) 1 1
Keterangan:

- Kesamaan sifat dan varietas


Kesamaan sifat varietas dinyatakan seragam apabila terdapat keseragaman dalam
bentuk tomat normal (bulat, bulat lonjong, bulat pipih, lonjong, dan beralur) dan
warna kulit.
- Tingkat ketuaan
Buah tomat dinyatakan tua apabila buah tomat telah mencapai tingkat perkembangan
fisiologis yang menjamin proses pematangan yang sempurna, isidari dua atau lebih
rongga buah telah berisi bahan yang mempunyai kekentalan serupa jelly, dan biji-biji
telah mencapai tingkat perkembangan yang sempurna. Buah tomat dinyatakan terlalu
matang dan lunak apabila buah tomat telah mencapai tingkat kematangan penuh
dengan tekstur daging yang lunak.
- Ukuran
Ukuran dinyatakan seragam apabila telah sesuai dengan penggolongan tiga macam
ukuran berat yang ditentukan dengan toleransi maksimum 5%.
- Kotoran
Kotoran dinyatakan tidak ada apabila tidak terdapat kotoran atau benda-benda asing
ysng menenmpel pada tomat atau berada dalam kemasan yang dapat mempengaruhi
pada penampakannya. Bahan penyekat dan pembungkus tidak dianggap sebagai
kotoran.
- Kerusakan
Tomat dinyatakan rusak apabila mengalami kerusakan atau cacat pada permukaan
buah.
- Busuk
Tomat dinyatakan busuk apabila mengalami pembusukan akibat kerusakan biologi.

Pelaksanaan pengujian mutu dilakukan oleh petugas yang berpengalaman atau telah dilatih
lebih dahulu dan mempunyai ikatan dengan badan hukum. Cara pengujian mutu dengan mengambil
beberapa contoh secara acak. Contoh diambil dari jumlah kemasan dengan sistem pengambilan
seperti tertera pada tabel 6.

Tabel 6.Jumlah kemasan yang diambil untuk pengujian

Jumlah kemasan dalam patai (lot) Jumlah kemasan yang diambil


1-100 5
101-300 7
301-500 9
501-1000 10
>1000 15 (minimum)

Dari setiap kemasan diambil contoh sebanyak 20 buah dari bagian atas, tengah, dan bawah.
Contoh ini diacak bertingkat (stratified random sampling) sampai diperoleh contoh sekurang-
kurangnya 20 buah tomatuntuik dianalisis, khusus untuk pengujian kerusakan yang dianalisis 100
buah. Musalnya, jumlah kemasan dalam partainya 100 kemasan, maka 100 buah tomat tersebut
dicampur secara merata dan diambil 20 buah tomat secara acak. Ke-20 buah tomat inilah yang
kemudian dianalisis. Untuk jumlah kemasan dalam partai yang banyak, caranys sama saja Cuma
dilakukan dalam beberapa tingkat.
Tomat segar yang telah memenuhi standar mutu ekspor dapat segera dikemas dengan
keranjang atau bahan lain dengan berat bersih maksimum 50 kg dan ditutup dengan anyaman bambu
atau bahan lain, kemudian diikat dengan tali rotan atau bahan lain. Isi tidak melebihi permukaan
kemasan. Dibagian liar keranjang diberi label yang bertuliskan, jenis mutu, nama produsen, berat
bersih, hasil Indonesia, dan negara tujuan ekspor.
BAB IV

PENUTUP

A.Kesimpulan

Dengan demikian, menunjukkan bahwa impor pasta tomat indonesia setiap tahunya bisa
mencapai 1.600 ton. Dengan kata lain, ini memberikan peluang sekitar 8.000 ton/th dengan pasaran
yang kontinu dan stabil. Bahkan untuk tahun-tahun berikutnya angka ini di perkirakan masih terus
“membengkak”.

Berdasarkan data statistik, ekspor tomat Indonesia setiap tahunnya terus mengalami kenaikan.
Malahan mulai tahun 1988 ekspor tomat Indonesia mengalami pelonjakan yang cukup tinggi. Bisa
dilihat pada tabel 4, tahun 1988 volume ekspor tomat segar mengalami peningkatan hampir tiga kali
lipat dari volume ekspor tahun 1987, dari 703.537 kg (U$$ 75.779) menjadi 2.101.759 kg (U$$
299.783).

Peningkatan ekspor tomat segar ini ternyata diikuti juga oleh peningkatan volume ekspor
tomat dalam bentuk pasta. Peningkatan volume ekspor pasta tomat tahun 1988 hampir satu setengah
kali lipat dari volume ekspor tahun sebelumnya (1987). Pelonjakan ini masih terus berlangsung pada
tahun-tahun berikutnya.

Peluang ekspor buah tomat Indonesia semakin besar jika dilihat dari negara tujuan ekspor
yang masih terbatas pada negara tetangga dekat saja. Padahal setiap hari berton-ton buah tomat
keluar dari pelabuhan ekspor Singapura untuk di ekspor kembali. Bahkan mungkin didalamnya
termasuk buah tomat yang diimpor dari Indonesia.

B.Saran

Dalam mempersiapkan mutu ekspor yang lebih baik, seragam, dan mampu bersaing dengan
mutu dari negara lain diperlukan adanya standar mutu tomat yang jelas. Standar mutu yang disusun
oleh Dapartemen Perdagangan berdasarkan survai di daerah penghasil tomat di Jawa Barat, Jawa
Timur, Sumatera utara, Lembaga Penelitian Hortikultura, serta wawancara dengan eksportir sayur-
sayuran, dan studi pustaka.

Standar mutu tersebut merupakan standar mutu buah tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) ,
dalam keadaan utuh, segar, dan bersih. Tomat segar ini dibagi dalam tiga golongan berdasarkan
beratnya, yakni besar, sedang, dan kecil. Serta, masing-masing digolongkan dalam dua jenis mutu,
yaitu mutu I dan II.

Ukuran berat untuk golongan besar, sedang, dan kecil adalah sebagai berikut:

- Tomat ukuran besar mempunyai berat lebih dari 150 g/buah.


- Tomat ukuran sedang mempunyai berat 100-150 g/buah.
- Tomat ukuran kecil beratnya kurang dari 100 g/buah.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, Profil Produk Sayur Mayur Segar di Singapura (Atase Perdagangan RI di Singapura,

Departemen Perdagangan,1991)

--------, Laporan Penelitian Impor Sayur Mayur di Singapura, (Kerjasama Atase Perdagangan RI di

Singapura dengan Data Consult Singapura PTE. LTD., 1987).

--------, “Prospek dan Potensi Komoditi Hortikultura untuk Ekspor”, Sasaran, No. 8, Februari-maret

1998.

Badan Pengembangan Ekspor Nasional, Dapartemen Perdagangan, Buku panduan Buah Tropis

(Jakarta: 1989).

-----------------------------------------------, Pekan Penonjolan Pengembangan Ekspor dan Simposium

Hortikultura Nasional, Laporan Penyelenggaraan dan Kumpulan Makalah (Jakarta: 1983).

Biro Pusat Statistik, Sensus Pertanian (Jakarta: 1985-1990).

------------------------, Statistik Perdagangan Luar Negri, Ekspor-Impor, (Jakarta: 1985-1990).

Dapartemen Pertanian dan Dapartemen Industri, Hasil Penelitian Pascapanen

(Bogor: September 1989).

Kusmana, M., “Tomat Taiwan Paling Banyak Memasok Konsumen”, Trubus, No. 262, hal. 1-40,

September 1991.

Suryati, Atik, “Pengawasan dan Standar mutu Hasil Olahan Sayur dan Buah”, Makalah Up Grading

Tenaga Pembina Industri Kecil Pengolahan dan Pengawetan Buah-buahan dan Sayur

(Bogor: Februari 1985).


MAKALAH
PENGANTAR ILMU PERTANIAN
PROSPEK PASAR BUAH TOMAT

Disusun oleh :

Juli Yanda

BP 1810003301046

Dosen :

Ir.Dang Sri Chaerani,M.Si

FAKULTAS PERTANIAN
PRODI AGROTEKNOLOGI
PADANG
2019

Anda mungkin juga menyukai