Anda di halaman 1dari 7

JPPNI Vol.01/No.

03/Desember 2016 - Maret 2017

PERBEDAAN TERAPI BACK MASSAGE DAN AKUPRESUR


TERHADAP KUALITAS TIDUR PASIEN HEMODIALISA
DI RUMAH SAKIT UMUM LANGSA
Mailisna1, Sutomo Kasiman2, Evi Karota Bukit3
1
Mahasiswa Magister Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara,
2
Dokter penyakit dalam Spesialis Jantung (Konsultan)
3
Dosen Departemen Kep. Jiwa dan Komunitas Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
E-mail: kandamailisna@yahoo.co.id

ABSTRAK
Tujuan penelitian: mengetahui perbedaan terapi back massage dan akupresur terhadap kualitas
tidur pasien hemodialisa di Rumah Sakit Umum Langsa. Metode: Jenis penelitian yang digunakan
ialah kuasi eksperimen dengan pretest dan posttest pada dua kelompok (two group pretest dan
posttest desain). Populasi pada penelitian ini berjumlah 88 orang yang menjalankan hemodialisa
rutin. Jumlah sampel sebanyak 66 orang (33 responden dilakukan terapi back massage dan
akupresur) yang diperoleh dengan menggunakan teknik non probability sampling jenis consecutive
sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner kualitas tidur dengan skor 0–21. Analisis
bivariat menggunakan uji paired t test dengan derajat kemaknaan α (0.05). Hasil: Hasil penelitian
menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil skor kualitas tidur di antara therapy back
massage dan akupresur dengan nilai p=0.575(>0.001). Penelitian ini menunjukkan ada peningkatan
kualitas tidur pasien hemodialisa setelah dilakukan intervensi. Kesimpulan: Terapi back massage
dan akupresur dapat dijadikan sebagai tindakan terapi komplementer yang dapat diaplikasikan
sebagai upaya peningkatan kualitas tidur pasien hemodialisa.
Kata Kunci: terapi back massage, akupresur, kualitas tidur, hemodialisa

The Difference between Back Massage Therapy and Acupressure on Quality of Sleep in
Hemodialysis Patients at General Hospital of Langsa
ABSTRACT
Objective: This study aims at identifying the difference between back massage and acupressure
therapy on quality of sleep in hemodialysis patients at General Hospital of Langsa. Methods: It
employed a quasi-experimental method with two-group pretest-posttest design. The population was
88 patients who received hemodialysis routinely. A sample size was 66, consisting of 33 receiving
back massage and 33 receiving acupressure and taken using non-probability sampling design, i.e.
consecutive sampling. Data were collected using questionnaires concerning the quality of sleep with
a score of 0-21 and analyzed using bivariate analysis with paired t-test at α (0.05). Results: The
results of the study indicated that there was the difference in the quality of sleep before and after
back massage therapy and acupressure with p-value=0.575 (>0.001). It was also found that there
was the increase in the quality of sleep in hemodialysis patients after the intervention. Conclusion:
Back massage and acupressure therapy can used as a complementary therapy which can applied
as the therapy for improving the quality of sleep in hemodialysis patients.
Keywords: Back Massage Therapy, Acupressure, Quality of Sleep, Hemodialysis.

216
Perbedaan Terapi Back Massage dan Akupresur Terhadap Kualitas Tidur Pasien Hemodialisa

LATAR BELAKANG gangguan tidur. Dengan kata lain, kualitas


Hemodialisa merupakan salah satu tidur yang baik sangat penting dan vital bagi
metode pengobatan gagal ginjal tahap akhir semua orang untuk hidup yang sehat (Potter
yang dianggap dapat menyelamatkan jiwa dan Perry, 2006).
pasien. Data penyakit gagal ginjal kronik Berdasarkan hasil wawancara yang
stadium 5 sangat beragam sesuai dengan dilakukan peneliti terhadap 7 orang pasien
keadaan negara. Amerika Serikat insiden yang sedang menjalani hemodialisa,
terjadinya gagal ginjal kronik berjumlah 338 didapatkan data bahwa 5 orang pasien di
kasus baru persejuta orang. Menurut US antaranya menyatakan sulit untuk memulai
Renal Data System (sistem data ginjal AS), tidur, sering terbangun di tengah malam, dan
pada tahun 2003 total 441.051 orang dirawat 2 orang lainnya tidak mengalami gangguan
dengan gagal ginjal kronik; 28% melakukan tidur. Peneliti juga mewawancarai perawat di
transplantasi, 67% hemodialisa, dan 5% ruang hemodialisa dan mereka mengatakan
dialisis (Black dan Hawks, 2014). bahwa terdapat 80% pasien hemodialisa
Indonesia termasuk negara dengan yang mengeluhkan gangguan tidur.
tingkat penderita gagal ginjal kronik yang Penanganan gangguan tidur dapat
cukup tinggi. Menurut Indonesian Renal menggunakan terapi farmakologis dengan
Registry pada tahun 2007 jumlah pasien obat-obatan atau non farnakologis dengan
aktif hemodialisa berjumlah 1.885 jiwa hipnotherapy, relaksasi, yoga, akupresur,
sedangkan pada tahun 2013 jumlah pasien massage atau pemijatan, dan diantaranya
aktif hemodialisa meningkat sebanyak 9.396 akupresur merupakan salah satu pilihan terapi
jiwa. Jumlah pasien baru yang menjalankan yang diminati masyarakat (Fengge, 2012;
hemodialisa pada tahun 2007 berjumlah Metha, 2007; Sukanta, 2008). Penelitian
4.977 jiwa dan meningkat pada tahun ini akan mengidentifikasi perbedaan
2013 menjadi 15.128 jiwa. Jumlah pasien antara kedua intervensi terhadap kualitas
hemodialisa di wilayah Medan, Sumatra tidur pasien yang sedang menjalankan
Utara pada tahun 2013 berjumlah 312 jiwa hemodialisa.
dengan kategori pasien baru, sedangkan
pasien aktif 535 jiwa. METODE
Kemajuan dalam metode pengobatan Penelitian ini menggunakan desain quasi
ini memiliki efek terhadap psikososial experiment dengan pretest dan posttest
dan spiritual (Kallenbach, dkk., 2005). pada dua kelompok (two group pretest–
Dampak psikologi dan spiritualitas posttest desain). Dilakukan di Rumah Sakit
sangat berpengaruh terhadap kualitas Umum Daerah Langsa pada bulan Agustus
hidup klien karena berhubungan dengan sampai dengan bulan Oktober tahun 2016.
status kesehatan fisik, masalah tidur, dan Pengambilan sampel dalam penelitian ini
kecemasan (Unruh, dkk., 2008). Gangguan menggunakan teknik non probability sampling
tidur pada pasien hemodialisa memengaruhi jenis consecutive sampling, jumlah sampel
kualitas tidur dari segi tercapainya jumlah 33 orang dengan kriteria inklusi 1) pasien
atau lamanya tidur (Shariati, dkk., 2012). sedang menjalankan terapi hemodialisa, 2)
Kualitas tidur yang baik dapat memberikan pasien yang mengalami gangguan kualitas
perasaan tenang dan segar di pagi hari, tidur, 3) kooperatif, 4) kompos mentis, 5)
perasaan energik, dan tidak mengeluhkan berdomisili di Kota Langsa.

217
JPPNI Vol.01/No.03/Desember 2016 - Maret 2017

Pengambilan sampel dilakukan di dan penilaian post sama seperti intervensi


Rumah Sakit pada saat pasien menjalankan pertama (Polit & Beck, 2012).
terapi hemodialisa dengan cara mendata Hasil uji analisis univariat berupa
alamat pasien dari data ruangan, kemudian distribusi frekuensi, persentase dari masing-
responden dibagikan inform consent dan masing variabel, nilai mean dan standar
selanjutnya kuesioner kualitas tidur pada saat deviasi, dan analisis bivariat menggunakan uji
menjalankan hemodialisa. Setelah responden beda 2 mean. Terlebih dahulu hasil dilakukan
mengisi kuesioner kualitas tidur, peneliti uji normalitas dengan menggunakan Uji
membuat kontrak untuk dilakukan intervensi Shapiro Wilk, kemudian baru dilakukan uji t
yang pertama (terapi back massage) dependen.
pada malam kedua pascahemodialisa
dan paginya peneliti kembali mendatangi HASIL
rumah responden untuk dilakukan penilaian 1. Deskripsi Kualitas Tidur Pre Test
kualitas tidur pascaintervensi yang pertama. Menunjukkan kualitas tidur pada kedua
Untuk menghindari bias dari hasil intervensi kelompok intervensi (back massage dan
yang pertama dan kedua, penilaian pretest akupresur) pada periode pretest. Pada
kualitas tidur untuk intervensi yang kedua kelompok back massage rata-rata skor
(akupresur) dilakukan selang satu siklus kualitas tidur dan pada kelompok akupresur
therapy hemodialisa. Prinsip waktu intervensi rata-rata skor kualitas tidur 10.87 (Tabel 1).

Tabel 1. Kualitas tidur pretest


Kualitas Tidur Mean SD
Back Massage 9.39 4.70
Akupresur 10.87 5.41

2. Deskripsi Kualitas Tidur Posttest 13.52 dan pada kelompok akupresur skor
Berdasarkan Tabel 2, kualitas tidur rata-rata adalah 13.85.
kelompok back massage skor rerata adalah

Tabel 2. Kualitas tidur posttest


Kualitas Tidur Mean SD
Back Massage 13.51 3.82
Akupresur 13.84 4.40

3. Uji Normalitas back massage dan kelompok Akupresur


Uji normalitas dengan Shapiro Wilk Test berdistribusi normal (p>0,05) (Tabel 3).
menunjukkan bahwa kualitas tidur kelompok

Tabel 3. Uji normalitas


Back Massage Akupresur
Pretets Posttest Pretets Posttest
0,062 0,071 0,076 0,127

218
Perbedaan Terapi Back Massage dan Akupresur Terhadap Kualitas Tidur Pasien Hemodialisa

4. Perbedaan Kualitas Tidur Sebelum secara keseluruhan antara sebelum dan


dan Sesudah Intervensi Back Massage sesudah periode intervensi p=0,000 (Tabel
Hasil uji statistik menggunakan uji Paired 4).
t test, terdapat perbedaan kualitas tidur

Tabel 4. Perbedaan kualitas tidur sebelum dan sesudah intervensi back massage
Kualitas
Mean SD Nilai p
Tidur
Pre 9.39 4.703 0.000
Post 13.51 3.825

5. Perbedaan Kualitas Tidur sebelum tidur secara keseluruhan antara sebelum


dan sesudah Intervensi Akupresur dan sesudah periode intervensi dengan nilai
Hasil uji statistik menggunakan uji p=0,000 (Tabel 5).
paired t-test, terdapat perbedaan kualitas

Tabel 5. Perbedaan kualitas tidur sebelum dan sesudah intervensi akupresur


Kualitas
Mean SD Nilai p
Tidur
Pre 10.87 5.418 0.000
Post 13.84 4.402

6. Perbedaan Kualitas Tidur Back Paired t-test, tidak terdapat perbedaan


Massage dan Akupresur setelah kualitas tidur antara kelompok back massage
Intervensi dan kelompok akupresur setelah intervensi
Penelitian ini menunjukkan bahwa dari dengan nilai (p>0.05) (Tabel 6).
hasil uji statistik dengan menggunakan

Tabel 6. Perbedaan kualitas tidur post back massage dan post akupresur
Kualitas
Mean SD Nilai p
Tidur
Back
13,51 3,825 0,575
Massage
Akupresur 13,84 4,402

DISKUSI massage yang dilakukan pada hari kedua


Kualitas Tidur sebelum dan sesudah post hemodialisa untuk menilai kualitas tidur
Dilakukan Terapi Back Massage pasien hemodialisa sebelum dan sesudah
Hasil yang didapatkan pada kelompok dilakukan intervensi. Sangat penting bagi
terapi back massage menunjukkan bahwa pasien untuk merasakan kenyamanan yang
tindakan terapi back massage merupakan dapat meningkatkan kualitas tidur pasien
tindakan yang secara efektif dapat dilakukan hemodialisa, sebagaimana diketahui bahwa
pada pasien hemodialisa yang mengalami kondisi gagal ginjal yang makin memburuk
gangguan kualitas tidur. Terapi back erat kaitannya dengan kualitas tidur yang

219
JPPNI Vol.01/No.03/Desember 2016 - Maret 2017

buruk. Hal ini dikemukakan oleh Kushariyadi terdapat perbedaan antara kualitas tidur pada
dan Setyohadi (2011). Minyak zaitun yang pasien hemodialisa sebelum dan sesudah
digosokkan pada kulit yang disertai dengan dilakukannya tindakan akupresur. Pasien
massage berfungsi untuk memperlancar hemodialisa yang mengalami gangguan
peredaran darah dan dapat menjaga kualitas tidur dengan menggunakan 4 titik
elastisitas kulit dan dapat meningkatkan akupresur yaitu: ear (ear shenmen), wrist
kualitas tidur. (hand shenmen and neiguan) dan foot (yung
Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu chung).
terkait dengan efektifitas terapi back Penelitian yang dilakukan oleh Eisa,
massage pada pasien hemodialisa dengan dkk. (2011) menerangkan bahwa setelah
gangguan kualitas tidur (Rahele, dkk., 2012) dilakukan tindakan akupresur kualitas
bahwa terapi back massage pada pasien tidur mengalami perubahan nilai skor rata-
hemodialisa terbukti dapat mempengaruhi rata 7,42 dan pada kelompok kontrol nilai
pasien dalam meningkatkan kualitas skor rata-rata 10,96. Hasil penelitian ini
tidurnya. Hasil penelitian yang dilakukan dinyatakan signifikan dengan independent
oleh Cinar and Eser (2012) menunjukkan t-test dengan nilai (p=0.001). Dengan
bahwa kualitas tidur pasien sebelum demikian, dinyatakan bahwa akupresur
dilakukan Back Massage memiliki nilai rata- signifikan meningkatkan kualitas tidur pasien
rata 11.87±2.11 dan setelah dilakukan Back yang menjalankan hemodialisa dan hasil
Massage hasilnya 9.78±2,17 (p<0.001). penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
Hal ini menunjukkan bahwa terapi back kualitas hidup pasien.
massage signifikan meningkatkan kualitas
tidur pasien yang menjalankan hemodialisa Perbedaan Kualitas Tidur sesudah
dan diharapkan dapat meningkatkan Dilakukan Terapi Back Massage dan
kualitas hidup pasien. Hasil penelitian ini Akupresur
juga sejalan dengan penelitian Sutresna Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
(2013) yang menemukan adanya pengaruh intervensi pada kelompok back massage dan
back massage terhadap kualitas tidur lansia kelompok akupresur dengan kriteria inklusi
dengan insomnia di Panti Sosial Tresna penelitian yang sama tidak ada perbedaan
Werdha Wana Seraya Denpasar Bali. Pada hasil yang signifikan. Hal ini terlihat dari
penelitian tersebut didapatkan bahwa ada hasil intervensi pada kedua kelompok yang
perbedaan yang signifikan antara kualitas diberikan tindakan back massage pada siklus
tidur sebelum dan sesudah diberikan back pertama di hari kedua post hemodialisa dan
massage. tindakan akupresur pada siklus ketiga di hari
kedua post hemodialisa perbedaannya tidak
Kualitas Tidur Sebelum dan Sesudah signifikan.
Dilakukan Akupresur Berdasarkan hal tersebut pelayanan
Tindakan yang dilakukan kepada keperawatan kepada masyarakat yang
kelompok akupresur memberikan dampak memilih pengobatan Timur dapat membantu
pada perubahan kualitas tidur, yaitu berupa upaya meningkatkan kesehatan, khususnya
peningkatan skor rata-rata kualitas tidur, yang tidur seperti terapi massage, akupresur,
kemudian juga dibuktikan secara statistik hidroterapi, terapi oksigen merupakan
dengan uji paired t-test dengan nilai p=0,000 pilihan tepat (Hartono, 2012; (Purnama,
(p<0,001). Dapat disimpulkan bahwa 2012). Kelebihan pengobatan Timur masih

220
Perbedaan Terapi Back Massage dan Akupresur Terhadap Kualitas Tidur Pasien Hemodialisa

menggunakan cara alami dengan efek kulitas tidur pasien hemodialisa dan
samping relatif lebih kecil daripada cara mengembangkan program pelatihan ini
pengobatan yang modern. sebagai bagian dari tindakan mandiri perawat
Kualitas tidur adalah laporan subjektif agar dapat mengedukasi dan memandirikan
seseorang terhadap kepuasan dan keluarga pasien atau care giver pasien yang
terpenuhi kebutuhan tidurnya sehingga tidak menjalani hemodialisa terkait dengan terapi
memperlihatkan kelelahan saat beraktivitas back massage dan akupresur.
di siang hari, mudah terserang penyakit, lesu,
terlihat kehitaman di lingkaran mata, kelopak DAFTAR PUSTAKA
mata bengkak, konjungtiva memerah, mata Black, J.M. & Hawks, J.H. (2014). Medical
perih, sulit berkonsentrasi, sakit kepala dan Surgical Nursing Clinical Management
sering menguap, atau mengantuk (Brunner for Positive Outcomes (7th ed). St. Louis:
& Suddarth, 2010; Hidayat, 2006). Kualitas Elsevier.
tidur pasien dapat dinilai secara kuantitatif Brunner, L,S & Suddarth, D.S. (2010).
dan kualitatif. Secara kuantitatif, kualitas tidur Textbook of medical surgical nursing. (9th
dinilai dari lamanya waktu tidur, waktu yang ed.). Philadelphia: Lippincot.
dibutuhkan untuk memulai tidur, frekuensi Buysse, D.J. et al. (1998). Pittsburgh Sleep
terbangun malam hari, sedangkan secara Quality Indeks: A new instrument for
kualitatif, kualitas tidur dinilai dari kedalaman psychiatric practice and research.
tidur, kepulasan tidur, dan perasaan saat Psychiatric Practice, 28, 193-213.
bangun tidur pagi hari (Buysse et al., 1998). Cinar, S. & Eser, I. (2012). Effect on sleep
quality of back massage in older adults
SIMPULAN in rest home. DEUHYO ED, 5 (1), 2-7.
Hasil penelitian ini menyimpulkan Eisa, N., Raei, N., Vatani, J., & Khajeh-Kazemi,
beberapa hal. (1) Rata-rata kualitas tidur R. (2011). The effect of acupressure on
pasien hemodialisa pada kelompok back quality of sleep in hemodialysis patients.
massage sebelum diberikan intervensi 9,39 Journal Med. Sci. 11 (5), 236-240.
dan setelah intervensi 13.51. (2) Rata- Fengge, A. (2012). Terapi Akupresur Manfaat
rata kualitas tidur pasien hemodialisa pada dan Teknik Pengobatan. Yogyakarta:
kelompok akupresur sebelum diberikan Crop Circle Corp.
intervensi 10,87 dan setelah intervensi 13.84. Hartono, R. I. W. (2012). Akupresur Untuk
(3) Tidak ada perbedaan kualitas tidur pasien Berbagai Penyakit. Yogyakarta: Rapha
hemodialisa pada kelompok back massage Publishing.
dan kelompok akupresur (p>0,001). Tindakan Hidayat, A. A. (2006). Pengantar Kebutuhan
back massage dapat menstimulasi sistem Dasar manusia. Jakarta: Salemba
saraf yang dapat menurunkan insomnia dan Medika.
tindakan akupresur dapat meningkatkan Indonesian Renal Registry (IRR) pada tahun
hormon melatonin sehingga kualitas tidur 2007.
membaik. Kallenbach et al, (2005). Review Of
Hasil penelitian ini merekomendasikan Hemodialysis For Nurses And Dialysis
kepada manajemen pelayanan kesehatan Personel. Seventh Editon. USA
dan pelayanan keperawatan di rumah sakit Philadelphia: Elsevier Mosby
agar dapat mengimplementasikan metode Kushariyadi dan Setyohadi. (2011). Terapi
ini sebagai upaya untuk meningkatkan Modalitas Keperawatan pada Klien

221
JPPNI Vol.01/No.03/Desember 2016 - Maret 2017

Psikogeriatrik. Jakarta: Salemba Medika Rahele, S., Mohammad, M. & Sousan A.


Metha, H. (2007). The Science and Benefits (2012). Quality of sleep in dialysis. Irinian
of Acupressure Therapy. diakses http:// Journal of Nursing Midwifery Research,
voices.yahoo.com/the-sciencebenefits- 17.
acupressure-therapy. Shariati, A., Jahani, S., Hooshmand,
Polit, D. F., & Beck, C.T. (2012). Nursing M & Khalili, N. (2012). The Effect
Research: Generating and assesing of acupressure on sleep quality in
evidence for nursing practice.(9th ed). hemodialysis patient. Iran: Elsevier.
Philadelphia: Lippincott Williams and Sukanta, P. O. (2008). Pijat Akupresur Untuk
Wilkins. Kesehatan. Jakarta: Penebar Plus.
Potter, P.A & Perry, A.G. (2006). Fundamental Sutresna. (2013). Pengaruh massage
of nursing concept, proses and practice. punggung terhadap kualitas tidur pada
(4th ed.). St Louis: Mosby Company. lansia dengan insomnia di Panti Sosial
Purnama, R. (2012). Perbandingan pengaruh Tresna Werda Wana Seraya, Denpasar
massage dan akupresur terhadap Bali. Jurnal Dunia Kesehatan, 2 (2).
recovery perenang Bandung International Unruh ML, Welsbord S.D., & Kimmel P.L.
Swim. Universitas Pendidikan Indonesia: (2008). Psychosocial Factors in Patients
Tidak dipublikasikan. with Chronic Kidney Disease: Health
Related Quality of Life. Nephrology
Research and Clinical Practice, 18, (2),
82-90.

222

Anda mungkin juga menyukai