Anda di halaman 1dari 10

BAB III

ANTISIPASI GANGGUAN DAN PEMELIHARAAN JARINGAN


TEGANGAN MENENENGAH 20KV

3.1. Gangguan Pada Jaringan Distribusi 20 KV


Suatu gangguan didalam peralatan listrik didefinisikan sebagai
terjadinya suatu kerusakan di dalam sirkuit listrik yang menyebabkan aliran
arus listrik keluar dari saluran yang seharusnya. gangguan ini umumnya
disebabkan oleh putusnya kawat saluran transmisi sehingga terjadi hubung
singkat ke tanah, pecahnya isolator atau rusaknya isolasi. impedansi
gangguan umumnya rendah, sehingga arus gangguan menjadi besar. Selama
gangguan, tegangan tiga phasa menjadi tidak seimbang dan suplai ke sirkuit
tiga phasa yang berdekatan akan terpengaruhi. arus gangguan yang besar
dapat merusak tidak hanya peralatan yang terganggu, tetapi juga instalasi
yang dilalui arus gangguan.tetapi gangguan yang terjadi tidak dapat
seluruhnya dihilangkan. gangguan dapat diperkecil lagi beberapa tingkat
dengan mengambil langkah langkah sebagai berikut:
1. Perbaikan kuantitas mesin, peralatan, instalasi dan lain-lain, dengan
perbaikan dalam desain teknik pembutan material, quality control dan
testing yang memadai.
2. Peralatan yang baik.
3. Keandalan pengaman sistem yang memadai.
4. Sumber daya manusia yang terlatih untuk mengoperasikan dan
memasang pusat pembangkit.
Gangguan-gangguan yang sering terjadi pada saluran distribusi antara
lain , angin kencang dan kerusakan isolator. Untuk gangguan petir, arus
yang di induksikan sangat besar dan dapat merusak perlengkapan instalasi
listrik atau alat-alat pemakai listrik. Sedangkan gangguan angin kencang
dapat juga merusak peralatan listrik seperti robohnya tiang distribusi,
tertimpanya kawat saluran karena pohon tumbang, berayun berlebihan
kawatkawat saluran sehingga bisa putus atau ranting pohon yang menyentuh

15
dan menempel di jaringan. Semua gangguan ini dapat menyebabkan
terjadinya hubung singkat antar fasa dan hubung singkat fasa ke tanah.
permasalahan yang sering dijumpai pada sistem distribusi antara lain
pemadaman pada penyulang 20 kv, yang disebabkan oleh gangguan hubung
singkat. Jika penyetelan overcurrent relay (OCR) dan ground fault relay
(GFR) yang berada di Incoming atau di outgoing kurang baik, dapat
menyebabkan pemadaman total (black out) atau jika salah satu penyulang
terkena gangguan, dapat mengakibatkan penyulang lain yang berada pada
satu bus juga ikut trip, karena gangguan hubung singkat dapat mentripkan
relai yang ada pada incoming feeder.
3.2. Penyebab Gangguan
Gangguan biasanya diakibatkan oleh kegagalan isolasi di antara
penghantar phasa atau antara penghantar phasa dangan tanah. Secara
nyatakegagalan isolasi dapat menghasilkan beberapa efek pada sistem yaitu
menghasilkan arus yang cukup besar. beberapa penyebab terjadinya
gangguan.
a. Kesalahan mekanis
b. Karena tegangan lebih
c. Karena material yang yang tidak standar
d. Gangguan hubung singkat
e. Kawat penghantar putus
Faktor-faktor penyebab terjadinya gangguan pada jaringan distribusi
adalah:
a. Surja petir
b. Binatang
c. Layang - layang
d. Pohon-pohon yang tumbuh di dekat jaringan
e. Keretakan pada isolator
f. Andongan yang terlalu kendor
3.3. Akibat dari Gangguan
Akibat yang paling serius dari gangguan adalah kebakaran yang tidak

16
Hanya akan merusak perala total dari sitem. berikut ini akibat- akibat yang
disebabkan oleh gangguan:
1. Penurunan tegangan yang cukup besar pada sistem daya sehingga
dapat merugikan pelanggan atau mengganggu kerja peralatan listrik.
2. Bahaya kerusakan pada peralatan yang diakibatkan oleh arcing(busur
api listrik).
3. Bahaya kerusakan pada peralatan akibat overheating (pemanasan
berlebih) dan akibat tekanan mekanis (alat pecah dan sebagainya).
4. Tergangguanya stabilitas sistem dan ini dapat menimbulkan
pemadaman menyeluruh pada sistem tenaga listrik.
3.4. Cara Mengatasi Gangguan
Pada PT. PLN (Persero) Rayon Kuranji, permasalahan gangguan
Jaringan distribusi masih menjadi hal yang penting untuk ditangani
mengingat hal tersebut sangatlah berdampak pada kepuasan pelanggan
terhadap pelayanan pasokan tenaga listrik. untuk mengatasi masalah
gangguan jaringan distribusi tersebut, usaha – usaha yang dilakukan oleh
PT. PLN (Persero) Rayon Kuranji adalah sebagai berikut:
3.5. Mengurangi terjadinya gangguan
Gangguan tidak dapat dicegah sama sekali, tapi dapat dikurangi
kemungkinan terjadinya gangguan dengan cara sebagai berikut :
A. Mendisfungsikan Jaringan Kosong
Yang dimaksud dengan jaringan kosong adalah jaringan yang tidak
dibebani oleh trafo. Biasanya jaringan kosong terdapat pada ujung – ujung
feeder. pendisfungsian jaringan ini dikarenakn potensi gangguan yang cukup
besar, serta lokasi atau medan yang sulit dijangkau. pendisfungsian jaringan
kosong dilakukan dengan cara melepas jumperan pada TM-5 atau TM-10
yang berada terdekat dari trafo. Sehingga tegangan pada kawat penghantar
di jaringan terputus. untuk melakukan pelepasan jumperan terlebih dahulu
dikordinasikan dengan gardu induk untuk mematikan feeder tersebut
B. Melakukan Pemasangan Topi Isolator.
Pemasangan topi isolator pada TM-1 bertujuan untuk mencegah terjadi

17
gangguan Ground Fault yang disebabkan oleh binatang.

Gambar 4.1. Topi Isolator pada TM-1 di parag karakah


C. Penggantian Isolator
Untuk mendapatkan kinerja sistem yang handal, maka dibutuhkan pula
peralatan yang baik serta kompetibel. Pin isolator yang berfungsi sebagai
penyangga kwat penghantar kerap menjadi masalah tersendiri bagi PLN.

Gambar 4.2. Penggantian Pin isolator


Kebocoran yang terjadi pada isolator dapat menyebabkan gangguan yang
berulang – ulang, sehingga dapat mempengaruhi kehandalan sistem.
kebocoran isolator merupakan salah satu gangguan yang sangat sulit
terdeteksi, untuk itu selalu dilakukan pemeliharan secara preventif maupun
korektif.
D. Pemangkasan pohon yang berdekatan dengan kawat fasa SUTM.
Salah satunya yaitu pemangkasan pohon-pohon yang berdekatan
dengan kawat penghantar. Jarak aman yang dianjurkan antara kawat

18
penghantar dengan pohon adalah minimal 2,5 meter setelah
memperhitungkan pertumbuhan pohon yang diharapkan tiba periode
perampalan berikutnya SUTM masih bebas dari sentuhan pohon.

Gambar 4.3 Setelah dilakukan Pemangkasan di daerah Maransi

Gambar 4.4 Pembersihan Jalan Dari Sisa Pemangkasan Pohon


Pada prakteknya tidak mudah membersihkan SUTM dari pohon. untuk
mendapat izin dari pemilik/penguasa lahan untuk melakukan perampalan
sampai jarak aman sukar didapatkan. disamping itu banyak penanaman
pohon baru di dekat SUTM yang dapat dipastikan dikemudian hari akan
menambah kesulitan. akibat dari perampalan yang dilakukan kurang dari
jarak aman akan menjadi penyebab terjadinya gangguan. hal unik pada
pembersihan/perampalan SUTM, satu titik saja yang tidak dipangkas dan
menyentuh, akan menyebabkan gangguan, walaupun sepanjang rautenya
telah bersih.
E. Paralonisasi
Paralonisasi merupakanal ternatip dari A3CS. pemasangan paralon pada
titik – titik rawan gangguan setelah efektif mencegah ranting pohon.

19
Gambar 4.5 Pemasangan Paralon pada Jaringan Tegangan Menengah
Pemilihan Paralon sebagai isolasi penghantar bukan tanpa alasan. Setelah
dilakukan megger, tahanan isolasi paralon lebih besar dibandingkan dengan
tahanan isolasi A3CS. paralonisasi juga menghemat pengeluaran biaya
mengingat kawat A3CS cukup mahal.
F. Mengganti trafo yang sudah overload
Trafo distribusi sebagai suatu peralatan listrik yang bekerja untuk
menurunkan tegangan penghubung utama (primary feeder) menjadi
tegangan rendah (sekunder) yang akan disalurkan ke konsumen. kemampuan
suatu transformator distribusi untuk melayani beban dan dapat dilihat dari
kapasitas rating transformator distribusi tersebut. perkembangan beban
mengakibatkan trafo distribusi yang terpasang pada suatu lokasi, sudah
mendekati kapasitas trafo (overload).

Gambar 4.6. Mutasi Trafo di lubuklintah


Hal terburuk yang sering terjadi saat trafo sudah berbeban penuh yaitu
terjadinya kerusakan pada trafo distribusi. rusaknya trafo distribusi
menimbulkan kerugian bagi PLN sendiri dan pelanggan. dari sisi PLN, aset

20
PLN yaitu berkurangnya KWH tersalurkan dan rusaknya aset (trafo). dari
sisi pelanggan pelanggan terjadinya pemadaman yang dapat mengganggu
aktivitas.
3.6. Mengurangi akibat gangguan
Usaha untuk mengurangi akibat gangguan adalah :
a. Penggunaan lightning arrester dan penentuan tingkat dasar isolasi.
b. Melepaskan bagian sistem yang terganggu dengan menggunakan load
breaker switch dan relay proteksi.
c. Menghindari atau mengurangi pemadaman listrik dengan cara
memanuver beban jaringan.
d. Pengoprasian gardu mobil untuk trafo yang rusak
3.7. Pemeliharaan Jaringan Tegangan Menengah
Pada hakekatnya pemeliharaan merupakan suatu pekerjaan yang
dimaksudkan untuk mendapatkan jaminan bahwa suatu system/peralatan
akan berfungsi secara optimal dan aman baik bagi personil maupun bagi
masyarakan umum. Perawatan dan pemeliharaan perlengkapan jaringan
distribusi yang rutin bertujuan untuk mengatasi penurunan effisiensi dan
kerusakan agar perlengkapan tersebut dapat bekerja dengan baik sesuai
fungsinya. dalam hal ini perawatan dan pemeliharaan jaringan yang
dilakukan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) dengan sistem tanpa
tegangan (pemadaman) menjadi masalah vital yang dialami oleh konsumen
maupun perusahaan listrik karena dapat menurunkan kontinuitas pelayanan.
suplai tenaga listrik untuk pelanggan menjadi terhambat dan tidak dapat
melakukan proses produksi dengan optimal karena tenaga listrik tidak
tersalurkan. Kerugian yang dialami oleh perusahaan listrik sangatlah besar
karena adanya pemadaman listrik mengakibatkan banyaknya energi listrik
yang hilang dan tidak dapat terjualkan kepada konsumen.solusi untuk
menekan adanya pemadaman, maka perusahaan listrik melakukan
pemeliharaan jaringan distribusi tegangan menengah 20 KV dengan sistem
hot line maintenance (Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan/ PDKB).
tanpa adanya pemadaman listrik yang dilakukan oleh PDKB-TM maka

21
suplai tenaga listrik tetap dapat disalurkan. Dengan adanya pemeliharaan
dalam keadaan bertegangan ini, konsumen tidak lagi mengalami kerugian,
produksi tetap berjalan, produktivitas meningkat, quota terpenuhi dan
kontinuitas pelayanan energi listrik menjadi lebih baik. Dari segi ekonomi
energi listrik yang hilang akibat pemadaman dapat terselamatkan dan
perusahaan listrik tidak mengalami kerugian. perekonomian negara dapat
ditingkatkan dan kualitas SDM akan menjadi lebih baik dan optimal.
3.7.1.Pemeliharaan Rutin (Preventive Maintenance)
Pemeliharaan rutin (Preventive maintenance) adalah pekerjaan
kegiatan usaha mempertahankan atau menjaga kondisi jaringan tersebut agar
selalu berada dalam keadaan baik, mempunyai keandalan dan daya guna
yang optimal, serta pemeriksaan jaringan secara visual (inspeksi) untuk
kemudian diikuti dengan pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan
sesuai dengan saran-saran (rekomendasi) dari hasil inspeksi, antara lain
penggantian, pembersihan, peneraan dan pengetesan. adapun periode dari
jenis pemeliharaan adalah 1 kali setahun.
3.7.2.Pemeliharaan korektiv (Corrective Maintenance)
Pemeriksaan korektif jaringan tegangan menengah adalah pekerjaan
pemeliharaan yang dimaksudkan untuk memperbaiki kerusakan karena
adanya gangguan dan atau perubahan penyempurnaan rehabilitasi sebagai
tindak lanjut saran-saran dari pemeliharaan rutin.
Pemeliharaan korektif dapat dibedakan dalam 2 kegiatan yaitu ;
terencana dan tidak terencana. kegiatan yang terencana diantaranya
adalahpekerjaan perubahan penyempurnaan yang dilakukan pada jaringan
untuk memperoleh keandalan yang lebih baik (dalam batas pengertian
operasi) tanpa mengubah kapasitas semula. kegiatan yang tidak terencana
misalnya mengatasi perbaikan kerusakan peralatan gangguan. perbaikan
kerusakan dalam hal ini dimaksudkan suatu usaha pekerjaan untuk
mempertahankan atau mengembalikan kondisi system atau peralatan yang
mengalami gangguan kerusakan sampai kembali pada keadaan semula
dengan kepastian yang sama.

22
3.7.3. Pemeliharaan Darurat (Emergency Maintenance)
Pemeliharaan Darurat (emergency maintenance) adalah pekerjaan
pemeliharaan yang dimaksudkan untuk memperbaiki kerusakan yang
ditimbulkan oleh bencana alam seperti gempa bumi, banjir, angin rebut dan
kebakaran selama masih dalam batas pengertian operasi. Biasanya pekerjaan
ini sifatnya mendadak dan segera dilaksanakan. karena sifatnya darurat,
maka pekerjaan ini tidak dapat direncanakan sebelumnya
3.7.4. Jadwal Pemeliharaan Distribusi
Salah satu usaha untuk meningkatakn mutu, daya guna dan keandalan
tenaga listrik yang telah tercantum dalam tujuan pemeliharaan adalah
menyusun program pemeliharaan periodik dengan jadwal tertentu, menurut
siklusnya kegiatan pelaksanaan pemeliharaan distribusi dikelompokkan
dalam empat kelompok yaitu :
1. Pemeliharaan triwulanan
2. Pemeliharaan semesteran
3. Pemeliharaan tahunan
4. Pemeliharaan 3 tahunan
3.8. SAIDI dan SAIFI
Keandalan suatu system sangat mempengaruhi tingkat besar kecilnya
SAIDI dan SAIFI, semakin besar nilai SAIDI dan SAIFI maka dapat
dinyatakan bahwa SAIDI dan SAIFI tersebut semakin buruk karena tingkat
lama dan seringnya terjadi pemadaman semakin besar. Jika nilai SAIDI dan
SAIFI kecil atau nilainya dibawah target yang telah ditetapkan maka SAIDI
dan SAIFI tersebut semakin baik karena tingkat lama dan seringnya terjadi
pemadaman semakin berkurang.
Selain gangguan internal dan eksternal tingkat SAIDI dan SAIFI
dipengaruhi oleh kinerja operator pengaturan beban. Jika semakin tanggap
operator pengaturan beban dalam menangani gangguan maka tingkat SAIDI
dan SAIFI dapat dikurangi. Maka setiap operator pengaturan beban harus
mengetahui setiap feeder yang melayani konsumen dan daerah-daerahnya
serta penempatan LBS (Load Breaker Switch) yang dipasang pada feeder

23
tersebut untuk mempermudah dalam pengaturan bebannya bila terjadi
gangguan, sehingga hanya pada suatu system yang mengalami gangguan
saja yang mengalami pemadaman.
3.8.1. SAIDI (Sistem Average Interuption Duration Index) atau Indeks durasi
lama pemadaman rata-rata.
SAIDI adalah jumlah lamanya gangguan pemadaman yang dialami
oleh konsumen dalam satu tahun dibagi dengan jumlah konsumen yang
dilayani.

∑(𝐾𝑖 𝑡𝑖 )
SAIDI = jam / tahun
𝑁
dimana :
SAIDI = durasi / lama gangguan (jam/tahun)
ti = lama gangguan
ki = jumlah per unit konsumen yang mengalami kegagalan
N = jumlah konsumen yang dilayani
3.8.2.SAIFI (Sistem Average Interuption Frequency Index) atau
Indeks frekuensi pemadaman rata-rata.
SAIFI adalah jumlah jumlah konsumen yang mengalami gangguan
pemadaman dalam satu tahun dibagi dengan jumlah konsumen yang
dilayani.

∑(𝐾𝑖 𝜆𝑖 )
SAIFI = kali/tahun
𝑁
Dimana:
SAIFI = frekuensi pemadaman (kali/tahun)
ki = jumlah per unit konsumen yang mengalami kegagalan
λi = laju gangguan komponen
N = jumlah konsumen yang dilayani

24

Anda mungkin juga menyukai