Prolegda
Prolegda
Pengertian Prolegda
Prolegda adalah instrument perencanaan Program Pembentukan Peraturan Daerah yang disusun
secara terencana , terpadu dan sistematis . Penyusunan secara terencana memiliki tujuan agar terbentuk
skala prioritas berdasarkan kebutuhan dan tuntutan pembentukan peraturan daerah dalam rangka
mewujudkan system hukum yang berlaku di daerah dengan semua elemennya serta saling menunjang satu
dengan yang lain dalam rangka mengantisipasi dan mengatasi permasalahan yang timbul dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan kemasyarakatan. Terpadu, dalam penyusunan Raperda diperlukan
keharmonisan dan kesepahaman bukan hanya antara DPRD dan Pemerintah Kabupaten/Kota namun
peran partisipasi masyarakat dibutuhkan mulai dari penelitian dan penyusunan naskah akademik, sampai
dalam proses legislasi di DPRD.
Secara prosedur formal, seluruh proses penyusunan produk hukum daerah adalah black box bagi
masyarakat yang ingin mengusulkan atau berpartisipasi dalam penyusunan suatu produk hukum daerah.
Masyarakat dapat memberikan usulan untuk penyusunan produk hukum daerah secara formal dengan
mengusulkannya melalui Unit Kerja (SKPD) terkait di pemerintah daerah atau melalui DPRD.
4. Aspirasi Masyarakat
Dalam penyusunan Prolegda antara DPRD dan Pemerintah Kabupaten dikoordinir oleh DPRD
Kabupaten melalui alat kelengkapan DPRD yang khusus menangani bidang legislasi. Sedangkan
Penyusunan Prolegda di lingkungan Pemerintah Kabupaten dikoordinasi oleh Bagian Hukum dengan
mengikutsertakan instansi terkait Ketentuan mengenai tata cara penyusunan prolegda di lingkungan
DPRD Kabupaten diatur dengan Peraturan DPRD Kabupaten dan Prolegda di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten diatur dengan Peraturan Bupati. Hasil penyusunan Prolegda antara DPRD dan Pemerintah
Kabupaten disepakati menjadi Prolegda dan ditetapkan dalam Rapat Paripurna DPRD Kabupaten
Dalam keadaan tertentu DPRD atau Bupati dapat mengajukan Raperda di luar Prolegda yang telah
ditetapkan dalam hal :
1. Untuk mengatasi keadaan luar biasa, keadaan konflik atau bencana alam
3. Keadaan tertentu lainnya yang memastikan adanya urgensi atas suatu raperda yang dapat disetujui
bersama oleh alat kelengkapan DPRD atau Pemerintah Kabupaten yang khusus menangani bidang
legislasi