Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH LATIHAN YOGA TERHADAP TEKANAN

DARAH PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI


DI DUSUN NITEN NOGOTIRTO GAMPING
SLEMAN YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh :
ANIS OVIANASARI
201110201074

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2015

i
PENGARUH LATIHAN YOGA TERHADAP TEKANAN
DARAH PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI
DI DUSUN NITEN NOGOTIRTO GAMPING
SLEMAN YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan pada
Program Pendidikan Ners-Program Studi Ilmu Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan ‘Aisyiyah Yogyakarta

Disusun oleh:
ANIS OVIANASARI
201110201074

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2015

ii
iii
THE INFLUENCE OF YOGA EXERCISE ON THE BLOOD PRESSURE OF
HYPERTENSION ELDERLY PATIENT AT NITEN NOGOTIRTO GAMPING
SLEMAN OF YOGYAKARTA1

Anis Ovianasari2, Wantonoro3

ABSTRACT

Research Background: Hypertension which cannot be treated will cause stroke and
many complications. Hypertension can be managed using non-pharmacological
medication that is by doing yoga. Yoga exercise can also stimulate Endhorphine
hormone excretion. B-endorphin increase proves to be closely related to pain decrease,
memory improvement, appetite betterment, sexual ability and blood pressure.
Research Objective: The research objective was to reveal the influence of yoga
exercise on the blood pressure of hypertension elderly patient.
Research Method: The research used pre-experiment design with one group pretest
posttest. The samples were taken using non-random technique (non-probability
sampling) which were 17 respondents. The data were analyzed using Paired t-test.
Research Finding: The research finding showed that the systolic blood pressure in pre-
test and post-test using Paired T-test achieved significance value of 0,002 (sig<0,05) and
the diastolic blood pressure in pre-test and post-test using Paired T-test achieved
significance value of 0,010 (sig<0,05). It means that there was a difference in the blood
pressure (systolic and diastolic) before and after yoga exercise in hypertension elderly
patient at NitenNogotirtoGampingSleman of Yogyakarta.
Conclusion: There is influence of yoga exercise on the blood pressure change of
hypertension elderly patient.
Suggestion: It is suggested that elderly patients with hypertension do yoga exercise as
alternative medication in order to decline their hypertension.

Keywords : Hypertension, elderly, yoga, blood pressure


Bibliography : 32 books (2006-2014), 7 journals, 2 internet websites
Pages : xiv, 78 pages, 8 tables, 8 figures, 13 attachments
1
Title of the Thesis
2
Student of School of Nursing ‘Aisyiyah Health Sciences College of Yogyakarta
3
Lecturer of School of Nursing‘Aisyiyah Health Sciences Collage of Yogyakarta

iv
A. PENDAHULUAN pembuluh darah berlangsung dengan lebih
cepat bahkan dapat berlangsung kematian.
Hipertensi didefinisikan sebagai penyakit
yang ditandai dengan peningkatan tekanan Pemerintah Indonesia telah memberikan
darah melebihi normal. Pada umumnya, perhatian serius dalam pencegahan dan
sistolik yang berkisar diatas 140 mmHg dan penanggulangan penyakit tidak menular
diastolik diatas 85 mmHg dianggap termasuk hipertensi. Hal ini dapat dilihat
merupakan garis batas hipertensi (Junaidi, dengan dibentuknya Direktorat Pengendalian
2010). Menurut JNC (Joint National Penyakit Tidak Menular berdasarkan
Committee) VII batas yang tepat dari Peraturan Menteri Kesehatan No. 1575
kelainan ini tidak pasti, namun nilai yang Tahun tentang penanggulangan penyakit
dapat diterima berbeda sesuai dengan usia kardiovaskular. Selain itu salah satu bentuk
dan jenis kelamin. perhatian dari pemerintah dan masyarakat
yaitu dengan dibentuknya pelayanan
Jumlah angka penderita hipertensi
kesehatan ditingkat masyarakat seperti
esensial primer berdasarkan pola penyakit
posyandu lansia (Kepmenkes RI , 2011).
untuk rawat jalan di Provinsi D.I Yogyakarta
Meskipun sudah ada upaya dari pemerintah
berdasarkan laporan Dinas Kesehatan
dalam mengatasi penyakit hipertensi, akan
Provinsi D.I Yogyakarta adalah sebesar 3.574
tetapi masyarakat masih menganggap
jiwa (2,07%) (Dinas Kesehatan Provinsi D.I
penyakit hipertensi sebagai penyakit biasa
Yogyakarta, 2009). Hasil survey
yang tidak berbahaya. Oleh sebab itu,
pendahuluan di Dinas Kesehatan Provinsi
masyarakat cenderung terlambat dalam
DIY, Dinas Kesehatan Sleman dan
melakukan pemeriksaan kesehatan, sehingga
Puskesmas Gamping II menyebutkan bahwa
kadang lelah akan terjadi akibat yang lebih
populasi lanjut usia terbanyak di Indonesia
berat (Kusumawati & Zulaekah, 2009).
adalah di Yogyakarta. Hasil penjaringan di
Kabupaten Sleman Yogyakarta pada tahun Tekanan darah tinggi atau hipertensi
2011 didapatkan kasus hipertensi sebanyak dapat ditanggulangi dengan dua cara yaitu
39,65% (Dinkes, 2011). Penyakit hipertensi dengan cara farmakologi dan non
apabila dibiarkan maka sama artinya dengan farmakologi. Penatalaksanaan secara
membiarkan jantung bekerja lebih keras dan farmakologi yaitu dengan menggunakan
membiarkan proses perusakan dinding obat-obatan kimiawi. Salah satu penanganan

1
secara non farmakologis dalam mengatasi hipertensi dengan tekanan darah berkisar
hipertensi adalah dengan latihan yoga. antara 140/90 mmHg sampai 200/140
mmHg. Sedangkan berdasarkan studi
Latihan yoga juga menstimulasi
pendahuluan yang dilakukan peneliti pada
pengeluaran hormon Endorphin. Endorphin
terdapat, dari 41 lansia terdapat 63,41%
adalah neuropeptide yang menghasilkan
lansia yang mengalami hipertensi dengan
tubuh pada saat relaks/tenang. Endorphin
tekanan darah berkisar antara 150/70 mmHg
dihasilkan di otak dan susunan syaraf tulang
sampai 180/90 mmHg. Dari latar belakang
belakang. Hormon ini dapat berfungsi
tersebut peneliti tertarik untuk melakukan
sebagai obat penenang alami yang diproduksi
penelitian dengan judul “Pengaruh Latihan
otak yang menyalurkan rasa nyaman dan
Yoga terhadap Tekanan Darah pada Lansia
meningkatkan kadar endorphin dalam tubuh
Penderita Hipertensi di Dusun Niten
untuk mengurangi tekanan darah tinggi.
Nogotirto Gamping Sleman”.
Olahraga terbukti dapat meningkatkan kadar
b-endorphin empat sampai lima kali di dalam B. TUJUAN UMUM
darah. Sehingga, semakin banyak melakukan
Tujuan penelitian ini adalah untuk
latihan maka akan semakin tinggi pula kadar
mengetahui pengaruh latihan yoga terhadap
b-endorphin. Ketika seseorang melakukan
tekanan darah pada lansia penderita
latihan, maka b-endorphinakan keluar dan
hipertensi di Dusun Niten Nogotirto
ditangkap oleh reseptor didalam
Gamping Sleman Yogyakarta.
hiphothalamus dan system limbik yang
berfungsi untuk mengatur emosi. C. METODE PENELITIAN
Peningkatan b-endorphin terbukti
Rancangan penelitian ini menggunakan
berhubungan erat dengan penurunan rasa
metode penelitian pre eksperimen dengan
nyeri, peningkatan daya ingat, memperbaiki
desain ( One Group Pretest Postest ).
nafsu makan, kemampuan seksual, tekanan
Penelitian ini dilakukan bulan Februari 2015.
darah dan pernafasan (Sindhu, 2006).
Jumlah sampel 17 responden dengan
Berdasarkan data dari Dusun Niten pada pengambilan sampel menggunakan teknik
bulan Januari-September 2014 di Dusun Non Random Sampling. Latihan dilakukan
Niten di dapatkan data dari 49 lansia selama 7 hari berturut-turut. Tekanan darah
terdapat 51,02% lansia yang terkena diukur pada sebelum dilakukan yoga dan

2
setelah dilakukan yoga yang berlangsun dari berdasarkan tingkat pendidikan menunjukkan
hari pertama sampai dengan hari ke tujuh bahwa lansia yang terbanyak adalah SD
setelah latihan, diukur menggunakan sebanyak 7 orang (41,1%), sedangkan SMA
sphygmomanometer. Uji normalitas, merupakan jumlah paling sedikit yaitu 1
menggunakan Shapiro Wilk dan analisa data orang (5,9%).
menggunakan Paired T-Test.
PENGARUH LATIHAN YOGA
TERHADAP TEKANAN DARAH PADA
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DI
DUSUN NITEN NOGOTIRTO
Tabel 1. Karakteristik responden berdasarkan GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA.
umur, pendidikan dan jenis kelamin.
Grafik. 4.1 Rerata pre-test dan post-test
Tabel 4.1 Karakteristik responden penelitian. Sistolik

Variabel Frekuensi % Grafik Tekanan Darah Sistolik

1. Jenis Kelamin 151


150
Tekanan darah sistolik

149 Pr
148
a. Laki-laki 6 35,3 147 e
146
145
144 Po
b. Perempuan 11 64,7 143
142 st
141
2. Umur 140
139
138
137
a. 55-60 tahun 8 47 136
135
b. 61-70 tahun 9 53 1 2 3 4 5 6 7
Hari
3. Pendidikan
.
a. Tidak sekolah 4 23,5
b. SD 7 41,1 (Sumber : data primer, 2015)
c. SMP 5 29,5
d. SMA 1 5,9 Dari grafik 4.1 menunjukkan bahwa hasil
Jumlah 17 100 rata-rata pengukuran tekanan darah sistolik
yaitu, sebelum dan sesudah diberikan latihan
yoga. Dari diagram tersebut, hasil
Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa
pengukuran tekanan darah sebelum latihan
jumlah lansia berjenis kelamin Perempuan 11
yoga dari 140 mmHg sampai 152 mmHg.
orang (64,7%), sedangkan laki-laki 6 orang
(35,5%). Usia responden antara 61-70 tahun
yakni 9 orang (53%) dan antara 55-60 tahun
yakni 8 orang (47%). Karakteristik responden

3
Grafik. 4.2 Rerata pre-test dan post-test Tabel 4.4 menunjukkan bahwa lansia
Diastolik. penderita hipertensi sebelum perlakuan

Grafik Tekanan Darah Diastolik


mempunyai rerata tekanan darah sistolik
sebesar 146,21 mmHg, dan tekanan darah
86
Tekanan darah diastolik

85 diastolik mempunyai rerata 82,22 mmHg.


84 Pre
83
82 Penderita hipertensi setelah diberikan
81 Pos
80 t perlakuan mempunyai rerata tekanan darah
79
78
77 sistolik sebesar 144,29 mmHg. Sedangkan
76
75 untuk tekanan darah diastolik mempunyai
1 2 3 4 5 6 7
Hari rerata 80,75 mmHg.

Tabel 4.5 Uji Normalitas Shapiro-Wilk


(Sumber : data primer, 2015)
Dari grafik 4.2 menunjukkan bahwa No. Kategori p-value Ket
hasil rata-rata pengukuran tekanan darah 1. Pre Sistol 0,395 Normal
2. Post Sistol 0,376 Normal
diastolik sebelum dan setelah diberikan 3. Pre Diastol 0,387 Normal
latihan yoga pada lansia penderita hipertensi. 4. Post Diastol 0,053 Normal

Dari diagram tersebut menggambarkan


bahwa tekanan darah diastolik setelah Dari table 4.5 menunjukkan bahwa
perlakuan mengalami penurunan dan ada hasil uji normalitas yang diperoleh,
juga yang mengalami peningkatan tekanan semuanya lebih besar dari 0,05, sehingga
darah diastolik. dapat disimpulkan bahwa data berasal dari
populasi yang berdistribusi normal.
Tabel 4.4 Hasil Uji Pre dan Post Pada
Berdasarkan hasil uji normalitas data
Tekanan Darah Lansia Penderita Hipertensi.
tersebut, diketahui data berdistribusi normal
Variabel Sebelum SD Sesudah SD sehingga analisis data yang digunakan adalah
mean mean
Sistol 146.2182 5.3 144.2935 4.4
uji Paired T-test.
Diastol 82.2271 7.8 80.7559 6.6

(Sumber : data primer, 2015)

4
Tabel 4.6 Analisis Uji Paired T-test. 55 tahun merupakan usia lanjut dalam
Variabel SD p- Ket masa presenium. Sesuai dengan teori yang
value
Sistolik 2,16 0,002 Berbeda dikemukakan oleh Stanley dan Beare
bermakna (2007) bahwa seiring dengan peningkatan
Diastolik 2,07 0,010 Berbeda
bermakna usia, jantung, dan pembuluh darah
memgalami peningkatan baik struktural
(sumber : data primer, 2015) maupun fungsional. Hasil penelitian
menunjukkan mayoritas Lansia penderita
Berdasarkan tabel uji paired t-test Hipertensi di Dusun Niten Nogotirto
menunjukkan bahwa p-value yang gamping Sleman Yogyakarta memiliki
didapatkan pada tekanan darah sistolik pendidikan SD yaitu 7 responden (41%),
sebesar 0,002 p-value < 0,05, maka Ho SMP yaitu 5 responden (29%), SMA yaitu
ditolak pada tekanan darah diastolik sebesar 1 responden (5%), dan tidak sekolah yaitu
0,010 < 0,05. Hasil tersebut menyatakan 4 responden (23%).
bahwa terdapat pengaruh latihan yoga 2. Perbedaan Tekanan Darah Pre-Post
terhadap perubahan tekanan darah sistolik Latihan Yoga pada Lansia Hipertensi di
dan diastolik lansia penderita hipertensi . Dusun Niten Nogotirto Gamping Sleman

E. PEMBAHASAN Yogyakarta.

1. Tabel 4.1 memperlihatkan sebagian besar Berdasarkan sajian gambar 4.1 grafik

penderita hipertensi 70% adalah kalangan rata-rata sebelum dan setelah diberikan

perempuan, dan sebagian kecil adalah latihan yoga menunjukkan bahwa hasil

kalangan laki-laki sebesar 30%.Hasil pengukuran tekanan darah sebelum latihan

penelitian ini sesuai dengan teori bahwa yoga dari 150 mmHg sampai 145 mmHg.

tekanan darah tinggi lebih sering terjadi Sedangkan hasil pengukuran tekanan

pada perempuan dibandingnkan dengan darah sistolik setelah latihan yoga dapat

laki-laki (Palmer & Williams, 2007). dilihat bahwa hasil pengukuranya

Selain itu, tabel 4.1 juga memperlihatkan mengalami penurunan yaitu 147 – 130

bahwa sebagian besar penderita hipertensi mmHg. Sedangkan, Gambar 4.4

64% berumur 55-64 tahun, dan sebagian menunjukkan hasil tekanan darah diastolik

kecil 35% berumur 65 – 75 tahun. sebelum dan setelah latihan yoga.

Menurut Departemen Keseshatan RI, usia Diagram tersebut menggambarkan bahwa

5
tekanan darah diastole setelah perlakuan oleh Cramer., et al., (2014) dengan judul “
mengalami dan ada juga yang mengalami Yoga For Hypertension” bahwa
peningkatan tekanan darah diastolik. Pada pemberian yoga yang dilakukan secara
hari ke 3 sebelum latihan yoga diberikan, rutin, yaitu selama 8 minggu, dapat
hasil pengukuran tekanan darah yaitu 85 berpengaruh secara signifikan terhadap
mmHg, tetapi setelah latihan yoga perubahan tekanan darah pada penderita
diberikan tekanan darahnya mengalami hipertensi. Selain itu menurut jurnal yang
penurunan menjadi 83,5 mmHg. Selain dikemukakan oleh Hagins.,,et.al (2013)
itu, hari ke 4 juga menunjukkan yang berjudul ” Effectiveness Of Yoga For
penurunan tekanan darah diastole, yakni Hypertension” dengan menggabungkan 3
dari 82,5 mmHg menjadi 80,5 mmHg. unsur dari latihan yoga (postur, meditasi,
3. Pengaruh Latihan Yoga Terhadap dan pernafasan) yang melibatkan 18 orang
Penurunan Tekanan Darah pada Lansia
dewasa dengan hipertensi, dapat
Hipertensi di Dusun Niten Nogotirto
Gamping Sleman Yogyakarta. menurunkan tekanan darah sitolik 7
mmHg, dan tekanan diastolik 5 mmHg.
Hasil uji menggunakan Paired t-test
Dalam penelitian ini olahraga yang
yang dilakukan antara tekanan darah
dilakukan yaitu yoga dengan mencakup
sistolik sebelum dan sesudah perlakuan
gerakan duduk dalam postur duduk yoga
didapatkan nilai p-value 0,002 < α (0,05),
untuk berlatih pernafasan (melatih paru-
sedangkan tekanan darah diastolik
paru dan menenangkan jantung, juga
sebelum dan sesudah perlakuan
sebagai teknik pemusatan pikiran),
didapatkan p-value 0,010 < α (0,05). Hasil
dilanjutkan dengan melakukan asana
tersebut menunjukkan bahwa Ho ditolak
ringan sebagai pemenasan, dilanjutkan
dan Ha diterima pada tekanan sistolik dan
dengan Savasana (Postur Mayat) dan
diastolik atau ada pengaruh latihan yoga
diakhiri dengan kembali dalam Postur
terhadap perubahan tekanan darah
Duduk untuk mengheningkan pikiran
responden.
(Meditasi). Menurut Sindhu (2014),
Hasil uraian diatas dapat disimpulkan
bahwa berlatih yoga setiap hari dapat
bahwa latihan yoga berpengaruh terhadap
memperlancar peredaran darah, karena
penurunan tekanan darah sistolik dan
rasa rileks yang didapat dari yoga
diastolik penderita hipertensi. Hal ini
membantu kelancaran sirkulasi darah
sesuai dengan jurnal yang dikemukakan

6
dalam tubuh, sehingga sangat bermanfaat yang signifikan. Perubahan tekanan darah
bagi penderita hipertensi. Yoga ini itu ditandai dengan adanya penurunan
terbukti dapat meningkatkan kadar b- tekanan darah pada hari pertama sampai
endhorpin empat sampai lima kali didalam hari ketujuh dengan dilakukanya latihan
darah. Ketika seseorang melakukan yoga.
latihan, maka b-endorphin akan keluar dan G. KETERBATASAN PENELITIAN
ditangkap oleh reseptor didalam Penelitian ini tidak terlepas dari
hiphothalamus dan sistem limbik yang keterbatasan penelitian. Adapun
berfungsi untuk mengatur emosi. kerterbatasan penelitian ini antara lain :
Peningkatan b-endorphin terbukti 1. Dalam proses pelaksanaan tidak adanya
berhubungan erat dengan tekanan darah kelompok kontrol sebagai kelompok
dan pernafasan (Sindhu, 2006). pembanding untuk mengetahui selisih
Penurunan pada tekanan darah nilai rata-rata antara kelompok yang
disebabkan karena relaksasi pada yoga diberikan latihan yoga dan kelompok
prinsipnya adalah memposisikan tubuh yang tidak diberikan latihan yoga.
dalam kondisi tenang, sehingga akan 2. Pada penelitian ini penelitian tidak bisa
mengalami relaksasi dan pada akhirnya mengontrol sepenuhnya diit yang
akan mengalami kondisi keseimbangan, dilakukan oleh responden, sehingga
dengan demikian relaksasi pada yoga akan mempengaruhi hasil pengukuran
berintikan pada pernafasan yang akan tekanan darah.
meningkatkan sirkulasi oksegen ke otot- H. SARAN
otot, sehingga otot-otot akan mengendur, 1. Bagi Lansia penderita hipertensi
tekanan darah akan menurun (Sindhu, Diharapkan lansia penderita
2014). hipertensi mengetahui manfaat dan
F. KESIMPULAN mengaplikasikan latihan yoga yang
Dari hasil penelitian yang telah dapat melancarkan aliran darah.
dilakukan dapat disimpulkan bahwa 2. Bagi Kader Posyandu
dilihat dari perbedaan hasil pengukuran Hendaknya dapat mengajak lansia
tekanan darah sebelum dan sesudah melakukan latihan yoga secara rutin 3
diberikan latihan yoga terhadap perubahan kali dalam 1 minggu agar tekanan
pada tekanan darah lansia terdapat nilai

7
darah lansia dapat turun dan mencapai Darah Tinggi.,Yogyakarta. Kreasi
Wacana.
nilai stabil.
3. Bagi perawat kesehatan Palmer, A& Williams, B. 2007.Simple Guide
Tekanan DarahTinggi. Jakarta.
Diharapkan dapat mempermudah Erlangga.
asuhan keperawatan pada penderita
Rudianto, B. F. (2013). Menakhlukan
tekanan darah tinggi dengan Hipertensi Dan Diabetes: Mendeteksi
Mencegah dan Pengobatan Dengan
menggunakan latihan yoga sebagai
Cara Medis dan Herbal. Sakkha
pengobatan komplomenter. sukma.Yogyakarta.
4. Bagi peneliti selanjutnya Silbernagl &Lang . 2007., Color Atlas of
Diharapkan dapat mengembangkan Pathopysiology. Jakarta. EGC.

penelitian yang berhubungan dengan Tjay .T .h &Rahdji .K . 2007. Obat-Obat


Penting Khasiat Penggunaan dan
penelitian ini menggunakan sampel Efek-efek sampingnya. Jakarta. PT
yang lebih banyak dan diberikan Elex Media Komputindo.
secara privat per individu supaya Stanley, Mickey & Beare, Patricia G.
responden lebih konsentrasi dan 2007.Buku Ajar Keperawatan
Gerontik edisi 2.EGC. Jakarta.
termotivasi saat latihan yoga.
Sindhu,. (2014). Panduan Lengkap Yoga:
DAFTAR PUSTAKA Untuk Hidup Sehat dan Seimbang.
Bandung. Penerbit Qanita.
Cramer.H.,Haller.H., Lauche.R.,
Steckhan.N., Michalsen.A., Dobos.G.,
2014., Yoga For Hypertension.,
American Journal Of Hypertension.,
ajh.oxfordjournals.org/content/early/2
014/05/01/ajh.hpu078., Diakses
tanggal 17 April 2015.
Hagins., M., States.R., Selfe.T., Innes.K.,
2013., Effectiveness Of Yoga For
Hypertension., Hindawi.,
www.hidawi.com/journals/ecam/2013
/649836/citations/., Vol.2013.,
Diakses tanggal 17 April 2015.
Dalimarta, Dkk., (2008). Care Your Self
Hipertensi. Penebar plus. Jakarta.
Martuti., A., 2009., Hipertensi. Merawat dan
Menyembuhkan Penyakit Tekanan

Anda mungkin juga menyukai