Agustus 2013
Elrita Tawaang
Mulyadi
Henry Pal andeng
Abstark: Hipertensi adalah suatu keadaan di mana seseorang mengalami peningkatan tekanan
darah diatas normal dalam jangka waktu yang lama. Terapi relaksasi teknik pernapasan
diafragma ini sangat baik untuk di lakukan setiap hari oleh penderita tekanan darah tinggi, agar
membantu relaksasi otot tubuh terutama otot pembuluh darah sehingga mempertahankan
elastisitas pembuluh darah arteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh teknik
relaksasi napas dalam terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi sedang-berat.
Metode penelitian menggunakan pra-eksperimen dengan Non-Equivalent Control Group.
Responden berjumlah 30 orang, terdiri dari 15 kelompok eksperimen, 15 kelompok kontrol,
dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Mula-mula, tekanan darah responden diukur
dengan sphygmomanometer clock dan stetoskop dewasa lalu dicatat. Teknik relaksasi napas
dalam di ajarkan kepada responden kelompok eksperimen selama 15 menit, lalu tekanan darah di
ukur kembali dan dicatat. Kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan, hanya pengukuran
1
ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013
tekanan darah awal dan 15 menit setelah pengukuran tekanan darah awal. Analisa dengan
menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test (α=0,05). Hasil rata-rata penurunan tekanan darah
sistolik dan diastolik melakukan teknik relaksasi napas dalam sebesar 165,77 mmHg dan rata-rata
penurunan tekanan darah diastolik sebesar 90,00 mmHg hari ke-1 dan hari ke-2 sebesar 149,33
mmHg dan rata-rata penurunan tekanan darah diastolik 84,00 mmHg. Kesimpulan teknik
relaksasi napas dalam dapat menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi sedang-berat.
Kata Kunci: hipertensi, teknik relaksasi napas dalam.
2
ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013
3
ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013
4
ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013
Tekanan Darah Post-Test Kelompok Tekanan Darah Sistolik Pre-Test 156,60 7,23 0,02
Kontrol, tekanan darah setelah 15 menit Kelompok Eksperimen Hari Ke-2
Tekanan Darah Diastolik Pre-Test 90,00 7,55 0,07
pengukuran tekanan darah awal pada Kelompok Eksperimen Hari Ke-2
15
Tekanan Darah Sistolik Post-Test 149,33 7,03 0,02
kelompok kontrol adalah 13 (86,7%) dan 11 Kelompok Eksperimen Hari Ke-2
(73,3%) responden yang memiliki tekanan Tekanan Darah Diastolik Post-Test
Kelompok Eksperimen Hari Ke-2
84,00 6,32 0,07
darah sistolik 160 mmHg, dan diastolik 100 Tekanan Darah Sistolik Pre-Test 162,00 5,60
Kelompok Kontrol Hari Ke-1
mmHg. Untuk hari ke-2, 9 (60,0%) dan 8 Tekanan Darah Diastolik Pre-Test 96,00 7,36
(53,3%) responden yang tekanan darah Kelompok Kontrol Hari Ke-1
1,00 15
Tekanan Darah Sistolik Post-Test 162,00 5,60
sistolikknya 150 mmHg dan diastoliknya 90 Kelompok Kontrol Hari Ke-1
Tekanan Darah Diastolik Post Test 96,00 7,36
mmHg. Keadaan hipertensi masih dapat Kelompok Kontrol Hari Ke-1
diperbaiki kondisinya dengan Tekanan Darah Sistolik Pre-Test 154,67 6,39
penatalaksanaan nonfarmakologis dan Kelompok Kontrol Hari Ke-2
Tekanan Darah Diastolik Pre-Test 92,00 6,76
mengubah perilaku hidup yang lebih sehat. Kelompok Kontrol Hari Ke-2 154,67 6,39
1,00
Tekanan Darah Sistolik Post-Test 15
Pengaruh Teknik Relaksasi Napas Kelompok Kontrol Hari Ke-2
Tekanan Darah Diastolik Post-Test 92,00 6,76
Dalam Terhadap Tekanan Darah Pada Kelompok Kontrol Hari Ke-2
Kelompok Eksperimen, berdasarkan hasil Sumber : Data Primer 2013
penelitian ini menyatakan ada penurunan Pengaruh Teknik Relaksasi Napas Dalam
tekanan darah yang signifikan sesudah Terhadap Tekanan Darah Pada Kelompok
dilakukan teknik relaksasi napas dalam pada Eksperimen, berdasarkan hasil penelitian ini
penderita hipertensi sedang-berat kelompok menyatakan ada penurunan tekanan darah
eksperimen, nilai sistolik mengalami yang signifikan sesudah dilakukan teknik
penurunan sebesar 165,77mmHg / 90,00 relaksasi napas dalam pada penderita
mmHg untuk hari ke-1, sedangkan hari ke-2 hipertensi sedang-berat kelompok
terjadi penurunan sebesar 149,33 mmHg / eksperimen, nilai sistolik mengalami
84,00 mmHg. Ini membuktikan bahwa penurunan sebesar 165,77mmHg / 90,00
teknik relaksasi napas dalam terbukti efektif mmHg untuk hari ke-1, sedangkan hari ke-2
dalam menurunkan tekanan darah pada terjadi penurunan sebesar 149,33 mmHg /
5
ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013
84,00 mmHg. Ini membuktikan bahwa menyatakan ada perbedaan tekanan darah
teknik relaksasi napas dalam terbukti efektif yang signifikan antara tekanan darah Pre-
dalam menurunkan tekanan darah pada Test dan Post-Test pada kelompok
penderita hipertensi sedang-berat kelompok eksperimen dan kelompok kontrol di
eksperimen. ruangan Irina C BLU RSUP Prof. Dr. R. D.
Juga terdapat pengaruh pada tekanan Kandou Manado. Perbedaan dapat dilihat
darah kelompok eksperimen, dengan pada mean tekanan darah sistolik dan
melakukan teknik relaksasi napas dalam, diastolik Pre-Test hari ke-1 pada kelompok
nilai P. Value 0,000 dimana (< α=0,05), eksperimen yaitu, nilai mean 170,00 mmHg
sedangkan pada kelompok kontrol P.Value / 101,33 mmHg,hari ke-2 156,60 mmHg /
1,000 dimana (>=α 0,05) tidak ada 90,00 mmHg. Setelah Post-Test nilai mean
pengaruh. Maka dapat disimpulkan bahwa hari ke-1 165,77 mmHg / 90,00 mmHg, hari
ada pengaruh teknik relaksasi napas dalam ke-2 nilai mean 149,33 mmHg / 84,00
terhadap penurunan tekanan darah hipertensi mmHg. Sedangkan pada kelompok kontrol,
sedang-berat di Ruangan Irina C hari ke-1 nilai mean Pre-Test sebesar 162,00
BLU.RSUP. Prof. Dr. R.D. Kandou. mmHg / 96,00 mmHg, hari ke-2 154,67
Manado. Penelitian ini juga didukung oleh mmHg / 92,00 mmHg. Setelah Post-Test
Heryanto (2004) yang mengatakan bahwa nilai mean hari ke-1 sebesar 162,00 mmHg /
Terapi relaksasi teknik pernapasan 96,00 mmHg, hari ke-2 154,67 mmHg /
diafragma ini sangat baik untuk dilakukan 92,00 mmHg. Pada kelompok eksperimen
setiap hari oleh penderita tekanan darah, terjadi penurunan tekanan darah, baik pada
agar membantu relaksasi otot tubuh hari ke-1 dan hari ke-2, sedangkan pada
terutama otot pembuluh darah sehingga kelompok kontrol tidak terjadi penurunan
dapat mempertahankan elastisitas pembuluh tekanan darah, baik pada hari ke-1 dan ke-2.
darah arteri. Hasil penelitian ini senada dengan penelitian
Menurut Evelyn (2011), Tekanan sebelumnya yang di lakukan oleh Heru
darah sistolik dihasilkan oleh otot jantung Suwardianto yang menyatakan ada pengaruh
yang mendorong isi ventrikel masuk teknik relaksasi napas dalam menurunkan
kedalam arteri yang telah teregang. Selama tekanan darah, sedangkan pada kelompok
diastolik arteri masih tetap menggembung kontrol tidak terjadi penurunan tekanan
karena tahanan perifer dari arteriole-arteriole darah pada pasien hipertensi Di Puskesmas
menghalangi semua darah mengalir kedalam Wilayah Selatan Kota Kediri tahun 2011.
jaringan.Demikianlah maka tekanan darah
sebagian tergantung kepada kekuatan dan SIMPULAN
volume dalam dinding arteriole. Kontraksi Simpulan yang dapat ditarik dalam
ini dipertahankan oleh saraf vasokontriktor, penelitian ini ialah ada pengaruh teknik
dan dikendalikan oleh pusat vasomotorik relaksasi napas dalam terhadap penurunan
dalam media oblongata.Tekanan darah tekanan darah pada pasien hipertensi
mengalami sedikit perubahan bersamaan sedang-berat di Ruangan Irina C BLU.
bersamaan dengan perubahan-perubahan RSUP. Prof. Dr.R.D. Kandou. Manado.
gerak yang fisiologik, seperti sewaktu
latihan jasmani, waktu adanya perubahan
mental karena kecemasan dan emosi.
Perbedaan Tekanan Darah Pre-Test
dan Post-Test pada Kelompok Eksperimen
dan Kelompok Kontrol, hasil penelitian
6
ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013