LAPORAN PERCOBAAN
NIM : 3.33.16.1.20
KELAS / KELOMPOK : TK – 1B
Dasar Teori :
1. OSILOSKOP
Alat ukur Osiloskop adalah alat ukur besaran listrik yang adapt memetakan sinyal
listrik. Alat ini adapt digunakan sebagai alat untuk pengukuran rangkaian elektronik
seperti TV, Radio Komunikasi, dsb. Beberapa Kegunaan Osciloskop antara lain :
a. Mengukur besar tegangan listrik dan hubungannya terhadap waktu.
b. Mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi.
c. Mengecek jalannya suatu sinyal pada sebuah rangkaian listrik.
d. Membedakan arus AC dengan arus DC.
e. Mengecek noise pada sebuah rangkaian listrik dan hubungannya terhadap waktu.
Cara kerja osiloskop
Pada saat osiloskop dihubungkan dengan sirkuit, sinyal tegangan bergerak melalui
probe ke sistem vertical. Pada gambar ditunjukkan diagram blok sederhana suatu
osiloskop analog. Bergantung kepada pengaturan skala vertikal(volts/div), attenuator
akan memperkecil sinyal masukan sedangkan amplifier akan memperkuat sinyal
masukan. Selanjutnya sinyal tersebut akan bergerak melalui keping pembelok vertikal
dalam CRT(Cathode Ray Tube). Tegangan yang diberikan pada pelat tersebut akan
mengakibatkan titik cahaya bergerak (berkas elektron yang menumbuk fosfor dalam
CRTakan menghasilkan pendaran cahaya). Tegangan positif akan menyebabkan titik
tersebut naik sedangkan tegangan negatif akan menyebabkan titik tersebut turun. Sinyal
akan bergerak juga ke bagian sistem trigger untuk memulai sapuan horizontal (horizontal
sweep). Sapuan horizontal ini menyebabkan titik cahaya bergerak melintasi layar. Jadi,
jika sistem horizontal mendapat trigger, titik cahaya melintasi layar dari kiri ke kanan
dengan selang waktu tertentu. Pada kecepatan tinggi titik tersebut adapt melintasi layar
hingga 500.000 kali per detik. Secara bersamaan kerja sistem penyapu horizontal dan
pembelok vertikal akan menghasilkan pemetaan sinyal pada layar. Trigger diperlukan
untuk menstabilkan sinyal berulang.
Pada saat menggunakan osiloskop perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
1. Tentukan skala sumbu Y (tegangan) dengan mengatur posisi tombol Volt/Div
pada posisi tertentu. Jika sinyal masukannya diperkirakan cukup besar, gunakan
skala Volt/Div yang besar. Jika sulit memperkirakan besarnya tegangan
masukan, gunakan attenuator 10 x (peredam sinyal) pada probe atau skala
Volt/Div dipasang pada posisi paling besar.
2. Tentukan skala Time/Div untuk mengatur tampilan frekuensi sinyal masukan.
3. Gunakan tombol Trigger atau hold-off untuk memperoleh sinyal keluaran yang
stabil.
4. Gunakan tombol pengatur fokus jika gambarnya kurang fokus.
5. Gunakan tombol pengatur intensitas jika gambarnya sangat/kurang
terang.Bagian-Bagian osiloskop
PoliteknikNegeriSemarang JurusanTeknikElektro
Prodi TeknikTelekomunikasi Praktek Dasar Telekomunikasi
Fungsi masing-masing chanel yaitu;
1. Volt atau div : Untuk mengeluarkan tegangan AC.
2. CH1 (Input X) : Untuk memasukkan sinyal atau gelombang yang diukur atau
pembacaan posisi horisontal.
3. AC-DC : Untuk memilih besaran yang diukur.
4. Ground : Untuk memilih besaran yang diukur.
5. Posisi Y : Untuk mengatur posisi garis atau tampilan dilayar atas bawah.
6. Variabel : Untuk kalibrasi osciloskop.
7. Selektor pilih : Untuk memilih Chanel yang diperlukan untuk pengukuran.
8. Layar : Menampilkan bentuk gelombang.
9. Inten : Mengatur cerah atau tidaknya sinar pada layar Osiloskop.
10. Rotatin : Mengaur posisi garis pada layar.
11. Fokus : Menajamkan garis pada layar.
12. Position X : Mengatur posisi garis atau tampilan kiri dan kanan.
13. Sweep time/ div: Digunakan untuk mengatur waktu periode (T) & Frekwensi (f ).
14. Mode : untuk memilih mode yang ada.
15. Variabel : Untuk kalibrasi waktu periode dan frekwensi.
16. Level Menghentikan gerak tampilan layar.
17. Exi Trigger : Untuk trigger dari luar.
18. Power : untuk menghidupkan Osciloskop.
19. Cal 0,5 Vp-p : Kalibrasi awal sebelum Osciloskop digunakan.
20. Ground Osciloskop yang dihubungkan dengan ground yang diukur.
21. CH2 ( input Y ): Untuk memasukkan sinyal atau gelombang yang diukur atau
pembacaan Vertika.
Pengendali Trigger
a. Trigger digunakan untuk membuat tampilan gambar menjadi tampak diam.
Pengendali trigger membuat kita dapat menstabilkan pengulangan
sinyal/gelombangdan menangkap satu bagian gelombang berjalan.
b. Level tegangan trigger sebenarnya tidak bisa dilihat. Tombol trigger digunakan
untuk mengatur level tegangan tersebut, dalam hal ini ditampilkan dengan
scrollbar.
c. Teknik pemicuan dapat dilakukan dengan beberapa cara. Pemicuan tepi
(edgetriggering) adalah dasar dan jenis yang umum dilakukan dalam tehnik
pemicuan.
d. Rangkaian trigger berperilaku seperti komparator. Saat sinyal trigger cocok
dengan setting yang dilakukan maka osiloskop melakukan trigger
2. FUNCTION GENERATOR
Function Generator adalah alat ukur elektronik yang menghasilkan, atau
membangkitkan gelombang berbentuk sinus, segitiga, ramp, segi empat, dan bentuk
gelombang pulsa.
Function generator terdiri dari generator utama dan generator modulasi. Generator
Utama menyediakan gelombang output sinus, kotak, atau gelombang segitiga dengan
rangkuman frekwensi 0,01 Hz sampai 13 MHz. Generator modulasi menghasilkan bentuk
gelombang sinus, kotak, dan segitiga dengan rangkuman frekwensi 0,01 Hz sampai 10
kHz. Generator sinyal input dapat digunakan sebagai Amplitudo Modulation (AM) atau
PoliteknikNegeriSemarang JurusanTeknikElektro
Prodi TeknikTelekomunikasi Praktek Dasar Telekomunikasi
Frequensi Modulation (FM). Selubung (envelope) AM dapat diatur dari 0% sampai
100%; FM dapat diatur frekwensi pembawanya hingga ±5%. Function Generator
umumnya menghasilkan frekuensi pada kisaran 0,5 Hz sampai 20 Mhz atau lebih
tergantung rancangan pabrik pembuatnya. Frekuensi yang dihasilkan dapat dipilih dengan
memutar-mutar tombol batas ukur frekuensi (frequency range).
Amplitudo sinyal yang dapat diatur berkisar antara 0,1V – 20 Vp-p (tegangan puncak ke
puncak) kondisi tanpa beban, dan 0,1 V – 10Vp-p (Volt peak to peak/tegangan puncak ke
puncak) dengan beban sebesar 50Ω. Output utama ditetapkan oleh SYNC Output.
Gambar 47 memperlihatkan salah satu bentuk Function Generator yang dimaksud.
Function generator juga memiliki pengertian sebuah instrumen terandalkan yang
memberikan suatu pilihan beberapa bentuk gelombang yang frekwensi-frekwensinya
diatur sepanjang rangkuman (range) yang lebar. Bentuk-bentuk yang lazim digunakan
adalah sinusoida, segitiga, persegi, dan gigi gergaji. Frekuensi bentuk – bentuk
gelombang ini dapat bisa diatur dari sati hertz sampai beberapa ratus kilokertz (kHz)
bahkan sampai megahertz (MHz).generator fungsi juga bagian dari peralatan atau
software uji coba elektronik yang digunakan untuk menciptakan gelombang listrik.
Gelombang ini bisa berulang-ulang atau satu kali yang dalam kasus ini semacam sumber
pemicu diperlukan, secara internal ataupun eksternal.Tipe lain dari generator fungsi
adalah sub-sistem yang menyediakan output sebanding terhadap beberapa input fungsi
matematika. Contohnya, output berbentuk kesebandingan dengan akar kuadrat dari input.
Alat seperti itu digunakan dalam sistem pengendali umpan dan komputer analog.
Generator fungsi analog umumnya menghasilkan gelombang segitiga sebagai
dasar dari semua outputnya. Segitiga ini dihasilkan oleh kapasitor yang dimuat dan
dilepas secara berulang-ulang dari sumber arus konstan. Hal ini menghasilkan ramp
voltase menanjak dan menurun secara linier. Ketika voltase output mencapai batas atas
dan batas bawah, proses pemuatan dan pelepasan dibalik menggunakan komparator.
menghasilkan gelombang segitiga linier. Dengan arus yang bervariasi dan ukuran
kapasitor, frekuensi yang berbeda dapat dihasilkan.
Bagian-Bagian Function Generator yaitu :
1. Saklar daya (power switch): Untuk menyalakan generator sinyal, sambungkan
generator sinyal ke tegangan jala‐jala, lalu tekan saklar daya ini.Pengatur
Frekuensi: Tekan dan putar untuk mengatur frekuensi keluaran dalam range
frekuensi yang telah dipilih.Indikator frekuensi: Menunjukkan nilai frekuensi
sekarang.
2. Terminal output TTL/CMOS: terminal yang menghasilkan keluaran yang
kompatibel dengan TTL/CMOS
3. Duty function: Tarik dan putar tombol ini untuk mengatur duty cycle gelombang.
4. Selektor TTL/CMOS: Ketika tombol ini ditekan, terminal output TTL/CMOS
akan mengeluarkan gelombang yang kompatibel dengan TTL. Sedangkan jika
tombol ini ditarik, maka besarnya tegangan kompatibel output (yang akan keluar
dari terminal output TTL/CMOS) dapat diatur antara 5‐15Vpp, sesuai besarnya
tegangan yang kompatibel dengan CMOS.
5. DC Offset: Untuk memberikan offset (tegangan DC) pada sinyal +/‐ Tarik dan
putar searah jarum jam untuk mendapatkan level tegangan DC positive, atau putar
ke arah yang berlawanan untuk mendapatkan level tegangan DC negatif. Jika
tombol ini tidak ditarik, keluaran dari generator sinyal adalah murni tegangan AC.
PoliteknikNegeriSemarang JurusanTeknikElektro
Prodi TeknikTelekomunikasi Praktek Dasar Telekomunikasi
Misalnya jika tanpa offset, sinyal yang dikeluarkan adalah sinyal dengan
amplitude berkisar +2,5V dan ‐2,5V. Sedangkan jika tombol offset ini ditarik,
tegangan yang dikeluarkan dapat diatur (dengan cara memutar tombol tersebut)
sehingga sesuai tegangan yang diinginkan (misal berkisar +5V dan 0V).
6. Amplitude output: Putar searah jarum jam untuk mendapatkan tegangan output
yang maksimal, dan kebalikannya untuk output ‐ Jika tombol ditarik, maka output
akan diperlemah sebesar 20dB.
7. Selektor fungsi: Tekan salah satu dari ketiga tombol ini untuk memilih bentuk
gelombang output yang diinginkan
8. Terminal output utama: terminal yang mengelurakan sinyal output utama
9. Tampilan pencacah (counter display): tampilan nilai frekuensi dalam format
6×0,3″
10. Selektor range frekuensi: Tekan tombol yang relevan untuk memilih range
frekuensi yang dibutuhkan.
11. Pelemahan 20dB: tekan tombol untuk mendapat output tegangan yang diperlemah
sebesar 20dB
3. GELOMBANG SINUS
Gelombang sinus atau sinusoida adalah fungsi matematika yang menjelaskan
berulang halus osilasi . Hal ini terjadi sering di matematika murni , serta fisika ,
pemrosesan sinyal , teknik elektro dan bidang-bidang lainnya. Bentuknya paling dasar
sebagai fungsi waktu (t) adalah:
y(t)=A.sin( t+ ) dimana:
a. A adalah amplitudo , adalah puncak deviasi fungsi dari posisi pusatnya.
b. ω adalah frekuensi sudut , menentukan berapa banyak osilasi terjadi dalam
interval waktu unit, dalam radian per detik.
c. φ adalah fase , menentukan di mana pada siklus osilasi dimulai pada t = 0.
d. Ketika fase non-nol, seluruh bentuk gelombang tampak bergeser dalam waktu
dengan jumlah φ / ω detik. Sebuah nilai negatif merupakan penundaan, dan nilai
positif merupakan “kepala-start”
Model matematis gelombang sinusoida.
Sebuah tegangan sinusoida berbentuk fungsi sinus memiliki persamaan matematis sbb:
V(t) = Vmax sin (wt + q) .Dimana:
a. Vmax = amplitude maksimum dari tegangan.w = kecepatan sudut dalam radian
per detik (rad/s).
b. wt = argument dari gelombang sinusoida
c. q = Sudut fasa.
Jika digambarkan dalam bentuk grafik, maka gambar dibawah ini merupakan bentuk
tegangan sinusoida fungsi sinus dengan sudut fasa q = 0
PoliteknikNegeriSemarang JurusanTeknikElektro
Prodi TeknikTelekomunikasi Praktek Dasar Telekomunikasi
3. Redaman
Redaman adalah turunnya level tegangan sinyal yang diterima akibat karakteristik
media, merupakan salah satu jenis noise yang kejadiannya dapat diprediksi. Redaman
adalah hambatan pada media telekomunikasi yang menyebabkan sinyal akan semakin
lemah untuk jarah yang jauh.
4. Fading
Fading adalah penyimpangan atenuasi yang mengalami sinyal carrier-termodulasi
telekomunikasi terhadap media propagasi tertentu. Fading merupakan gangguan
komunikasi yang gejalanya dapat dirasakan oleh penerima akibat adanya fluktuasi
(ketidaktetapan) level daya sinyal yang diterima oleh receiver
a. Multipath Fading, Fading yang terjadi karena terdapat objek antara pengirim dan
penerima sehingga gelombang yang sampai ke penerima berasal dari beberapa
lintasan (multipath) dan fluktuasi yang terjadi bersifat cepat (fast fading)
Terdiri dari:
A. Rician, jika sinyal yang dominan adalah sinyal yang bersifat Line Of Sight
(direct path).
B. Rayleigh, jika sinyal yang dominan adalah sinyal yang bersifat tidak langsung
(indirect path).
b. Shadowing, Fading yang terjadi karena adanya efek terhalangnya sinyal sampai
ke penerima akibat oleh gedung bertingkat, tembok, dll dan fluktuasi sinyal yang
terjadi bersifat lambat (Slow fading).
4. Sinyal Domain Waktu dan Sinyal Domain Frekuensi
Kebanyakan dari sinyal dalam prakteknya adalahsinyal domain waktu. Oleh karena
itu, apapun sinyal yang diukur adalah fungsi waktu, dimana ketika diplot salah satu
sumbu dengan variabel waktu maka variabel lainnya adalah amplitudo. Ketika diplot,
sinyal domain waktu berupa gelombang berjalan yang direpresentasikan pada waktu
PoliteknikNegeriSemarang JurusanTeknikElektro
Prodi TeknikTelekomunikasi Praktek Dasar Telekomunikasi
terhadap amplitudo dari sinyal. Amplitudo pada sinyal domain waktu menunjukan keras
lemahnya sinyal yang diterima. Sehingga, sinyal yang diterima tidak memiliki
karakteristik yang berbeda tiap waktunya.
Pada sinyal domain frekuensi, ketika diplot berupa spektrum dengan penyajian
frekuensi terhadap magnitudo. Informasi yang penting tersembunyi di dalam frekuensi
sinyal. Spektrum frekuensi sinyal pada dasarnya adalah komponen frekuensi (spektral
frekuensi) sinyal yang menunjukkan frekuensi apa yang muncul. Frekuensi menunjukkan
tingkat perubahan. Jika suatu variabel sering berubah, maka disebut berfrekuensi tinggi.
Namun, jika tidak sering berubah, maka disebut berfrekuensi rendah. Jika variabel
tersebut tidak berubah sama sekali, maka disebut tidak mempunyai frekuensi (nol
frekuensi). Magnitudo pada sinyal domain frekuensi menunjukkan tinggi rendahnya
sinyal yang diterima. Dengan kata lain, keras lemahnya sinyal tidak mempengaruhi
frekuensi yang didalamnya. Sinyal domain frekuensi dapat dikembalikan ke sinyal
domain waktu.
Langkah Kerja :
1.Siapkan alat dan bahan
2. Sambungkan kabel probe pada function generator ke osiloskop
3. Nyalakan osiloskop dan function generator
4. Atur frekuensi pada function generator 1 MHz, 2 MHz
5.Atur amplitudo 1v dan 0,1v
6.Ubah sinyal satu persatu pada bentuk sinusoida, segitiga dan kotak
7.Setelah terbentuk masing masing sinyal sinusoida, segitiga dan kotak masing masing
di ubah ke dalam bentuk frekuensi domain
8.Lakukan seperti diatas tetapi dengan frekuensi yang berbeda dan amplitudo yang
berbeda
9.Catat tiap hasil percobaan
PoliteknikNegeriSemarang JurusanTeknikElektro
Prodi TeknikTelekomunikasi Praktek Dasar Telekomunikasi
Hasil :
--Gelombang Sinus
--Gelombang Segitiga
--Gelombang segiempat
1. Kami dapat memahami dan mengetahui cara membaca osiloskop dalam percobaan ini.