Anda di halaman 1dari 19

PoliteknikNegeriSemarang JurusanTeknikElektro

Prodi TeknikTelekomunikasi Praktek Dasar Telekomunikasi

LAPORAN PERCOBAAN

NO PERCOBAAN : JOB SHEET 3

JUDUL : PERCOBAAN DOMAIN FREKUENSI

NAMA PRATIKAN : RATNA WULANDARI

NIM : 3.33.16.1.20

KELAS / KELOMPOK : TK – 1B

TANGGAL PERCOBAAN : 13 OKTOBER 2016

PENYERAHAN LAPORAN : 27 OKTOBER 2016

PENGAMPU : ARI SRIYANTON., S.T., M.T., M.SC.

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

TAHUN 2016 / 2017


PoliteknikNegeriSemarang JurusanTeknikElektro
Prodi TeknikTelekomunikasi Praktek Dasar Telekomunikasi
 Tijuana :

- Mahasiswa adapt mengetahui bentuk sinyal sinus , segitiga dan kotak.


- Mahasiswa adapt mengubah bentuk sinyal dari time doman ke frekuensi domain.
- Mahasiswa adapt mengetahui nois pada suatu sinyal sinus, kotak maupun segitiga.

 Dasar Teori :
1. OSILOSKOP
Alat ukur Osiloskop adalah alat ukur besaran listrik yang adapt memetakan sinyal
listrik. Alat ini adapt digunakan sebagai alat untuk pengukuran rangkaian elektronik
seperti TV, Radio Komunikasi, dsb. Beberapa Kegunaan Osciloskop antara lain :
a. Mengukur besar tegangan listrik dan hubungannya terhadap waktu.
b. Mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi.
c. Mengecek jalannya suatu sinyal pada sebuah rangkaian listrik.
d. Membedakan arus AC dengan arus DC.
e. Mengecek noise pada sebuah rangkaian listrik dan hubungannya terhadap waktu.
Cara kerja osiloskop
Pada saat osiloskop dihubungkan dengan sirkuit, sinyal tegangan bergerak melalui
probe ke sistem vertical. Pada gambar ditunjukkan diagram blok sederhana suatu
osiloskop analog. Bergantung kepada pengaturan skala vertikal(volts/div), attenuator
akan memperkecil sinyal masukan sedangkan amplifier akan memperkuat sinyal
masukan. Selanjutnya sinyal tersebut akan bergerak melalui keping pembelok vertikal
dalam CRT(Cathode Ray Tube). Tegangan yang diberikan pada pelat tersebut akan
mengakibatkan titik cahaya bergerak (berkas elektron yang menumbuk fosfor dalam
CRTakan menghasilkan pendaran cahaya). Tegangan positif akan menyebabkan titik
tersebut naik sedangkan tegangan negatif akan menyebabkan titik tersebut turun. Sinyal
akan bergerak juga ke bagian sistem trigger untuk memulai sapuan horizontal (horizontal
sweep). Sapuan horizontal ini menyebabkan titik cahaya bergerak melintasi layar. Jadi,
jika sistem horizontal mendapat trigger, titik cahaya melintasi layar dari kiri ke kanan
dengan selang waktu tertentu. Pada kecepatan tinggi titik tersebut adapt melintasi layar
hingga 500.000 kali per detik. Secara bersamaan kerja sistem penyapu horizontal dan
pembelok vertikal akan menghasilkan pemetaan sinyal pada layar. Trigger diperlukan
untuk menstabilkan sinyal berulang.
Pada saat menggunakan osiloskop perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
1. Tentukan skala sumbu Y (tegangan) dengan mengatur posisi tombol Volt/Div
pada posisi tertentu. Jika sinyal masukannya diperkirakan cukup besar, gunakan
skala Volt/Div yang besar. Jika sulit memperkirakan besarnya tegangan
masukan, gunakan attenuator 10 x (peredam sinyal) pada probe atau skala
Volt/Div dipasang pada posisi paling besar.
2. Tentukan skala Time/Div untuk mengatur tampilan frekuensi sinyal masukan.
3. Gunakan tombol Trigger atau hold-off untuk memperoleh sinyal keluaran yang
stabil.
4. Gunakan tombol pengatur fokus jika gambarnya kurang fokus.
5. Gunakan tombol pengatur intensitas jika gambarnya sangat/kurang
terang.Bagian-Bagian osiloskop
PoliteknikNegeriSemarang JurusanTeknikElektro
Prodi TeknikTelekomunikasi Praktek Dasar Telekomunikasi
Fungsi masing-masing chanel yaitu;
1. Volt atau div : Untuk mengeluarkan tegangan AC.
2. CH1 (Input X) : Untuk memasukkan sinyal atau gelombang yang diukur atau
pembacaan posisi horisontal.
3. AC-DC : Untuk memilih besaran yang diukur.
4. Ground : Untuk memilih besaran yang diukur.
5. Posisi Y : Untuk mengatur posisi garis atau tampilan dilayar atas bawah.
6. Variabel : Untuk kalibrasi osciloskop.
7. Selektor pilih : Untuk memilih Chanel yang diperlukan untuk pengukuran.
8. Layar : Menampilkan bentuk gelombang.
9. Inten : Mengatur cerah atau tidaknya sinar pada layar Osiloskop.
10. Rotatin : Mengaur posisi garis pada layar.
11. Fokus : Menajamkan garis pada layar.
12. Position X : Mengatur posisi garis atau tampilan kiri dan kanan.
13. Sweep time/ div: Digunakan untuk mengatur waktu periode (T) & Frekwensi (f ).
14. Mode : untuk memilih mode yang ada.
15. Variabel : Untuk kalibrasi waktu periode dan frekwensi.
16. Level Menghentikan gerak tampilan layar.
17. Exi Trigger : Untuk trigger dari luar.
18. Power : untuk menghidupkan Osciloskop.
19. Cal 0,5 Vp-p : Kalibrasi awal sebelum Osciloskop digunakan.
20. Ground Osciloskop yang dihubungkan dengan ground yang diukur.
21. CH2 ( input Y ): Untuk memasukkan sinyal atau gelombang yang diukur atau
pembacaan Vertika.
Pengendali Trigger
a. Trigger digunakan untuk membuat tampilan gambar menjadi tampak diam.
Pengendali trigger membuat kita dapat menstabilkan pengulangan
sinyal/gelombangdan menangkap satu bagian gelombang berjalan.
b. Level tegangan trigger sebenarnya tidak bisa dilihat. Tombol trigger digunakan
untuk mengatur level tegangan tersebut, dalam hal ini ditampilkan dengan
scrollbar.
c. Teknik pemicuan dapat dilakukan dengan beberapa cara. Pemicuan tepi
(edgetriggering) adalah dasar dan jenis yang umum dilakukan dalam tehnik
pemicuan.
d. Rangkaian trigger berperilaku seperti komparator. Saat sinyal trigger cocok
dengan setting yang dilakukan maka osiloskop melakukan trigger

2. FUNCTION GENERATOR
Function Generator adalah alat ukur elektronik yang menghasilkan, atau
membangkitkan gelombang berbentuk sinus, segitiga, ramp, segi empat, dan bentuk
gelombang pulsa.
Function generator terdiri dari generator utama dan generator modulasi. Generator
Utama menyediakan gelombang output sinus, kotak, atau gelombang segitiga dengan
rangkuman frekwensi 0,01 Hz sampai 13 MHz. Generator modulasi menghasilkan bentuk
gelombang sinus, kotak, dan segitiga dengan rangkuman frekwensi 0,01 Hz sampai 10
kHz. Generator sinyal input dapat digunakan sebagai Amplitudo Modulation (AM) atau
PoliteknikNegeriSemarang JurusanTeknikElektro
Prodi TeknikTelekomunikasi Praktek Dasar Telekomunikasi
Frequensi Modulation (FM). Selubung (envelope) AM dapat diatur dari 0% sampai
100%; FM dapat diatur frekwensi pembawanya hingga ±5%. Function Generator
umumnya menghasilkan frekuensi pada kisaran 0,5 Hz sampai 20 Mhz atau lebih
tergantung rancangan pabrik pembuatnya. Frekuensi yang dihasilkan dapat dipilih dengan
memutar-mutar tombol batas ukur frekuensi (frequency range).
Amplitudo sinyal yang dapat diatur berkisar antara 0,1V – 20 Vp-p (tegangan puncak ke
puncak) kondisi tanpa beban, dan 0,1 V – 10Vp-p (Volt peak to peak/tegangan puncak ke
puncak) dengan beban sebesar 50Ω. Output utama ditetapkan oleh SYNC Output.
Gambar 47 memperlihatkan salah satu bentuk Function Generator yang dimaksud.
Function generator juga memiliki pengertian sebuah instrumen terandalkan yang
memberikan suatu pilihan beberapa bentuk gelombang yang frekwensi-frekwensinya
diatur sepanjang rangkuman (range) yang lebar. Bentuk-bentuk yang lazim digunakan
adalah sinusoida, segitiga, persegi, dan gigi gergaji. Frekuensi bentuk – bentuk
gelombang ini dapat bisa diatur dari sati hertz sampai beberapa ratus kilokertz (kHz)
bahkan sampai megahertz (MHz).generator fungsi juga bagian dari peralatan atau
software uji coba elektronik yang digunakan untuk menciptakan gelombang listrik.
Gelombang ini bisa berulang-ulang atau satu kali yang dalam kasus ini semacam sumber
pemicu diperlukan, secara internal ataupun eksternal.Tipe lain dari generator fungsi
adalah sub-sistem yang menyediakan output sebanding terhadap beberapa input fungsi
matematika. Contohnya, output berbentuk kesebandingan dengan akar kuadrat dari input.
Alat seperti itu digunakan dalam sistem pengendali umpan dan komputer analog.
Generator fungsi analog umumnya menghasilkan gelombang segitiga sebagai
dasar dari semua outputnya. Segitiga ini dihasilkan oleh kapasitor yang dimuat dan
dilepas secara berulang-ulang dari sumber arus konstan. Hal ini menghasilkan ramp
voltase menanjak dan menurun secara linier. Ketika voltase output mencapai batas atas
dan batas bawah, proses pemuatan dan pelepasan dibalik menggunakan komparator.
menghasilkan gelombang segitiga linier. Dengan arus yang bervariasi dan ukuran
kapasitor, frekuensi yang berbeda dapat dihasilkan.
Bagian-Bagian Function Generator yaitu :
1. Saklar daya (power switch): Untuk menyalakan generator sinyal, sambungkan
generator sinyal ke tegangan jala‐jala, lalu tekan saklar daya ini.Pengatur
Frekuensi: Tekan dan putar untuk mengatur frekuensi keluaran dalam range
frekuensi yang telah dipilih.Indikator frekuensi: Menunjukkan nilai frekuensi
sekarang.
2. Terminal output TTL/CMOS: terminal yang menghasilkan keluaran yang
kompatibel dengan TTL/CMOS
3. Duty function: Tarik dan putar tombol ini untuk mengatur duty cycle gelombang.
4. Selektor TTL/CMOS: Ketika tombol ini ditekan, terminal output TTL/CMOS
akan mengeluarkan gelombang yang kompatibel dengan TTL. Sedangkan jika
tombol ini ditarik, maka besarnya tegangan kompatibel output (yang akan keluar
dari terminal output TTL/CMOS) dapat diatur antara 5‐15Vpp, sesuai besarnya
tegangan yang kompatibel dengan CMOS.
5. DC Offset: Untuk memberikan offset (tegangan DC) pada sinyal +/‐ Tarik dan
putar searah jarum jam untuk mendapatkan level tegangan DC positive, atau putar
ke arah yang berlawanan untuk mendapatkan level tegangan DC negatif. Jika
tombol ini tidak ditarik, keluaran dari generator sinyal adalah murni tegangan AC.
PoliteknikNegeriSemarang JurusanTeknikElektro
Prodi TeknikTelekomunikasi Praktek Dasar Telekomunikasi
Misalnya jika tanpa offset, sinyal yang dikeluarkan adalah sinyal dengan
amplitude berkisar +2,5V dan ‐2,5V. Sedangkan jika tombol offset ini ditarik,
tegangan yang dikeluarkan dapat diatur (dengan cara memutar tombol tersebut)
sehingga sesuai tegangan yang diinginkan (misal berkisar +5V dan 0V).
6. Amplitude output: Putar searah jarum jam untuk mendapatkan tegangan output
yang maksimal, dan kebalikannya untuk output ‐ Jika tombol ditarik, maka output
akan diperlemah sebesar 20dB.
7. Selektor fungsi: Tekan salah satu dari ketiga tombol ini untuk memilih bentuk
gelombang output yang diinginkan
8. Terminal output utama: terminal yang mengelurakan sinyal output utama
9. Tampilan pencacah (counter display): tampilan nilai frekuensi dalam format
6×0,3″
10. Selektor range frekuensi: Tekan tombol yang relevan untuk memilih range
frekuensi yang dibutuhkan.
11. Pelemahan 20dB: tekan tombol untuk mendapat output tegangan yang diperlemah
sebesar 20dB

Gambar function generator digital


PoliteknikNegeriSemarang JurusanTeknikElektro
Prodi TeknikTelekomunikasi Praktek Dasar Telekomunikasi

Gambar function generator analog

3. GELOMBANG SINUS
Gelombang sinus atau sinusoida adalah fungsi matematika yang menjelaskan
berulang halus osilasi . Hal ini terjadi sering di matematika murni , serta fisika ,
pemrosesan sinyal , teknik elektro dan bidang-bidang lainnya. Bentuknya paling dasar
sebagai fungsi waktu (t) adalah:
y(t)=A.sin(  t+  ) dimana:
a. A adalah amplitudo , adalah puncak deviasi fungsi dari posisi pusatnya.
b. ω adalah frekuensi sudut , menentukan berapa banyak osilasi terjadi dalam
interval waktu unit, dalam radian per detik.
c. φ adalah fase , menentukan di mana pada siklus osilasi dimulai pada t = 0.
d. Ketika fase non-nol, seluruh bentuk gelombang tampak bergeser dalam waktu
dengan jumlah φ / ω detik. Sebuah nilai negatif merupakan penundaan, dan nilai
positif merupakan “kepala-start”
Model matematis gelombang sinusoida.
Sebuah tegangan sinusoida berbentuk fungsi sinus memiliki persamaan matematis sbb:
V(t) = Vmax sin (wt + q) .Dimana:
a. Vmax = amplitude maksimum dari tegangan.w = kecepatan sudut dalam radian
per detik (rad/s).
b. wt = argument dari gelombang sinusoida
c. q = Sudut fasa.
Jika digambarkan dalam bentuk grafik, maka gambar dibawah ini merupakan bentuk
tegangan sinusoida fungsi sinus dengan sudut fasa q = 0
PoliteknikNegeriSemarang JurusanTeknikElektro
Prodi TeknikTelekomunikasi Praktek Dasar Telekomunikasi

Sumbu X merupakan variable derajat atau waktu, sedangkan sumbu Y mewakili


amplitude dari tegangan sinusoida. Dari grafik tersebut, terdapat beberapa parameter
yang harus anda pahami. Tegangan Maksimum (Vmax) :
Adalah amplituda tertinggi dari suatu gelombang sinusoida. Dalam satu siklus
gelombang, terdapat 2 buah tegangan maksimum, yaitu Vmax dan – Vmax.
Vmax adalah tegangan puncak pada saat gelombang sinusoida pada posisi positif.
– Vmax adalah tegangan puncak pada saat gelombang sinusoida pada posisi negative.
Tegangan maksimum atau tegangan puncak sangat berpengaruh dalam menentukan
besarnya tegangan efektif dari sumber tegangan bolak-balik. Semakin besar amplitude
tegangan, maka tegangan efektifnya akan semakin tinggi.
Gambar dibawah ini merupakan contoh dari 3 buah gelombang sinusoida dengan
frekuensi dan fasa yang sama, tetapi berbeda amplitude, yaitu 1 volt, 3 volt dan 5volt.
PoliteknikNegeriSemarang JurusanTeknikElektro
Prodi TeknikTelekomunikasi Praktek Dasar Telekomunikasi

Tegangan Efektif (Vrms):


Istilah tegangan efektif atau tegangan RMS muncul karena tegangan dan arus
rata-rata tidak banyak membantu dalam perhitungan daya dan energy tegangan bolak-
balik AC.Ternyata nilai rata-rata fungsi sinusoida adalah nol. Hal ini tentu saja tidak
banyak membantu kita dalam menghitung besarnya daya yang digunakan pada kurun
waktu tertentu. Untuk membantu memecahkan masalah tersebut, maka diperkenalkan
istilah tegangan efektif atau tegangan RMS.
Tegangan efektif atau tegangan RMS adalah besarnya tegangan AC bolak-
balik yang memiliki dampak yang sama dengan tegangan DC ketika mensuplai suatu
beban. Sebagai contoh, sebuah tegangan baterai 5 volt mencatu lampu pijar. Untuk bisa
menghasilkan daya yang sama tersebut, maka besarnya tegangan AC yang harus
disalurkan adalah sebesar 5V rms.

GANGGUAN PADA SISTEM TRANSMISI


1. Noise
Noise adalah sinyal-sinyal yang tidak diinginkan yang selalu ada dalam suatu
sistem transmisi. Noise ini akan mengganggu kualitas dari sinyal terima yang diinginkan
dan akhirnya menggangu proses penerimaan dan pengiriman data.
Menurut sumbernya noise ini dapat dibedakan menjadi :
a. Internal Noise, akibat thermal, intermodulasi, crosstalk
b. External Noise, akibat atmosphere, extraterrestrial, man made.
Random Noise adalah noise yang terjadinya tidak bisa diprediksi. Macam-macam random
noise:
a. Thermal Noise : noise akibat adanya efek panas
b. Intermodulation noise : noise akibat masuknya frekuensi asing ke saluran
komunikasi
c. Crosstalk noise : noise akibat masuknya sinyal asing ke saluran komunikasi
d. Impulse noise : noise akibat masuknya sinyal yang memiliki level tegangan
yang cukup tinggi secara tiba-tiba ke saluran komunikasi
e. Fading noise : noise akibat perubahan kondisi atmosfer bumi
Statistical noise adalah noise yang terjadi dapat diprediksi. Macam-macam statistical
noise:
1. Redaman : turunnya level tegangan sinyal yang diterima akibat karakteristik
media
2. Tundaan : keterlambatan datangnya sinyal sehingga memperlambat
pemrosesan
2. Interferensi
Interferensi adalah sinyal pengganggu yang tidak diinginkan dimana frekuensinya
berdekatan atau sama dengan sinyal yang diinginkan serta berdaya besar.
Dalam dunia telekomunikasi dan IT yang berbasis satelit ada hal yang tidak mungkin
dihindari yaitu gangguan/ Interferensi, namun dengan batasan toleransi tertentu masih
dapat diterima.
PoliteknikNegeriSemarang JurusanTeknikElektro
Prodi TeknikTelekomunikasi Praktek Dasar Telekomunikasi
Ada beberapa jenis kategori Interferensi:
 Interferensi antar jaringan satelit adalah gangguan yang diakibatkan jarak
antara satelit satu dengan yang lainnya
 Interferensi jaringan Terrestrial adalah gangguan yang disebabkan frekuensi
kerja dari sistem sama
 Interferensi Croos polarisasi adalah gangguan disebabkan dari pengguna
frekuensi yang sama dan power yang dipancarkan/Transmitter
 Interferensi Co channel (antar kanal) adalah gangguan disebabkan oleh
frekuensi channel atau tidak ada jarak antar kedua frekuensi (Guard band)
 Interferensi Retransmit adalah gangguan disebabkan ketidak sempurnaan
instalasi st.bumi/SNG yang bekerja pada frekuensi 52-88 Mhz sehingga
frekuensi radio FM 88-108 Mhz akan masuk ke dalam sistem up link
 Interferensi Intermodulasi antar Carrier adalah gangguan ini ketidak linearan
dari power amplifier (HPA) bila digunakan untuk multi carrier, terjadi akibat:
a. kedekatan satelit
b. Coverage yang saling overlapping
c. Band frekuensi yang sama

3. Redaman
Redaman adalah turunnya level tegangan sinyal yang diterima akibat karakteristik
media, merupakan salah satu jenis noise yang kejadiannya dapat diprediksi. Redaman
adalah hambatan pada media telekomunikasi yang menyebabkan sinyal akan semakin
lemah untuk jarah yang jauh.

4. Fading
Fading adalah penyimpangan atenuasi yang mengalami sinyal carrier-termodulasi
telekomunikasi terhadap media propagasi tertentu. Fading merupakan gangguan
komunikasi yang gejalanya dapat dirasakan oleh penerima akibat adanya fluktuasi
(ketidaktetapan) level daya sinyal yang diterima oleh receiver
a. Multipath Fading, Fading yang terjadi karena terdapat objek antara pengirim dan
penerima sehingga gelombang yang sampai ke penerima berasal dari beberapa
lintasan (multipath) dan fluktuasi yang terjadi bersifat cepat (fast fading)
Terdiri dari:
A. Rician, jika sinyal yang dominan adalah sinyal yang bersifat Line Of Sight
(direct path).
B. Rayleigh, jika sinyal yang dominan adalah sinyal yang bersifat tidak langsung
(indirect path).
b. Shadowing, Fading yang terjadi karena adanya efek terhalangnya sinyal sampai
ke penerima akibat oleh gedung bertingkat, tembok, dll dan fluktuasi sinyal yang
terjadi bersifat lambat (Slow fading).
4. Sinyal Domain Waktu dan Sinyal Domain Frekuensi
Kebanyakan dari sinyal dalam prakteknya adalahsinyal domain waktu. Oleh karena
itu, apapun sinyal yang diukur adalah fungsi waktu, dimana ketika diplot salah satu
sumbu dengan variabel waktu maka variabel lainnya adalah amplitudo. Ketika diplot,
sinyal domain waktu berupa gelombang berjalan yang direpresentasikan pada waktu
PoliteknikNegeriSemarang JurusanTeknikElektro
Prodi TeknikTelekomunikasi Praktek Dasar Telekomunikasi
terhadap amplitudo dari sinyal. Amplitudo pada sinyal domain waktu menunjukan keras
lemahnya sinyal yang diterima. Sehingga, sinyal yang diterima tidak memiliki
karakteristik yang berbeda tiap waktunya.
Pada sinyal domain frekuensi, ketika diplot berupa spektrum dengan penyajian
frekuensi terhadap magnitudo. Informasi yang penting tersembunyi di dalam frekuensi
sinyal. Spektrum frekuensi sinyal pada dasarnya adalah komponen frekuensi (spektral
frekuensi) sinyal yang menunjukkan frekuensi apa yang muncul. Frekuensi menunjukkan
tingkat perubahan. Jika suatu variabel sering berubah, maka disebut berfrekuensi tinggi.
Namun, jika tidak sering berubah, maka disebut berfrekuensi rendah. Jika variabel
tersebut tidak berubah sama sekali, maka disebut tidak mempunyai frekuensi (nol
frekuensi). Magnitudo pada sinyal domain frekuensi menunjukkan tinggi rendahnya
sinyal yang diterima. Dengan kata lain, keras lemahnya sinyal tidak mempengaruhi
frekuensi yang didalamnya. Sinyal domain frekuensi dapat dikembalikan ke sinyal
domain waktu.

Gambar Gelombang sinus sinyal domain waktu


Lyons, Richard G. 1997. Understanding Digital Signal Processing. Prentice Hall
PTR.

Gambar Gelombang sinyal domain frekuensi


PoliteknikNegeriSemarang JurusanTeknikElektro
Prodi TeknikTelekomunikasi Praktek Dasar Telekomunikasi

 Alat dan Bahan :

1. Kabel Probe 2. Kabel power

3. Osiloskop 4. Function generator

 Langkah Kerja :
1.Siapkan alat dan bahan
2. Sambungkan kabel probe pada function generator ke osiloskop
3. Nyalakan osiloskop dan function generator
4. Atur frekuensi pada function generator 1 MHz, 2 MHz
5.Atur amplitudo 1v dan 0,1v
6.Ubah sinyal satu persatu pada bentuk sinusoida, segitiga dan kotak
7.Setelah terbentuk masing masing sinyal sinusoida, segitiga dan kotak masing masing
di ubah ke dalam bentuk frekuensi domain
8.Lakukan seperti diatas tetapi dengan frekuensi yang berbeda dan amplitudo yang
berbeda
9.Catat tiap hasil percobaan
PoliteknikNegeriSemarang JurusanTeknikElektro
Prodi TeknikTelekomunikasi Praktek Dasar Telekomunikasi
 Hasil :

 Pada gelombang 500 kHz

--Gelombang Sinus

Gelombang sinyal domain frekuensi 1


Magnitude = 66 db ; frekuensi = 502,239 kHz

--Gelombang Segitiga

Gelombang sinyal domain frekuensi-1

Magnitude = 64 db ; frekuensi = 501,492 kHz

Gelombang sinyal domain frekuensi-2

Magnitude = 44 db ; frekuensi = 1504,476 kHz

Gelombang sinyal domain frekuensi-3

Magnitude = 34 db ; frekuensi = 2507,460 kHz

Gelombang sinyal domain frekuensi-4

Magnitude = 28 db ; frekuensi = 3510,444 kHz

--Gelombang segiempat

Gelombang sinyal domain frekuensi-1

Magnitude = 68 db ; frekuensi = 501,856 kHz

Gelombang sinyal domain frekuensi-2

Magnitude = 58 db ; frekuensi = 1003,712 kHz

Gelombang sinyal domain frekuensi-3

Magnitude = 56 db ; frekuensi = 1505,568 kHz

Gelombang sinyal domain frekuensi-4

Magnitude = 52 db ; frekuensi = 2007,424 kHz

Gambar gelombang dengan frekuensi 400 kHz


PoliteknikNegeriSemarang JurusanTeknikElektro
Prodi TeknikTelekomunikasi Praktek Dasar Telekomunikasi
PoliteknikNegeriSemarang JurusanTeknikElektro
Prodi TeknikTelekomunikasi Praktek Dasar Telekomunikasi
PoliteknikNegeriSemarang JurusanTeknikElektro
Prodi TeknikTelekomunikasi Praktek Dasar Telekomunikasi
Gambar gelombang dengan frekuensi 500 kHz
PoliteknikNegeriSemarang JurusanTeknikElektro
Prodi TeknikTelekomunikasi Praktek Dasar Telekomunikasi
PoliteknikNegeriSemarang JurusanTeknikElektro
Prodi TeknikTelekomunikasi Praktek Dasar Telekomunikasi
Gambar gelombang dengan frekuensi 600 kHz
PoliteknikNegeriSemarang JurusanTeknikElektro
Prodi TeknikTelekomunikasi Praktek Dasar Telekomunikasi
PoliteknikNegeriSemarang JurusanTeknikElektro
Prodi TeknikTelekomunikasi Praktek Dasar Telekomunikasi
 Kesimpulan :

Dalam percobaan Frekuensi domain ini kita dapat mengambil kesimpulan :

1. Kami dapat memahami dan mengetahui cara membaca osiloskop dalam percobaan ini.

2. Kami dapat memahami dan mengetahui perbedaan frekuensi domain

pada setiap bentuk gelombang juga pada setiap frekuensi berbeda.

3. Pada hasil pengukuran kami menarik kesimpulan bahwa ;


-Pertama, pada bentuk gelombang segiempat-segitiga-sinus yang memiliki frekuensi
domain terbanyak pada gelombang segiempat.
-Kedua, dari tiap gelombang memiliki penurunan magnitude.
-Ketiga, semakin besar frekuensinya maka semakin banyak pula noise yang ada.

Anda mungkin juga menyukai