Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
OLEH :
UNIVERSITAS UDAYANA
2018
BAB 1
PENDAHULUAN
Aerofood ACS adalah salah satu perusahaan di bidang olahan makanan dan jasa.
Perusahaan ini sangat memperhatikan masalah higiene dan sanitasi untuk menjaga
keamanan pangan. Higiene dan sanitasi yang diberlakukan oleh ACS sangat ketat, mulai
dari barang masuk hingga produk tersebut sudah siap untuk dikonsumsi oleh konsumen.
Selain itu penanganan bahan mentah di ACS sesuai dengan prosedur yang ada, sehingga
ACS sudah menerapkan HACCP dalam perusahaannya.
ACS sudah mendapat Quility Management System (ISO 22000- 2005 dan ISO
9001- 2008), Sertifikat Halal MUI, Health Safety Environment Program dan Sistem
Pengamanan International Aviantion Security. Seluruh cabang ACS saat ini mampu
memproduksi sebanyak 55.000 porsi makanan setiap harinya. ACS juga menyiapkan
makanan untuk pesanan khusus penumpang seperti : vegetarian meal, kosher meal, diabetic
meal, gluten atau sugar free meal, low fat meal, soft diet meal dan low salt diet meal.
Visi
Misi
Pada tahap ini, khusus untuk produk dingin atau beku dilakukan pengukuran
temperatur dengan menggunakan alat Termometer gun. Batas suhu yang diterima
untuk produk dingin adalah 0-5oC, sedangkan untuk produk beku -18 - -8oC. Adapun
produk dingin dan beku yaitu ,seperti youghurt, keju dan daging. Untuk buah-buahan
dilakukan uji kemanisan dengan menggunakan alat refraktometer. Dalam penerimaan
produk buah – buahan ACS mempunyai standar kemanisan yang berbeda-beda tiap
buahnya, contohnya seperti Honey Melon 7-8o Brix, Red Grape 12oBrix. Produk
sayuran pada tahap ini dilakukan sortasi untuk memastikan tidak terdapar serangga,
ulat dan benda asing lainnya sebelum disimpan.
2. Penyimpanan
Ruang penyimpanan terdiri dari penyimpanan kering, dingin dan beku. Secara
umum semua ruang peyimpanan telah mengikuti standar ruang penyimpanan GMP,
dimana bahan yang disimpan tidak menyentuh lanta, dinding dan silling serta
menerapkan FIFO dan FEFO dalam pendistribusian bahan baku yang akan digunakan.
Bahan yang lebih dulu diterima dan expired digunakan lebih awal.
Ruang penyimpanan kering memiliki suhu 28oC dan kelembaban udara yang
normal. Ruang peyimpanan dingin merupakan ruang penyimpanan yang dikhususkan
untuk produk sayuran dan buah-buahan. Sayuran dan buah- buahan yang disimpan
dalam ruang ini habis dalam jangka waktu 1 haridan akan diisi kembali dengan
sayuraan dan buah-buahan baru saat keesokan paginya. Suhu dalam ruang
penyimpanan ini yaitu 0-5oC. Selanjutnya yaitu ruang penyimpanan beku. Ruang
penyimpanan beku dibagi menjadi 3 yaitu untuk daging, ikan dan makanan beku. Suhu
ruang penyimpanan beku yaitu sekitar -18 - -8oC. Pada ruang penyimpanan beku
dilengkapi dengan tombol alarm yang berfungsi untuk memberikan tanda bahwa
terdapat pekerja yang terkunci di dalam ruang tersebut, ketika tombol tersebut ditekan
maka suara dari alarm akan terdengar oleh pekerja lain yang berada di luar ruang
penyimpanan lalu membantu untuk membukakan pintu. Pada ruang penyimpanan
dingin dan beku dilakukan monitoring suhu ruang penyimpanan selama 4 jam sekali.
Jika terjadi kerusakan pada ruang penyimpanan yang mengakibatkan suhu ruang tidak
memenuhi standar maka, 4 jam sebelumnya dapat melakukan identifikasi dan segera
mengambil tindakan koreksi.
3. Produksi
Sebelum mengolah bahan-bahan menjadi makanan, bahan yang diambil dari ruang
penyimpanan disimpan terlebih dahulu di dalam suatu ruang yang dinamakan mini
store.
Sayuran dan Buah-buahan. Tahap pertama yaitu pencucian yang dilakukan dalam
suatu ruangan yang khusus untuk mencuci sayur dan buah. pencucian
menggunakan larutan klorin 50-100 ppm. Selanjutnya yaitu semua sayur dan buah
dipotong sesuai dengan kegunaan. Untuk buah-buahan setelah di potong lansung
dilakukan plating.
Unggas, Daging dan Ikan. Sebelum dimasak, bahan unggas, daging dan ikan
terlebih dahulu dilakukan tahap persiapan, dimana produk yang beku terlebih
dahulu dilakukan thowing dengan suhu 5-10oC dan jangka waktu 1 kali 24 jam.
Setelah itu produk tersebut dipotong sesuai dengan kegunaan. Sebelum produk
tersebut diolah, produk unggas, daging dan ikan disimpan kembali ke dalam chiller
room.
Pemasakan. Semua bahan yang telah dipersiapkan dimasak dalam ruangan yang
dinamakan Hot Kitchen. Semua bahan diolah menggunakan panas yang berbeda-
beda untuk setiap bahannya. Apabila suhu pemasakan sesuai dnegan standar maka
dinyatakan produk tersebut matang. Untuk produk bakery pemasakan dilakukan di
tempat yang berbeda.
Pendinginan. Makanan yang telah matang selanjutnya didinginkan secara cepat.
Durasi pendinginan maksimal selama 4 jam untuk memperoleh suhu dibawah
10oC.
Pengemasan. Makanan yang telah didinginkan segera dikemas. Batas waktu
pemaparan makanan maksimal dilakukan selama 45 menit. Suhu makanan dan
suhu ruangan diperhatikan dalam tahap ini. Suhu makanan tidak boleh melebihi
15oC dan suhu ruangan tidak boleh melebihi 21oC.
Penyimpanan. Semua makanan yang telah dikemas baik itu appertizer, hot meal,
dessert dan buah-buahan diletakkan pada sebuah tray. Kemudian tray tersebut
dimasukkan ke dalam sebuah trolley. Semua trolley yang telah terisi makanan
selanjutnya disimpan dalam ruangan yang dinamakan Holding Room. Dalam
ruangan tersebut suhu dipertahankan antara 0-5oC. Maksimal makanan sudah
berada di dalam holding room saa 3 jam sebelum keberangkatan.
Pendistribusian. Ketika jam keberangkatan tiba, makanan diantarkan ke pesawat
menggunakan truk. Suhu saat pendistribusian dipertahankan antara 0-10oC dengan
memberikan dry ice di dalam truk. Jumlah makanan yang didistribusian sesuai
dengan jumlah pesanan dari maskapai penerbangan. Jika terjadi delay maka pihak
maskapai akan melakukan konfirmasi, lalu makanan yang sudah siap tetap
disimpan di dalam holding room.
4. Uji laboratorium.
Makanan yang telah di produksi diuji dalam laboratorium. Dilakukan
pengambilan sampel yang terjadwal agar mendapatkan sampel yang terukur setiap
minggu. Sampel yang diambil untuk diuji meliputi bahan mentah, dan makanan yang
siap saji. Untuk makanan siap saji dilakukan pemanasan terlebih dahulu untuk
mengetahui apakah setelah dipanaskan makanan tersebut basi atau tidak. Tidak hanya
bahan dan makanan siap saji yang diuji, namun juga hand swab, peralatan, air, es batu
dan udara.
Parameter yang diuji dari setiap makanan yaitu mikrobiologi dan logam berat.
Adapun mikrobiologi yang setiap hari diuji yaitu TPC, Enterobacter, E. coli, S. aureus,
Salmonella, Bacillus sereus, L. monocitogenes, Yeast dan Mold. Sedangkan untuk
logam berat yang diuji yaitu nitrit sianida, arsen dan timbal. Khusus untuk pesanan
tamu VVIP seperti Presiden, pengujian makanan dilakukan berasama BPOM.
Makanan untuk tamu VVIP tidak boleh mengandung logam berat jika ditemukan
logam berat saat pengujian maka makanan harus diganti. Semua hasil uji makanan
setiap harinya dicatat atau didokumentasikan. Dokumen tersebut dapat dijadikan bukti
jika terdapat pelanggan yang komplain atau jika terjadi kasus keracunan. Selain itu
dokumen ini juga diperlukan saat auditoring dari pihak ISO.
2.3. Penerapan Critical Control Point (CCP)