Proceding Stefy 1113042 PDF
Proceding Stefy 1113042 PDF
WIBAWA
STEFY CANNIAGE
(1113042)
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJAPERUSAHAAN PADA PT.
SUMBER BARU PERKASA WIBAWA
RINGKASAN SKRIPSI, 12 (AGT), 1- 23. ©Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya Makassar 2016
Jalan Tanjung Alang 23 Makassar
Yakobus K. Bangun**
Lukman**
Stefy Canniage*
Universitas Atmajaya, Makassar
ABSTRACT
The purpose of this study was to investigate the corporate performance using
financial ratios such as liquidity ratio, solvability ratio, and profitability ratio.
This study using current ratio and cash ratio to measure the liquidity, total debt
to assets ratio and total debt to equity ratio to measure solvability, and ROA
and ROE to measure profitability of the corporate. This result show that
liquidity ratio that include current ratio shows the low result and cash ratio
with ideal result. From the solvability ratio shows that both of total debt to
assets ratio and total debt to equity ratio were had the poor result. It may
impact to the risk financial of the corporate. Furthermore, from the profitability
ratio that include both of ROA and ROE result show the poor result from the
past year. It can be concluded that liquidity ratio still in ideal result, but both of
solvability ratio and profitability ratio shows poor results.
* Alumni Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Atma Jaya, Makassar, Email:
stefy.zhang93@gmail.com
1. PENDAHULUAN
Dewasa ini, banyak perusahaan berskala besar atau kecil baik yang
berorientasi profit maupun non profit, mempunyai perhatian yang besar di
bidang keuangan. Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin maju,
persaingan antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya semakin tinggi
mengakibatkan adanya perusahaan yang tiba-tiba mengalami kemunduran. Oleh
karena itu, agar perusahaan dapat bertahan dan bisa tumbuh berkembang,
perusahaan harus mencermati kondisi dan kinerja perusahaan. Untuk
mengetahui dengan tepat bagaimana kondisi dan kinerja perusahaan maka
dibutuhkan pula suatu analisis yang tepat.
* Alumni Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Atma Jaya, Makassar, Email:
stefy.zhang93@gmail.com
PT. Sumber Baru Perkasa Wibawa merupakan salah satu perusahaan yang
bergerak dibidang manufaktur yang memproduksi bahan makanan yang berupa
kecap, lombok, dan cuka baik dalam kemasan saset maupun botol, yang terdiri
dari:
a. Kecap Jawa Cap Kelapa
b. Kecap Manis Cap Cengkeh
c. Saus Cabe
d. Lombok
e. Larutan Asam Cuka
Selama ini PT. Sumber Baru Perkasa Wibawa belum pernah melakukan
penilaian kinerja keuangan melalui analisis laporan keuangan. Padahal analisis
laporan keuangan merupakan hal yang esensial untuk menilai kinerja
manajemen. Hal ini tentu dapat memperlihatkan kinerja perusahaan dari tahun
ke tahun, di mana kinerja ini dapat digunakan sebagai alat pengambilan
keputusan.
Selain itu, terjadi kenaikan nilai kewajiban yang cukup besar setiap
tahun di mana pada tahun 2011 adalah sebesar Rp. 1,399,783,000,- hingga
pada tahun 2015 menjadi sebesar Rp. 3,167,566,000,-. Kenaikan ini tentu
dapat menjadi pertanda bahwa adanya risiko keuangan yang akan dihadapi
perusahaan.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka peneliti tertarik untuk
meneliti dan kemudian menuangkannya dalam bentuk penulisan ilmiah
atauskripsi dengan judul: “Analisis Laporan Keuangan untuk Menilai Kinerja
Perusahaan pada PT. Sumber Baru Perkasa Wibawa”.
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai kinerja perusahaan PT. Sumber
Baru Perkasa Wibawa Makassar berdasarkan laporan keuangan.
Manfaat Penelitian
* Alumni Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Atma Jaya, Makassar, Email:
stefy.zhang93@gmail.com
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan serta
informasi penulis, khususnya mengenai kinerja keuangan yang diukur
berdasarkan analisis laporan keuangan suatu perusahaan.
2. Perusahaan
Penelitian diharapkan dapat memberikan informasi, masukan, dan
evaluasi yang berguna bagi perusahaan sebagai bahan pertimbangan,
perbaikan dan penyempurnaan dalam perkembangan kondisi keuangan
perusahaan serta proses pengambilan keputusan.
3. Bagi Masyarakat
Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan masyarakat
akan kinerja keuangan yang diukur berdasarkan analisis laporan
keuangan suatu perusahaan.
2. TINJAUAN LITERATUR
Laporan Keuangan
Neraca
* Alumni Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Atma Jaya, Makassar, Email:
stefy.zhang93@gmail.com
Harahap (2002) mengemukakan bahwa laporan arus kas ini dinilai banyak
memberikan informasi tentang kemampuan perusahaan dalam mendapatkan
laba dan likuiditas di masa yang akan datang. Laporan arus kas ini memberikan
informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas dari suatu
perusahaan pada suatu periode tertentu, dengan mengklasifikasikan transaksi
berdasarkan pada kegiatan operasi, pembiayaan dan investasi.
* Alumni Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Atma Jaya, Makassar, Email:
stefy.zhang93@gmail.com
Kinerja Keuangan
3. METODE PENELITIAN
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada PT. Sumber Baru Perkasa Wibawa Makassar yang
bergerak dalam bidang manufaktur yang berlokasi di Jalan KIMA Raya 2/5
Makassar.
Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif yaitu sebagai berikut:
a. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas merupakan rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam membayar hutang-hutang jangka
pendeknya.
* Alumni Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Atma Jaya, Makassar, Email:
stefy.zhang93@gmail.com
b. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas merupakan rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur
sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang.
c. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
efektivitas perusahaan dalam mendapatkan keuntungan.
4. METODE PENELITIAN
Bagian Bagian
Pengolah Pengemas
* Alumni Fakultas Ekonomi Program Studian an
Akuntansi Universitas Atma Jaya, Makassar, Email:
stefy.zhang93@gmail.com
Job Description
Adapun job description dalam struktur organisasi secara umum dan
terperinci dapat dilihat sebagai berikut:
Secara Umum:
1. Pimpinan
Tugas dan tanggung jawab pimpinan sebagai berikut:
a. Membuat perencanaan jangka panjang dan jangka pendek
perusahaan.
b. Melakukan koordinasi terhadap semua kegiatan dalam
perusahaan.
2. Bagian Administrasi
Tugas dan tanggung jawab bagian administrasi sebagai berikut:
a. Mengatur pembayaran gaji karyawan
b. Membuatkan faktur atas penjualan yang dilakukan oleh
perusahaan
c. Membukukan dan mencatat semua pemasukan dan pengeluaran
yang erat kaitannya dengan kegiatan perusahaan.
3. Bagian Penjualan
Tugas dan tanggung jawab bagian penjualan adalah:
a. Melakukan kegiatan penagihan atau faktur penjualan yang
dilakukan
b. Melakukan koordinasi dan bagian produksi agar setiap saat
jumlah permintaan dapat terpenuhi
c. Melakukan kegiatan penjualan atau mencari order kepada para
agen, pengecer dan pelanggan.
4. Bagian Personalia
Tugas dan tanggung jawab bagian personalia adalah:
a. Mengatur masalah buruh-buruh yang kaitannya dengan
ketenagakerjaan.
b. Mengatur kenaikan gaji dan potongan ASTEK buruh-buruh.
5. Bagian Produksi
Tugas dan tanggung jawab bagian produksi adalah melakukan
produksi kecap dan selain itu mengolah bahan baku menjadi produk
jadi. Adapun yang termasuk dalam bagian produksi adalah:
* Alumni Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Atma Jaya, Makassar, Email:
stefy.zhang93@gmail.com
a) Bagian Pengolahan
Bagian Pengolahan bertugas mengelola dan mencampurkan semua
bahan baku menjadi produk jadi (kecap), kemudian melakukan
pemasakan.
b) Bagian Pengemasan
Bagian Pengemasan bertugas memasukkan kecap yang telah dimasak
kedalam botol lalu memberikan label atau merek kemasan
perusahaan.
Secara Terperinci:
1. Kasir
a. Mengatur arus kas masuk dan kas keluar serta mengatur barang
masuk dan keluar
b. Melayani suplier dan konsumen
c. Mengontrol penagihan piutang dan hutang
2. Staf Administrasi
a. Penginputan data ke komputer
b. Menyortir nota penjualan
c. Memeriksa laporan penjualan
d. Melayani supplier dan konsumen
* Alumni Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Atma Jaya, Makassar, Email:
stefy.zhang93@gmail.com
3. Sales
a. Mempromosikan barang hasil produksi
b. Menjual barang hasil produksi
5. Helper
a. Menyusun barang jadi atau barang siap jual
b. Membantu sopir dan sales dalam mempromosikan dan
memperdagangkan barang dagangannya.
6. Staf Produksi
a. Mengontrol segala aktivitas produksi
b. Mengontrol persediaan barang
c. Mengontrol kinerja kerja karyawan produksi
7. Staf Barang
a. Mengontrol arus keluar / masuk barang
b. Mengontrol kondisi barang yang masuk dan keluar
9. Kepala Gudang
a. Mengontrol segala aktivitas yang terjadi didalam gudang
10. Security
a. Mengontrol atau mengawasi keamanan sekitar pabrik
c. Melakukan pengepakan
Rasio Likuiditas
1. Current Ratio (CUR)
Current ratio menunjukkan sejauh mana kewajiban lancar yang dijamin
pembayarannya oleh aktiva lancar yang dimiliki perusahaan tersebut. Untuk
melihat hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran.Pada tahun 2011, terlihat
bahwa CURmenunjukkan persentase sebesar 149,27%, hal ini berarti bahwa
setiap Rp. 1,00 hutang lancar dijamin dengan Rp. 1,49 aktiva lancar. Pada tahun
2012, CUR meningkat dengan menunjukkan persentase sebesar 155,96%.
Kenaikan ini disebabkan oleh adanya peningkatan dari nilai piutang yang
merupakan bagian dari aktiva lancar. Namun, pada tahun 2013, terjadi
penurunan CUR menjadi 151,99%. Penurunan ini disebabkan oleh adanya
kenaikan hutang lancar. Pada tahun 2014, CUR menunjukkan persentase sebesar
163,21%. Namun, pada tahun 2015, terjadi penurunan CUR yang menunjukkan
angka 137,34% yang disebabkan kenaikan hutang usaha yang cukup signifikan.
Berikut adalah hasil perhitungan dari rasio ini:
1. Tahun 2011
1,754,458,750
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑥100% = 149.27%
1,175,300,000
2. Tahun 2012
1,945,077,750
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑥100% = 155.96%
1,247,135,000
3. Tahun 2013
2,272,110,000
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑥100% = 151.99%
1,494,871,750
4. Tahun 2014
2,830,428,750
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑥100% = 163.21%
1,734,145,750
5. Tahun 2015
3,100,881,750
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑥100% = 137.34%
2,257,749,250
* Alumni Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Atma Jaya, Makassar, Email:
stefy.zhang93@gmail.com
2011 1,4927
2012 1,5596
2013 1,5199
2014 1,6321
2015 1,3734
3. Tahun 2013
571,079,500
𝐶𝑎𝑠ℎ 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑥100% = 38.20%
1,494,871,750
4. Tahun 2014
781,543,250
𝐶𝑎𝑠ℎ 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑥100% = 45.60%
1,734,145,750
5. Tahun 2015
935,746,500
𝐶𝑎𝑠ℎ 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑥100% = 41.44%
2,257,749,250
Tahun Hasil
2011 0,3419
2012 0,3248
2013 0,3820
2014 0,4560
2015 0,4144
Rasio Solvabilitas
* Alumni Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Atma Jaya, Makassar, Email:
stefy.zhang93@gmail.com
kenaikan tersebut tidak sesuai dengan kenaikan aset yang ada. Berikut adalah
hasil perhitungan dari rasio ini:
1. Tahun 2011
1,399,783,000
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑥100% = 41.90%
3,340,328,250
2. Tahun 2012
1,628,271,000
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑥100% = 42.78%
3,805,714,250
3. Tahun 2013
1,941,670,500
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑥100% = 43.74%
4,438,370,000
4. Tahun 2014
2,560,434,750
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑥100% = 48.15%
5,316,867,500
5. Tahun 2015
3,167,566,000
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑥100% = 50.86%
6,227,552,750
Tabel 4.3 Ringkasan Hasil Perhitungan Total Debt to Total Assets Ratio
Tahun Hasil
2011 0,4190
2012 0,4278
2013 0,4374
2014 0,4815
2015 0,5086
* Alumni Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Atma Jaya, Makassar, Email:
stefy.zhang93@gmail.com
besar dengan adanya peningkatan kewajiban yang cukup besar setiap tahunnya.
Pada tahun 2015, nilai DER adalah sebesar 1,12 yang memiliki definisi bahwa
setiap Rp. 1,00 kewajiban dijamin oleh Rp. 1,12 modal sendiri. Berikut adalah
hasil perhitungan dari rasio ini:
1. Tahun 2011
1,399,783,000
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑥100% = 76.49%
1,940,545,250
2. Tahun 2012
1,628,271,000
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑥100% = 79.26%
2,177,443,250
3. Tahun 2013
1,941,670,500
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑥100% = 82.49%
2,496,699,500
4. Tahun 2014
2,560,434,750
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑥100% = 96.74%
2,756,432,750
5. Tahun 2015
3,167,566,000
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑥100% = 112.34%
3,059,986,750
Tahun Hasil
2011 0,7649
2012 0,7926
2013 0,8249
2014 0,9674
2015 1,1234
Rasio Profitabilitas
* Alumni Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Atma Jaya, Makassar, Email:
stefy.zhang93@gmail.com
menggunakan total aktiva yang ada dan setelah biaya-biaya modal (biaya yang
digunakan mendanai aktiva) dikeluarkan dari analisis.
ROA memberikan gambaran tentang hasil yang didapatkan dari investasi
yang dilakukan perusahaan pada total aktiva. Pada tahun 2011, ROA
menunjukkan persentase sebesar 18,85%. Hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp.
1,00 dari total aktiva mampu menghasilkan laba usaha bersih sebesar Rp. 0,1885.
Penurunan ROA terjadi pada tahun-tahun selanjutnya, dimulai dari penurunan
pada tahun 2012 menjadi 18,03%, kemudian menurun lagi pada tahun 2013
menjadi 17,05%. Pada tahun 2014, ROA menunjukkan persentase yang menurun
menjadi sebesar 13,95% dan di tahun 2015 menjadi sebesar 13,60%. Penurunan
ROA yang terjadi menunjukkan bahwa kinerja perusahaan yang kurang baik yang
disebabkan kurangnya pengelolaan aktiva yang baik. ROA dapat didefinisikan
sebagai setiap Rp. 1,00 aktiva yang dimiliki perusahaan mampu menghasilkan
laba sebesar Rp. 0,13 pada tahun 2015. Berikut adalah hasil perhitungan dari
rasio ini:
1. Tahun 2011
629,785,500
𝑅𝑂𝐴 = 𝑥100% = 18.85%
3,340,328,250
2. Tahun 2012
686,227,500
𝑅𝑂𝐴 = 𝑥100% = 18.03%
3,805,714,250
3. Tahun 2013
756,797,500
𝑅𝑂𝐴 = 𝑥100% = 17.05%
4,438,370,000
4. Tahun 2014
741,747,500
𝑅𝑂𝐴 = 𝑥100% = 13.95%
5,316,867,500
5. Tahun 2015
847,181,250
𝑅𝑂𝐴 = 𝑥100% = 13.60%
6,227,552,750
Tahun Hasil
2011 0,1885
2012 0,1803
2013 0,1705
* Alumni Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Atma Jaya, Makassar, Email:
stefy.zhang93@gmail.com
2014 0,1395
2015 0,1360
2. Return On Equity
Return on equity merupakan pencerminan dari seluruh kinerja karena
tujuan utama perusahaan dalam memaksimalkan keuntungan bagi pemilik
perusahaan. Dari hasil analisis, terlihat pada tahun 2011, persentase ROE adalah
sebesar 25,30%. Hal ini berarti bahwa setiap Rp. 1,00 modal mampu
menghasilkan laba usaha bersih sebesar Rp. 0,2531. Persentase ROE mengalami
penurunan pada tahun-tahun selanjutnya di mana nilai persentase pada tahun
2012, 2013, dan 2014 adalah sebesar 25,14%; 24,24%; dan 21,09%. Namun
peningkatan terjadi pada tahun 2015, di mana nilai persentase meningkat
menjadi 22,44%. Kenaikan ini disebabkan oleh adanya kenaikan laba setelah
pajak yang sebanding dengan kenaikan modal sendiri. Namun, jika dilihat secara
keseluruhan, dapat dikatakan bahwa telah terjadi penurunan ROE yang
dikarenakan kurang baiknya kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba usaha
bersih, di mana laba usaha bersih tidak sebanding dengan modal sendiri. Berikut
adalah hasil perhitungan dari rasio ini:
a. Tahun 2011
463,057,250
𝑅𝑂𝐸 = 𝑥100% = 25.30%
1,829,886,500
b. Tahun 2012
516,591,250
𝑅𝑂𝐸 = 𝑥100% = 25.14%
2,054,209,500
c. Tahun 2013
570,592,750
𝑅𝑂𝐸 = 𝑥100% = 24.24%
2,353,653,000
d. Tahun 2014
558,322,750
𝑅𝑂𝐸 = 𝑥100% = 21.09%
2,646,695,500
e. Tahun 2015
632,920,250
𝑅𝑂𝐸 = 𝑥100% = 22.44%
2,819,427,000
Tahun Hasil
2011 0,2530
2012 0,2514
2013 0,2424
2014 0,2109
2015 0,2244
Kesimpulan
1. Rasio likuiditas yang terdiri dari current ratio dan cash ratio.
a. Current ratio perusahaan pada tahun 2011 sebesar 149,28%. Persentase
current ratio pada tahun 2012 meningkat menjadi sebesar 155,96%,
tetapi mengalami penurunan pada tahun 2013 menjadi sebesar 151,99%.
Pada tahun 2014 mengalami peningkatan menjadi sebesar 163,22%.
Namun, pada tahun 2015 mengalami penurunan menjadi sebesar
137,34%. Di samping itu, rasio ini menunjukkan bahwa setiap Rp. 1,00
kewajiban lancar dijamin pembayaran oleh aktiva likuid sebesar Rp. 1,37
pada tahun 2015. Penurunan current ratio menunjukkan perusahaan
kurang mampu membayar kewajiban lancar dengan aktiva lancar yang
dimiliki.
b. Cash ratio perusahaan pada tahun 2011 sebesar 34,19%. Pada tahun
2012, persentase menurun menjadi sebesar 32,48%, lalu meningkat lagi
pada tahun 2013 menjadi sebesar 38,20%. Peningkatan terjadi lagi pada
tahun 2014 menjadi sebesar 45,60% kemudian terjadi penurunan
menjadi 41,44% pada tahun 2015. Kenaikan cash ratio menunjukkan
perusahaan masih memiliki kemampuan melunasi kewajiban lancar
dengan menggunakan aktiva yang paling likuid yang dimiliki perusahaan.
Di samping itu, rasio ini berarti bahwa setiap Rp. 1,00 dijamin
pembayarannya oleh Rp. 0,41 aktiva paling likuid yang dimiliki pada
tahun 2015.
* Alumni Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Atma Jaya, Makassar, Email:
stefy.zhang93@gmail.com
2. Rasio solvabilitas yang terdiri total debt to assets ratio dan total debt to
equity ratio.
a. Total debt to assets ratio pada tahun 2011 adalah sebesar 41,90%.
Kenaikan rasio ini terjadi terus setiap tahun di mana pada tahun 2012
adalah sebesar 42,78%, pada tahun 2013 adalah sebesar 43,74%, pada
tahun 2014 adalah sebesar 43,74%, pada tahun 2014 adalah sebesar
48,15%, dan pada tahun 2015 adalah sebesar 50,86%. Kenaikan total
debt to assets ratio setiap tahun mencerminkan bahwa perusahaan
menanggung risiko finansial yang semakin besar dari adanya peningkatan
kewajiban setiap tahunnya. Selain itu, rasio ini pada tahun 2015 memiliki
arti bahwa setiap Rp. 1,00 kewajiban dijamin oleh Rp. 0,5 aktiva yang
dimiliki perusahaan.
b. Total debt to equity ratio pada tahun 2011 adalah sebesar 76,49%.
Peningkatan berkelanjutan dari rasio ini terjadi setiap tahunnya. Pada
tahun 2012, total debt to equity ratio menunjukkan persentase sebesar
79,26%, kemudian pada tahun 2013 adalah sebesar 82,49%, pada tahun
2014 adalah sebesar 96,74%, dan pada tahun 2015 adalah sebesar
112,34%. Kenaikan yang terjadi setiap tahun dari total debt to equity
ratio menunjukkan bahwa perusahaan menanggung risiko finansial yang
semakin besar dari adanya peningkatan kewajiban setiap tahunnya. Hal
ini dapat berdampak buruk pada ekuitas, di mana tanggungan berupa
kewajiban yang lebih besar dari ekuitas yang dimiliki. Selain itu, rasio ini
juga memiliki arti bahwa setiap Rp. 1,00 kewajiban dijamin oleh Rp. 1,12
modal sendiri pada tahun 2015.
3. Rasio profitabilitas yang terdiri dari return on assets dan return on equity.
a. Return on assets pada tahun 2011 menunjukkan persentase sebesar
18,85%. Penurunan rasio ini terjadi secara berkelanjutan pada tahun-
tahun selanjutnya. Di tahun 2012, return on assets menunjukkan
persentase sebesar 18,03%, kemudian di tahun 2013 sebesar 17,05%, di
tahun 2014 sebesar 13,95%, dan di tahun 2015 sebesar 13,60%.
Penurunan yang terjadi setiap tahun mencerminkan bahwa kinerja
perusahaan yang kurang baik walaupun menghasilkan keuntungan/laba
namun tidak sebanding dengan peningkatan aktiva yang ada. Dengan
kata lain, perusahaan kurang maksimal dalam menggunakan aktiva yang
dimiliki dalam menghasilkan laba usaha setiap tahun. Di samping itu,
rasio ini dapat didefinisikan bahwa setiap Rp. 1,00 aktiva yang dimiliki
perusahaan mampu menghasilkan laba bersih sebesar Rp. 0,13 pada
tahun 2015.
* Alumni Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Atma Jaya, Makassar, Email:
stefy.zhang93@gmail.com
Saran
Adapun saran yang penulis dapat kemukakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
* Alumni Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Atma Jaya, Makassar, Email:
stefy.zhang93@gmail.com
Daftar Pustaka
Harahap, S. 2007. Teori Akuntansi. Edisi Revisi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Kieso, Donald E., Jerry, J. W. 2002. Akuntansi Intermediate. Edisi Kesepuluh. (Alih
Bahasa: Gina Gania) Penerbit Erlangga: Jakarta.
Rivai, V,. Idroes, F,. Andria. 2007. Bank and Financial Institution Management, Rajawali
Pers: Jakarta
Robert, T. 2005. Risk and System-Based Internal Auditing, Cetakan Pertama, PT. Elex
Media Komputindo: Jakarta.
* Alumni Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Atma Jaya, Makassar, Email:
stefy.zhang93@gmail.com