Anda di halaman 1dari 23

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI

KINERJAPERUSAHAAN PADA PT. SUMBER BARU PERKASA

WIBAWA

STEFY CANNIAGE

(1113042)
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJAPERUSAHAAN PADA PT.
SUMBER BARU PERKASA WIBAWA

[Y. K. Bangun, Lukman, & S. Canniage]

RINGKASAN SKRIPSI, 12 (AGT), 1- 23. ©Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya Makassar 2016
Jalan Tanjung Alang 23 Makassar

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJAPERUSAHAAN PADA


PT. SUMBER BARU PERKASA WIBAWA

Yakobus K. Bangun**
Lukman**
Stefy Canniage*
Universitas Atmajaya, Makassar

ABSTRACT

The purpose of this study was to investigate the corporate performance using
financial ratios such as liquidity ratio, solvability ratio, and profitability ratio.
This study using current ratio and cash ratio to measure the liquidity, total debt
to assets ratio and total debt to equity ratio to measure solvability, and ROA
and ROE to measure profitability of the corporate. This result show that
liquidity ratio that include current ratio shows the low result and cash ratio
with ideal result. From the solvability ratio shows that both of total debt to
assets ratio and total debt to equity ratio were had the poor result. It may
impact to the risk financial of the corporate. Furthermore, from the profitability
ratio that include both of ROA and ROE result show the poor result from the
past year. It can be concluded that liquidity ratio still in ideal result, but both of
solvability ratio and profitability ratio shows poor results.

Keywords: liquidity ratio, solvability ratio, profitability ratio, current ratio,


cash ratio, total debt to asset ratio, total debt to equity ratio,
ROA, ROE

* Alumni Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Atma Jaya, Makassar, Email:
stefy.zhang93@gmail.com

** Staf pengajar pada Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya, Makassar.

Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya Makassar 2016 2


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJAPERUSAHAAN PADA PT.
SUMBER BARU PERKASA WIBAWA

[Y. K. Bangun, Lukman, & S. Canniage]

1. PENDAHULUAN

Dewasa ini, banyak perusahaan berskala besar atau kecil baik yang
berorientasi profit maupun non profit, mempunyai perhatian yang besar di
bidang keuangan. Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin maju,
persaingan antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya semakin tinggi
mengakibatkan adanya perusahaan yang tiba-tiba mengalami kemunduran. Oleh
karena itu, agar perusahaan dapat bertahan dan bisa tumbuh berkembang,
perusahaan harus mencermati kondisi dan kinerja perusahaan. Untuk
mengetahui dengan tepat bagaimana kondisi dan kinerja perusahaan maka
dibutuhkan pula suatu analisis yang tepat.

Melalui hasil analisis tersebut, dapat diketahui pengunaan sumber-


sumber ekonomi, kewajiban yang harus dipenuhi dan modal yang dimiliki oleh
perusahaan, sertahasil-hasil yang telah dicapai perusahaan tersebut. Media yang
dapat dipakai untuk menilai kinerja perusahaan adalah laporan keuangan.
Laporan keuangan adalah gambaran tentang hasil atau perkembangan usaha
perusahaan. Laporan keuangan tersebut digunakan untuk membantu para
pemakai laporan keuangan dalam menilai kinerja perusahaan sehingga dapat
mengambil keputusan yang tepat.

Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat diukur dan dilihat melalui


laporan keuangan dengan cara menganalisis laporan keuangan. Harahap (2011)
mengatakan bahwa kegiatan analisis laporan keuangan merupakan salah satu
media untuk mendapatkan informasi yang lebih banyak, lebih baik, akurat, dan
dijadikan sebagai bahan dalam proses pengambilan keputusan. Analisis laporan
keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi
yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan serta hasil-hasil yang telah
dicapai sehubungan dengan pemilihan strategi perusahaan yang akan
ditetapkan. Selain itu, dengan melakukan analisis laporan keuangan perusahaan,
maka pimpinan perusahaan dapat mengetahui keadaan financial perusahaan
serta hasil-hasil yang telah dicapai di waktu lampau dan di waktu yang sedang
berjalan.

Tujuan utama laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang


menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakainya dalam
pengambilan keputusan ekonomi. Artinya, laporan keuangan merupakan alat
untuk memperoleh informasi mengenai posisi keuangan dan hasil operasi yang
telah dicapai oleh suatu perusahaan. Informasi tersebut nantinya akan digunakan

* Alumni Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Atma Jaya, Makassar, Email:
stefy.zhang93@gmail.com

** Staf pengajar pada Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya, Makassar.

Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya Makassar 2016 3


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJAPERUSAHAAN PADA PT.
SUMBER BARU PERKASA WIBAWA

[Y. K. Bangun, Lukman, & S. Canniage]

sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan, baik oleh


manajemen perusahaan maupun pihak ekstern perusahaan.

PT. Sumber Baru Perkasa Wibawa merupakan salah satu perusahaan yang
bergerak dibidang manufaktur yang memproduksi bahan makanan yang berupa
kecap, lombok, dan cuka baik dalam kemasan saset maupun botol, yang terdiri
dari:
a. Kecap Jawa Cap Kelapa
b. Kecap Manis Cap Cengkeh
c. Saus Cabe
d. Lombok
e. Larutan Asam Cuka
Selama ini PT. Sumber Baru Perkasa Wibawa belum pernah melakukan
penilaian kinerja keuangan melalui analisis laporan keuangan. Padahal analisis
laporan keuangan merupakan hal yang esensial untuk menilai kinerja
manajemen. Hal ini tentu dapat memperlihatkan kinerja perusahaan dari tahun
ke tahun, di mana kinerja ini dapat digunakan sebagai alat pengambilan
keputusan.
Selain itu, terjadi kenaikan nilai kewajiban yang cukup besar setiap
tahun di mana pada tahun 2011 adalah sebesar Rp. 1,399,783,000,- hingga
pada tahun 2015 menjadi sebesar Rp. 3,167,566,000,-. Kenaikan ini tentu
dapat menjadi pertanda bahwa adanya risiko keuangan yang akan dihadapi
perusahaan.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka peneliti tertarik untuk
meneliti dan kemudian menuangkannya dalam bentuk penulisan ilmiah
atauskripsi dengan judul: “Analisis Laporan Keuangan untuk Menilai Kinerja
Perusahaan pada PT. Sumber Baru Perkasa Wibawa”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dan penjelasan dari latar belakang yang dikemukakan


sebelumnya, maka peneliti merumuskan masalah penelitian yaitu: Bagaimana
kinerja keuangan PT. Sumber Baru Perkasa Wibawa Makassar.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai kinerja perusahaan PT. Sumber
Baru Perkasa Wibawa Makassar berdasarkan laporan keuangan.

Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini :

* Alumni Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Atma Jaya, Makassar, Email:
stefy.zhang93@gmail.com

** Staf pengajar pada Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya, Makassar.

Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya Makassar 2016 4


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJAPERUSAHAAN PADA PT.
SUMBER BARU PERKASA WIBAWA

[Y. K. Bangun, Lukman, & S. Canniage]

1. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan serta
informasi penulis, khususnya mengenai kinerja keuangan yang diukur
berdasarkan analisis laporan keuangan suatu perusahaan.
2. Perusahaan
Penelitian diharapkan dapat memberikan informasi, masukan, dan
evaluasi yang berguna bagi perusahaan sebagai bahan pertimbangan,
perbaikan dan penyempurnaan dalam perkembangan kondisi keuangan
perusahaan serta proses pengambilan keputusan.
3. Bagi Masyarakat
Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan masyarakat
akan kinerja keuangan yang diukur berdasarkan analisis laporan
keuangan suatu perusahaan.

2. TINJAUAN LITERATUR

Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah suatu bagian dari proses pelaporan keuangan.


Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi:
a. Neraca
b. Laporan laba rugi
c. Laporan perubahan ekuitas
d. Laporan arus kas
e. Catatan atas laporan keuangan.

Menurut Kieso, etc (2002) mendefinisikan laporan keuangan merupakan


cara mengkomunikasikan informasi yang format dan terstruktur agar bisa
ditempatkan dalam bagian utama laporan keuangan suatu item harus memenuhi
definisi unsur dasar dapat diukur dengan tingkat kepastian yang memadahi dan
relevan serta handal.

Munawir (2004) mengemukakan bahwa laporan keuangan pada dasarnya


adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi
antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak yang
berkepentingan dengan data atau aktivitas dari perusahaan tersebut.

Neraca

Neraca menginformasikan posisi keuangan pada saat tertentu, yang


tercermin pada jumlah harta yang dimiliki, jumlah kewajiban, dan modal

* Alumni Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Atma Jaya, Makassar, Email:
stefy.zhang93@gmail.com

** Staf pengajar pada Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya, Makassar.

Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya Makassar 2016 5


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJAPERUSAHAAN PADA PT.
SUMBER BARU PERKASA WIBAWA

[Y. K. Bangun, Lukman, & S. Canniage]

perusahaan.Menurut Harahap (2007) mengemukakan bahwa laporan neraca


disebut juga laporan posisi keuangan perusahaan.Laporan ini menggambarkan
posisi aktiva, kewajiban, dan modal pada saat tertentu.Laporan ini disusun setiap
saat dan merupakan opname situasi keuangan pada saat itu.”

Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi merupakan laporan mengenai pendapatan dan beban-


beban suatu perusahaan selama periode tertentu.Laporan laba rugi juga
merupakan tujuan utama untuk mengukur tingkat keuntungan dari perusahaan
dalam suatu periode tertentu.Hasil akhir dari suatu laporan laba rugi adalah
keuntungan bersih atau kerugian.

Laporan Arus Kas

Harahap (2002) mengemukakan bahwa laporan arus kas ini dinilai banyak
memberikan informasi tentang kemampuan perusahaan dalam mendapatkan
laba dan likuiditas di masa yang akan datang. Laporan arus kas ini memberikan
informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas dari suatu
perusahaan pada suatu periode tertentu, dengan mengklasifikasikan transaksi
berdasarkan pada kegiatan operasi, pembiayaan dan investasi.

Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan perubahan ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau


penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Laporan perubahan ekuitas menyediakan informasi mengenai perubahan posisi
keuangan entitas pelaporan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan
sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.

Pelaporan Keuangan (Financial Reporting)

Menurut SFAC No. 1 tentang Objective of Financial Reporting by Business


Enterprises, tujuan pelaporan keuangan adalah:
a. Menyediakan informasi yang berguna bagi investor, kreditor, dan pengguna
potensial lainnya dalam membantu proses pengambilan keputusan yang
rasional atas investasi, kredit dan keputusan lain yang sejenis.
b. Menyediakan informasi yang berguna bagi investor, kreditor, dan pengguna
potensial lainnya yang membantu dalam menilai jumlah, waktu, dan
ketidakpastian prospek penerimaan kas dari dividen atau bunga dan
pendapatan dari penjualan, penebusan atau jatuh tempo sekuritas atau
pinjaman. Menaksir aliran kas masuk (future cash flow) pada perusahaan.

* Alumni Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Atma Jaya, Makassar, Email:
stefy.zhang93@gmail.com

** Staf pengajar pada Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya, Makassar.

Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya Makassar 2016 6


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJAPERUSAHAAN PADA PT.
SUMBER BARU PERKASA WIBAWA

[Y. K. Bangun, Lukman, & S. Canniage]

c. Memberikan informasi tentang sumber daya ekonomi, klaim atas sumber


daya tersebut dan perubahannya.

Statement of Financial Accounting Concepts (SPAC) mengemukakan


bahwa tujuan pelaporan keuangan organisasi nonbisnis sebagai berikut:
a. Memberikan informasi yang berguna kepada pengguna dalam mengambil
keputusan rasional tentang alokasi sumber daya dalam organisasi.
b. Memberika informasi yang berguna bagi penyedia sumber daya dalam
menilai jasa yang diberikan dalam olhe organisasi nonbisnis dan
kemampuannya untuk meneruskan penyediaan jasa tersebut.
c. Memberika informasi yang berguna untuk menilai pekerjaan manajemen
dan kinerja manajer organisasi nonbisnis dalam melaksanakan tugasnya,
seperti akuntabilitasnya.
d. Memberikan informasi tentang sumber daya ekonomi, kewajiban,
penggunaan sumber daya, (aktivitas organisasi), atau sumber daya bersih
dari organisasi nonbisnis tersebut.

Tujuan Analisis Laporan Keuangan

Menurut Kasmir, (2011) bahwa tujuan analisis laporan keuangan antara


lain adalah :

1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode


tertentu, baik aset, kewajiban, modal maupun hasil usaha yang telah
dicapai untuk beberapa periode tertentu,
2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi
kekurangan perusahaan,
3. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki,
4. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu
dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan
saat ini,
5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu
penyegaran atau tidak,
6. Untuk digunakan sebagai pembanding dengaan perusahaan sejenis
tentang hasil yang mereka capai.

Kinerja Keuangan

Pengertian kinerja keuangan menurut Tampubolon (2005) yaitu:


Pengukuran kinerja perusahaan yang ditimbulkan sebagi akibat dari proses
pengambilan keputusan manajemen karena menyangkut pemanfaatan modal,
efisiensi dan rentabilitas dari kegiatan perusahaan. Kinerja keuangan yaitu alat
* Alumni Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Atma Jaya, Makassar, Email:
stefy.zhang93@gmail.com

** Staf pengajar pada Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya, Makassar.

Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya Makassar 2016 7


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJAPERUSAHAAN PADA PT.
SUMBER BARU PERKASA WIBAWA

[Y. K. Bangun, Lukman, & S. Canniage]

untuk mengukur prestasi kerja keuangan perusahaan melalui struktur


permodalannya. Penilaian kinerja perusahaan harus diketahui output maupun
inputnya. Output adalah hasil dari suatu kinerja karyawan atau perusahaan,
sedangkan input adalah keterampilan atau alat yang digunakan untuk
mendapatkan hasil tersebut.

3. METODE PENELITIAN

Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada PT. Sumber Baru Perkasa Wibawa Makassar yang
bergerak dalam bidang manufaktur yang berlokasi di Jalan KIMA Raya 2/5
Makassar.

Jenis dan Sumber Data


Jenis data yang digunakan adalah:
1. Data kuantitatif, merupakan data, keterangan, dan informasi dalam
bentuk laporan keuangan seperti laporan laba-rugi, laporan perubahan
ekuitas, dan neraca.
2. Data kualitatif, merupakan data yang diperoleh dari perusahaan
berupa data tertulis seperti gambaran umum perusahaan dan struktur
organisasi.
Sumber data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data sekunder,
yang merupakan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen atau arsip-
arsip perusahaan.

Metode Pengumpulan Data

Untuk memudahkan penulis dalam melakukan penelitian ini maka penulis


menggunakan metode pengumpulan data observasi, yaitu merupakan
pengamatan secara langsung terhadap obyek penelitian untuk mendapatkan
data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini serta meminta penjelasan
kepada pihak yang berwenang dalam memberikan informasi yang diperlukan.

Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif yaitu sebagai berikut:

a. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas merupakan rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam membayar hutang-hutang jangka
pendeknya.
* Alumni Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Atma Jaya, Makassar, Email:
stefy.zhang93@gmail.com

** Staf pengajar pada Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya, Makassar.

Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya Makassar 2016 8


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJAPERUSAHAAN PADA PT.
SUMBER BARU PERKASA WIBAWA

[Y. K. Bangun, Lukman, & S. Canniage]

b. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas merupakan rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur
sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang.
c. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
efektivitas perusahaan dalam mendapatkan keuntungan.

4. METODE PENELITIAN

Sejarah Singkat Perusahaan

Perusahaan Sumber Baru Perkasa Wibawa yang berlokasi di jalan Kima


Raya II No.5, berbentuk Perseroan Terbatas (PT) perusahaan ini didirikan oleh
Bapak Kwee Boan Tjiang pada tahun 1943.Kemudian pada tahun 1965-1981
diwariskan kepada saudaranya bernama Kwee Boan Bie.Dari tahun 1981 sampai
saat ini, perusahaan dipegang oleh putra bungsu Bapak Kwee Boan Bie yang
bernama Hengky Kwesal.
PT. Sumber Baru Perkasa Wibawa merupakan perusahaan perseroan
yang mendapat izin usaha dari kantor perdagangan Nomor 503/538/SITU-
P/KPP/III/2001. Perusahaan ini memproduksi macam kecap manis yaitu kecap
kelapa dari produk kecap yang dihasilkan oleh perusahaan yang menunjukkan
bahwa perusahaan ini menggunakan bahan baku kedelai yang sesuai standar.

Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur Organisasi Perusahaan PT. Sumber Baru Perkasa Wibawa


DIREKTUR

Bagian Bagian Bagian Bagian Buruh


Administr Penjualan Personalia Produksi
rasi

Bagian Bagian
Pengolah Pengemas
* Alumni Fakultas Ekonomi Program Studian an
Akuntansi Universitas Atma Jaya, Makassar, Email:
stefy.zhang93@gmail.com

** Staf pengajar pada Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya, Makassar.

Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya Makassar 2016 9


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJAPERUSAHAAN PADA PT.
SUMBER BARU PERKASA WIBAWA

[Y. K. Bangun, Lukman, & S. Canniage]

Job Description
Adapun job description dalam struktur organisasi secara umum dan
terperinci dapat dilihat sebagai berikut:
Secara Umum:
1. Pimpinan
Tugas dan tanggung jawab pimpinan sebagai berikut:
a. Membuat perencanaan jangka panjang dan jangka pendek
perusahaan.
b. Melakukan koordinasi terhadap semua kegiatan dalam
perusahaan.

2. Bagian Administrasi
Tugas dan tanggung jawab bagian administrasi sebagai berikut:
a. Mengatur pembayaran gaji karyawan
b. Membuatkan faktur atas penjualan yang dilakukan oleh
perusahaan
c. Membukukan dan mencatat semua pemasukan dan pengeluaran
yang erat kaitannya dengan kegiatan perusahaan.

3. Bagian Penjualan
Tugas dan tanggung jawab bagian penjualan adalah:
a. Melakukan kegiatan penagihan atau faktur penjualan yang
dilakukan
b. Melakukan koordinasi dan bagian produksi agar setiap saat
jumlah permintaan dapat terpenuhi
c. Melakukan kegiatan penjualan atau mencari order kepada para
agen, pengecer dan pelanggan.

4. Bagian Personalia
Tugas dan tanggung jawab bagian personalia adalah:
a. Mengatur masalah buruh-buruh yang kaitannya dengan
ketenagakerjaan.
b. Mengatur kenaikan gaji dan potongan ASTEK buruh-buruh.

5. Bagian Produksi
Tugas dan tanggung jawab bagian produksi adalah melakukan
produksi kecap dan selain itu mengolah bahan baku menjadi produk
jadi. Adapun yang termasuk dalam bagian produksi adalah:

* Alumni Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Atma Jaya, Makassar, Email:
stefy.zhang93@gmail.com

** Staf pengajar pada Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya, Makassar.

Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya Makassar 2016 10


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJAPERUSAHAAN PADA PT.
SUMBER BARU PERKASA WIBAWA

[Y. K. Bangun, Lukman, & S. Canniage]

a) Bagian Pengolahan
Bagian Pengolahan bertugas mengelola dan mencampurkan semua
bahan baku menjadi produk jadi (kecap), kemudian melakukan
pemasakan.
b) Bagian Pengemasan
Bagian Pengemasan bertugas memasukkan kecap yang telah dimasak
kedalam botol lalu memberikan label atau merek kemasan
perusahaan.

Berikut adalah produk utama yg dihasilkan oleh PT. Sumber Perkasa


Wibawa:
a. Kecap Jawa “Cap Kelapa”,
b. Saus Cabe merek “Matahari”,
c. Larutan Asam Cuka “Cap Lonceng Singa”, dan
d. Saus Tomat “Cap Sumber Baru”.

Setelah berpindah ke lokasi yang baru yakni KIMA, perusahaan


menambah produk barunya menjadi:
a) Kecap Manis “Cap Kelapa”,
b) Kecap Manis “Cap Cengkeh”,
c) Saus Cabe “Cap Matahari”,
d) Saus Cabe “Cap Koki Orang”,
e) Larutan Asam Cuka “Cap Cuka Lonceng”,
f) Saus Tomat “Cap Sumber Baru” dan
g) Sirup “Cap 9/a9” (produk ini diproduksi sebagai produk musiman yakni
setiap bulan puasa).

Secara Terperinci:
1. Kasir
a. Mengatur arus kas masuk dan kas keluar serta mengatur barang
masuk dan keluar
b. Melayani suplier dan konsumen
c. Mengontrol penagihan piutang dan hutang

2. Staf Administrasi
a. Penginputan data ke komputer
b. Menyortir nota penjualan
c. Memeriksa laporan penjualan
d. Melayani supplier dan konsumen

* Alumni Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Atma Jaya, Makassar, Email:
stefy.zhang93@gmail.com

** Staf pengajar pada Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya, Makassar.

Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya Makassar 2016 11


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJAPERUSAHAAN PADA PT.
SUMBER BARU PERKASA WIBAWA

[Y. K. Bangun, Lukman, & S. Canniage]

3. Sales
a. Mempromosikan barang hasil produksi
b. Menjual barang hasil produksi

4. Staf Pengantaran Barang


a. Mengantarkan barang yang telah dipesan oleh konsumen

5. Helper
a. Menyusun barang jadi atau barang siap jual
b. Membantu sopir dan sales dalam mempromosikan dan
memperdagangkan barang dagangannya.

6. Staf Produksi
a. Mengontrol segala aktivitas produksi
b. Mengontrol persediaan barang
c. Mengontrol kinerja kerja karyawan produksi

7. Staf Barang
a. Mengontrol arus keluar / masuk barang
b. Mengontrol kondisi barang yang masuk dan keluar

8. Staf Pengawasan Bahan Baku


a. Mengontrol kinerja kerja koki dan asisten koki
b. Mengontrol takaran dan kondisi bahan yang akan diolah
c. Mengontrol persediaan bahan baku

9. Kepala Gudang
a. Mengontrol segala aktivitas yang terjadi didalam gudang

10. Security
a. Mengontrol atau mengawasi keamanan sekitar pabrik

11. Kepala koki dan assisten kepala koki


1. Menakar bahan yang akan diolah
2. Memasak bahan-bahan sesuai dengan ketentuan sampai menjadi
barang setengah jadi

12. Karyawan Produksi


a. Mengontrol barang setengah jadi
b. Mengontrol kinerja kerja mesin produksi
* Alumni Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Atma Jaya, Makassar, Email:
stefy.zhang93@gmail.com

** Staf pengajar pada Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya, Makassar.

Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya Makassar 2016 12


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJAPERUSAHAAN PADA PT.
SUMBER BARU PERKASA WIBAWA

[Y. K. Bangun, Lukman, & S. Canniage]

c. Melakukan pengepakan

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Rasio Likuiditas
1. Current Ratio (CUR)
Current ratio menunjukkan sejauh mana kewajiban lancar yang dijamin
pembayarannya oleh aktiva lancar yang dimiliki perusahaan tersebut. Untuk
melihat hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran.Pada tahun 2011, terlihat
bahwa CURmenunjukkan persentase sebesar 149,27%, hal ini berarti bahwa
setiap Rp. 1,00 hutang lancar dijamin dengan Rp. 1,49 aktiva lancar. Pada tahun
2012, CUR meningkat dengan menunjukkan persentase sebesar 155,96%.
Kenaikan ini disebabkan oleh adanya peningkatan dari nilai piutang yang
merupakan bagian dari aktiva lancar. Namun, pada tahun 2013, terjadi
penurunan CUR menjadi 151,99%. Penurunan ini disebabkan oleh adanya
kenaikan hutang lancar. Pada tahun 2014, CUR menunjukkan persentase sebesar
163,21%. Namun, pada tahun 2015, terjadi penurunan CUR yang menunjukkan
angka 137,34% yang disebabkan kenaikan hutang usaha yang cukup signifikan.
Berikut adalah hasil perhitungan dari rasio ini:
1. Tahun 2011
1,754,458,750
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑥100% = 149.27%
1,175,300,000
2. Tahun 2012
1,945,077,750
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑥100% = 155.96%
1,247,135,000
3. Tahun 2013
2,272,110,000
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑥100% = 151.99%
1,494,871,750
4. Tahun 2014
2,830,428,750
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑥100% = 163.21%
1,734,145,750
5. Tahun 2015
3,100,881,750
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑥100% = 137.34%
2,257,749,250

* Alumni Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Atma Jaya, Makassar, Email:
stefy.zhang93@gmail.com

** Staf pengajar pada Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya, Makassar.

Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya Makassar 2016 13


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJAPERUSAHAAN PADA PT.
SUMBER BARU PERKASA WIBAWA

[Y. K. Bangun, Lukman, & S. Canniage]

Tabel 4.1 Ringkasan Hasil Perhitungan Current Ratio


Tahun Hasil

2011 1,4927

2012 1,5596

2013 1,5199

2014 1,6321

2015 1,3734

Sumber: Hasil Olahan Data

2. Cash ratio (CAR)


Cash ratio menunjukkan perbandingan antara kas dan aktiva lancar yang
bisa segera menjadi uang kas dengan hutang lancar. Rasio ini adalah rasio yang
paling likuid. Semakin tinggi rasio ini semakin tinggi pula kemampuan likuiditas
perusahaan yang bersangkutan namun dalam prakteknya akan mempengaruhi
profitabilitasnya.
Pada tahun 2011, terlihat bahwa persentase CAR sebesar 34,19% dan
pada tahun 2012 terlihat bahwa terdapat penurunan persentase CAR menjadi
sebesar 32,48%. Pada tahun 2013, nilai CAR meningkat menjadi sebesar 38,20%
kemudian mengalami peningkatan lagi pada tahun 2014 menjadi sebesar
45,60%. Namun, pada tahun 2015, terjadi penurunan CAR menjadi sebesar
41,44%.
Kenaikan maupun penurunan nilai CAR yang terjadi disebabkan oleh
adanya kenaikan maupun penurunan nilai aktiva yang paling likuid, yaitu kas atau
setara kas. Hal ini mungkin dikarenakan akibat pembayaran cicilan dari hutang
lancar yang dimiliki. Pada tahun 2015, terlihat bahwa CAR sebesar 0,4145 yang
berarti bahwa setiap Rp. 1,00 hutang lancar dijamin oleh aktiva yang paling likuid
yaitu kas atau setara kas sebesar Rp. 0,4145. Peningkatan tingkat rasio
menunjukkan peningkatan kinerja perusahaan yang baik karena masih mampu
untuk membayar kewajiban lancarnya dengan aktiva yang paling likuid. Berikut
adalah perhitungan dari rasio ini:
1. Tahun 2011
401,921,750
𝐶𝑎𝑠ℎ 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑥100% = 34.19%
1,175,300,000
2. Tahun 2012
405,161,000
𝐶𝑎𝑠ℎ 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑥100% = 32.48%
1,247,135,000
* Alumni Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Atma Jaya, Makassar, Email:
stefy.zhang93@gmail.com

** Staf pengajar pada Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya, Makassar.

Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya Makassar 2016 14


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJAPERUSAHAAN PADA PT.
SUMBER BARU PERKASA WIBAWA

[Y. K. Bangun, Lukman, & S. Canniage]

3. Tahun 2013
571,079,500
𝐶𝑎𝑠ℎ 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑥100% = 38.20%
1,494,871,750

4. Tahun 2014
781,543,250
𝐶𝑎𝑠ℎ 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑥100% = 45.60%
1,734,145,750
5. Tahun 2015
935,746,500
𝐶𝑎𝑠ℎ 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑥100% = 41.44%
2,257,749,250

Tabel 4.2 Ringkasan Hasil Perhitungan Cash Ratio

Tahun Hasil

2011 0,3419

2012 0,3248

2013 0,3820

2014 0,4560

2015 0,4144

Sumber: Hasil Olahan Data

Rasio Solvabilitas

1. Total Debt to Total Assets Ratio (DAR)


Total debt to total assets ratio menunjukkan sejauh mana perusahaan
mampu menjamin hutang-hutangnya dengan sejumlah aktiva yang dimilikinya.
Berdasarkan hasil analisis terlihat bahwa pada tahun 2011, DAR menunjukkan
persentase sebesar 41,90% dan mengalami peningkatan pada tahun 2012
sebesar 42,78%. Peningkatan ini terus terjadi setiap tahun, di mana pada tahun
2013, 2014, dan 2015 adalah sebesar 43,74%, 48,15%, dan 50,86%. Pada tahun
2015, nilai DAR sebesar 0,51 yang memiliki definisi bahwa setiap Rp.1,00 dijamin
oleh Rp. 0,51 aktiva. Kenaikan nilai DAR menunjukkan bahwa perusahaan
memiliki masalah mengenai pembayaran hutang yang dimiliki. Dengan kata lain,
kenaikan nilai DAR mencerminkan bahwa nilai hutang yang dimiliki perusahaan
makin meningkat. Berdasarkan hasil analisis, maka dapat disimpulkan bahwa
nilai hutang dari perusahaan terus meningkat dari tahun ke tahun, di mana

* Alumni Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Atma Jaya, Makassar, Email:
stefy.zhang93@gmail.com

** Staf pengajar pada Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya, Makassar.

Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya Makassar 2016 15


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJAPERUSAHAAN PADA PT.
SUMBER BARU PERKASA WIBAWA

[Y. K. Bangun, Lukman, & S. Canniage]

kenaikan tersebut tidak sesuai dengan kenaikan aset yang ada. Berikut adalah
hasil perhitungan dari rasio ini:
1. Tahun 2011
1,399,783,000
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑥100% = 41.90%
3,340,328,250
2. Tahun 2012
1,628,271,000
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑥100% = 42.78%
3,805,714,250
3. Tahun 2013
1,941,670,500
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑥100% = 43.74%
4,438,370,000
4. Tahun 2014
2,560,434,750
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑥100% = 48.15%
5,316,867,500
5. Tahun 2015
3,167,566,000
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑥100% = 50.86%
6,227,552,750

Tabel 4.3 Ringkasan Hasil Perhitungan Total Debt to Total Assets Ratio

Tahun Hasil

2011 0,4190

2012 0,4278

2013 0,4374

2014 0,4815

2015 0,5086

Sumber: Hasil Olahan Data

2. Total Debt to Equity Ratio (DER)


Total Debt to Equity Ratio untuk mengukur seberapa jauh perusahaan
dibelanjai oleh pihak kreditur.Dari hasil analisis, terlihat pada tahun 2011
menunjukkan persentase DER sebesar 76,49%, lalu pada tahun 2012 mengalami
peningkatan menjadi sebesar 79,26%. Kenaikan persentase DER terus terjadi
pada tahun selanjutnya yakni pada 2013 sebesar 82,49%, pada tahun 2014
sebesar 96,74%, dan pada tahun 2015 sebesar 112,34%. Kenaikan persentase
DER menunjukkan bahwa perusahaan memiliki resiko finansial yang semakin

* Alumni Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Atma Jaya, Makassar, Email:
stefy.zhang93@gmail.com

** Staf pengajar pada Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya, Makassar.

Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya Makassar 2016 16


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJAPERUSAHAAN PADA PT.
SUMBER BARU PERKASA WIBAWA

[Y. K. Bangun, Lukman, & S. Canniage]

besar dengan adanya peningkatan kewajiban yang cukup besar setiap tahunnya.
Pada tahun 2015, nilai DER adalah sebesar 1,12 yang memiliki definisi bahwa
setiap Rp. 1,00 kewajiban dijamin oleh Rp. 1,12 modal sendiri. Berikut adalah
hasil perhitungan dari rasio ini:
1. Tahun 2011
1,399,783,000
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑥100% = 76.49%
1,940,545,250
2. Tahun 2012
1,628,271,000
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑥100% = 79.26%
2,177,443,250

3. Tahun 2013
1,941,670,500
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑥100% = 82.49%
2,496,699,500
4. Tahun 2014
2,560,434,750
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑥100% = 96.74%
2,756,432,750
5. Tahun 2015
3,167,566,000
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑥100% = 112.34%
3,059,986,750

Tabel 4.4 Ringkasan Hasil PerhitunganTotal Debt to Equity Ratio

Tahun Hasil

2011 0,7649

2012 0,7926

2013 0,8249

2014 0,9674

2015 1,1234

Sumber: Hasil Olahan Data

Rasio Profitabilitas

1. Return On Assets (ROA)


Return on Asset (ROA) adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas
untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan

* Alumni Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Atma Jaya, Makassar, Email:
stefy.zhang93@gmail.com

** Staf pengajar pada Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya, Makassar.

Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya Makassar 2016 17


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJAPERUSAHAAN PADA PT.
SUMBER BARU PERKASA WIBAWA

[Y. K. Bangun, Lukman, & S. Canniage]

menggunakan total aktiva yang ada dan setelah biaya-biaya modal (biaya yang
digunakan mendanai aktiva) dikeluarkan dari analisis.
ROA memberikan gambaran tentang hasil yang didapatkan dari investasi
yang dilakukan perusahaan pada total aktiva. Pada tahun 2011, ROA
menunjukkan persentase sebesar 18,85%. Hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp.
1,00 dari total aktiva mampu menghasilkan laba usaha bersih sebesar Rp. 0,1885.
Penurunan ROA terjadi pada tahun-tahun selanjutnya, dimulai dari penurunan
pada tahun 2012 menjadi 18,03%, kemudian menurun lagi pada tahun 2013
menjadi 17,05%. Pada tahun 2014, ROA menunjukkan persentase yang menurun
menjadi sebesar 13,95% dan di tahun 2015 menjadi sebesar 13,60%. Penurunan
ROA yang terjadi menunjukkan bahwa kinerja perusahaan yang kurang baik yang
disebabkan kurangnya pengelolaan aktiva yang baik. ROA dapat didefinisikan
sebagai setiap Rp. 1,00 aktiva yang dimiliki perusahaan mampu menghasilkan
laba sebesar Rp. 0,13 pada tahun 2015. Berikut adalah hasil perhitungan dari
rasio ini:
1. Tahun 2011
629,785,500
𝑅𝑂𝐴 = 𝑥100% = 18.85%
3,340,328,250
2. Tahun 2012
686,227,500
𝑅𝑂𝐴 = 𝑥100% = 18.03%
3,805,714,250
3. Tahun 2013
756,797,500
𝑅𝑂𝐴 = 𝑥100% = 17.05%
4,438,370,000
4. Tahun 2014
741,747,500
𝑅𝑂𝐴 = 𝑥100% = 13.95%
5,316,867,500
5. Tahun 2015
847,181,250
𝑅𝑂𝐴 = 𝑥100% = 13.60%
6,227,552,750

Tabel 4.5 Ringkasan Hasil PerhitunganReturn on Assets

Tahun Hasil

2011 0,1885

2012 0,1803

2013 0,1705

* Alumni Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Atma Jaya, Makassar, Email:
stefy.zhang93@gmail.com

** Staf pengajar pada Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya, Makassar.

Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya Makassar 2016 18


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJAPERUSAHAAN PADA PT.
SUMBER BARU PERKASA WIBAWA

[Y. K. Bangun, Lukman, & S. Canniage]

2014 0,1395

2015 0,1360

Sumber: Hasil Olahan Data

2. Return On Equity
Return on equity merupakan pencerminan dari seluruh kinerja karena
tujuan utama perusahaan dalam memaksimalkan keuntungan bagi pemilik
perusahaan. Dari hasil analisis, terlihat pada tahun 2011, persentase ROE adalah
sebesar 25,30%. Hal ini berarti bahwa setiap Rp. 1,00 modal mampu
menghasilkan laba usaha bersih sebesar Rp. 0,2531. Persentase ROE mengalami
penurunan pada tahun-tahun selanjutnya di mana nilai persentase pada tahun
2012, 2013, dan 2014 adalah sebesar 25,14%; 24,24%; dan 21,09%. Namun
peningkatan terjadi pada tahun 2015, di mana nilai persentase meningkat
menjadi 22,44%. Kenaikan ini disebabkan oleh adanya kenaikan laba setelah
pajak yang sebanding dengan kenaikan modal sendiri. Namun, jika dilihat secara
keseluruhan, dapat dikatakan bahwa telah terjadi penurunan ROE yang
dikarenakan kurang baiknya kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba usaha
bersih, di mana laba usaha bersih tidak sebanding dengan modal sendiri. Berikut
adalah hasil perhitungan dari rasio ini:
a. Tahun 2011
463,057,250
𝑅𝑂𝐸 = 𝑥100% = 25.30%
1,829,886,500
b. Tahun 2012
516,591,250
𝑅𝑂𝐸 = 𝑥100% = 25.14%
2,054,209,500
c. Tahun 2013
570,592,750
𝑅𝑂𝐸 = 𝑥100% = 24.24%
2,353,653,000
d. Tahun 2014
558,322,750
𝑅𝑂𝐸 = 𝑥100% = 21.09%
2,646,695,500
e. Tahun 2015
632,920,250
𝑅𝑂𝐸 = 𝑥100% = 22.44%
2,819,427,000

Tabel 4.6 Ringkasan Hasil Perhitungan Return on Equity


* Alumni Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Atma Jaya, Makassar, Email:
stefy.zhang93@gmail.com

** Staf pengajar pada Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya, Makassar.

Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya Makassar 2016 19


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJAPERUSAHAAN PADA PT.
SUMBER BARU PERKASA WIBAWA

[Y. K. Bangun, Lukman, & S. Canniage]

Tahun Hasil

2011 0,2530

2012 0,2514

2013 0,2424

2014 0,2109

2015 0,2244

Sumber: Hasil Olahan Data

5. SARAN DAN KESIMPULAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka penulis dapat menarik


kesimpulan sebagai berikut:

1. Rasio likuiditas yang terdiri dari current ratio dan cash ratio.
a. Current ratio perusahaan pada tahun 2011 sebesar 149,28%. Persentase
current ratio pada tahun 2012 meningkat menjadi sebesar 155,96%,
tetapi mengalami penurunan pada tahun 2013 menjadi sebesar 151,99%.
Pada tahun 2014 mengalami peningkatan menjadi sebesar 163,22%.
Namun, pada tahun 2015 mengalami penurunan menjadi sebesar
137,34%. Di samping itu, rasio ini menunjukkan bahwa setiap Rp. 1,00
kewajiban lancar dijamin pembayaran oleh aktiva likuid sebesar Rp. 1,37
pada tahun 2015. Penurunan current ratio menunjukkan perusahaan
kurang mampu membayar kewajiban lancar dengan aktiva lancar yang
dimiliki.
b. Cash ratio perusahaan pada tahun 2011 sebesar 34,19%. Pada tahun
2012, persentase menurun menjadi sebesar 32,48%, lalu meningkat lagi
pada tahun 2013 menjadi sebesar 38,20%. Peningkatan terjadi lagi pada
tahun 2014 menjadi sebesar 45,60% kemudian terjadi penurunan
menjadi 41,44% pada tahun 2015. Kenaikan cash ratio menunjukkan
perusahaan masih memiliki kemampuan melunasi kewajiban lancar
dengan menggunakan aktiva yang paling likuid yang dimiliki perusahaan.
Di samping itu, rasio ini berarti bahwa setiap Rp. 1,00 dijamin
pembayarannya oleh Rp. 0,41 aktiva paling likuid yang dimiliki pada
tahun 2015.
* Alumni Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Atma Jaya, Makassar, Email:
stefy.zhang93@gmail.com

** Staf pengajar pada Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya, Makassar.

Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya Makassar 2016 20


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJAPERUSAHAAN PADA PT.
SUMBER BARU PERKASA WIBAWA

[Y. K. Bangun, Lukman, & S. Canniage]

2. Rasio solvabilitas yang terdiri total debt to assets ratio dan total debt to
equity ratio.
a. Total debt to assets ratio pada tahun 2011 adalah sebesar 41,90%.
Kenaikan rasio ini terjadi terus setiap tahun di mana pada tahun 2012
adalah sebesar 42,78%, pada tahun 2013 adalah sebesar 43,74%, pada
tahun 2014 adalah sebesar 43,74%, pada tahun 2014 adalah sebesar
48,15%, dan pada tahun 2015 adalah sebesar 50,86%. Kenaikan total
debt to assets ratio setiap tahun mencerminkan bahwa perusahaan
menanggung risiko finansial yang semakin besar dari adanya peningkatan
kewajiban setiap tahunnya. Selain itu, rasio ini pada tahun 2015 memiliki
arti bahwa setiap Rp. 1,00 kewajiban dijamin oleh Rp. 0,5 aktiva yang
dimiliki perusahaan.
b. Total debt to equity ratio pada tahun 2011 adalah sebesar 76,49%.
Peningkatan berkelanjutan dari rasio ini terjadi setiap tahunnya. Pada
tahun 2012, total debt to equity ratio menunjukkan persentase sebesar
79,26%, kemudian pada tahun 2013 adalah sebesar 82,49%, pada tahun
2014 adalah sebesar 96,74%, dan pada tahun 2015 adalah sebesar
112,34%. Kenaikan yang terjadi setiap tahun dari total debt to equity
ratio menunjukkan bahwa perusahaan menanggung risiko finansial yang
semakin besar dari adanya peningkatan kewajiban setiap tahunnya. Hal
ini dapat berdampak buruk pada ekuitas, di mana tanggungan berupa
kewajiban yang lebih besar dari ekuitas yang dimiliki. Selain itu, rasio ini
juga memiliki arti bahwa setiap Rp. 1,00 kewajiban dijamin oleh Rp. 1,12
modal sendiri pada tahun 2015.

3. Rasio profitabilitas yang terdiri dari return on assets dan return on equity.
a. Return on assets pada tahun 2011 menunjukkan persentase sebesar
18,85%. Penurunan rasio ini terjadi secara berkelanjutan pada tahun-
tahun selanjutnya. Di tahun 2012, return on assets menunjukkan
persentase sebesar 18,03%, kemudian di tahun 2013 sebesar 17,05%, di
tahun 2014 sebesar 13,95%, dan di tahun 2015 sebesar 13,60%.
Penurunan yang terjadi setiap tahun mencerminkan bahwa kinerja
perusahaan yang kurang baik walaupun menghasilkan keuntungan/laba
namun tidak sebanding dengan peningkatan aktiva yang ada. Dengan
kata lain, perusahaan kurang maksimal dalam menggunakan aktiva yang
dimiliki dalam menghasilkan laba usaha setiap tahun. Di samping itu,
rasio ini dapat didefinisikan bahwa setiap Rp. 1,00 aktiva yang dimiliki
perusahaan mampu menghasilkan laba bersih sebesar Rp. 0,13 pada
tahun 2015.
* Alumni Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Atma Jaya, Makassar, Email:
stefy.zhang93@gmail.com

** Staf pengajar pada Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya, Makassar.

Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya Makassar 2016 21


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJAPERUSAHAAN PADA PT.
SUMBER BARU PERKASA WIBAWA

[Y. K. Bangun, Lukman, & S. Canniage]

b. Return on equity pada tahun 2011 menunjukkan persentase sebesar


25,30%. Penurunan berkelanjutan terjadi dalam tiga tahun selanjutnya
yakni pada tahun 2012, 2013, dan 2014. Persentase return on equity
pada tahun 2012 adalah sebesar 25,14%, pada tahun 2013 adalah
sebesar 24,24%, dan pada tahun 2014 adalah sebesar 21,09%. Namun,
terjadi kenaikan pada tahun 2015 yakni menjadi sebesar 22,44%.
Penurunan dari return on equity yang terjadi mencerminkan kinerja
perusahaan yang kurang baik walaupun menghasilkan keuntungan/laba
yang tidak sebanding dengan peningkatan ekuitas yang besar karena
perusahaan kurang maksimal dalam menghasilkan keuntungan/laba
dengan ekuitas sendiri. Di samping itu, rasio ini mencerminkan bahwa
setiap Rp. 1,00 ekuitas sendiri mampu menghasilkan laba bersih sebesar
Rp. 0,22 pada tahun 2015.

Saran

Adapun saran yang penulis dapat kemukakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:

1. Untuk rasio likuiditas, perusahaan hendaknya lebih memperhatikan


jumlah kewajiban lancar yang kian meningkat setiap tahun. Hal ini tentu
berdampak pada penurunan likuiditas perusahaan.
2. Untuk rasio solvabilitas, perusahaan hendaknya lebih memperhatikan
kenaikan kewajiban yang terjadi setiap tahunnya. Kenaikan rasio
solvabilitas yang mencerminkan bahwa perusahaan akan menghadapi
masalah finansial berupa kekurangmampuan memenuhi seluruh
kewajiban atau dapat dikatakan yang tergolong buruk.
3. Untuk rasio profitabilitas, perusahaan hendaknya memperhatikan
penggunaan aktiva maupun ekuitas yang digunakan dalam rangka
menghasilkan laba usaha. Perlunya efisiensi dan efektifitas dalam
penggunaan aktiva maupun ekuitas menjadi hal yang perlu diperhatikan
selama kegiatan bisnis terjadi.

* Alumni Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Atma Jaya, Makassar, Email:
stefy.zhang93@gmail.com

** Staf pengajar pada Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya, Makassar.

Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya Makassar 2016 22


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJAPERUSAHAAN PADA PT.
SUMBER BARU PERKASA WIBAWA

[Y. K. Bangun, Lukman, & S. Canniage]

Daftar Pustaka

Agus, Sartono 2001.Manajemen Keuangan Teori dan Apikasi edisi ke Empat.Yogyakarta


BEF.

FASB SFAC No.1: Objectives of Financial Reporting by Business Enterprises, (Stanford


Connecticut 1978).

Hanafi, Mamduh, M & Halim, Abdul, 2000, Analisa Laporan Keuangan.


UPP AMD YKPN: Yogjakarta.

Harahap, S. 2007. Teori Akuntansi. Edisi Revisi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Ikatan Akuntan Indonesia. 2004. Pernyataan Standar Akuntansi keuangan (PSAK),


Salemba Empat: Jakarta.

Kasmir. 2011. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Kieso, Donald E., Jerry, J. W. 2002. Akuntansi Intermediate. Edisi Kesepuluh. (Alih
Bahasa: Gina Gania) Penerbit Erlangga: Jakarta.

Munawir, S. 2002. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 2. Yogyakarta: Liberty.

Rivai, V,. Idroes, F,. Andria. 2007. Bank and Financial Institution Management, Rajawali
Pers: Jakarta

Robert, T. 2005. Risk and System-Based Internal Auditing, Cetakan Pertama, PT. Elex
Media Komputindo: Jakarta.

* Alumni Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Atma Jaya, Makassar, Email:
stefy.zhang93@gmail.com

** Staf pengajar pada Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya, Makassar.

Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya Makassar 2016 23

Anda mungkin juga menyukai