Analisis Penerapan Business and Environmental Sustainability Pada Feminine Care Products
PT. Softex Indonesia
Disusun Oleh:
Dema Aulia F (2018023523)
Elka Mutiara F. L (2018023524)
Gregorius Fendi A (2018023525)
Rr. Nabila Sofiana R (2018023536)
Vina Surya M (2018023537)
PROGRAM STUDI S2
MAGISTER MANAJEMEN
WIJAWIYATA MANAJEMEN - ANGKATAN 79
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN PPM
JAKARTA
2019
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1................................................................................................................................................... 14
Lampiran 2................................................................................................................................................... 14
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka permasalahan yang dapat dirumuskan
pada makalah ini adalah:
Apakah tindakan PT. Softex Indonesia dalam memproduksi feminine care products berdasarkan
prinsip etika business and environmental sustainability?
2
BAB II
LANDASAN TEORI
3
yang mungkin dilakukan konsumen perorangan tentang pembelian SUV dan konsekuensi dari
keputusan itu tentang pemanasan global — CO2 tambahan yang akan dipancarkan oleh satu SUV
cukup kecil sehingga seseorang mungkin akan menyimpulkan itu keputusan tidak akan membuat
perbedaan. Namun, jika setiap konsumen dibuat keputusan yang persis sama, konsekuensinya akan
signifikan berbeda.
4
kerja, modal, dan keterampilan kewirausahaan, dapat dijual ke bisnis. Pengamatan kedua adalah
bahwa model ini memperlakukan pertumbuhan ekonomi sebagai keduanya solusi untuk semua
penyakit sosial dan juga tanpa batas - kemungkinan bahwa ekonomi tidak dapat tumbuh tanpa batas
bukanlah bagian dari model ini.
5
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Kegiatan Operasional
PT. Softex Indonesia
Eco-Efficiency
Cardle-to-Cardle
Responsibility
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
7
Produk-produk yang dihasilkan oleh PT. Softex, Indonesia antara lain ialah Sweety, Happy
popok, Softex, V Class, Confidence, dan Softies. Perusahaan telah berhasil memahami konsumen
mereka sehingga melalui pemasaran dan komunikasi yang baik produk-produk mereka mampu menjadi
pilihan konsumen terpopuler di kategori masing-masing. Adapun logo PT. Softex Indonesia sebagai
berikut:
8
Pada pendekatan ini juga ditemukan market failure, pada tipe pertama, PT. Softex Indonesia
sudah melakukan pencemaran terhadap lingkungan dan yang merasakan efek dari kegiatan bisnis
tersebut adalah pihak “eksternal”. Pihak eksternal yang dimaksudkan dalam hal ini adalah masyarakat
Indonesia khususnya pria, karena pria tidak membeli dan memakai produk dari PT. Softex Indonesia.
Berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (Supas) jumlah penduduk pria di Indonesia hingga
tahun 2019 ialah 134.025.600 juta orang sehingga dampak lingkungan akibat sampah pembalut terasa
oleh banyak orang. Hingga saat ini perusahaan belum melakukan sesuatu untuk menanggung hal
tersebut.
Untuk kegagalan tipe kedua PT. Softex Indonesia masih belum bisa menganggap lingkungan
sebagai sesuatu yang harus dilindungi dan dilestarikan karena belum memberikan harga bagi social
goods tersebut. Mereka hanya menjual produk tanpa memikirkan bagaimana cara menanggulangi
penumpukan yang terjadi akibat penggunaan produk oleh konsumen. Untuk kegagalan tipe tiga, PT.
Softex Indonesia belum bisa memberikan suatu edukasi berkaitan dengan lingkungan yang bisa dipakai
oleh konsumennya dalam menentukan keputusan pembelian. Dapat diketahui bahwa produk yang
diproduksi oleh PT. Softex Indonesia susah diurai di alam, jika semua konsumen bisa merubah
keputusan membelinya, maka konsekuensi yang dihadapi di depan juga berubah.
Rekomendasi ke perusahaan:
Perusahaan harus melakukan CSR yang bertujuan mengurangi dampak lingkungan dan
kesehatan. Sebaiknya PT. Softex Indonesia melakukan penyuluhan kepada para wanita bagaimana
caranya untuk meminimalisir dampak pembalut bekas pakai sehingga tidak menimbulkan berbagai
penyakit. Salah satu isi programnya ialah cara membersihkan dan cara membuang pembalut bekas
pakai sehingga memudahkan pemerintah dalam mengolahnya. PT. Softex Indonesia bisa
membangun komunitas-komunitas di berbagai daerah dan melakukan pemantauan secara berkala.
9
Gambar 3. Peraturan Daerah Penggunaan Plastik Tahun 2018
10
Softex Indonesia ialah diferensiasi produk sehingga perusahaan dapat menjadi pioneer dalam
inovasi produk ini dengan memanfaatkan sistem distribusi yang telah dimiliki saat ini.
2. Untuk kebijakan lingkungan, sebaiknya PT. Softex Indonesia memasukkan isu lingkungan ke
dalam visi-misinya sebagai bentuk komitmen perusahaan. Dengan demikian, segala bentuk
kegiatan perusahaan akan berorientasi pada lingkungan.
3. Untuk kebijakan sosial, kegiatan CSR yang dapat dilakukan oleh PT. Softex Indonesia dapat
melakukan edukasi tentang kesehatan reproduksi wanita melalui komunitas-komunitas.
Perusahaan harus mampu menyadarkan target pasarnya untuk peduli terhadap kesehatan
reproduksinya, salah satu isi programnya ialah mengajarkan cara penggunaan pembalut yang
tepat.
Cradle-to-grave
Produk dari PT. Softex Indonesia belum bisa mengurangi penggunaan sumber daya, karena
setelah dipakai mereka langsung dibuang. Dalam arti untuk memproduksi produk tersebut, PT. Softex
Indonesia membutuhkan bahan baku baru untuk memproduksi ulang produknya, dikarenakan tidak dapat
di daur ulang. Pembalut termasuk limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun).
Rekomendasi ke perusahaan
Perusahaan dapat mengembangkan teknik terbaru untuk mendaur ulang produk-produk seperti
pembalut dan popok yang telah dipakai menjadi energi. Hal ini sudah dibuktikan oleh perusahaan di
Jepang dimana mereka mengancurkan popok kemudian dijadikan pulp dan plastik. Pulp dan plastic
tersebut dapat digunakan sebagai bahan material atau bahan bangunan.
11
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari penelitian pada penerapan prinsip-prinsip Business and Environmental
Sustainability pada PT. Softex, maka dapat disimpulkan bahwa PT. Softex belum memproduksi produk
yang ramah lingkungan dan termasuk pada produk yang mengandung B3 (Bahan Berbahaya dan
Beracun) dan sejauh ini PT. Softex belum membuat penanggulangannya untuk polusi lingkungan yang
ditimbulkan oleh limbah produk tersebut setelah digunakan oleh konsumen.
5.2 Saran
5.2.1 Saran Teoritis
Penerapan Business dan Environmental Sustainability dapat menjadi pedoman bagi perusahaan
agar perusahaan menjadi lebih baik lagi. Sebaiknya hal ini diterapkan secepat mungkin dikarenakan
dampak terhadap lingkungan yang begitu besar bila hal ini terus dibiarkan terjadi. Hal yang dapat
dilakukan oleh Softex adalah mulai melakukan product development dengan mengganti produksi
pembalut yang sekarang ini berbahan baku plastik menjadi kain atau bahan baku lainnya yang mudah di
daur ulang.
5.2.2 Saran Praktis
Dari sisi produk sebaiknya PT. Softex Indonesia disarankan untuk melakukan CSR dengan
memberikan penyuluhan ke masyarakat tentang bahaya penggunaan plastik serta menjelaskan ke
masyarakat bahwa pembalut pun mengandung plastik, sehingga mulai sekarang harus disadarkan akan
bahaya penggunaan pembalut dikarenakan hal ini termasuk tindakan yang tidak ramah lingkungan.
Kemudian, PT Softex juga perlu membuat CSR dengan program yang berisi anjuran kepada masyarakat
untuk ikut serta dalam perubahan penggunaan pembalut yang ada sekarang ini ke pembalut yang lebih
ramah lingkungan.
12
DAFTAR PUSTAKA
Cooper, K. L. (2018). The People Fighting Pollution with Plastic-Free Periods. Retrieved from
https://www.bbc.co.uk/news/amp/world-43879789
Dahlan, Mohammad. 2009. Pemikiran Filsafat Moral Immanuel Kant (Deontologi, Imperatif Kategoris,
dan Postulat Rasio Praktis). Ilmu Ushuluddin. Vol. 8., 44. Dalam
https://www.researchgate.net/publication/317432216_PEMIKIRAN_FILSAFAT_MORAL_IMMANUEL_K
ANT_Deontologi_Imperatif_Kategoris_dan_Postulat_Rasio_Praktis
Hartman, 2018. Business Ethics: Decision Making for Personal Integrity & Social Responsibility fourth
edition. McGraw-Hill Education International Edition.
Mehrotra, A. (2018). Sustainable Menstruation - The Impact of Menstrual Products on the Environment.
Satrio, M. (2015). Sistem Informasi Racking Number Guna Memaksimalkan Just in time-distribusi di divisi
warehouse finished good PT. Softex Indonesia (Unpublished doctoral dissertation). STMIK
Raharja.
http://softexindonesia.com/id/page/vision-mission
http://softexindonesia.com/id/page/who-we-are
13
LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
14