20 Comments
Bahasa Arab dan Inggris adalah bahasa dunia. Keduanya memiliki akar sejarah yang amat panjang dan warisan peradaban yang
paling banyak, apalagi Bahasa Arab. Hampir dua per tiga penduduk dunia memakai dua bahasa internasional ini. Oleh karena itu,
tidak salah jika para cendekiawan mengatakan, “Dengan menguasai Bahasa Arab-Inggris, kita akan menguasai dua kehidupan
dunia.”
Gejala kebahasaan itu kemudian ditangkap para peminat “pasar bahasa”, baik yang
berkecimpung dalam dunia pendidikan, politik, ekonomi, dan bahkan penerbitan. Mereka
mendirikan sekolah-sekolah bahasa, laboratorium bahasa dan berbagai macam kegiatan
kebahasaan, termasuk di antaranya lomba pidato bahasa asing di sekolah-sekolah.
Sejak Bahasa Arab yang tertuang di dalam Al-Qur’an didengungkan hingga kini, semua
pengamat baik Barat maupun orang muslim Arab menganggapnya sebagai bahasa yang
memiliki standar ketinggian dan keelokan linguistik yang tertinggi, yang tiada taranya (thesupreme of linguistic excellence and
beauty).
Hal ini, tentu saja berdampak pada munculnya superioritas sastra dan filsafat bahkan pada sains seperti ilmu matematika,
kedokteran, ilmu bumi, dan tata Bahasa Arab sendiri pada masa-masa kejayaan Islam setelahnya. Keunggulan bahasa Arab ada
pada kekayaannya, pengertian-pengertian niskala (abstrak) dan ketepatan makna (semantic prescision) serta kemungkinan
pembentukan kata turunan (derivation).
***
Seorang dosen linguistik di sebuah universitas terkemuka di Inggris menghabiskan waktu
selama puluhan tahun untuk mengkaji beberapa dokumentasi ilmiah, literatur, manuskrip,
ensiklopedi, dan lain sebagainya untuk mencapai hasil yang memuaskan. Dia adalah Prof. Dr. Tahiyya ‘Abdul ‘Aziz yang
mengarang kitab berbahasa Inggris “Arabic Language the Origin of Languages” (Bahasa Arab, Asal-usul Bahasa-bahasa di
Dunia).
Di dalam kitab tersebut terdapat beberapa artikel dan esai, serta sekaligus kata-kata yang
berpadanan (lafazh musytarak) seperti :
[1] antara Bahasa Arab dan Bahasa Inggris,
[2] antara Bahasa Arab dan Bahasa Latin,
[3] antara Bahasa Arab dan Bahasa Hiroglypa,
[4] antara Bahasa Arab dan Bahasa Jerman,
[5] antara Bahasa Arab dan Bahasa Anglo-Saxon,
[6] antara Bahasa Arab dan Bahasa Perancis,
[7] antara Bahasa Arab dan Bahasa Eropa Kuno,
[8] antara Bahasa Arab dan Bahasa Yunani,
[9] antara Bahasa Arab dan Bahasa Itali,
[10] antara Bahasa Arab dan Bahasa Sansekerta, dan lain sebagainya.
Menurut Prof. Dr. Tahiyya ‘Abdul ‘Aziz, bahasa Arab merupakan asal-usul dari semua
bahasa di dunia disebabkan antara lain :
[1] Kosakata Bahasa Arab sangat luas dan kaya.
Sedangkan bahasa-bahasa lainnya miskin akan kosakata. Bahasa Latin memiliki tujuh ratus akar kata dan Bahasa Saxonia
mempunyai seribu akar kata saja. Sementara Bahasa Arab memilki enam belas ribu akar kata.
Bahasa Arab luas dalam kata kerja, asal kata, dan susunan kalimatnya. Contohnya kata sifat “good” dalam Bahasa Inggris atau
“jayyid” dalam Bahasa Arab, di mana keduanya memilki kesamaan dalam pengucapannya, yang artinya adalah bagus. Akan
tetapi
kita akan mendapatkan kata lain yang merupakan derivasi (penyimpangan, yang berbeda) dari kata “jayyid” tersebut, yaitu Al-
Jaud, Al-Jaudah, Al-Ijadah, Yujiidu, Yajudu, Jawaad, Jiyaad, dan lain sebagainya. Akan tetapi kita tidak menemukan kosakata
lain yang berasal dari kata “good”.
Bahasa Arab kaya akan sinonim (persamaan arti kata).
Misal Al-Asad yang artinya singa, mempunyai sinonim yang banyak sekali. Di antaranya
adalah Al-Laits, Al-Ghadanfar, As-Sabu’u, Ar-Ri’baal, Al-Hizbar, Adh-Dhargaam, Ad-
Dhaigam, Al-Wardu, Al-Qaswar, dan lain sebagainya.
[2] Tiap Huruf dalam Bahasa Arab mempunyai simbol, tanda, dan arti tersendiri.
Contohnya adalah huruf ha’, di mana ia mengandung arti yang berkonotasi kepada sesuatu yang tajam dan panas, seperti Al-
Hummaa (penyakit panas, demam), Al-Haraara (panas), Al-Hurr (yang bebas dan merdeka), Al-Hubb (kecintaan), Al-Hariiq
(kebakaran), Al-Hiqd (kedengkian), Al-Hamiim (teman akrab), Al-Hamzhal (buah parai), Al-Hirriif (yang pedas), Al-Haraam
(yang dilarang), Al-Hariir (kain sutera), Al-Hanaan (kasih sayang), Al-Haadd (yang tajam), Al-Haqq (kebenaran) dan lain-lain.
Contoh lainnya adalah huruf kha’ mempunyai konotasi kepada segala sesuatu yang tidak
disukai atau dihindari, seperti dalam kata; Al-Khauf (ketakutan), Al-Khizyu (kehinaan), Al-Khajal (malu), Al-Khiyaanah
(pengkhianatan), Al-Khalaa’ah (pencabulan), Al-Khinzir (babi), Al-Khizlaan (kekecewaan), dan lain sebagainya.
Sudah menjadi sunnatullah (hukum alam) bahwa yang merasa kekurangan akan meminta
bantuan kepada yang kelebihan. Demikianlah analoginya, bahwa bahasa lain yang merasa
kekurangan akan “mengadopsi” Bahasa Arab yang kaya dengan kosa katanya, serta
menganggapnya sebagai bahasa induk bagi semua bahasa di dunia.
Haa Miim. Diturunkan dari Tuhan Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni bacaan dalam bahasa Arab,
untuk kaum yang mengetahui,
(Al-Qur’an Al-Karim Surah Fushshilat [41] : ayat 3)
Wallahu a’lam bish-showab wa ‘afwu minkum
MAY
31