Anda di halaman 1dari 6

Nama: Ayudhia Giovanny Halim

NIM : 1730912320024
TUGAS

Perbedaan Dermatitis Seboroik Psoriasis Dermatitis Atopi


Etiologi  Faktor genetik  Faktor genetik  Faktor endogen meliputi:
Kelainan konstitusi berupa status faktor genetik, hypersensitivitas
seboroik (seborrhoic state) yang  Autoimun tipe 1 (IgE mediated) dan
bersifat genetik atau diturunkan, disfungsi sawar kulit.
ditemukan adanya kerusakan gen
pada zinc finger protein.  Faktor eksogen meliputi:
trauma fisika-kimia-panas,
 Pertumbuhan Malassezia furfur bahan iritan, alergi debu, tungau
berlebihan debu rumah.
Dapat mengakibatkan reaksi
inflamasi, baik akibat produk
metabolit Malassezia yang masuk ke
dalam epidermis, maupun karena
jamur itu sendiri, melalui aktivasi sel
T dan sel Langerhans.

 Aktivitas glandula sebasea


Glandula tersebut aktif pada bayi
yang baru lahir, kemudian menjadi
tidak aktif selama 9-12 tahun akibat
stimulasi hormon androgen dari ibu
berhenti. Dermatitis seboroik pada
bayi terjadi pada umur bulan-bulan
pertama, kemudian jarang pada usia
akil balik dan insidensinya mencapai
puncaknya pada umur 18-40 tahun,
kadang pada umur tua, dan lebih
sering terjadi pada laki-laki daripada
wanita

 Proliferasi epidermis yang


meningkat
Faktor predisposisi:kelelahan, stres,
emosi, infeksi, makan makanan
berlemak, malnutrisi, kelainan
neurotransmitter (penyakit
Parkinson), immunodefisiensi
(HIV/AIDS), atau obat-obatan
seperti arsenik, metildopa,
cimetidine, dan neuroleptik.

Predileksi Daerah seboroik seperti kulit kepala, Daerah-daerah terbuka dan mudah  Dermatitis Atopi Infantil (usia 2
wajah: alis, lipat nasolabial, telinga terkena trauma, serta tergantung bulan-2 tahun)
dan liang telinga, bagian atas-tengah masing-masing klasifikasi. Predileksi: wajah diikuti kedua
dada dan punggung, lipat gluteus, Pada Psoriasis Plakat dijumpai pada pipi dan tersebar simetris. Lesi
inguinal, genital, ketiak. skalp, siku, lutut, punggung, dapat meluas ke dahi, kulit
lumbosakral dan retroaurikular. kepala, telinga, leher, pergelangan
Psoriasis Inversa dijumpai pada tangan, dan tungkai terutama di
aksila, fosa antekubital, poplitea, bagian volar atau fleksor. Bila
lipat inguinal, inframamae, dan anak mulai merangkak, dapat
perineum. Psoriasis gutatta badan ditemukan pada daerah ekstensor,
atau punggung. Psoriasis misalnya lutut, siku, atau tempat
eritrodermi, merupakan bentuk yang mengalami trauma.
generalisata dari psoriasis plakat
penyakit mengenai semua bagian  Dermatitis Atopi Anak
tubuh, seperti wajah, tangan, kaki, Predileksi: lebih sering di fossa
kuku, badan dan ekstremitas. kubiti dan poplitea, fleksor
Psoriasis pustulosa pada badan dan pergelangan tangan, kelopak mata
ekstremitas serta telapak tangan atau dan leher, tersebar simetris.
telapak kaki. Psoriasis kuku pada
kuku jari tangan dan kaki. Psoriasis  Dermatitis Atopi Remaja dan
arthritis pada sendi-sendi kecil Dewasa
maupun besar. Predileksi: mirip fase anak, dapat
meluas mengenai kedua telapak
tangan, jari, pergelangan tangan,
bibir, leher bagian anterior, kulit
kepala, dan puting susu.

Etiopatogenesis Psoriasis
Faktor genetik berperan. Bila orangtuanya tidak menderita psoriasis risiko mendapat psoriasis 12%, sedangkan jika salah seorang orangtuanya
menderita psoriasis risikonya mencapai 34-39%. Berdasarkan awitan penyakit dikenal dua tipe: psoriasis tipe I dengan awitan dini bersifat familial,
psoriasis tipe II dengan awitan lambat bersifat nonfamilial. Hal lain yang menyokong adanya faktor genetik ialah bahwa psoriasis berkaitan dengan
HLA. Psoriasis tipe I berhubungan dengan HLA-B13, B17, Bw57, dan Cw6. Psoriasis tipe II berkaitan dengan HLA-B27 dan Cw2, sedangkan
psoriasis pustulosa berkorelasi dengan HLA-B27.
Faktor imunologik juga berperan. Defek genetik pada psoriasis dapat diekspresikan pada salah satu dari tiga jenis sel, yakni limfosit T, sel
penyaji antigen (dermal), atau keratinosit. Keratinosit psoariasis membutuhkan stimuli untuk aktivasinya. Lesi psoriasis matang umumnya penuh
dengan sebukan limfosit T pada dermis yang terutama terdiri atas limfosit T CD4 dengan sedikit sebukan limfositik dalam epidermis. Sedangkan pada
lesi baru umumnya lebih banyak didominasi oleh limfosit T CD8. Pada lesi psoriasis terdapat sekitar 17 sitokin yang produksinya bertambah. Sel
langerhans juga berperan pada imunopatogenesis psoriasis. Terjadinya proliferasi epidermis diawali dengan adanya pergerakan antigen, baik eksogen
maupun endogen oleh sel langerhans. Pada psoriasis pembentukan epidermis (turn over time) lebih cepat, hanya 3-4 hari, sedangkan pada kulit normal
lamanya 27 hari. Nickoloff (1998) berkesimpulan bahwa psoriasis merupakan penyakit autoimun. Lebih 90% kasus dapat mengalami remisi setelah
diobati dengan imunosupresif.
Berbagai faktor pencetus (trigger) pada psoriasis, di antaranya stress psikik, infeksi fokal (THT, gigi dan mulut), trauma (fenomena kobner),
endokrin, gangguan metabolik (Diabetes melitus), keganasan, HIV/AIDS, obat steroid yang diputus mendadak, juga alkohol dan merokok. Stress
psikik merupakan faktor pencetus utama. Infeksi fokal mempunyai hubungan erat dengan psoriasis gutata, sedangkan hubungannya dengan psoriasis
vulgaris tidak jelas. Pernah dilaporkan kasus-kasus psoriasis gutata yang sembuh setelah diadakan tonsilektomia. Umumnya infeksi disebabkan oleh
streptococcus. Faktor endokrin rupanya mempengaruhi perjalanan penyakit. Puncak insiden psoriasis pada waktu pubertasa dan menopause. Pada
waktu kehamilan umumnya membaik, sedangkan pada masa pascapartus memburuk. Gangguan metabolisme, contohnya hipokalsemia dan dialisis
telah dilaporkan sebagai faktor pencetus. Obat yang umumnya dapat menyebabkan residif ialah beta-adrenergik blocking agents, litium, antimalaria,
dan penghentian mendadak kortikosteroid sistemik.

Klasifikasi Psoriasis
Psoriasis dapat diklasifikasikan menjadi beberapa sub tipe yakni:
1. Psoriasis vulgaris
Psoriasis vulgaris adalah bentuk klinis psoriasis yang paling sering terjadi yaitu sekitar 90% pasien. Lesi kulit berupa makula eritema berukuran
kurang 1 cm atau papul yang melebar ke pinggir dan bergabung menjadi satu dengan beberapa lesi lain. Terdapat lingkaran putih pucat mengelilingi
lesi psoriasis (Woronoff ring). Memiliki distribusi yang simetris pada bagian ekstensor ekstremitas seperti siku dan lutut, scalp, lumbosakral bagian
bawah, bokong dan keterlibatan genital. Bila psoriasis hiperkeratotik , berupa plak hiperkeratotik tebal 2-5 cm (plak rupoid) atau plak hiperkeratotik
cembung menyerupai kulit tiram (plak ostraseus).

2. Psoriasis gutata
Psoriasis gutata (eruptive) sering terjadi pada anak-anak dan dewasa muda yang terjadi dua minggu setalah infeksi streptococcal β hemolytic atau
virus.Psoriasis gutata ditandai dengan erupsi kulit berupa lesi papul seruptif berdiameter 1-10 mm berwarna merah salmon, menyebar secara pohon
cemara terbalik pada badan bagian atas dan ekstremitas bagian proksimal, biasanya dapat menghilang dengan sendirinya dalam kurun waktu tiga
sampai empat bulan.Tipe psoriasis ini memiliki hubungan yang kuat dengan HLA-Cw6 dan infeksi streptococcal pada tenggorokan terjadi terlebih
dahulu atau bersamaan dengan munculnya psoriasis gutata.

3. Psoriasis Inversa
Psoriasis inversa terjadi terutama pada lipatan kulit, seperti aksila, infra mamae, regio genito-kruris dan leher. Skuama umumnya minimal atau
nyaris tidak ada, mengkilap dan lesi menunjukan plak eritema mengkilat dengan batas yang jelas.

4. Psoriasis eritrodermi
Psoriasis eritrodermi merupakan bentuk generalisata dari psoriasis plakat (psoriasis universal) mengenai semua bagian tubuh, seperti wajah, tangan,
kaki, kuku, badan dan ekstremitas. Lesi kulit eritema merupakan gejala klinis yang paling menonjol, skuama yang terjadi berbeda dengan psoriasis
bentuk kronis. Kulit psoriasis sering mengalami hipohidrotik disebabkan karena oklusi dari duktus kelenjar keringat.

5. Psoriasis pustular
Psoriasis pustular adalah varian psoriasis yang akut, terbentuk dari tipe psoriasis yang lain. Serangan ditandai dengan demam dalam jangka waktu
beberapa hari, tampak kulit merah , nyeri, meradang dengan pustul milier tersebar di atasnya. Pustul terletak nonfolikuler, putih kekuningan, nyeri,
dasar eritem, bila bergabung tampak lake of pustules bila menering dan krusta dilepaskan akan meninggalkan lapisan merah terang. Pustul bersifat
steril dan tidak bisa diobati antibiotik. Pustul tersebar pada badan dan ekstremitas, termasuk nail beds, telapak tangan dan kaki.
Psoriasis pustular lokalisata memiliki beberapa varian klinis seperti pustulosis palmaris et plantaris dan acrodermatitis continua.
Psoriasis pustular terbagi menjadi:
a. Psoriasis pustulosa palmoplantar (Barber)
Bersifat kronis dan residif, mengenai telapak tangan atau telapak kaki atau keduanya. Kelainan berupa kelompok-kelompok pustul steril dan
dalam, di atas kulit yang eritematosa disertai rasa gatal.
b. Psoriasis pustulosa generalisata akut (von Zumbusch)
Sebagai faktor provokatif banyak, misalnya obat, yang tersering karena penghentian kortikosteroid sistemik. Obat lain contohnya, penisilin
dan derivatnya (ampisilin dan amoksisilin) serta antibiotik betalaktam yang lain, hidroklorokuin, kalium iodida, morfin, sulfapiridin,
sulfonamida, kodein, fenilbutason, dan salisilat. Faktor lain selain obat adalah hipokalsemia, sinar matahari, alkohol, stress emosional, serta
infeksi bakterial dan virus. Penyakit ini dapat timbul pada penderita yang sedang atau telah menderita psoriasis. Dapat pula muncul pada
penderita yang belum pernah menderita psoriasis. Gejala awalnya ialah kulit yang nyeri, hiperalgesia disertai gejala umum berupa demam,
malese, nausea, anoreksia. Plak psoriasis yang telah ada makin eritematosaa. Setelah beberapa jam timbul banyak plak edematosa dan
eritematosa pada kulit yang normal. Dalam beberapa jam timbul banyak pustul miliar pada plak-plak tersebut. Dalam sehari pustul-pustul
berkonfluensi membentuk “lake of pus” berukuran beberapa cm. Kelainan ini akan terus-menerus dan dapat menjadi eritroderma.
Pemeriksaan laboratorium menunjukkan leukositosis (leukosit dapat mencapai 20.000/ul), kultur pus dari pustul steril.

6. Psoriasis seboroik (sebopriasis)


Gabungan antara psoriasis dan dermatitis seboroik, skuama yang biasanya kering menjadi agak berminyak dan agak lunak. Selain berlokasi
pada tempat yang lazim, juga terdapat pada tempat seboroik.

7. Napkin Psoriasis
Bentuk ini biasanya muncul pada usia 3-6 bulan di area kulit yang terkena popok (diaper area).

8. Psoriasis Linear
Bentuk yang jarang. Lesi kulit berupa lesi linear terutama di tungkai, kadang muncul sesuai dermatom kulit tungkai. Kadang merupakan bentuk
dari nevus epidermal inflamatorik linear verukosa.
9. Psoriasis Plakat Berukuran Kecil
Pada tipe ini, lesi muncul pada usia yang lebih tua, kronis, berukuran lebih besar (1-2 cm), dengan skuama lebih banyak dan tebal. Biasanya
muncul pada lanjut usia di beberapa negara Asia.
Psoriasis memberikan gambaran histopatologi, yaitu perpanjangan (akantosis) reteridges dengan bentuk clubike, perpanjangan papila
dermis, lapisan sel granuler menghilang, parakeratosis, mikro abses munro (kumpulan netrofil leukosit polimorfonuklear yang
menyerupai pustul spongiform kecil) dalam stratum korneum, penebalan suprapapiler epidermis (menyebabkan tanda Auspitz), dilatasi
kapiler papila dermis dan pembuluh darah berkelok-kelok, infiltrat inflamasi limfohistiositik ringan sampai sedang dalam papila dermis
atas.

Anda mungkin juga menyukai