Anda di halaman 1dari 19

Pekanbaru, 16 Maret 2019

KARAKTERISTIK TANAH

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI

OLEH

NAMA: MUHAMMAD NURDIN


NIM : 1803110468
KELOMPOK: 2
ASISTEN : AGUNG PURNOMO

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2019
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi
sebagai tempat tumbuh & berkembangnya perakaran penopang tegak
tumbuhnya tanaman dan menyuplai kebutuhan air dan udara; secara kimiawi
berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik
dan anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti: N, P, K, Ca, Mg,
S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl); dan secara biologi berfungsi sebagai habitat biota
(organisme) yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-
zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman, yang ketiganya secara
integral mampu menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biomass
dan produksi baik tanaman pangan, tanaman obat-obatan, industri
perkebunan, maupun kehutanan (Ewusie 1990).
Struktur tanah merupakan susunan ikatan partikel tanah satu sama lain.
Ikatan tanah berbentuk sebagai agregat tanah. Apabila syarat agregat tanah
terpenuhi maka dengan sendirinya tanpa sebab dari luar disebut ped,
sedangkan ikatan yang merupakan gumpalan tanah yang sudah terbentuk
akibat pengerjaan tanah disebut clod. Untuk mendapatkan struktur tanah yang
baik dan valid harus dengan melakukan kegiatan dilapangan, sedang
laboratorium relative sukar, terutama dalam mempertahankan keasliannya dari
bentuk agregatnya (Hardjowigen 1992).

Profil tanah merupakan kumpulan berbagai macam lapisan tanah.


Horison-horison tanah diberi tanda dengan huruf, dari lapisan atas sampai
dibawah dengan huruf : O, A, B, C dan R. Horison O adalah profil tanah
bagian atas yang terdiri dari seresah tanah atau bahan organik tanah yang
masih segar, lapisan ini merupakan guguran dari daun-daun dan ranting
pohon yang menutupi lapisan atas tanah. Bagian horison O merupakan
horison "Organik" yang terdiri dari beberapa lapisan L = litter, F =
Fermentation, dan H = Humus (Hakim 1986).

Dalam acara prakttikum kali ini akan diperkenalkan dua parameter


penting yang lazim digunakan dalam pemeriksaan karakteristik tanah, yaitu
profil tanah dan tekstur tanah. Profil tanah merupakan gambaran irisan
vertikal tanah (kolom) yang secara umum terdiri dari empat lapisan atau
horizontal, yaitu lapisan O, lapisan A, lapisan B, dan lapisan C yang berada
diatas lapisan induk (Darmawijaya 1990).

Horison A merupakan hasil pelapukan dari horison O, disini terjadi


pelarutan unsur-unsur hara dan senyawa lain yang dibawa air infiltrasi ke
lapisan dibawahnya. Terjadi proses leaching yaitu proses pencucian unsur
hara oleh air. Horison B merupakan horison yang miskin bahan organik.
Kegiatan mikrobia hampir tidak ada, lebih padat dan warnannya lebih merah.
Sebagai horison akumulasi unsur-unsur hara dan senyawa-senyawa horison
pencucian yang tercuci.Horison C adalah horison yang terdiri dari bahan
induk tanah, merupakan batuan yang sebagian sudah mengalami
pelapukan.Bagian terakhir adalah R atau Rock merupakan batu-batuan
lapisan keras yang sulit untuk ditembus (Latumahina 2011).

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Mempelajari cara menggali tanah untuk pembuatan profil tanah.
2. Mempelajari cara sederhana menggambar profil tanah.
3. Mempelajari cara praktis dan sederhana (“by feel”) untuk mengenali
tekstrur tanah.
4. Mempelajari cara sederhana membuat deskripsi profil tanah, terutama
sekali untuk kepentingan penelitian ekologi.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Tanah adalah suatu benda alami yang terdapat di permukaan kulit bumi,
yang tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan sisa tumbuhan
dan hewan, yang merupakan medium pertumbuhan tanaman dengan sifat-sifat
tertentu yang terjadi akibat gabungan dari faktor-faktor iklim, bahan induk,
jasad hidup, bentuk wilayah dan lamanya waktu pertumbuhan (Bale 2001).
Tanah adalah bahan padat (mineral atau organik) yang terletak
dipermukaan bumi, yang telah dan sedang serta terus mengalami perubahan
yang dipengaruhi oleh faktor-faktor: Bahan Induk, Iklim, Organisme,
Topografi, dan Waktu (Latumahina 2011).
Setiap tanah itu, mempunyai horizon-horizon yang mencirikan dan
sangat mempengaruhi perumbuhan tanaman tingkat tinggi (Lugito 2012).
Tubuh tanah (solum) tidak lain adalah batuan yang melapuk dan
mengalami proses pembentukan lanjutan. Usia tanah yang ditemukan saat ini
tidak ada yang lebih tua daripada periode Tersier dan kebanyakan terbentuk
dari masa Pleistosen (Maftuah 2005).
Tubuh tanah terbentuk dari campuran bahan organik dan mineral.
Tanah non-organik atau tanah mineral terbentuk dari batuan sehingga ia
mengandung mineral. Sebaliknya, tanah organik (organosol/humosol)
terbentuk dari pemadatan bahan organik yang terdegradasi (Jumar 2000).
Tanah organik berwarna hitam dan merupakan pembentuk utama lahan
gambut dan kelak dapat menjadi batu bara. Tanah organik cenderung memiliki
keasaman tinggi karena mengandung beberapa asam organik (substansi
humik) hasil dekomposisi berbagai bahan organik. Kelompok tanah ini
biasanya miskin mineral, pasokan mineral berasal dari aliran air atau hasil
dekomposisi jaringan makhluk hidup. Tanah organik dapat ditanami karena
memiliki sifat fisik gembur (sarang) sehingga mampu menyimpan cukup air
namun karena memiliki keasaman tinggi sebagian besar tanaman pangan akan
memberikan hasil terbatas di bawah capaian optimum (Munthe et al 2017).
Tanah non-organik didominasi oleh mineral. Mineral ini membentuk
partikel pembentuk tanah. Tekstur tanah demikian ditentukan oleh komposisi
tiga partikel pembentuk tanah: pasir, lanau (debu), dan lempung. Tanah
pasiran didominasi oleh pasir, tanah lempungan didominasi oleh lempung.
Tanah dengan komposisi pasir, lanau, dan lempung yang seimbang dikenal
sebagai geluh (loam) (Sutejo et al 2002).
Warna tanah merupakan ciri utama yang paling mudah diingat orang.
Warna tanah sangat bervariasi, mulai dari hitam kelam, coklat, merah bata,
jingga, kuning, hingga putih. Selain itu, tanah dapat memiliki lapisan-lapisan
dengan perbedaan warna yang kontras sebagai akibat proses kimia
(pengasaman) atau pencucian (leaching). Tanah berwarna hitam atau gelap
seringkali menandakan kehadiran bahan organik yang tinggi, baik karena
pelapukan vegetasi maupun proses pengendapan di rawa-rawa. Warna gelap
juga dapat disebabkan oleh kehadiran mangan, belerang, dan nitrogen. Warna
tanah kemerahan atau kekuningan biasanya disebabkan kandungan besi
teroksidasi yang tinggi; warna yang berbeda terjadi karena pengaruh kondisi
proses kimia pembentukannya. Suasana aerobik/oksidatif menghasilkan warna
yang seragam atau perubahan warna bertahap, sedangkan suasana
anaerobik/reduktif membawa pada pola warna yang bertotol-totol atau warna
yang terkonsentrasi (Lugito 2012).
Kepekatan warna tanah tergantung pada sifat, penyebarab dan total
banyaknya bahan organik yang ada didalamnya. Dalam perbandingan lasir,
lumpur, dan liat tanah dapat membentuk tekstur (Darlita et al 2017).
Tidak ada tanah yang mengandung hanya satu jenis fraksi mineral saja.
Namun, semua tanah dapat terbentuk dari tiga fraksi dalam perbandingan yang
berbeda-beda
Kerikil dan pasir merupakan sumber hara makanan yang buruk. Karena
dengan adanya kerikil dan pasir dalam tanah berat berarti mengganggu
keseragaman dan dengan pergerakannya akan membuka saluran-saluran untuk
udara dan air (Nurmansyah et al 2017).

Liat memiliki kecenderungan membengkak apabila basah. Hal ini


menyebabkan tanah sendiri becek saat musim hujan dan retak-retak pasa saat
musim panas. Liat juga dapat dikenal dengan kelenturannya (Putra et al 2014).

Profil tanah merupakan irisan vertikal tanah dimulai dari lapisan paling
atas hingga kebatuan induk tanah (regolith), yang biasanya terdiri dari
horizon-horizon O-A-B-C-R. Empat lapisan teratasyang masih dipengaruhi
cuaca disebut solum tanah, horizon O-A disebut lapisan tanah atas dan horizon
E-B disebut lalisan tanah basah (Waskito et al 2017).
Profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah,
dibuat dengan cara menggali lubang dengan ukuran (panjang dan lebar)
tertentu dan kedalaman tertentu pula sesuai dengan keadaan tanah dan
keperluan penelitiannya (Sutejo et al 2002).
Kegunaan langsung dari pengamatan profil tanah ini antara lain adalah
untuk mengetahui :
1. Kedalaman lapisan olah atau solum tanah merupakan indikator potensi
kedalaman akar tanaman untuk berpenetrasi.
2. Makin lengkap atau makin berdifferensiasi horizon-horizon berarti makin
tua umur tanah. Namun, kelengkapan atau berdifferensiasi horizon dapat
pula makin berkurang atau makin baur apabila tanah tersebut mengalami
erosi.
3. Tanah yang berwarna gelap berati banyak mengandung bahan organik
tanah atau belum mengalami pelindian (leaching) hara secara intensif,
sehingga relatif subur, sedangkan tanah yang berwarna terang atau pucat
bararti berbahan organik rendah atau telah mengalami pelindian hara
intensif, sehingga relatif miskin.

(Darmawijjaya 1990).

Secara umum tanah dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

1. Tanah endodinamomorf, yaitu tannah yang memounyai sifat kimiawi yang


identik dengan bahan induknya. Contoh tanah golongan ini, yaitu :
a. Lithosol, terdappat di Orisaa India, berwarna kuningdan terbentuk
dari bahan induk asal grai, gneiss, dan schist.
b. Andosol di dataran tinggi Indonesia dan Fhilipin
c. Grumodol di pulau jawa
d. Organosol atau tanah gambut di kawasan rawa-rawa pantai timur
Sumatra Selatan, Jambi, Riau, dan Papua.
2. Tanah ektodinamomorf, yang memiliki sifat tidak sama dengan bahan
induknya. Contohnya tanah aluvial di pinggiran sungai.

Dan kedua golongan tersebut baik oembentukannya atau genesis maupun


perkembangannya atau differensiasi horizon dipengaruhi oleh lima faktor yang
bekerja baik secara integral mauoun kontinyu melalui mekanisme secara fisik,
kimiawi, dan biologi. Kelima faktor ini adalah iklimz jasad hidup, bahan induk,
topografi, dan waktu (Darmawijaya 1990).

Sturukur tanah berfungsi untuk memodifikasikan pengaruh tekstur


terhadap kondisi drainase atau aerasi tanah atau keluar masuknya udara dalam
tanah, karena adanya susunan antar agregat tanah yang akan menghasilakn ruang
yang lebih besar daripada susunan antar lartikel primer. Dengan kata lain, tanah
yang berstruktur baik akan menghasilkan kondisi drainase dan aerasi yang baik
pula nantinya, sehibgga lebih mudah dalam seistem perakaran tanaman
berpebetrasi dan mengabsorpsi hara dan air. Dalam pengklasifikasikan warna
tanah, metode yang telag dikenal luas oleh banyak Soil Specialist “Sistem
Munsell”, yang mwmbwdakan tanah swcara langsung dengab bantuan kolom-
kolom warna standar. Warna-warna inj dibedakan berdasarkan tiga faktor basal
berupa penyusun warna, yaitu hue, value, dan chrome, yang mendasari
penyusunan variasi warna pada kartu-kartu munsell (Hakim 1986).

Tanah ringan memiliki partikel-partikel kasar dan mudah untuk digali


atau digarap, sedangkan tanah yang berat memiliki partikel-partikel yang halus
dan padat sehingga sulit untuk digali atau digarap. Tanah-tanah ringan mampu
mengandung lebih dari 80% pasir, sedangkan tanah-tanah yang berat mampu
mengandung sejumlah besar lumpur dan liat. Jadi disini terlihat bahwa daya tarik
spesifik partikel penyusun tidak terlibat dalam menentukan tanah apakah berat
ataukah ringan (Hakim 1986).

Meskipun tanah terdiri dari beberapa horizon, namun bagi tetanaman


yang sangat penting adalah horizon O-A (lapisan atas) yang biasanya mempunyai
ketebalan dibawah 30 cm, bahkan bagi tanaman berakar dangkal seperti padi,
palawija, dan sayuran yang paling berperan adalah kedalaman dibawah 20 cm.
Oleh karena itu, istilah ‘kesuburan tanah’ biasanya mengacu pada ketersediaan
hara pada lapisan setebal ini, yang biasanya disebut ‘lapisan olah’. Namun bagi
tetanaman perkebunan dan kehutanan (pepohonan) untuk jangka panjang lapisan
tanah bawah juga akan menjadi sumeber hara dan air (Hanafiah 2004).
III. METODE

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ekologi kali ini tentang karakteristik tanah yang
dilaksanakan di Arboretum Universitas Riau pada tanggal 03 Maret 2019,
pukul 07.00 WIB.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah
sebagai berikut : cangkul, sendok semen, sendok makan, semprotan air,
papan alas (20 cm ×20 cm), penggaris metal, kamera digital, kertas
gambar/buku catatan, pensil, aplikasi munsell soil color chart, dan
meteran.

3.3 Cara Kerja


A. Pemeriksaan Profil Tanah
1. Lokasi pembuatan tanah ditentukan dengan mengikuti arahan
asisten
2. Kondisi lokasi dikenali terlebih dahulu
3. Irisan segar dibuat tegak luris dengan bidang datar permukaan
tanah. Irisan yang dibuat diusahakan sedalam 100-150 cm
4. Foto dibuat apabila permukaan irisan sudah rata/datar.
5. Pada masing-masing lapisan dibuat foto “close up”
6. Keadaan profil tanah diperhatikan dengan baik. Pengukuran lapisan
O dan lapisan A dilakukan. Hasil yang didapat dicatat.
7. Gambar diperhatikan dan didokumentasikan.
B. Pemeriksaan Tekstur Tanah
1. Sample tanah dari masing-masing lapisan dilakukan pemeriksaan
2. Tanah kering diambil kurang-lebih segenggam tangan
3. Tanah disemprot dengan air hingga agak basah
4. Tanah diremas-remas secara perlahan. Apabila ada kerikil, dibuang
5. Tanah termasuk pasir apabila diletakkan di papan ia membentuk
gundukan dan terasa berpasir
6. Tanah termasuk campuran galuh (loamy sand) apabila membentuk
bola tapi retak jika diletakka di papan
7. Tannah digiling pelan-pelan. Gulungan tanah dibentuk. Jika hanya
gulungan tanah tebal dan pendek maka dikelompokkan campuran
lempung dan liat (silt loam)
8. Apabila tanah membentuk gulungan panjang saat digiling, maka
dikelompokkan sebagai galuh (loam)
9. Apabila gulungan bisa dibengkokkan hingga membentuk “U” maka
dikelompokkan sebagai campuran lempung dan galuh (clay loam)
10. Apabila gulungan bisa dibengkokkan sampai bentuk lingkaran tapi
retak maka dikelompokkan sebagai lempung ringan (light clay)
11. Apabila gulungan bisa dibengkokkan sampai bentuk lingakaran
tanpa retak maka dikelompokkan sebagai lempung berat (heavy
loam).
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Berikut ini adalah hasil dari pengamatan baik yang profil tanah maupun
tekstur tanahnya yang didapatkkan :
Tabel 4.1

Lapisan Ketinggian Warna Tekstur % Sa %C %Si


O 0,5cm Yellowish - - - -
Orange
A 124,5cm Yellowish A 85 – 100% 0 – 10% 0 – 18%
Brown

Berikut ini adalah gambar profil tanah yang dimulai dari lapisan O hingga lapisan
A:

Gambar 4.1Gambar Profil Tanah


4.2 Pembahasan
Tanah merupakan hasil pelapukan (weathering) batuan induk (bedrock)
yang berupa butiran-butiran atau agregat-agregatnya. Di permukaan bumi,
keberadaan tanah memiliki pengaruh yang sangat oenting bagi kehidupan
organisme dimana pengaruh ini umumnya bersifat timbal-balik.
Tanah adalah suatu benda alami yang terdapat di perrmukaan kulit
bumi, yang tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan sisa
tumbuhan dan hewan, yang merupakan medium pertumbuhan tanaman dengan
sifat-sifat tertentu yang terjadi akibat gabungan dari faktor-faktor iklim, bahan
induk, jasad hidup, bentuk wilayah dan lamanya waktu pertumbuhan
Tanah terdiri dari beberapa lapisan. Lapisan O, lapisan A, lapisan B,
dan lapisan C. Lapisan O adalah lapisan yang berada paling atas yang
merupakan tempat serasah-serasah bertumpuk kemudian mengalami
penguraian. Lapisan A berupa tanah mineral yang bercampur senyawa-
senyawa organik yang merupakan hasil pengurain lapisan O sebagai lindi.
Lapisan B adalah campuran tanah mineral dengan endapan lindi organik.
Lapisan C merupakan hasil pelapukan batuan induk yang berisi serpihan-
serpihan batuan yang ada atau tidak ada mengandung senyawa organik.
Pada praktikum ini, hasil pemeriksaan profil tanah yang didapatkan
hanya sampai pada lapisan O dan lapisan A, karena memang pada lokasi
tersebut tidak memadai namun sebenarnya hal tersebut bisa diatasi dengan
menggai lebih dalam atau pindah kelokasi yang lebih memadai.
Warna kedua lapisan ini juga berbeda, karena senyawa-senyawa yang
terdapat padanya berbeda. Pada lapisan O berwarna gelap karena relatif kaya
dengan bahan organik seperti halnya nitrogen atau zat hara lainnya. Namun,
tidak selamanya warna tanah itu menunjukkan banyaknya kandungan bahan
organik. Pada lapisan kedua warna tanahnya lebih terang, karena pada lapisan
ini telah bercampur dengan bahan mineral lainnya dan telah mengalami
pengurangan senyawa organik dan proses leaching , misalnya karena air
hujan.
Pada lokasi profil tanah yang dilakukan memiliki karakteristik vegetasi
tertutup atau lahan tertutup yang sudah terganggu oleh kegiatan manusia.
Karakteristik vegetasi lokasi ini berupa serasah aatau sampah dedaunan dari
tumbuhan sekitar. Adanya aktifitas manusia di tempat ini ditandai dengan
kebun sawit. Serasah-serasah yang terdapat dipermukaan tanah ini dapat
mempengaruhi lingkungannya karena dapat membantu proses penguraian dan
bahan organik untuk tanah. Ketebalannya mencapai 60 cm. Pada permukaan
tanah ini tidak ditemukan adanya kascing (“cast” cacing tanah).
Pada pemeriksaan tekstur tanah lapisan O itu merupakan kelompok
pasir, karena pada saat diambil kemudian disemprot pakai air lali diremas-
remas dan diletakkan di papan ia membentuk gundukan seperti gunung.
Begitu juga pada lapisan A, tekstur yang dirasakan juga terasa ada pasir. Maka
kedua lapisa ini termasuk kelompok pasir (sand).

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum yang diperoleh maka dapat disimpulkan sebagai


berikut :
1. Tanah merupakan hasil pelapukan batuan induk yang berupa butiran-
butiran atau agregat-agregatnya.
2. Tanah sangat berperan penting bagi makhluk hidup
3. Cara menggali tanah dengan menggunakan cangkul dengan megukur
kedalaman tanah dengan meteran sedalam 100 cm
4. Profil tanah yang didapat ada dua lapisan, yaitu lapisan O dengan tebal 20
cm dan lapisan A dengan tebal 90 cm.
5. Merasakan tekstur tanah menggunakan rabaan tangan atau dengan
menggesekkan ibu jari dengan jari telunjuk dengan teliti
6. Tekstur tanah yang didapatkan dari keduan lapisan diatas ialah pasir
(sand)
7. Deskripsi profil tanah dan tekstur tanah dengan baik dan benar dengan
memperhatikan ukuran, warna, dan tempat tersebut.

5.2 Saran

Dalam melakukan pengamatan profil tanah dilakukan dengan baik lagi agar
ketebalan lapisan tanah dan warna tidak salah, serta pengamatan tekstur tanah
dengan indra, sebaiknya dilakukan dengan teliti dan lebih peka lagi supaya data
yang diperoleh lebih tepat.

DAFTAR PUSTAKA

Bale, A. 2001. Ilmu Tanah I. Yogyakarta:UGM.

Buckman. 1982. Pengelolaan Kesuburan Tanah. Jakarta: Bumi Aksara.


Darlita, R.R. Benni Joy.& Rija Sudirja. 2017. Analisa Beberapa Sifat Kimia
Tanah Terhadap Peningkatan Produkai Kelapa Sawit Pada Tanah Pasar
Pada Perkebunan Kelapa Sawit Selangkun. Jurnal Agrikultura. Volume
28 (1):15-20.

Darmawijaya, M. I. 1990. Klasifikasi Tanah. Yogyakarta: UGM.

Hakim, N. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Lampung: Universitas Lampung.

Hanafiah, K. A. 2p04. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta: PT. Radja Grafindo


Persada.

Hardjowigeno.1992. Klasifikasi Tanah, Dasar-Dasar Teori Bagi Peneelitian


Tanah dan Pelaksanan Peelitian. Yogyakarta: UGM.

Lugito. 2012. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Munthe, Rina Ramadhani. Posma Marbun & Purba Marpaung. 2017. Evaluasi
Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kelapa Sawit dan Kelengkeng Di
Kecamatan Serbau Kabupaten Labuhan Batu Utara. Jurnal
Agroteknologi. Volume 5 (1):144-151.

Nurmansyah, S. Ambar Kusumandari & Kaharudin. 2017. Dampak


Kepariwisataan Terhadap Erosi Tanah Di Kawasan Kaliurang. Jurnal
Ilmu Kehutanan. Volume 1 (1):35-50.

Putra, A, Singgih Waskita. Mukri Prabowo& M. Lutfi Rayes. 2014. Studi Tingkat
Perkembagan Tanah Pada Toposekuen Gunung Anjasmoro Kabupaten
Malang Jawa Timur. Jurnal Tanah dan Sumber Daya Lahan. Volume 1
(1):39-50.

Sarwono, H. 2003. Ilmu Tanah. Jakarta: Akademika Presindo.

Sutejo, M. M. Dan Kartasapoetra, A. G. 2002. Pengantar Ilmu Tanah. Jakarta:


Rineka Cipta.

Waskito, Purba Marpuang. & Aloda Lubis. 2017. Evaluasi Kesuaian Lahan
Tanaman Padi Sawah, Padi Gogo, dan Sorgum Di Kecamatan Sei
Bamban Kabupaten Serdang Bedagai. Jurnal Agroteknologi. Volume 5
(1):226-232.
LAMPIRAN
Gambar 1.1 Tinggi lapisan O

Gambar 1.2 Tinggi lapisan A


Gambar 1.3 Vegetasi yang menutupi lapisan O

Gambar 1.4 Tanah disemprot dengan air


Gambar 1.5 Tanah setelah disemprot, tanah dibentuk menjadi bentuk A atau
gundukan

Anda mungkin juga menyukai