Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KARAKTERISTIK TANAH
OLEH
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2019
I. PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Mempelajari cara menggali tanah untuk pembuatan profil tanah.
2. Mempelajari cara sederhana menggambar profil tanah.
3. Mempelajari cara praktis dan sederhana (“by feel”) untuk mengenali
tekstrur tanah.
4. Mempelajari cara sederhana membuat deskripsi profil tanah, terutama
sekali untuk kepentingan penelitian ekologi.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Tanah adalah suatu benda alami yang terdapat di permukaan kulit bumi,
yang tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan sisa tumbuhan
dan hewan, yang merupakan medium pertumbuhan tanaman dengan sifat-sifat
tertentu yang terjadi akibat gabungan dari faktor-faktor iklim, bahan induk,
jasad hidup, bentuk wilayah dan lamanya waktu pertumbuhan (Bale 2001).
Tanah adalah bahan padat (mineral atau organik) yang terletak
dipermukaan bumi, yang telah dan sedang serta terus mengalami perubahan
yang dipengaruhi oleh faktor-faktor: Bahan Induk, Iklim, Organisme,
Topografi, dan Waktu (Latumahina 2011).
Setiap tanah itu, mempunyai horizon-horizon yang mencirikan dan
sangat mempengaruhi perumbuhan tanaman tingkat tinggi (Lugito 2012).
Tubuh tanah (solum) tidak lain adalah batuan yang melapuk dan
mengalami proses pembentukan lanjutan. Usia tanah yang ditemukan saat ini
tidak ada yang lebih tua daripada periode Tersier dan kebanyakan terbentuk
dari masa Pleistosen (Maftuah 2005).
Tubuh tanah terbentuk dari campuran bahan organik dan mineral.
Tanah non-organik atau tanah mineral terbentuk dari batuan sehingga ia
mengandung mineral. Sebaliknya, tanah organik (organosol/humosol)
terbentuk dari pemadatan bahan organik yang terdegradasi (Jumar 2000).
Tanah organik berwarna hitam dan merupakan pembentuk utama lahan
gambut dan kelak dapat menjadi batu bara. Tanah organik cenderung memiliki
keasaman tinggi karena mengandung beberapa asam organik (substansi
humik) hasil dekomposisi berbagai bahan organik. Kelompok tanah ini
biasanya miskin mineral, pasokan mineral berasal dari aliran air atau hasil
dekomposisi jaringan makhluk hidup. Tanah organik dapat ditanami karena
memiliki sifat fisik gembur (sarang) sehingga mampu menyimpan cukup air
namun karena memiliki keasaman tinggi sebagian besar tanaman pangan akan
memberikan hasil terbatas di bawah capaian optimum (Munthe et al 2017).
Tanah non-organik didominasi oleh mineral. Mineral ini membentuk
partikel pembentuk tanah. Tekstur tanah demikian ditentukan oleh komposisi
tiga partikel pembentuk tanah: pasir, lanau (debu), dan lempung. Tanah
pasiran didominasi oleh pasir, tanah lempungan didominasi oleh lempung.
Tanah dengan komposisi pasir, lanau, dan lempung yang seimbang dikenal
sebagai geluh (loam) (Sutejo et al 2002).
Warna tanah merupakan ciri utama yang paling mudah diingat orang.
Warna tanah sangat bervariasi, mulai dari hitam kelam, coklat, merah bata,
jingga, kuning, hingga putih. Selain itu, tanah dapat memiliki lapisan-lapisan
dengan perbedaan warna yang kontras sebagai akibat proses kimia
(pengasaman) atau pencucian (leaching). Tanah berwarna hitam atau gelap
seringkali menandakan kehadiran bahan organik yang tinggi, baik karena
pelapukan vegetasi maupun proses pengendapan di rawa-rawa. Warna gelap
juga dapat disebabkan oleh kehadiran mangan, belerang, dan nitrogen. Warna
tanah kemerahan atau kekuningan biasanya disebabkan kandungan besi
teroksidasi yang tinggi; warna yang berbeda terjadi karena pengaruh kondisi
proses kimia pembentukannya. Suasana aerobik/oksidatif menghasilkan warna
yang seragam atau perubahan warna bertahap, sedangkan suasana
anaerobik/reduktif membawa pada pola warna yang bertotol-totol atau warna
yang terkonsentrasi (Lugito 2012).
Kepekatan warna tanah tergantung pada sifat, penyebarab dan total
banyaknya bahan organik yang ada didalamnya. Dalam perbandingan lasir,
lumpur, dan liat tanah dapat membentuk tekstur (Darlita et al 2017).
Tidak ada tanah yang mengandung hanya satu jenis fraksi mineral saja.
Namun, semua tanah dapat terbentuk dari tiga fraksi dalam perbandingan yang
berbeda-beda
Kerikil dan pasir merupakan sumber hara makanan yang buruk. Karena
dengan adanya kerikil dan pasir dalam tanah berat berarti mengganggu
keseragaman dan dengan pergerakannya akan membuka saluran-saluran untuk
udara dan air (Nurmansyah et al 2017).
Profil tanah merupakan irisan vertikal tanah dimulai dari lapisan paling
atas hingga kebatuan induk tanah (regolith), yang biasanya terdiri dari
horizon-horizon O-A-B-C-R. Empat lapisan teratasyang masih dipengaruhi
cuaca disebut solum tanah, horizon O-A disebut lapisan tanah atas dan horizon
E-B disebut lalisan tanah basah (Waskito et al 2017).
Profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah,
dibuat dengan cara menggali lubang dengan ukuran (panjang dan lebar)
tertentu dan kedalaman tertentu pula sesuai dengan keadaan tanah dan
keperluan penelitiannya (Sutejo et al 2002).
Kegunaan langsung dari pengamatan profil tanah ini antara lain adalah
untuk mengetahui :
1. Kedalaman lapisan olah atau solum tanah merupakan indikator potensi
kedalaman akar tanaman untuk berpenetrasi.
2. Makin lengkap atau makin berdifferensiasi horizon-horizon berarti makin
tua umur tanah. Namun, kelengkapan atau berdifferensiasi horizon dapat
pula makin berkurang atau makin baur apabila tanah tersebut mengalami
erosi.
3. Tanah yang berwarna gelap berati banyak mengandung bahan organik
tanah atau belum mengalami pelindian (leaching) hara secara intensif,
sehingga relatif subur, sedangkan tanah yang berwarna terang atau pucat
bararti berbahan organik rendah atau telah mengalami pelindian hara
intensif, sehingga relatif miskin.
(Darmawijjaya 1990).
4.1 Hasil
Berikut ini adalah hasil dari pengamatan baik yang profil tanah maupun
tekstur tanahnya yang didapatkkan :
Tabel 4.1
Berikut ini adalah gambar profil tanah yang dimulai dari lapisan O hingga lapisan
A:
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Dalam melakukan pengamatan profil tanah dilakukan dengan baik lagi agar
ketebalan lapisan tanah dan warna tidak salah, serta pengamatan tekstur tanah
dengan indra, sebaiknya dilakukan dengan teliti dan lebih peka lagi supaya data
yang diperoleh lebih tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Munthe, Rina Ramadhani. Posma Marbun & Purba Marpaung. 2017. Evaluasi
Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kelapa Sawit dan Kelengkeng Di
Kecamatan Serbau Kabupaten Labuhan Batu Utara. Jurnal
Agroteknologi. Volume 5 (1):144-151.
Putra, A, Singgih Waskita. Mukri Prabowo& M. Lutfi Rayes. 2014. Studi Tingkat
Perkembagan Tanah Pada Toposekuen Gunung Anjasmoro Kabupaten
Malang Jawa Timur. Jurnal Tanah dan Sumber Daya Lahan. Volume 1
(1):39-50.
Waskito, Purba Marpuang. & Aloda Lubis. 2017. Evaluasi Kesuaian Lahan
Tanaman Padi Sawah, Padi Gogo, dan Sorgum Di Kecamatan Sei
Bamban Kabupaten Serdang Bedagai. Jurnal Agroteknologi. Volume 5
(1):226-232.
LAMPIRAN
Gambar 1.1 Tinggi lapisan O