PENDAHULUAN
Tuberkulosis Paru (TB Paru) merupakan salah satu penyakit yang sampai
saat ini masih menjadi penyebab utama kematian di dunia. TB paru merupakan
kasus baru dan kurang dari dua pertiga (63%) dari 9,6 juta orang diperkirakan telah
menderita TB.3 Di Indonesia diperkirakan setiap tahun terdapat 430.000 kasus baru.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, Sulawesi Utara tercatat kurang lebih
6.889 orang atau 0,3% dari total penduduk mengidap TB dan di kota Manado pada
TB paru adalah infeksi paru yang menyerang jaringan parenkim paru dan
luka terbuka pada kulit. Kebanyakan infeksi TB terjadi melalui udara (airborne),
yaitu melalui inhalasi droplet yang mengandung kuman-kuman basil tuberkel yang
demam, batuk berdarah dan tidak ada nafsu makan sehingga menyebabkan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
B. Etiologi
berbentuk batang dengan ukuran 2-4 µ x 0,2-0,5 µm, dengan bentuk uniform,
tidak berspora dan tidak bersimpai. Dinding sel mengandung lipid sehingga
memerlukan pewarnaan khusus agar dapat terjadi penetrasi zat warna. Yang
dinding sel menyebabkan kuman TB sangat tahan terhadap asam basa dan tahan
Energi diperoleh dari oksidasi senyawa karbon yang sederhana. CO2 dapat
mati pada suhu 600C selama 15-20 menit. Pengurangan oksigen dapat
C. Epidemiologi
kesehatan masyarakat global yang serius yang menyebabkan 1,5 juta kematian pada
2013 dan 9 juta orang jatuh sakit.9 Pada tahun 2014, TB membunuh 1,5 juta orang
Global Tuberculosis Report WHO (2014) terdapat 6 juta kasus baru dan kurang
dari dua pertiga (63%) dari 9,6 juta orang diperkirakan telah menderita TB.3 Di
Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, Sulawesi Utara tercatat kurang lebih 6.889
orang atau 0,3% dari total penduduk mengidap TB dan di kota Manado pada tahun
Lima provinsi dengan tuberculosis paru tertinggi adalah Jawa Barat (0,7%),
Papua (0,6%), DKI Jakarta (0,6%), Gorontalo (0,5%), Banten (0,4%) dan Papua
Barat (0,4%), sedangkan Sulawesi Utara sebesar 0,3%, presentasenya sama dengan
provinsi Aceh, Bangka Belitung, Jogjakarta, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara
D. Patofisiologi
pencernaan, dan luka terbuka pada kulit. Kebanyakan infeksi tuberculosis terjadi
melalui udara (airborne), yaitu melalui inhalasi droplet yang mengandung kuman-
dalam droplet untuk mencapai ruang alveolus. Jika sistem pertahanan host gagal
untuk mengeliminasi infeksi, basil akan berkembang biak dalam makrofag dan
Jika replikasi bakteri tidak terkontrol, tuberkel membesar dan basil akan
utama manifestasi klinik pada tuberculosis.11 Organisme yang lolos dari kelenjar
getah bening akan mencapai aliran darah dalam jumlah kecil, yang kadang-kadang
E. Manifestasi Klinis
lokal dan gejala sistemik, bila organ yang terkena adalah paru maka gejala local
a. Gejala respiratorik:6,7,12
penyakit tidak sama, mungkin saja batuk baru ada setelah penyakit
pada tuberkulosis terjadi pada kavitas, tetapi dapat juga terjadi pada ulkus
dinding bronkus.
Sesak napas. Pada penyakit yang ringan (baru tumbuh) belum dirasakan
sesak napas. Sesak napas akan ditemukan pada penyakit yang sudah
Nyeri dada. Gejala ini agak jarang ditemukan. Nyeri dada timbul bila
napasnya.1,2
b. Gejala sistemik:6,7,12
merasa tidak pernah bebas dari serangan demam influenza. Keadaan ini
sangat dipengaruhi oleh daya tahan tubuh pasien dan berat ringannya
malaise sering ditemukan berupa anoreksia tidak ada nafsu makan, badan
makin kurus (berat badan turun), sakit kepala, nyeri otot dan keringat
malam. Gejala malaise ini makin lama makin berat dan terjadi hilang
Gejala tuberkulosis ekstra paru tergantung dari organ yang terlibat, misalnya
tidak nyeri dari kelenjar getah bening, pada meningitis tuberkulosis akan
terlihat gejala meningitis, sementara pada pleuritis tuberkulosis terdapat
gejala sesak napas dan kadang nyeri dada pada sisi yang rongga pleuranya
terdapat cairan.
F. Diagnosis
Gejala utama pasien TB paru adalah batuk berdahak selama 2-3 minggu
atau lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur
darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat
badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam
1. Pemeriksaan Fisik
dapat dijumpai antara lain suara napas bronkial, amforik, suara napas
mediastinum.14
2. Pemeriksaan Mikrobiologi
Pewarnaan Fluorokrom.
a. Pewarnaan Ziehl-Neelsen
sediaan, kemudian dipanaskan diatas nyala api sampai keluar asap tetapi
dibiarkan dingin selama 5-7 menit lalu kelebihan zat warna dibuang dan
dicuci dengan air yang mengalir perlahan. Setelah itu larutan asam
dibiarkan selama 2-4 menit kemudian dicuci dengan air mengalir selama
(methylene blue 1g, H2SO4 96% 20 ml, alcohol absolut 30 ml, H2O
kemudian kelebihan zat warna dibuang dan dicuci dengan air yang
c. Pewarnaan Fluorokrom
selama 15 menit kemudian dicuci dengan air bebas klorin atau H2O
di udara.
3. Pemeriksaan Radiologi
Kelainan pada foto thoraks bisa sebagai usul tetapi bukan sebagai diagnose
utama pada TB. Namun, foto thoraks bisa digunakan untuk menyingkirkan
2. Bila klinis ada dugaan terhadap penyakit TB paru, tetapi pada foto
rontgen tidak terlihat kelainan, maka ini merupakan tanda yang kuat
bukan tuberkulosis.
3. Sebaliknya, bila tidak ada kelainan pada foto thoraks belum berarti tidak
tuberkulosis.
tuberkulosis yang terpenting adalah bila ada kelainan pada foto thoraks.
5. Ditemukannya kelainan pada foto thoraks belum berarti bahwa penyakit
tersebut aktif.
klinis/laboratoris.
9. Pemeriksaan rontgen tuberkulosis paru saja tidak cukup dan dewasa ini
foto rontgen adalah suatu keharusan, yaitu foto posterior anterior (PA),
Pada posisi PA, pengambilan foto dilakukan pada saat pasien dalam
posisi berdiri, tahan napas pada akhir inspirasi dalam. Bila terlihat suatu
2. Proyeksi Lateral
Pada proyeksi lateral, posisi berdiri dengan tangan disilangkan di
adanya kelainan pada daerah apeks kedua paru. Proyeksi tambahan ini
hendaknya dibuat setelah foto rutin diperiksa dan bila terdapat kesulitan
dilakukan pada posisi berdiri dengan arah sinar menyudut 35-45 derajat
klavikula.
gambaran radiologis:
1. Tuberkulosis Primer
menyerang anak, tetapi bisa terjadi pada orang dewasa dengan daya
gambaran foto normal. Pada 15% kasus tidak ditemukan kelainan, bila
Lokasi kelainan biasanya terdapat pada satu lobus, dan paru kanan lebih
sering terkena terutama di daerah lobus bawah, tengah dan lingual serta
tersembunyi di belakangnya.
Figure 2a: Parenchymal primary tuberculosis in an Chest radiograph shows a bulky left hilum and a right
adult. Radiograph of the left lung demonstrates paratracheal mass, findings that are consistent with
extensive upper lobe and lingular consolidation lymphadenopathy and are typical in pediatric patients.
Tuberkulosis yang bersifat kronis ini terjadi pada orang dewasa atau
hidup dan produktivitas pasien, mencegah kematian akibat TB aktif atau efek
dosis tetap (KDT) untuk mengurangi risiko terjadinya TB resisten obat akibat
monoterapi. Dengan KDT pasien tidak dapat memilih obat yang diminum,
jumlah butir obat yang harus diminum lebih sedikit sehingga dapat
meningkatkan ketaatan pasien dan kesalahan resep oleh dokter juga diperkecil
menjadi empat kelompoik berat badan 30-37 kg BB, 38-54 kg, 55-70 kg BB
LAPORAN KASUS
A. Identitas
Nama : DJM
Umur : 49 tahun
Pekerjaan :
Alamat : Minsel
No. RM : 55.00.84
B. Anamnesis
Pasien dating dengan keluhan batuk sejak 1 bulan lalu. Batuk disertai
dengan darah. Darah yang keluar lebih ½ gela aqua. Sesak napas (+) 1 jam
SMRS, sesak sering dialami pasien namun hilang timbull. Demam (+) sejak
1 hari SMRS. Demam turun setelah minum obat penurun panas namun naik
lagi. Mual (+), muntah (-), pusing (+), nyeri ulu hati (-), keringat malam hari
(+), penurunan berat badan (+) kurang lebih 10 kg dalam 1 bulan terakhir,
BAB dan BAK biasa.
Riwayat penyakit dahulu : (-)
C. Pemeriksaan Fisik
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,7oC
D. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Leukosit : 15,800 uL
Eritrosit : 3.46 10^6/uL
Hb : 10.5 g/dl
Ht : 29.6%
Trombosit : 522,000 uL
MCH : 30.3 pg
MCHC : 35.5 g/dL
MCV : 85.5 fL
SGOT : 39 U/L
SGPT : 22 U/L
LED : 100 mm
Ureum : 27 mg/dL
Creatinin : 0.6 mg/dL
GDS : 104 mg/dL
Albumin : 1.50 g/dL
Radiologi
E. Diagnosis
F. Pengobatan
- Rifampisin 150 mg
- INH 75 mg
- Pirazinamid 400 mg
- Etambutol 275 mg
DAFTAR PUSTAKA