Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Daftar Pustaka
1. Carthew RW, Sontheimer EJ. Origins and Mechanisms of miRNAs and siRNAs. Cell. 2009; 136:
642–655.
2. Wilson RC, Doudna JA. Molecular Mechanisms of RNA Interference. Annu. Rev. Biophys. 2013;
42: 217-239.
3. Carthew RW, Sontheimer EJ. Origins and mechanisms of miRNAs and siRNAs. Cell. 2009; 136
(4): 55–642.
8. Fire A, Xu S, Montgomery MK, Kostas SA, et al. Potent and specific genetic interference by
double-stranded RNA in Caenorhabditis elegans. Nature. 1998; 391: 806–811.
9. Endoh T, Ohtsuki T. Cellular siRNA delivery using cell-penetrating peptides modified for
endosomal escape. Advanced Drug Delivery Reviews. 2009; 61: 704–709.
49. Fire A, Xu S, Montgomery MK, Kostas SA, et al. Potent and specific genetic interference By
double-stranded RNA in Caenorhabditis elegans. Nature. 1998; 391 (6669): 806-811.
50. Tomari Y, Zamore PD. Perspective: machines for RNAi. Genes Dev. 2005; 19: 517–529.
52. Meister G, Tuschl T. Mechanisms of gene silencing by doublestranded RNA. Nature. 2004; 431:
343–349.
53. Elbashir SM, Harborth J, Lendeckel W, Yalcin A, et al. Duplexes of 21-nucleotide RNAs
mediate RNA interference in cultured mammalian cells. Nature. 2001; 411: 494–498.
10. Oh YK, Park TG. siRNA delivery systems for cancer treatment. Advanced Drug Delivery
Reviews. 2009; 61: 850–862.
11. Pal A, Ahmad A, Khan S, Sakabe I, et al. Systemic delivery of Raf siRNA using cationic
cardiolipin liposomes silences Raf-1 expression and inhibits tumor growth in xenograft model of
human prostate cancer. Int. J. Oncol. 2005; 26: 1087–1091.
12. Landen CN Jr., Chavez-Reyes A, Bucana CR, Schmandt MT, et al. Sood, Therapeutic EphA2
gene targeting in vivo using neutral liposomal small interfering RNA delivery. Cancer Res. 2005;
65: 6910–6918.
13. Rubin MA. Targeted therapy of cancer:
new roles for pathologists prostate cancer. Mod. Pathol. 2008; 21 (2): 44–55.
14. Soutschek J, Akinc A, Bramlage BK, Charisse R, et al. Vornlocher, Therapeutic silencing of an
endogenous gene by systemic administration
of modified siRNAs. Nature. 2004; 432: 173–178.
15. Aigner A, Nonviral in vivo delivery of therapeutic small interfering RNAs. Curr. Opin. Mol.
Ther. 2007; 9: 345–352.
16. Santel A, Aleku M, Keil O, Endruschat J, et al. RNA interference in the mouse vascular
endothelium by systemic administration of siRNA– lipoplexes for cancer therapy. Gene Ther. 2006;
13: 1360–1370.
17. Juliano R, Alam MR, Dixit V, Kang H. Mechanisms and strategies for effective delivery of
antisense and siRNA oligonucleotides. Nucleic Acids Res. 2008; 36: 4158–4171.
75. Lungwitz U, Breunig M, Blunk T, Gopferich A. Eur. J. Pharm. Biopharm. 2005; 60: 247.
73. . Jere D, Jiang HL, Arote R, Kim YK, et al. expert Opin. Drug Delivery. 2009; 6: 827.
56. Zhang S, Zhao B, Jiang H, Wang B, et al. Cationic lipids and polymers mediated vectors for
delivery of siRNA. J. Control Release. 2007; 123: 1–10.
19. Jeong JH, Kim SW, Park TG. Molecular design of functional polymers for gene therapy. Prog.
Polym. Sc. 2007; 32: 1239–1274.
Plasmid siRNA ini memiliki kapasitas yang cukup besar dibandingkan dengan volume inti
nanoliposom, sehingga perlu adanya pengurangan volume plasmid dengan menggunakan kondrotin dan
[59,60]
protamine .
Nanoliposom dibuat dengan menggunakan teknik hydration of lipid film. Kolestrol, CHEMS,
PEG 2000-C16 Ceramide, ligan Fas , dan plasmid dilarutkan dalam pelarut yang mengandung
[60,61]
kloroform . Selanjutnya, campuran dikeringkan dengan evaporator rotary dan kemudian dilakukan
proses freeze drying selama 3 jam. Hasilnya kemudian dihidrasi dengan phosphate-buffered saline dan di
vortex selama 10 menit. Setelah itu, produk berupa Fas-NL-siRNA yang termodifikasi PEG siap untuk
[61]
diaministrasikan
Daftar Pustaka
[17] T. Shiraishi, K. Suzuyama, H. Okamoto, et all. Increased cytotoxicity of soluble Fas ligand by
fus- ing isoleucine zipper motif, Biochem. Biophys. Res. Commun. 322 (2004) 197–202.
[18] J.L. Cereghino, J.M. Cregg, Heterologous protein expression in the methylotrophic yeast
Pichia pastoris, FEMS Microbiol. Rev. 24 (2000) 45–66.
[19] R. Daly, M.T.W. Hearn, Expression of heterologous proteins in Pichia pastoris: a useful
experimental tool in protein engineering and production, J. Mol. Recognit. 18 (2005) 119–138.
[20] S. Macauley-Patrick, M.L. Fazenda, B. McNeil, L.M. Harvey, Heterologous protein production
using the Pichia pastoris expression system, Yeast 22 (2005) 249–270.
Injury Model
Mencit C57BL/6 berumur enam minggu ditempatkan pada alat stereotoksik. Selanjutnya, digunakan
jarum berukuran 19 gauge untuk melukai tengkorak tikus sedalam 3mm dan sepanjang 1mm. Trauma
buatan ini hanya dilakukan pada salah satu hemisfer korteks otak tikus sedangkan hemisfer kontralateral
akan diamati sebagai kontrol. 2 nmol siRNA dicampur ke dalam 5% dextrosa dan disuntikan melalui vena
ekor tikus setelah 5 menit setelah dilakukan perlukaan. Tikus dianastesi menggunakan isofluran.
Setelahnya, tikus diterminasi melalui jalan asfiksia karena CO2 setelah 72 jam administrasi dari siRNA.
Selanjutnya, korteks otak tikus yang mengalami trauma tadi diseksi untuk dites menggunakan western
blotting dengan tujuan untuk mengetahui aktivitas caspase 3.
Dafpus
Ester J. Kwon, Matther Skalak, Riana Lo Bu, et all. Neuron-Targeted Nanoparticle for siRNA
DElivery to Traumatic Brain Injuries. ACS nano. 10:7926-7933. 2016.
Potensi
Potensi
Nanoliposom yang digunakan telah terbukti mempunyai potensi dalam membawa siRNA dalam
proses terapi gen. Pada traumatic brain injury atau TBI, trauma sekunder bisa memicu respon dari
disregulasi dari sawar darah otak, munculnya edema, disekresikannya neurotransmiter eksitatori secara
berlebihan, dan inflamasi. Efek tidak langsung ini bisa terjadi secara kronis dan bisa menyebabkan kematian
sel neuron secara meluas pada otak mulai dari jam hingga bertahun-tahun sejak trauma pertama.
Untuk mencegah apoptosis neuron yang disebabkan oleh trauma sekunder, peneliti mengirimkan
siRNA yang menargetkan caspase 3. Caspase 3 dikenal sebagai komponen utama dalam proses apoptosis
setelah terjadi TBI (28). Pengiriman sekuens siRNA yang menargetkan caspase 3 menunjukan hasil yang
signifikan yaitu level mRNA caspase 3 berkurang hingga 50% setelah 48 jam terapi (gambar 4A dan 6B).
Selain itu, kadar zimogen dan caspase 3 bentuk aktif berkurang juga secara signifikan.
Vaskuler pada otak mengalami perubahan permeabilitas yang bersifat temporer setelah terjadinya
trauma sehingga pemberian terapi ini sebaiknya dilakukan dalam 24 jam setelah trauma. Perubahan
permeablitas ini terjadi karena efek tidak langsung dari jalur persinyalan dari respon trauma (12,23).
Ketika nanoliposom berbasis siRNA ini diadministrasikan, pengamatan menunjukan bahwa tidak
ada akumulasi dari peptida ini pada jaringan otak tikus yang lebih dalam. Selain itu, nanoliposom berbasis
siRNA ini juga banyak terakumulasi pada jaringan yang mengalami trauma saja dan tidak terakumulasi
pada jaringan yang sehat. Peneliti menggunakan antibodi antifluoresen untuk memonitoring aktivitas
siRNA. Hal ini membuktikan bahwa siRNA merupakan terapi gen yang aman dan bisa meminimalisir efek
off target pada jaringan non-target (gambar 5b).
Nanoliposom berbasis siRNA ini hanya terakumulasi maksimal enam jam setelah administrasi dan
mengalami penurunan yang signifikan dalam 24 jam. Administrasi terapi ini juga menunjukan efek lain
seperti berkurangnya edema pada otak sehingga bisa mengurangi tekanan intrakranial lokal. Hal ini
membuktikan bahwa siRNA merupakan terapi gen yang aman karena waktu kerjanya yang tidak terlalu
lama. Sebab, jika waktu kerja suatu terapi gen lama, hal yang ditakutkan adalah efek off target dan
mempengaruhi ekspresi protein lain.
Administrasi siRNA yang dilakukan setelah lima menit terjadinya trauma, menunjukan hasil yang
signifikan dalam menurunkan level protein CASP3 dibandingkan dengan kontrol. (gambar 6a). Jika
dipersentasikan, maka kurang lebih 80% protein CASP3 berhasil diknockdown pada hemisfer yang
mengalami trauma.
Gambar 5b
Akumulasi dari nanoliposom siRNA yang telah diberi label fluoresens pada hemisfer yang mengalami
trauma pada waktu tertentu setelah injeksi
Gambar 6a
analisis western blot yang dilakukan pada tingkat ekspresi caspase 3 pada model tikus traumatic brain
injury
Daftar pustaka
(28) Clark, R. S.; Kochanek, P. M.; Watkins, S. C.; Chen, M.; Dixon, C. E.; Seidberg, N. A.; Melick, J.; Loeffert,
J. E.; Nathaniel, P. D.; Jin, K. L.; Graham, S. H. Caspase-3 Mediated Neuronal Death after Traumatic
Brain Injury in Rats. J. Neurochem. 2000, 74 (2), 740−53.
(12) Smith, N. M.; Gachulincova, I.; Ho, D.; et all. An Unexpected Transient Breakdown of the Blood
Brain Barrier Triggers Passage of Large Intravenously Administered Nanoparticles. Sci. Rep. 2016, 6,
22595.
(23) Price, L.; Wilson, C.; Grant, G. Blood-Brain Barrier Pathophysiology Following Traumatic
Brain Injury. In Translational Research in Traumatic Brain Injury; Laskowitz, D., Grant, G., Eds.; CRC
Press: Boca Raton, FL, 2016.
Ester J. Kwon, Matther Skalak, Riana Lo Bu, et all. Neuron-Targeted Nanoparticle for siRNA
DElivery to Traumatic Brain Injuries. ACS nano. 10:7926-7933. 2016.