Anda di halaman 1dari 10

Tugas Resume

PHAEOPHYTA DAN RODOPHYTA

DISUSUN OLEH :

NAMA : CHRISTINA ELISABETH ANTOU

NIM : A 221 17 031

KELAS :A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2019
1.1 Phaeophyta
Pengertian Phaeophyta
Phaeophyta atau ganggang coklat adalah salah satu kelas dari dari ganggang
berdasarkan zat warna atau pigmentasinya. Pigmen yang lebih dominan adalah
pigmen xantofil yang menyebabkan ganggang berwarna coklat. Pigmen lain yang
terdapat dalam Phaeophyceae adalah klorofil A dan C serta karoten. Set vegetatif
mengandung khloroplast berbentuk bulat, bulat panjang, seperti pita; mengandung
khlorofil a dan khlorofil c serta beberapa santofil misalnya fukosantin. Cadangan
makanan berupa laminarin dan manitol. Dinding sel mengandung selulose dan
asam alginat. Sel-sel ganggang hijau mempunyai khloroplas yang berwarna hijau,
dan mengandung khlorofil a dan b serta karetinoid. Pada chloroplas terdapat
perenoid. Hasil asimilasi berupa tepung dan lemak, terdiri dari sel-sel yang
merupakan koloni berbentuk benang yang bercabang-cabang, hidupnya ada yang
diair tawar, air laut dan juga pada tanah yang lembab atau yang
basah. Setiap organisme tersusun dari salah satu diantara dua jenis sel yang secara
struktural berbeda, sel prokariotik dan sel eukariotik. Hanya bakteri dan arkhea;
alga hijau biru yang memiliki sel prokariotik. Sedangkan protista, tumbuhan,
jamur dan hewan semuanya mempunyai sel eukariotik (Chapman, 1980).

Ciri-ciri Phaeophyta
Beberapa ciri umum yang di miliki oleh Phaeophyta, yaitu sebagai berikut:
1. Sebagian besar Phaeophyta terdapat dilaut.
2. Phaeophyta banyak terdapat didaerah yang beriklim dingin.
3. Alga ini banyak mendominasi bagian lateral daerah artik dan antartik.
4. Ada jenis-jenis lainnya yang hidup didaerah tropic dan subtropik.
5. Sebagian besar dari phaeophyta hidup melekat pada subtract karang dan
lainnya.
6. Beberapa diantaranya hidup sebagai epifit.
7. Semua berbentuk benang atau lembaran, bahkan ada yang menyerupai
tumbuhan tingkat tinggi denganbagian-bagian serupa akar, batang, dan daun.
8. Umumnya bersifat makroskopis, dan dapat mencapai ukuran lebih dari 30
meter, dan mempunyai gelembung-gelembung udara yang berfungsi sebagai
pelampung.
9. Mempunyai peranan penting bagi kehidupan manusia di antaranya: Sebagai
bahan makanan, pengasil alginate di laboratorium,dalam industri sebagai bahan
kosmetik, farmasi, dan penyusun fosil (Roger, 1988).

Struktur Phaeophyta
Pada phaeophyta umumnya dapat ditemukan adanya dinding sel yang
tersusun dari tiga macam polimer yaitu selulosa, asam alginat, fukan dan fukoidin.
Algin dari fukoidin lebih kompleks dari selulose dan fukoidin lebih kompleks dari
selulose dan gabungan dan keduanya membentuk fukokoloid. Dinding selnya juga
tersusun atas lapisan luar dan lapisan dalam, lapisan luar yaitu selulosa dan
lapisan dalam yaitu gumi. Tapi kadang-kadang dinding selnya juga mengalami
pengapuran. Inti selnya berinti tunggal yang mana pana pada pangkal berinti
banyak. Dinding sel menyebabkan sel tidak dapat bergerak dan berkembang
bebas, layaknya sel hewan. Namun demikian, hal ini berakibat positif karena
dinding-dinding sel dapat memberikan dukungan, perlindungan dan penyaring
(filter) bagi struktur dan fungsi sel sendiri. Dinding sel mencegah kelebihan air
yang masuk ke dalam sel. Dinding sel terbuat dari berbagai macam komponen,
tergantung golongan organisme. Pada tumbuhan, dinding-dinding sel sebagian
besar terbentuk oleh polimer karbohidrat (pektin, selulosa, hemiselulosa, dan
lignin sebagai penyusun penting). Pada bakteri, peptidoglikan (suatu glikoprotein)
menyusun dinding sel. Fungi memiliki dinding sel yang terbentuk dari kitin.
Sementara itu, dinding sel alga terbentuk dari glikoprotein, pektin, dan sakarida
sederhana (gula) (Margono, 1998).

Reproduksi Phaeophyta
Perkembangbiakan Phaeophyta dilakukan secara aseksual dan seksual, yaitu
sebagai berikut.
1. Perkembangbiakan secara aseksual dilakukan oleh zoospora atau aplanospora
yang tidak berdinding. Zoospora mempunyai dua, buah flagella yang tidak
sama panjang, terletak dibagian lateral. Spora dibentuk dalam sporangium yang
uniseluler, dinamanakan sporangia unilokuler. Atau spora yang dibentuk dalam
sporangia yang multiseluler yang disebut sporangium prulilekuler.
2. Perkembanganbiakan seksual dilakukan secara isogamet, anisogamet.
Sebelum terjadi pembuahan, layak anthernazoid mengelilingi sel telur pada
ganggang ini terbentuk 8 sel telur. Biasanya hanya satu antherozoid yang masuk
ke sel telur. Dalam waktu satu jam kedua intinya melebur dan terjadinya inti
diploid. Zigot segera membentuk dinding yang berlendir dan dapat melekat pada
substrat. Zigot membentuk tonjolan yang akan seperti cahaya.
Suhu pH dan adanya zat pengatur di dalam sel telur merupaan faktor
perangsang bagi terjadinya polaritas. Karena adanya cadangan makanan yang
cukup di dalam sel telur. Pada Mula-mulanya, pertumbuhan embrionya cepat,
kemudian pertumbuhan menjadi lambat tergantung dari fotosintesis. Tubuh yang
terbentuk bersifat diploid dan pembelahan reduksi terjadi pada waktu
gametogenesis. Jadi daur hidupnya bersifat diplontik.
Dalam daur hidupnya semua phacophyceae kecuali bangsa fucales
menunjukkan adanya pergantian keturunan antara gametofit dan sporofit, yang
masing-masing hidup sebagai individu yang bebas pergantian keturunan tersebut
bersifat isomorfik atau heteromorfik. Sebagian besar dari phaeophyceae
pertumbuhannya bersifat trikhothallik. Pertumbuhan trikhothallik adalah cara
pertumbuhan yang dilakukan oleh sel-sel yang letaknya di bagian basal dari
filamea yang terdapat pada ujung thallas. Sel-sel tersebut aktif membelah.
Sebagian besar phaeophyceae hidup di laut dan banyak ditemukan di daerah yang
beriklim dingin. Sebagian besar hidup melekat pada substrat karang dan lainnya
dan beberapa diantaranya hidup sebagai epifit. Anteridium berupa sel-sel
berbentuk jorong yang terletak rapat satu sama lain pada filamen pendek
bercabang-cabang yang muncul dari dasar dan tepi konseptakel.
Oogonium jumlahnya sangat banyak dan tiap oogonium mengandung 8 sel
telur. Akan tetapi, hanya 40% dari sel telur yang dapat dibuahi dan hanya 1 atau 2
dari setiap 100.000 spermatozoid dapat membuahi sel telur. Zigot lalu membentuk
dinding selulosa dan pektin, kemudian melekat pada suatu substrat dan tumbuh
menjadi individu baru yang diploid (Nahle, 2007).

Klasifikasi Phaeophyta
Berdasarkan tipe pergantian keturunan, phaeophyto di bagi dalam 3
golongan, yaitu:
1. Golongan Isogeneratae
Golongan isogeneratae yaitu golongan tumbuhan yang memiliki pergiliran
keturuan isomorf. Sporofit dan gametofit mempunyai bentuk dan ukuran yang
sama secara morfologi tetapi sitologinya berbeda.
Contoh: Ectocarpus
2. Golongan Heterogenerate
Golongan heterogenerate yaitu golongan tumbuhan yang memiliki pergiliran
keturunan yang heteromorf. Sporofit dan gametofitnya berbeda secara
morfologi maupun sitologinya.
Contoh: Laminaria
3. Golongan Cyelosporae
Golongan cyelosporae yaitu golongan tumbuhan yang tidak memiliki pergiliran
keturunan.
Contoh: Fucus
Alga coklat (Phaeophyta) hanya mempunyai satu kelas saja yaitu klas
phaeophyceae. Thallus dari jenis golongan phaeophyceae bersel banyak
(multiseluler), umumnya mikroskopik dan mempunyai bentuk tertentu. Sel
mengandung promakropora yang berwarna coklat kekuning-kuningan karena
adanya kandungan fukoxontin yang melimpah. Cadangan makanan berupa
laminarin yang beta glukan yang mengandung manitol. Dinding sel sebagian
besar tersusun oleh tiga macam polimer yaitu selulosa asam alginat, fukan dan
fuoidin (Irfani, 2011).
Habitat Phaeophyta
Alga/ganggang coklat ini umumnya tinggal di laut, hanya ada beberapa jenis
saja yang hidup di air tawar yang agak dingin dan sedang, terdampar dipantai,
melekat pada batu-batuan dengan alat pelekat (semacam akar). Bila di laut yang
iklimnya sedang dan dingin, talusnya dapat mencapai ukuran besar dan sangat
berbeda bentuknya. Ada yang hidup sebagai epifit pada talus lain. Tapi ada juga
yang hidup sebagai endofit. Di daerah subtropis, alga cokelat hidup di daerah
intertidal, yaitu daerah literal sampai sublitoral. Di daerah tropis, alga cokelat
biasanya hidup di kedalaman 220 meter pada air yang jernih (Campbell, 2003).

Peranan Phaeophyta
Adapun peranan ganggang coklat dalam kehidupan, yaitu:
1. Ganggang coklat dapat dimanfaatkan dalam industri makanan.
2. Phaeophyta sebagai sumber alginat banyak dimanfaatkan dalam dunia industri
tekstil untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas bahan industri, kalsium
alginat digunakan dalam pembuatan obat-obatan. Senyawa alginat juga banyak
digunakan dalam produk susu dan makanan yang dibekukan untuk mencegah
pembentukan kristal es.
3. Dapat digunakan sebagai pupuk organik karena mengandung bahan-bahan
mineral seprti potasium dan hormon seperti auxin dan sylokinin yang dapat
meningkatkan daya tumbuh tanaman untuk tumbuh, berbunga dan berbuah.
4. Macrocytis Pyrifers menghasilkan iodine (unsur yang dapat digunakan untuk
mencegah penyakit gondok).
5. Laminaria, Fucus, Ascophylum dapat menghasilkan asam alginat. Alginat
biasanya digunakan sebagai pengental pada produk makanan (sirup, salad,
keju, eskrim) serta pengentalan dalam industri (lem, tekstil, kertas, tablet
antibiotik, pasta gigi) dan pengentalan produk kecantikan (lotion, krim wajah).
6. Macrocytis juga dibuat sebagai makanan suplemen untuk hewan ternak karena
kaya komponen Na, P, N, Ca.
Alga coklat terdiri dari paduan struktur kimia manuronat dan guluronat.
Untuk pewarna tekstil, alga coklat yang digunakan adalah yang memiliki struktur
manuronat lebih banyak dalam hal ini ada pada Sargassum dan Turbinaria.
Struktur kimianya mengikat zat pewarna, namun lebih mudah melepaskannya
pada bahan kain. "Sebagai pewarna makanan dipilih alga yang memiliki struktur
guluronat lebih banyak karena sifatnya yang mudah dicerna," (Campbell, 2005).

1.2 Rodophyta
Pengertian Rhodophyta
Rhodophyta berasal dari bahasa yunani yaitu Rhodos yang berarti merah
jadi rhodophyta adalah ganggang merah. Jadi, Rhodophyta adalah ganggang
merah. Alga merah atau rhodophita adalah salah satu filum dari alga berdasarkan
zat warna atau pigmentasinya. Warna pada alga disebabkan oleh pigmen fikoeritin
dalam jumlah banyak di bandingkan klorofil, karoten dan santofil. Alga ini pada
umumnya bersifat banyak (multiselular) dan makropisnya. Panjangnya antara 10
cm sampai 1 meter dan berbentuk berkas dan lembaran.

Ciri-ciri Rhodophyta
Alga Merah diklasifikasikan dalam divisi Rhodophyta. Alga merah adalah
salah satu kelas dari alga berdasarkan zat warna atau pigmentasinya. Warna merah
pada alga ini disebabkan oleh pigmen fikoeritrin dalam jumlah banyak
dibandingkan pigmen klorofil, karoten, dan xantofil. Alga ini pada umumnya
banyak sel (multiseluler) dan makroskopis, tidak berflagel, memiliki kemampuan
menimbun kalsium karbonat di dalam dinding selnya. Alga ini dapat mencapai
panjang antara 10 cm sampai 1 m dan berbentuk benang atau lembaran. Contoh :
Eucheuma, Gelidium, Glacilaria, Batrachospermum, Chondrus, Porphyra,
Poliysiphonia, Nemalion. Adapun ciri-ciri Alga Merah secara spesifik adalah
sebagai berikut:
1. Mengandung kloroplas berisi fikoeretrin lebih banyak dibandingkan klorofil,
ada karotenoid, sedikit fikosianin.
2. Kebanyakan hidup di air laut, yaitu laut dalam yang hanya dapat dicapai oleh
cahaya bergelombang pendek. Hidup sebagai bentos, melekat pada substrat
dengan benang/cakram pelekat.
3. Bersifat autotrof, tetapi ada yang heterotrof. Yang heterotrof tidak
berkromatofora dan hidup sebagai parasit pada ganggang lain.
4. Hasil asimilasi berupa tepung floridae (mirip glikogen) dan floridosida
(senyawa gliserin dan galaktosa) serta tetes minyak. Kadang terdapat pirenoid.
5. Dinding sel ganggang merah terdiri atas selulosa (sebelah dalam) dan pektin
berlendir (sebelah luar).
6. Bentuk talus beranekaragam dengan jaringan tubuh yang belum bersifat
parenkim tetapi hanya berupa plektenkim.
7. Reproduksi aseksual dengan spora, dan seksual dengan cara oogami. Spora
atau gamet tidak berflagel, jadi tidak dapat bergerak aktif.

Struktur Rhodophyta
Sampai saat ini, lebih dari 6.000 spesies ganggang laut merah telah
ditemukan. Mereka adalah uniseluler serta organisme multiseluler dan dapat
menyerupai tanaman. Mereka milik kerajaan Protista dari Rhodophyta filum.
Mereka adalah eukariota, yaitu, mereka mengandung inti tertutup oleh membran.
Warna merah cemerlang ini disampaikan oleh pigmen, phycoerythrin, yang
menyerap cahaya biru, tetapi memantulkan cahaya merah. Selain phycoerythrin,
alga merah juga mengandung pigmen lain seperti klorofil, phycobiliprotein,
phycocyanin berwarna biru, karoten, zeaxanthin, dll Mereka melakukan
fotosintesis untuk menghasilkan energi, seperti klorofil hadir dalam tubuh mereka.
Ganggang merah dapat menyerap cahaya biru, dan karena itu mereka dapat
berkembang lebih dalam daripada ganggang lainnya di laut. Mereka biasanya
berwarna merah, beberapa bentuk lain berwarna biru atau hijau. Red dinding sel
ganggang yang berlapis ganda, dinding luar terdiri dari asam pectic dan dinding
bagian dalam terutama terdiri dari selulosa. Berkapur ganggang, Irlandia lumut,
gigartina adalah beberapa jenis ganggang laut merah. Berkapur ganggang
merupakan salah satu komponen utama terumbu karang.
Sebuah fakta yang membedakan tentang merah ganggang laut adalah
pembentukan koneksi pit. Sel alga merah pernah benar-benar menjalani fase
lengkap sitokinesis, fase yang terjadi sebelum mitosis berakhir. Karena sitokinesis
tetap tidak lengkap, sel induk tidak bisa dibagi menjadi dua sel anak terpisah.
Ketika sel induk mengalami pembelahan, depresi kecil terbentuk di dinding, yang
disebut sebagai lubang, titik di mana sel anak yang baru terbentuk tetap dalam
kontak dengan sel induk.
Umumnya tubuh berwarna merah karena adanya protein fikobilin,terutama
fikoeritrin, tetapi warnanya bervariasi mulai dari merah ke coklat atau kadang-
kadang hijau karena jumlahnya pada setiap pigmen. Dinding sel terdiri dari
sellulosa dan gabungan pektik, seperti agar-agar, karaginan dan fursellarin. Hasil
makanan cadangannya adalah karbohidrat yang kemerah-merahan. Ada
perkapuran di beberapa tempat pada beberapa jenis. Jenis dari divisi ini umumnya
makroskopis, filamen, sipon, atau bentuk thallus, beberapa dari mereka bentuknya
seperti lumut.
Tubuh ganggang ini juga berwarna merah sampai ungu, tetapi ada juga yang
lembayung atau pirang atau kemerah-merahan, chromatofora berbentuk cakram
atau lemabaran dan mengandung klorofil a, klorofil b dan karoteboid. Akan tetapi,
warna lain tertutup oleh warna merah fikoiretrin sebagai pigmen utama yang
mengadakan fluoresensi.

Reproduksi Rhodophyta
Alga merah dapat bereproduksi secara seksual dan aseksual. Reproduksi
seksual terjadi melalui pembentukan dua anteridium pada ujung-ujung cabang
talus. Anteridium menghasilkan gamet jantan yang disebut spermatium.
Gametangium betina disebut karpogonium yang terdapat pada ujung cabang lain.
Karpogonium terdiri dari satu sel panjang. Bagian karpogonium bawah membesar
seperti botol, sedangkan bagian atasnya membentuk gada atau benang dan
dinamakan trikogen. Inti sel telur terdapat di bagian bawah yang membesar
sepertibotol.
Spermatium mencapai trikogen karena terbawa air (pergerakan secara
pasif). Spermatium kemudian melekat pada trikogen. Setelah dinding perlekatan
terlarut,seluruh protoplasma spermatium masuk dalam karpogonium. Setelah
terjadi pembuahan, terbentuklah sumbat di bagian bawah karpogonium. Sumbat
itu memisahkan karpogonium dan trikogen. Zigot hasil pembuahan akan
membentuk benang-benang sporogen. Dalam sel-sel di ujung benang sporogen
itu, terbentuk spora yang masing-masing memiliki satu inti dan satu plastida;
spora tersebut dinamakan karpospora. Karpospora akhirnya keluar dari sel-sel
ujung benang sporogen sebagai protoplasma telanjang berbulu cambuk.
Karpospora ini mula-mula berkecambah menjadi protalium yang akhirnya tumbuh
menjadi individu baru lengkap dengan alat-alat generatifnya.
Reproduksi aseksual terjadi dengan membentuk tetraspora. Tetraspora akan
menjadi gametangium jantan dan gametangium betina. Gametangium jantan dan
betina akan bersatu membentuk karposporofit. Karposporofit kemudian
menghasilkan tetraspora, Contoh anggota-anggota Rhodophyta antara lain:
Corrallina, Pailmaira, Batrachospermum moniliforme, Gelidium, Gracilaria,
Eucheuma, dan Scicania furcellata.

Klasifikasi Rhodophyta
Pembagian anak kelas rhodophyta yaitu sebagai berikut:
1. Anak kelas bangieaea (protofloroda)
Talus berbentuk benang, cakram atau pita dengan tidak ada percabangan
yang beraturan. Pembiakan vegetatif dengan monospora yang dapat
memperlihatkan gerakan ameboid. Anteridium menghasilkangamet jantan yang
disebut spermatium.Dalam golongan ini termasuk suku Bangiaceae, yang
membawahi antara lain ganggang tanah Porpyridium cruentum dan ganggang
laut Bangia artropurpurea.
2. Anak kelas floridae
Talus ada yang masih sederhana, tapi umumnya hampir selalu
bercabang-cabang dengan beraturan dan mempunyai beraneka ragam bentuk,
seperti benang, lembaran-lembaran. percabangannnya menyirip atau
menggarpu. Tiap anteridium menghasilkan satu gamet betina yang oleh karena
tidak dapat bergerak tidak dinamakan spermatozoid
tetapi spermatium. Gametangium betina dinamakan karpogonium, terdapat
pada ujung-ijung cabang lain daripada cabang talus yang mempunyai
anteridium. Suatu karpogonium terdiri atas satu sel panjang, bagian bawahnya
membesar seperti botol, bagia atasnya berbentuk gada atau benang dan
dinamakan trikogen.
Zigot tidak mengalami waktu istirahat, melainkan dari bidang
sampingnya lalu membentuk sel-sel yang merupakan benang-benang
sporogen. Dalam sel-sel ujung benang itu terbentuk satu spora, masing-masing
dengan satu inti dan satu plastida dan dinamakan karpospora. Karpospora itu
mula-mula berkecambah menjadi suatu protalium yang akhirnya tumbuh
menjadi individu baru dengan alat-alat generatif. Peristiwa di atas terdapat
antara lain pada Batrachospermum moniliforme. Pada warga Floridaea lainnya
terdapat pergiliran antar 3 keturunan dalam daur hidupnya yaitu :
a. Gametofit yang haploid, yang mempunyai anteridium dan karpogonium.
b. Karposporofit yang diploid, mengeluarkan karpospora diploid.
c. Tetrasporofit, yang habitusnya menyerupai gametofit (keturunan pertama),
akan tetapi tidak mempunyai alat-alat seksual, melainkan mempunyai
sporangium yang masing-masing mengeluarkan 4 spora (tetraspora).
Daur hidup yang memperlihatkan 3 keturunan itu antara lain terdapat
pada Callithamnion corymbosum. Gametofit dan tetrasporofit dapat isomorf,
tetapi ada pula yang tidak, misalnya Bonnemaisonia hamifera.
Florideae dibagi dalam sejumlah bangsa, diantaranya yaitu :
a. Bangsa Nemalionales, termasuk suku Helminthocladiacae yang antara lain
mencakup Batrachospeermum moniliforme, Bonnemisonia humifera.
b. Bangsa Gelidiales, termasuk suku Gelidiaceae, misalnya Gelidium
cartilagineumdan Gelidium lichenoides, terkenal sebagai penghasil agar-
agar.
c. Bangsa Gigartinales, kebanyakan terdiri atas ganggangang laut. Yang
penting ialah suku Gigartinaceae dengan dua warganya yang menghasilkan
bahan yang berguna, ialah Chondrus crispus dan Gigartina mamillosa,
penghasil karagen atau lumut islandia yang berguna sebagai bahan obat.
d. Bangsa Nemastomales, dari bangsa I ni perlu disebut
suku Rhodophyllidaceaeyang salah satu warganya terknal sebagai penghasil
agar-agar, yaitu Euchema spinosum. Suku Sphaerococaceae, juga
mempunyai anggota-anggota yang merupakan penghasil agar-agar pula,
diantaranya Gracilaria lichenoides dan berbagai jenis yang termasuk
marga Sphaerococcus.
e. Bangsa Ceramiales, dalam bangsa ini termasuk antara lain
suku Ceramiaceae di dalamnya. Contoh, Callithamnion corymbosum.
Ada yang mencari nenek
moyang Rhodophyceae pada Chlorophyceae,mengingat adanya trikogin pada
karpogonium yang mengingatkan oogonium dalam sel-sel tumbuhan
pada Coleochaeta. Ada yang mencari hubungan kekerabatan
denganCyanophyceae dan menganggap Protoflorideae sebagai jembatannya.
Bekas ganggang ini telah ditemukan dalam lapisan-lapisan tanah dari
zaman silur, dan mungkin dari kambrium, bahkan sering tidak hanya bekas,
melainkan sisa sisa yang mengandung kapur.
Habitat Rhodophyta
Alga merah umumnya hidup di laut yang dalam, lebih dalam daripada
tempat hidup alga cokelat. Sepertiga dari 2500 spesies yang telah diketahui, hidup
di perairan tawar dan ada juga yang hidup di tanah. Biasanya organisme ini
merupakan penyusun terumbu karang laut dalam. Alga merah berperan penting
dalam pembentukan endapan berkapur, baik dilautan maupun di perairan tawar.

Peranan Rhodophyta
Alga merah jenis tertentu dapat menghasilkan agar yang dimanfaatkan
antara lain sebagai bahan makanan dan kosmetik, misalnya Eucheuma
spinosum.Di beberapa negara, misalnya Jepang, alga merah ditanam sebagai
sumber makanan. Selain itu juga dipakai dalam industri agar, yaitu sebagai bahan
yang dipakai untuk mengeraskan/memadatkan media pertumbuhan bakteri.
Beberapa alga merah yang dikenal dengan sebutan alga koral menghasilkan
kalsium karbonat didinding selnya. Kalsium karbonat ini sangat kuat dalam
mengatasi terjangan ombak. Kelebihan ini menjadikan alga koral memiliki peran
pentingdalam pembentukan terumbu karang.
Selain itu alga merah dapat menyediakan makanan dalam jumlah banyak
bagi ikan dan hewan lain yang hidup di laut. Jenis ini juga menjadi bahan
makanan bagi manusia misalnya Chondrus crispus (lumut Irlandia) dan beberapa
genus Porphyra. Chondrus crispus dan Gigortina mamilosa menghasilkan
karagen yang dimanfaatkan untuk penyamak kulit, bahan pembuat krem, dan obat
pencuci rambut. Alga merah lain seperti Gracilaria lichenoides, Euchema
spinosum, Gelidium dan Agardhiella dibudidayakan karena menghasilkan bahan
serupa gelatin yang dikenal sebagai agar-agar. Gel ini digunakan oleh para
peneliti sebagai medium biakan bakteri dan fase padat pada elektroforesis gel,
untuk pengental dalam banyak makanan, perekat tekstil, sebagai obat pencahar
(laksatif), atau sebagai makanan penutup.

Anda mungkin juga menyukai