Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ismi Novanda

NIM : P17210174064

STRATEGI PELAKSANAAAN (SP)

Masalah Utama: Halusinasi Pendengaran

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
- Petugas mengatakan bahwa klien sering menyendiri di kamar
- Klien tampak tertawa sendiri
- Klien tampak mengarahkan telinganya ke suatu tempat
- Klien mengatakan mendengar suara-suara yang memanggil namanya
- Klien mengatakan suara-suara itu datang ketika ia sendirian
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan presepsi sensori: Halusinasi pendengaran
3. Tujuan Tindakan Keperawatan
- Klien mampu membina hungan saling percaya
- Klien mampu mengenal halusinasi dan mampu mengontrol halusinasinya
dengan cara menghardik

B. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


SP 1 Membantu pasien mengenal halusinasi, menjelaskan cara-cara mengontrol
halusinasi, mengajarkan pasien mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
halusinasi

ORIENTASI:
”Selamat pagi ibu, Saya Mahasiswa keperawatan Poltekkes Malang yang akan merawat ibu.
Perkenalkan Nama Saya Ismi Novanda, biasa dipanggil Ismi. Nama ibu siapa? Ibu Senang
dipanggil apa?”
”Bagaimana perasaan ibu hari ini? Apakah ada keluhan?”
”Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara yang selama ini ibu dengar dan
cara mengontrol suara-suara tersebut? Apakah ibu bersedia? Di mana kita duduk? Di ruang
tamu? Berapa lama? Bagaimana kalau 30 menit? Baiklah.”
KERJA:
”Apakah ibu mendengar suara tanpa ada wujudnya? Iya ibu, saya percaya ibu mendengar
suara-suara tersebut, tapi saya tidak mendengarnya. Lalu apa yang dikatakan suara itu?”
” Apakah ibu terus-menerus terdengarnya atau hanya sewaktu-waktu? Kapan yang paling
sering ibu mendengarkan suara itu? Berapa kali sehari ibu alami? Pada keadaan bagaimana
suara itu terdengar? Apakah pada waktu ibu sendirian?”
” Apa yang ibu rasakan pada saat mendengar suara itu?”
”Apa yang ibu lakukan saat mendengar suara itu? Apakah dengan cara itu suara-suara itu
hilang? Apa yang ibu alami itu dinamakan halusinasi. Bagaimana kalau kita belajar cara-cara
untuk mencegah suara-suara itu muncul?
” Ibu , ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul. Pertama, dengan menghardik
suara tersebut. Kedua, dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain. Ketiga, melakukan
kegiatan yang sudah terjadwal, dan yang ke empat minum obat dengan teratur.”
”Bagaimana kalau kita belajar cara yang pertama terlebih dahulu, yaitu dengan menghardik”.
“Baiklah, saya akan mempraktekkan terlebih dahulu, nanti ibu ulangi ya.”
”Caranya begini, saat suara-suara itu muncul, langsung ibu bilang, pergi saya tidak mau dengar,
… Saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu. Sambil menutup telinga ibu. Begitu diulang-
ulang sampai suara itu tak terdengar lagi. Coba ibu peragakan! Nah begitu, … bagus! Coba
lagi! Ya bagus, ibu sudah mulai bisa”

TERMINASI:
”Bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang-bincang tadi?” Kalau suara-suara itu muncul
lagi, ibu bilang pergi saya tidak mau dengar, … Saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu.
Sambil menutup telinga ibu. Begitu ya bu.”
“Bagaimana kalu kita buat jadwal latihannya. Mau jam berapa saja latihannya? Bagaimana
kalau latihan selama 3 kali sehari yaitu jam 9 pagi, 2 siang, dan 8 malam”
“Bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajar dan latihan mengendalikan suara-suara
dengan cara yang kedua? Jam berapa? Bagaimana kalau dua jam lagi? Berapa lama kita akan
berlatih? Dimana tempatnya? Apakah tetap di ruang tamu?”
”Baiklah, sampai bertemu lagi ibu.”
STRATEGI PELAKSANAAN (SP)

Masalah Utama: Isolasi Sosial


A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
- Klien mengatakan malas berinteraksi dengan orang lain
- Klien mengatakan tidak ada orang lain yang mau berteman dengannya
- Klien mengatakan bahwa dirinya tidak berguna
- Klien tampak menyendiri
- Klien terlihat tidak mau bercakap-cakap dengan orang lain
2. Diagnosa Keperawatan
Isolasi Sosial
3. Tujuan Tindakan Keperawatan
- Klien dapat berinteraksi dengan orang lain
- Klien dapat menyadari penyebab isolasi sosial

B. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


SP 2 Mengajarkan pasien berinteraksi secara bertahap berkenalan dengan orang lain

ORIENTASI
“Selamat pagi Mbak Riri. Bagaimana perasaannya hari ini?”
“Sudah diingat-ingat lagi pelajaran kita tentang berkenalan? Coba sebutkan lagi sambil
bersalaman dengan saya!”
“Bagus sekali, Mbak Riri masih ingat dengan yang saya ajarkan kemarin dan mbak ingat
dengan nama saya. Nah, seperti janji saya kemarin, saya akan mengajak Mbak Riri untuk
mencoba berkenalan dengan teman saya, Perawat Nana. Tidak lama kok, sekitar 10 menit saja.
Mbak Riri bersedia kan?”
“Ayo kita temui perawat Nana di sana!”

KERJA
(Bersama-sama pasien mendekati perawat Nana)
“Selamat pagi perawat Nana, Mbak Riri ingin berkenalan dengan Perawat Nana, Baiklah
Mbak Riri bisa berkenalan dengan perawat Nana seperti yang kita peraktikkan kemarin.”
(Pasien mendemonstrasikan cara berkenalan dengan Perawat Nana : Memberi salam,
menyebutkan nama, menanyakan nama perawat, dan seterusnya.)
“Ada lagi yang mbak Riri ingin tanyakan kepada perawat Nana? Coba tanyakan tentang hobi
perawat Nana.”
“Jika tidak ada lagi yang ingin dibicarakan, Mbak Riri dapat menyudahi perkenalan ini, Lalu
mbak boleh membuat janji untuk bertemu lagi dengan perawat Nana, misalnya jam 2 siang
nanti.”
“Baiklah perawat Nana, karena Mbak Riri sudah selesai berkenalan, saya dan Mbak Riri akan
kembali ke ruangan Mbak Riri, Selamat pagi!” (Pasien bersama perawat meninggalkan perawat
Nana)

TERMINASI
“Bagaimana perasaan mbak Riri setelah berkenalan dengan perawat Nana?”
“Mbak Riri tampak bagus sekali saat berkenalan tadi.”
“Pertahankan terus apa yang sudah mbak lakukan tadi. Jangan lupa untuk menanyakan
keluarga, hobi, dan sebagainya. Bagaimana, mau coba dengan perawat lain? Mari kita masukan
kedalam jadwal. Mau berapa kali sehari? Bagaimana kalau 2 kali. Baik, Nanti mbak coba
sendiri, Besok kita latihan lagi ya, mau jam berapa? Jam 10? Baiklah kalau begitu Sampai
besok!”

Anda mungkin juga menyukai