Ridwan PDF
Ridwan PDF
ABSTRAK
Istilah “stres akibat kerja” menyatakan timbulnya sejumlah gejala-gejala mental dan fisik akibat adanya
kondisi-kondisi yang mengancam di tempat kerja. Sesungguhnya gejala-gejala ini bukanlah respon yang
patologis terhadap stres. Masalah baru terjadi bila pekerja berupaya menanggulangi gejala-gejala tersebut
dengan mekanisme penanggulangan yang salah dan tidak stabil. Tetapi biasanya para pekerja cenderung
memilih cara-cara yang dapat mengatasi masalah dalam jangka pendek, karena berupaya untuk melarikan
diri dari situasi-situasi yang kurang menyenangkan. Sayangnya cara penanggulangan ini pada jangka panjang
akan mengakibatkan menurunnya penampilan diri di tempat kerja, minum alkohol berlebihan dan seringkali
tidak masuk kerja dengan alasan sakit. Dengan mencari akar masalah dan membantu pasien dengan cara
penanggulangan stres yang benar merupakan kunci dari penatalaksanaan stres akibat kerja. Kegagalan
dalam melaksanakan hal ini akan mengakibatkan timbulnya masalah sekunder, misalnya: penggunaan
berulang obat-obatan untuk meredam gejala-gejala yang timbul, tetapi tak dapat mengatasi masalah untuk
jangka panjang serta dapat mengakibatkan ketergantungan obat-obat tersebut.
ABSTRACT
The term occupational stress implies a set of mental and physical response to threatening situations
at work. It is essentially a physiological rather than a pathological response to threats. Problem may arise
when a worker is trying to cope with turbulence and instability coping mechanism. Unfortunately people
tend to prefer short-term relief solutions and try to escape uncomfortable situations with a quick remedy,
but they usually lead to secondary problems such as long-term reduction in performance at work, drinking
excessively, and absenteeism. Understanding the underlying causes and helping the patient cope are a key
issues. Failure to do so, is often results in repeated resorts to medication of symptom control with little
long-term relief and the risk of drug dependence for patient.
145
Harrianto Stres akibat kerja
146
Universa Medicina Vol.24 No.3
1. perubahan jenis pekerjaan emosi misalnya jika mobil mogok di jalan pada
2. perubahan besar-besaran pada jadwal kerja saat akan menghadiri rapat yang penting.
3. perubahan dalam derajat tanggung jawab Manusia dalam menghadapai stresor akan
4. ketidak sesuaian dengan atasan menampilkan tiga tahap reaksi tubuh:(5-7)
5. ketidak sesuaian dengan teman-teman (i) Reaksi alarm (tanda bahaya)
sekerja Respon yang datangnya dengan cepat untuk
Pekerjaan itu sendiri tidak selalu sebagai menghadapai suatu tantangan atau ancaman.
sumber penyebab satu-satunya gangguan- Pada tahap ini tubuh belum dapat beradaptasi
gangguan psikologis, tetapi dapat merupakan terhadap paparan ancaman bahaya. Terjadi
status dari kerentanan terhadap kegagalan- mobilisasi dari sistim saraf otonom yang
kegagalan tertentu di lingkungan pekerjaan mencetuskan respon stres dalam bentuk respon
yang penuh dengan stresor-stresor fisik, perlawanan (fight) atau respon menghindar
emosional dan mental. (flight). Bermacam-macam sistem tubuh ikut
Stresor fisik di tempat kerja misalnya mengkoordinasi kesiap-siagaan untuk bereaksi,
bising, penerangan yang kurang memadai, mempengaruhi kejiwaan (sistem limbik),
temperatur ruangan yang terlalu tinggi serta pengaturan sistem kardiovaskuler, pernafasan,
bahaya-bahaya kerja fisik lainnya, atau ketegangan otot serta aktivitas-aktivitas motorik
bahaya-bahaya kerja kimiawi, misalnya debu yang halus.
kerja yang berlebihan, bahaya kerja ergonomis,
misalnya meja kerja yang terlalu tinggi/terlalu (ii) Tahap kebal (resisten)
rendah, jangkauan yang jauh, bekerja dengan Reaksi alarm tidak dapat dipelihara untuk
posisi sulit dan lain-lain. Stresor emosional jangka waktu yang tidak terbatas. Pemaparan
atau mental, bisa merupakan kondisi yang tidak yang berkepanjangan terhadap stresor-stresor
menyenangkan atau bahkan kondisi yang menyebabkan individu menjadi kebal. Pada
menyenangkan misalnya suatu promosi dapat tahap ini sesungguhnya tubuh sudah dapat
mengakibatkan timbulnya stres akibat beradaptasi, di mana individu mengembangkan
kehilangan posisi. suatu strategi perjuangan untuk bertahan hidup
Masalah-masalah dalam pekerjaan lainnya dan membina daya perlawanan justru untuk
seperti dipindahkan bagian, menganggur dan meredam respon dari stresor yang telah dimulai
pensiun seringkali juga menimbulkan pada tahap sebelumnya.
kerentanan untuk timbulnya gangguan Mekanisme penanggulangan ini bisa
psikologis. Kondisi-kondisi lainnya seperti menguntungkan atau tidak menguntungkan bagi
terlalu banyak tugas, atau sebaliknya tidak perkembangan mental individu. Ternyata
diberi tugas, tidak punya kekuasaan untuk individu cenderung untuk lebih baik
melaksanakan tugas atau atasan yang tidak melaksanakan penanggulangan dengan cara
mendukung dalam melaksanakan tugas juga yang cepat dari pada cara yang lebih lama
menjadi subjek konflik di tempat kerja. dalam menangani masalah tersebut dan
Sifat stresor adalah bertambah terus dan mencoba melarikan diri dari kondisi yang
bertumbuh. Respon individu dalam menghadapi kurang menyenangkan. Sayangnya cara
stresor tergantung pada nilai-nilai, pengalaman penanggulangan yang cepat walaupun paling
dan daya penyesuaian dirinya. Suatu stresor mudah biasanya tidak memadai, karena dengan
tunggal dapat menjadi majemuk jika terjadi cara ini biasanya pada jangka panjang akan
kegagalan elemen-elemen dari sistem pendukung timbul masalah-masalah sekunder dalam bentuk
147
Harrianto Stres akibat kerja
menurunnya penampilan diri. Pada tahap ini memahami keuntungan-keuntungan dari cara-
individu sungguh-sungguh membutuhkan cara penanggulangan yang lebih lama.
pertolongan untuk mengidentifikasi cara-cara Contoh-contoh mekanisme strategi
(6)
penanggulangan yang dapat mendorong dirinya penanggulangan:
148
Universa Medicina Vol.24 No.3
149
Harrianto Stres akibat kerja
150
Universa Medicina Vol.24 No.3
151
Harrianto Stres akibat kerja
152
Universa Medicina Vol.24 No.3
153
Harrianto Stres akibat kerja
sangat berguna pada pekerja komputer, olah dapat dikurangi. Biasanya pasien menolak bila
pernafasan yang rutin bermanfaat untuk gejala-gejala penyakitnya dihubungkan dengan
mencegah serangan stres yang datangnya stres psikologis maka tidak banyak dokter yang
mendadak atau serangan panik. dapat mendiagnosis gangguan kesehatan ini.
Gaya hidup yang sehat di luar tempat kerja Karena dokter perusahaan yang paling
harus dianjurkan seperti: olah raga rutin, tahu tentang lingkungan tempat kerja, dengan
makanan sehat, berhenti merokok dan minum demikian untuk kasus-kasus ini peranan
alkohol, penyaluran hobi serta pasien seorang dokter perusahaan menjadi sangat
dianjurkan memperbanyak berkomunikasi penting. Kalau dulu tanggung jawabnya
dengan keluarga dan teman-temannya. semata-mata terbatas pada gangguan kesehatan
Penatalaksanaan stres di tempat kerja yang dihasilkan akibat proses-proses industri,
secara menyeluruh tidak hanya membutuhkan tetapi sekarang mencakup segala sesuatu yang
kooperasi dan partisipasi pasien tapi juga berhubungan dengan pekerjaan termasuk juga
partisipasi aktif organisasi tempat kerja, stres akibat kerja.
seperti: melaksanakan perbaikan tempat kerja
seoptimal mungkin, menciptakan manajemen Daftar Pustaka
yang terbuka, terlaksananya komunikasi dua
arah antara pekerja dan pimpinan, memberikan 1. Fingret A. Occupational mental health: a brief
tugas-tugas dan otoritas tugas yang jelas, history. Occup Med Journal 2000; 50: 289-93.
memberikan target-target yang menantang tapi 2. Smith A. The scale of perceived occupational
stress. Occup Med J 2000; 50:294-8.
mampu dicapai, jadwal kerja yang fleksibel tapi
3. Marchand A, Demers A, Durand F. Do
terencana, memberikan teguran pada pekerja occupation and work conditions really matter?
y a n g s a l a h s e c a r a w a j a r, a d i l t a n p a A longitudinal analysis of psychological
kekerasan. (4) distress experiences among canadian workers.
Sociol Health Illn 2005; 27: 602-27.
KESIMPULAN 4. Work Safe Western Australia and Work Cover
WA. Increase in stress. A guide to work –
related stress. Safeline 1996; 32:10.
Semua pekerjaan menanggung beban
5. Elo AI, Leppanen A, Jahkola A. Validity of a
tanggung jawab, masalah-masalah, tuntutan- single-item measure of stress symptoms. Scand
tuntutan, kesulitan-kesulitan dan tekanan- J Work Environ Health 2003; 29: 444-51.
tekanan yang mencetuskan timbulnya stres 6. Oncul J. Stress at work. BMJ 1996; 313: 745-8.
psikologis pada individu pekerja. Pada akhirnya 7. Deva MP. Presentation and management of
bila stres berkepanjangan akan menghasilkan anxiety disorders in family practice. Med
Progress 2001; 28:15-20.
respon tubuh dalam bentuk gangguan faal tubuh,
8. Bilat C, Michelsen H. Gender differences in
gangguan emosional dan perubahan tingkah laku the effects from working conditions on mental
serta menurunnya produktivitas kerja. health: a 4 years follow-up. Int Arch Occup
Dengan mencari akar masalah dan Environ Health 2002; 75: 252-8.
membimbing pasien dengan solusi-solusi cara 9. Walsh L, Turner S, Lines S, Hussey L, Chen Y,
penanggulangan stres yang benar, besar Agius R. The incidence of work-related illness
kemungkinan kasus-kasus ini dapat diatasi dan in the UK health and social work sector: The
Health Occupation Reporting network 2002-
akibat buruknya pada organisasi tempat kerja
2003. Occup Med J 2005; 55: 262-7.
10. Reynolds S. Intervention: what work, what
doesn’t. Occup Med J 2000; 50: 315-9.
154