Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala
melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai
dengan 42 minggu, dengan berat badan 2500-4000 gram, nilai Apgar > 7 dan tanpa
cacat bawaan(Yuianti Lia,2012).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai
42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan 4000 gram (Rochmah
dkk, 2012:1).
B. Karakteristik Bayi Baru Lahir
- Menurut Nanny (2013:2),ciri-ciri bayi baru lahir norrmal, sebagai berikut :
a. Lahir aterm antara 37-42 minggu.
b. Berat badan 2500-4000 gram.
c. Panjang badan 48-52 cm.
d. Lingkar dada 30-38 cm.
e. Lingkar kepala 33-35 cm.
f. Lingkar lengan 11-12 cm.
g. Frekuensi denyut jantung 120-160 kali/menit.
h. Penapasan kurang lebih 40-60 kali/menit.
i. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup.
j. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna
k. Kaku agak panjang dan lemas.
l. Nilai Pgar > 7.
m. Gerak aktif.
n. Bayi lahir langsung menangis kuat.
o. Refleks rooting sudah terbentuk dengan baik.
p. Refleks sucking sudah terbentuk dengan baik.
q. Refleks morro sudah terbentuk dengan baik.
r. Refleks grasping sudah baik.
s. Genetalia
1. Pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang berada pada skrotum
dan penis yang berlubang.
2. Pada perempuan kematangan ditandai dengan vagina dan uretra yang
berlubnag, serta adanya labia minora dan mayora.
t. Eliminasi baik dan ditandai dengan keluarnya mekonium dalam 24 jam pertama
dan berwarna hitam kecoklatan.
- Karakteristik biologis
a. Sistem kardiovaskuler
Sistem kardiovaskuler mengalami perubahan yang mencolok setelah bayi baru
lahir. Foramen ovale, ductus duktus venosus menutup . arteri umbilikalis, dan
arterihepatika menjadi ligamen.Napas pertama yang dilakukan bayi baru lahir
membuat paru-paru mengalir.
Bunyi dan dennyut jantung:
Frekuensi denyut jantung bayi rata-rata 140 kali/menit saat lahir, dengan
variasi berkisar antara 120 sampai160 kali/menit. Frekuensi saat bayi tidur
berbeda dari frekuensi saat bayi bangun. Pada usia satu minggu, frekuensi
denyut jantung bayi rata-rata ialah 128 kali/menit saat tidur dan saat bangun
163kali/menit.
Volume dan TD :
Tekanan darah sistolik bayi baru lahir ialah 78 dan tekanan diastolik rata-rata
ialah 42. tekanan darah berbeda dari hari ke hari selama bulan pertama
kehamilan. Tekanan darahsistolik bayi sering menurun (sekitar 15 mmHg )
selama satu jam pertama setelah lahir. Secara proporsional, bayi baru lahir
memilki volume darah sekitar 10 % lebih besar dan memilki jumlah sel darah
mertah hamper 20 % lebih banyak daripada orang dewasa.
b. Sistem Hemopoisis :
nilai rata-rata hemoglobin (Hb), hematokrit dan Sel darah merah (SDM) lebih
tinggi dari nilai normal .Darah bayi baru lahir mengandung sekitar 80%
hemoglobin janin. orang dewasa. Hemaglobin bayi baru lahir berkisar antara
14,5 sampai 22,5 g/dl.
c. Sistem Pernapasan :
Paru–paru bayi cukup bulan mengandung sekitar 20 ml cairan/kg. Setalah
pernafasan mulai berfungsi, nafas bayi menjadi dangkal dan tak teratur,
berfariasi dari 30sampai 60 x/menit. Disertai apnea singkat (kurang dari 15
detik). Periode apnea singkat ini paling sering terjadi selama siklus tidur aktif
(REM).
d. Sistem Ginjal :
Distribusi CES (sekitar 40 %BB bayi barun lahir) dan intra sel berbeda dari
cairan ekstra sel (hanya 20%) dari intrasel orang dewasa.
Kecepatan pertukaran ekstrasel berbed pemasukan dan pengeluaran BBL 600-
700 ml air yang ekuivalen dengan 20% cairan tubuh atau 60% cairan ekstrasel.
Terdapat variasi komposisi cairan tubuh, konsentrasi Na, fosfat Cl dan banyak
asam organik.
e. Sistem Cerna :
Pencernaa : bayi mulai memiliki pola defekasi pada minggu kedua dengan
jumlah bervariasi.
f. Sistem Hepatika :
Pada bayi baru lahir, hati dapat dipalpasi sekitar 1cm dibawah batas kanan iga
karena hati besar dan menempati 40 % rongga abdomen.
g. Sistem imun :
Sel yang menyuplai imunitas bay berkembang pada awal kehidupan janin
h. Sistem integumen :
Kaput suk sedonium : edema pada kulit kepala yang ditemukan dini, tonjolan
edema yang terlihat saat bayi lahir, memanjang garis sutura.
Septal hemaatoma : kumpulan daarah diantara tulang tengkorak dan
periostenium
Bintik mogolia : daerah pigmentasi biru kehitaman
Nevi : nevi telangiektasis berwarna merah muda dan mudah memutih
Eritema toksikum : suatu ruam sementara, disebut juga eritema neonatorum.
i. Sistem reproduksi :
1. Wanita : sejak lahir ovarium bayi berisi beribu – ribu sel germinal primitif.
Jumlah ovum berkurang sekitar 90% sejak bayi lahir sampai dewasa. Pada
bayi lahir cukup bulan labia mayora dan minora menutupi vestibulum.
2. Pria : testis turun kedalam krotum pada 90% bayi baru lahir laki-laki.
Prepusium yang ketat seringkali dijumpai paada bayi baru lahir.
j. Sistem skelet :
Kepala bayi cukup bulan berukuran seperempat panjang tubuh. Lengan sedikit
lebih panjang daripada tungkai. Wajah relatif kecil terhadap ukuran tengkorak
yang jika dibandingkan, lebih besar dan berat.
k. Sistem neuromuskuler
Pertumbuhan otak setelah lahir mengikuti pola pertumbuhan cepat yang
diprediksi selama peiodde bayi sampai awal masa anak-anak.
l. Sistem termogenik
Perawatan termogenik pada neonatus yang efektif didasarkan pada upaya
mempertahankan suhu optimum udara dalam ruanganh.
C. Pemeliharaan Pernapasan
Mempertahankan terbukanya jalan nafas. Sediakan balon pengisap dari karet di
tempat tidur bayi untuk mengisap lendir atau ASI dari mulut dengan cepat dalam
upaya mempertahankan jalan napas yang bersih.
D. Pemotongan Tali Pusat
Pemotongan dan pengikatan tali pusat merupakan pemisahan fisik antara ibu
dan bayi. Pemotongan sampai denyut nadi tali pusat berhenti dapat dilakukan pada
bayi normal, sedangkan pada bayi gawat (high risk baby) dapat dilakukan
pemotongan tali pusat secepat mungkin agar dapat dilakukan resusitasi sebaikbaiknya.
Tali pusat dijepit dengan kocher/klem kira-kira 3 cm dan sekali lagi 1,5 cm dari pusat.
Pemotongan dilakukan abtarakedua klem tersebut. Kemudian bayi
diletakkan di atas kain bersih atau steril yang hangat. Setelah itu dilakukan
pengikatan tali pusat dengan alat penjepit plastic atau pita dari nilon atau dapat juga
dengan benang katun steril. Unuk menghindari infeksi tali pusat yang dapat
menyebabkan sepsis, meningitis, dll. maka di tempat pemotongan dan di pangkal tali
pusat, serta 2,5 cm di sekitar tali pusat dan dapat diberi antiseptic, selanjutnya tali
pusat dirawat dalam keadaan steril/bersih dan kering.
E. Potensial Komplikasi
1. BBLR
2. Aspirasi air ketuban
3. Asfiksia
4. Infeksi
5. Hipoglikmia
6. Hiperbilirubinemia
F. PENATALAKSANAAN BAYI BARU LAHIR
1. Mencegah pelepasan panas yang berlebihan
 Mengeringkan tubuh bayi
Keringkan kepala dan tubuh bayi dari caiaran ketuban / caiaran lain yang
membasahi tubuh bayi.
 Selimuti bayi terutama bagian kepala → bagian kepala punya permukaan yang
lebih luas dibanding dengan tubuh seluruhnya.
 Gantikan selimut atau handuk yang basah
 Jangan mandikan bayi sebelum suhu tubuh stabil
 Lingkungan yang hangat.
2. Bebaskan jalan nafas
 Ekstasikan kepala & leher dengan mengganjal bahu bayi menggunakan lipatan
kain.
 Hisap lender pada mulut & hidung bayi jangan memasukkan penghisap lendir
terlalu dalam sebab akan menyebabkan bradikardi, spasme laring & denyut
jantung tidak teratur.
3. Rangsangan taktil
 Mengeringkan tubuh bayi
 Penghisap lendir
 Rangsangan pada telapak kaki & gosokan punggung.
4. Laktasi
 Untuk menyatukan ibu & bayinya dan melatih refleks isap bayi.

KONSEP
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BARU LAHIR NORMAL

I. PENGKAJIAN
A. Riwayat Kehamilan
 ANC
 Penyakit
 Imunisasi
 Gangguan / keluhan lain
 Usia kehamilan Ibu
B. Riwayat Persalinan
 Kala I : His, Djj. Pembukaan
 Kala II : Lamamya. Kemacetan
 Indikasi Persalinan
 AS
 Maturitas Bayi
C. Pengkajian Bayi
 Pengkajian segera : AS
 Pengkajian Transisi : 24 jam I
 Pengkajian Paeriodik : setelah 24 jam
D. Pemeriksaan Fisik
 Postur : Posisi melingkar menyerupai saat berada dalam rahim. Gerakan
spontan
 Tanda – tanda vital : Denyut jantung : 120 – 130 x/menit
Suhu : 36,5 – 37,2oC
RR : 30 – 50 x/menit
 Ukuran : BB : 2500 – 4000 gram
PB : 45 – 55 cm
LK : 32 – 37 cm
LD : 30 -33 cm
LP : 30 – 33 cm

 Integumen : warna : merah muda


Icteric :0
Edema :0
Dehidrasi :0
 Kepala : - Besarnya ¼ PB
- Fontanel Anterior
- Fontanel Posterior : Bentuk Segitiga
- Sutura teraba & tidak menyatu
 Mata : - Bentuk mata simetris
- Refleks mengedip 0
- Gera bola mata : acak menyentak
 Hidung :
 Telinga :
 Wajah : - Letak proporsional
- Simetris
- Expresi wajah sesuai
 Mulut : - Gerakan bibir simetris
- Gusi berwarna merah muda
- Palatum Utuh
- Lidah tidak menonjol
- Reflek rooting 0
 Leher : - Pendek, tebal, tak ada selaput
- Pergerakan bebas
- Tiroid tidak teraba
 Dada : - Gerakan simetris
- Gerak nafas dada perut sinkron
- Puting susu menonjol dan simetris
 Abdomen : - Tali pusat putih keabu – abuan
- Batas tali pusat dan kulit jelas
- Tidak berbau
- Hepar 1-2 vm teraba dibawah iga kanan
- Distensi 0
- Tak teraba massa

 Genetalia :
Wanita Laki - laki
- Edema 0 - Prepurtium menutupi glans
- Labia mayor menutupi labia tidak dapat ditarik kebelakang
minor - Testis teraba
- Orifisium terbuka - Ereksi spontan
- Retraksi testis bila dingin
 Anus : - Jumlah 1
- Tonus spingter baik
- Reflek berkedut baik
 Extremitas :
- Bentuk flexi melengkung seperti saat berada dalam rahim
- Gerakan simetris
- Jumlah jari – jari lengkap

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Perubahan suhu tubuh ( hipotermi ) berhubungan dengan peningkatan penguapan
yang berlebih.
2. G3 pola nafas berhubungan dengan jalan nafas oleh cairan.
3. Resti G3 nutrisi berhubungan dengan bayi malas minum.
4. Resti infeksi berhubungan dengan pemotongan tali pusat.
III. PERENCANAAN
Diagnosa Intervensi
No. Tujuan & Kriteria
Keperawatan
1. Perubahan suhu Tujuan : 1. Observasi tanda – tanda dini
tubuh  Untuk hipotermi ( kulit dingin, pucat,
( hipotermi ) mencegah merintih, kemerahan )
berhubungan terjadinya R / mengetahui secara dini
dengan hipotermi terjadinya hipotermi.
peningkatan Kriteria : 2. Berikan selimut bayi terutam a
penguapan yang  Mengidentifikas
bagian kepala.
berlebih.
i faktor – faktor R / untuk mengurangi terjadinya
resiko terhadap penguapan yang lebih banyak.
hipotermi. 3. Gantikan handuk atau selimut yang
 Mempertahanka basah.
n kehangatan / R / untuk menghindari perpindahan
mencegah panas tubuh ke benda yang basah.
kehilangan 4. Berikan lingkungan yang hangat.
panas. R / memberikan rasa aman &
 Mempertahanka nyaman.
n suhu tubuh
dalam bats
normal
2. G3 pola nafas Tujuan : 1. Ekstensi kepala & leher dengan
berhubungan  Agar pola nafas mengganjal bahu bayi
dengan jalan nafas kembali efektif. menggunakan lipatan kain.
oleh cairan. Kriteria : R / untuk melonggarkan jalan nafas.
 Bayi menangis 2. Hisap lendir pada mulut dan
kuat. hidung.
 Tidak sesak, R / untuk menghindari aspirasi
nafas teratur caiaran.
 Tidak cyanosis. 3. Observasi pola nafas, suara nafas,
irama.
R / agar tahu adanya tanda – tanda
aspirasi caiaran.
3. Resti G3 nutrisi Tujuan : 1. Kaji status nutrisi / minum secarar
berhubungan  Kebutuhan kontinyu.
dengan bayi malas nutrisi dapat R / agar tahu jumlah minum / nutrisi
minum. terpenuhi yang masuk.
Kriteria : 2. Berikan minum sesuai kebutuhan :
 Bayi dapat Hari I 80 cc/kgBB/hari
minum ASI / Hari II 100 cc/kgBB/hari
Pasi dengan Hari III 120 cc/kgBB/hari
adekuat. R / agar tahu kebutuhan minum
 BB stabil / yang harus di berikan.
meningkat. 3. Timbang BB tiap hari.
R untuk memantau keefektifan
aturan terapeutik.
4. Berikan minum sedikit – sedikit
tapi sering ( ASI & PASI ).
R / untuk meningkatkan dan
memenuhi jumlah masukan.
4. Resti infeksi Tujuan : 1. Observasi tanda – tanda infeksi
berhubungan  Agar tidak ( panas, merah, bau )
dengan terjadi infeksi R / agar tahu secara dini terjadinya
pemotongan tali nosokomial. infeksi
pusat. Kriteria : 2. Pertahankan lingkungan aseptik
 Tidak terjadi optimal selama dalam perawatan.
infeksi R / agar terhindar dari kontaminasi.
 Tidak panas 3. Rawat tali pusat dengan teknis steril
 Tali pusat kering & bungkus tali pusat dengan kasa
steril.
R / untuk menjaga sterilisasi.
4. Cuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan tindakan.

Daftar pustaka :
Rukiyah Y, Yulianti L, Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita, Jakarta:TIM,2012
Doengoes, Marlinn E, 2001. Rencana perawatan Maternal/ bayi, Jakarta : EGC
Hamiltun, 1995. Dasar – Dasar Keperawatan Maternitas, Jakarta : EGC
Nanny v, 2013. Resusitasi Neonatus, Palembang :Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai