Anda di halaman 1dari 4

RSU Putri Bidadari Langkat

Jl. Stabat-T.Pura Desa Jendera Kecamatan Wampu

KEPUTUSAN DIREKTUR RSU PUTRI BIDADARI LANGKAT


NO: 72/SK/DIR/RSUPB/I/2017

TENTANG
KEBIJAKAN PELABELAN OBAT HIGH ALERT

DIREKTUR RSU PUTRI BIDADARI LANGKAT

Menimbang:
a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Putri Bidadari Langkat, maka
diperlukan penyelenggaraan pelayanan Unit Rawat Inap yang bermutu tinggi
b. Agar pelayanan Unit Rawat Inap di Rumah Sakit Putri Bidadari Langkat dapat terlaksana dengan
baik, perlu adanya kebijakan Direktur Rumah Sakit Putri Bidadari Langkat sebagai landasan bagi
penyelenggaraan pelayanan Unit Rawat Inap di Rumah Sakit Putri Bidadari Langkat
c. Berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b, perlu ditetapkan dengan
Keputusan Direktur Rumah Sakit Putri Bidadari Langkat

Mengingat:
a. Undang-UndangTahun 1945 PembukaanAlinea ke-4;
b. Undang-UndangRepublik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
c. Permenkes RI No. 1691/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit;
d. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1197 /Menkes/SK/X/2004 tentang Standar
Pelayanan Farmasi Di Rumah Sakit

Memperhatikan :
Pelabelan obat-obat high alert yang ada di Unit Farmasi

MEMUTUSKAN:
RSU Putri Bidadari Langkat
Jl. Stabat-T.Pura Desa Jendera Kecamatan Wampu

MENETAPKAN
: Keputusan RSU Putri Bidadari Langkat tentang kebijakan pengelolaan
Pertama
pasien resiko jatuh
: Kebijakan pelabelan obat High Alert sebagaimana tercantum dalam
Kedua
lampiran keputusan ini;
Ketiga : Kebijakan dilaksanakan oleh kepala unit farmasi, asisten apoteker dan
perawat RSU Putri Bidadari Langkat;

: Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila


Keempat dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Langkat
Padatanggal: 07 Januari 2017
Direktur,

dr. Riza Evantina

Lampiran
KeputusanDirektur RSU Putri Bidadari Langkat
RSU Putri Bidadari Langkat
Jl. Stabat-T.Pura Desa Jendera Kecamatan Wampu

NO : 72/SK/DIR/RSUPB/I/20I7
Tanggal :07 Januari 2017

KEBIJAKANOBAT HIGH ALERT


RUMAH SAKIT UMUM PUTRI BIDADARI LANGKAT

1. Obat High Alert adalah obat yang mempunyai resiko tinggi dan berakibat fatal pada pasien apabila
terjadi kesalahan saat pemesanan, penyiapan, administrasi, pemberian dan penyimpanan.
2. Obat – obat high alert di rumah sakit ditetapkan oleh Panitia Farmasi Terapi Rumah Sakit.
3. Informasi tentang obat – obat high alert dicantumkan di formularium rumah sakit.
4. Unit Farmasi bertanggung jawab terhadap semua sediaan farmasi / perbekalan farmasi yang beredar
di rumah sakit termasuk obat high alert.
5. Penatalaksaan, pengawasan penyelenggaraan pelayanan obat high alert dilaksanakan oleh Kepala
Unit Farmasi Rumah Sakit Putri Bidadari.
6. Pengadaan obat high alert pada distributor resmi.
7. Penyiapan obat high alert di unit farmasi dilakukan oleh petugas yang ditunjuk.
8. Pemberian label khusus pada obat high alert antara lain menggunakan huruf kombinasi (huruf kecil
dan besar = TALL-MAN), background label berwarna mencolok dan ditempelkan.
9. Memberi label "LASA" warna merah pada kumpulan obat-obat yang terlihat mirip dan kedengaran
mirip ( Nama Obat rupa dan ucapan mirip/NORUM), atau Look Alike SoundAlike/LASA) LASA
daftar obat-obatan yang harus diwaspadai
10. Memberi label "obat high alert" warna ungu pada obat-obat sitostika
11. Memberi label "obat high alert" warna merah pada obat-obat konsentrat tinggi
12. Penyimpanan obat high alert ditempatkan pada tempat yang khusus, dipisahkan dengan obat yang
lain.
13. Sebelum pemberian pada pasien harus dilakukan cek ulang dan double cek dengan petugas yang
berbeda (meliputi : identitas pasien, identitas obat, konsentrasi obat yang akan diberikan, aturan dan
cara pakai obat)
14. Setiap perawat yang memberikan obat high alert pada pasien harus tanda tangan dan nama terang
pada lembar pemberian obat.
15. Pada obat high alert dengan konsentrasi tinggi harus dilakukan pengenceran / pelarutan yang
sempurna (dengan cara dikocok) sebelum digunakan.
16. Permintaan obat high alert dilakukan oleh DPJP (Direktur Penanggung Jawab Pelayanan).
17. Obat high alert tidak boleh disimpan di unit perawatan pasien, kecuali sangat diperlukan dan harus
disimpan pada troli emergensi.
18. Pengawasan lebih ketat oleh perawat kepada pasien yang diterapi dengan obat high alert untuk
menghindari hal yang tidak diinginkan.

Binjai, 07 Januari 2017


DirekturUtama,
RSU Putri Bidadari Langkat
Jl. Stabat-T.Pura Desa Jendera Kecamatan Wampu

dr. Riza Evantina

Anda mungkin juga menyukai