Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN OKSIGENASI

1. Pengertian

Oksigenasi adalah pemenuhan akan kebutuhan oksigen (O²). Kebutuhan fisiologis


oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme
sel tubuh, untuk mempertahankan hidupnya, dan untuk aktivitas berbagai organ atau sel. Apabila
lebih dari 4 menit orang tidak mendapatkan oksigen maka akan berakibat pada kerusakan otak
yang tidak dapat diperbaiki dan biasanya pasien akan meninggal (Asmadi, 2008).

Oksigenasi merupakan salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme
untuk mempertahankan kelangsungan hidup sel-sel tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh
dengan cara menghirup O2 setiap kali bernapas. Masuknya oksigen ke jaringan tubuh ditentukan
oleh sistem respirasi kardiovaskuler dan keadaan hematologi (Wartonah & Tarwoto, 2010).

2. Klasifikasi

Peristiwa bernapas terdiri dari 2 bagian:

a. Menghirup udara (inpirasi)

Inspirasi adalah terjadinya aliran udara dari sekeliling masuk melalui saluran pernapasan
sampai keparu-paru. Proses inspirasi : volume rongga dada naik/lebih besar, tekanan rongga dada
turun/lebih kecil.

b. Menghembuskan udara (ekspirasi)

Tidak banyak menggunakan tenaga, karena ekspirasi adalah suatu gerakan pasif yaitu
terjadi relaxasi otot-otot pernapasan. Proses ekspirasi : volume rongga dada turun/lebih kecil,
tekanan rongga dada naik/lebih besar.

Proses pemenuhan oksigen di dalam tubuh terdiri dari atas tiga tahapan : yaitu ventilasi,
difusi dan transportasi.
a. Ventilasi

Merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam alveoli atau dari
alveoli ke atmosfer. Proses ini di pengaruhi oleh beberapa factor:

- Adanya kosentrasi oksigen di atmosfer. Semakin tingginya suatu tempat, maka tekanan
udaranya semakin rendah.
- Adanya kondisi jalan nafas yang baik.
- Adanya kemampuan toraks dan alveoli pada paru-paru untuk mengembang di sebut
dengan compliance. Sedangkan recoil adalah kemampuan untuk mengeluarkan CO² atau
kontraksinya paru-paru.
b. Difusi

Difusi gas merupakan pertukaran antara O² dari alveoli ke kapiler paru-paru dan CO² dari
kapiler ke alveoli. Proses pertukaran ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

- Luasnya permukaan paru-paru.


- Tebal membrane respirasi/permeabilitas yang terdiri atas epitel alveoli dan interstisial.
Keduanya dapat mempengaruhi proses difusi apabila terjadi proses penebalan.
- Pebedaan tekanan dan konsentrasi O². Hal ini dapat terjadi sebagaimana O² dari alveoli
masuk kedalam darah secara berdifusi karena tekanan O² dalam rongga alveoli lebih
tinggi dari pada tekanan O² dalam darah vena vulmonalis.
- Afinitas gas yaitu kemampuan untuk menembus dan mengikat HB.
c. Transportasi gas

Transfortasi gas merupakan proses pendistribusian O² kapiler ke jaringan tubuh dan CO²
jaringan tubuh ke kapiler. Transfortasi gas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

- curah jantung (kardiak output), frekuensi denyut nadi.


- kondisi pembuluh darah, latihan perbandingan sel darah dengan darah secara keseluruhan
(hematokrit), serta elitrosit dan kadar Hb.
3. Etiologi
a. Faktor Fisiologi
- Menurunnya kapasitas pengingatan O2 seperti pada anemia.
- Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti pada obstruksi saluran napas bagian
atas.
- Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun mengakibatkan transport O2 terganggu.
- Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam, ibu hamil, luka, dan lain-lain.
- Kondisi yang memengaruhi pergerakan dinding dada seperti pada kehamilan, obesitas,
muskulus skeleton yang abnormal, penyalit kronik seperti TBC paru.
b. Faktor Perkembangan
- Bayi prematur yang disebabkan kurangnya pembentukan surfaktan
- Bayi dan toddler adanya risiko infeksi saluran pernapasan akut.
- Anak usia sekolah dan remaja, risiko infeksi saluran pernapasan dan merokok.
- Dewasa muda dan pertengahan : diet yang tidak sehat, kurang aktivitas, stress yang
mengakibatkan penyakit jantung dan paru-paru
Dewasa tua : adanya proses penuaan yang mengakibatkan kemungkinan arteriosklerosis,
elastisitas menurun, ekspansi paru menurun.
c. Faktor Perilaku
- Nutrisi : misalnya pada obesitas mengakibatkan penurunan ekspansi paru, gizi yang buruk
menjadi anemia sehingga daya ikat oksigen berkurang, diet yang tinggi lemak
menimbulkan arterioklerosis.
- Exercise akan meningkatkan kebutuhan oksigen.
- Merokok : nikotin menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah perifer dan koroner.
- Substansi abuse (alcohol dan obat-obatan) : menyebabkan intake nutrisi/Fe menurun
mengakibatkan penurunan hemoglobin, alcohol, menyebabkan depresi pusat pernapasan.
Kecemasan : menyebabkan metabolism meningkat
d. Faktor Lingkungan
- Tempat kerja
- Suhu lingkungan
- Ketinggian tempat dan permukaan laut.
4. Manifestasi Klinik

Adanya penurunan tekanan inspirasi/ ekspirasi menjadi tanda gangguan oksigenasi.


Penurunan ventilasi permenit, penggunaaan otot nafas tambahan untuk bernafas, pernafasan nafas
flaring (nafas cuping hidung), dispnea, ortopnea, penyimpangan dada, nafas pendek, posisi tubuh
menunjukan posisi 3 poin, nafas dengan bibir, ekspirasi memanjang, peningkatan diameter
anterior-posterior, frekuensi nafas kurang, penurunan kapasitas vital menjadi tanda dan gejala
adanya pola nafas yang tidak efektif sehingga menjadi gangguan oksigenasi (NANDA, 2015).

Beberapa tanda dan gejala kerusakan pertukaran gas yaitu takikardi, hiperkapnea,
kelelahan, somnolen, iritabilitas, hipoksia, kebingungan, AGD abnormal, sianosis, warna kulit
abnormal (pucat, kehitam-hitaman), hipoksemia, hiperkarbia, sakit kepala ketika bangun,
abnormal frekuensi, irama dan kedalaman nafas (NANDA, 2015).

Selain itu tanda dan gejala gangguan oksigenasi yaitu :

- Suara napas tidak normal.


- Perubahan jumlah pernapasan.
- Batuk disertai dahak.
- Penggunaan otot tambahan pernapasan.
- Dispnea.
- Penurunan haluaran urin.
- Penurunan ekspansi paru.
- Takhipnea
5. Pohon Masalah/Pathway

Obstruksi dispneu yang disebabkan oleh berbagai etiologi

Fungsi pernapasan terganggu

Hipoventilasi/hiperventilasi Obstruksi jalan Terganggunya difusi


napas/pengeluaran mucus pertukaran O2 dan CO2
yang banyak dialveolus

Takipneu/bradipneu Bersihan jalan napas tidak Suplai O2 menurun


efektif

Pola napas tidak efektif Sirkulasi darah ketubuh


menurun

Kelemahan umum

Intoleransi aktifitas
6. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan untuk mengetahui adanya gangguan


oksigenasi yaitu:

- Pemeriksaan fungsi paru


Untuk mengetahui kemampuan paru dalam melakukan pertukaran gas secara efisien.
- Pemeriksaan gas darah arteri
Untuk memberikan informasi tentang difusi gas melalui membrane kapiler alveolar dan
keadekuatan oksigenasi.
- Oksimetri
Untuk mengukur saturasi oksigen kapiler
- Pemeriksaan sinar X dada
Untuk pemeriksaan adanya cairan, massa, fraktur, dan proses-proses abnormal.
- Bronkoskopi
Untuk memperoleh sampel biopsy dan cairan atau sampel sputum/benda asing yang
menghambat jalan nafas.
- Endoskopi
Untuk melihat lokasi kerusakan dan adanya lesi.
- Fluoroskopi
Untuk mengetahui mekanisme radiopulmonal, misal: kerja jantung dan kontraksi paru.
- CT-SCAN
Untuk mengintifikasi adanya massa abnormal.
7. Manajemen Terapi
a. Penatalaksanaan medis
- Pemantauan Hemodinamika
- Pengobatan bronkodilator
- Melakukan tindakan delegatif dalam pemberian medikasi oleh dokter, misal: nebulizer,
kanula nasal, masker untuk membantu pemberian oksigen jika diperlukan.
- Penggunaan ventilator mekanik
- Fisoterapi dada
b. Penatalaksanaan keperawatan
- Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
1) Pembersihan jalan nafas
2) Latihan batuk efektif
3) Pengisafan lendir
4) Jalan nafas buatan
- Pola Nafas Tidak Efektif
1) Atur posisi pasien ( semi fowler )
2) Pemberian oksigen
3) Teknik bernafas dan relaksasi
c. Proses Keperawatan
a. Assesment
- Identitas Klien
Meliputi nama lengkap, tempat tinggal, umur, tempat lahir, asal suku bangsa, pekerjaan.
- Riwayat Keluhan
1) Keluhan uta
2) ma
3) Riwayat Kesehatan Sekarang
4) Riwayat Kesehatan Dahulu Klien
- Pemeriksaan Fisik
1) Mata
· Konjungtiva pucat (karena anemia)
· Konjungitva sianosis ( karena hipoksemia)
· Konjungtiva terdapat pethecia ( karena emboli lemak atau endokarditis)
2) Kulit
· Sianosis perifer (vasokontriksi dan menurunnya aliran darah perifer).
· Sianosis secara umum (hipoksemia)
· Penurunan turgor (dehidrasi)
· Edema
· Edema periorbital
3) Jari dan kuku
· Sianosis
· Clubbing finger
4) Mulut dan bibir
· Membran mukosa sianosis
· Bernapas dengan mengerutkan mulut.
5) Hidung
· Pernapasan dengan cuping hidung, deviasi sputum, perforasi, dan kesimetrisan.
6) Vena Leher
· Adanya distensi/ bendungan.
7) Dada
a) Inspeksi
· Pemeriksaan mulai dada posterior sampai yang lainnya, pasien harus duduk.
· Observasi dada pada sisi kanan atau kiri serta depan atau belakang.
· Dada posterior amati adanya skar, lesi, dan masa serta gangguan tulang belakang (kifosis,
skoliosis, dan lordosis)
· Catat jumlah, irama, kedalaman pernapasan, dan kesimetrisan pergerakan dada.
· Observasi pernapasan seperti pernapasan hidung, atau pernapasan diafragma serta
penggunaan otot bantu pernapasan.
· Observasi durasi inspirasi dan ekspirasi. Ekspirasi yang panjang menandakan adanya
obstruksi jalan napas seperti pada pasien Chronic Airflow Limitation (CAL)/ Chronic
Obstructive Pulmonary Disease (COPD).
· Observasi kesimetrisan pergerakan dada. Gangguan pergerakan dinding dada
mengindikasikan adanya penyakit paru/ pleura.
· Observasi retraksi abnormal ruang interkostal selama inpsirasi yang mengindikasikan
adanya obstruksi jalan napas.
· Kelainan bentuk dada:
o Barrel chest : Akibat overinflation paru pada pasien emfisema.
o Funnel chest : Missal pada pasien kecelakaan kerja yaitu depresi bagian
bawah sternum.
o Pigeon chest : Akibat ketidaktepatan sternum yang mengakibatkan
peningkatan diameter AP.
o Kofiskoliosis : Misal pada pasien osteoporosis dan kelainan
musculoskeletal.

b) Palpasi
· Untuk mengkaji kesimetrisan pergerakan dada dan mengobservasi abnormalitas,
mengidentifikasi keadaan kulit, dan mengetahui tactil premitus (vibrasi).
c) Perkusi
Mengkaji resonansi pulmoner, organ yang ada di sekitarnya, dan pengembangan
(ekskursi) diafragma. Ada dua suara perkusi yaitu:
- Suara perkusi normal:
· Resonan (sonor) : dihasilkan pada jaringan paru normal, umumnya bergaung dan bernada
rendah.
· Dullness : dihasilkan di atas jantung atau paru.
· Tympany : dihasilkan di atas perut yang berisi udara.
- Suara perkusi abnormal:
· Hiperesonan : lebih rendah dari resonan seperti paru abnormal yang berisi udara.
· Flatness : nada lebih tinggi dari dullness seperti perkusi pada paha, bagian jaringan lainnya.
d) Auskultasi
- Suara napas normal
· Bronchial/ tubular sound seperti suara dalam pipa, keras, nyaring, dan hembusan lembut.
· Bronkovesikuler sebagai gabungan antara suara napas bronchial dengan vesikuler.
· Vesikuler terdengar lembut, halus, sperti hembusan angin sepoi – sepoi.
o Jenis suara tambahan
a. Wheezing : suara nyaring, musical, terus – menerus akibat jalan
napas yang menyempit.
b. Ronchi : suara mengorok karena ada sekresi kental dan peningkatan
produksi sputum.
c. Pleural friction rub : suara kasar, berciut, dan seperti gessekan akibat
inflamasi dim pleura, nyeri saat bernapas.
d. Crakles : bunyi napas yang berlainan akibat penundaan pembukaan
jalan napas yang menutup terdengar sealama inspirasi.
e. Fine cracles : suara meletup akibat melewati daerah alveoli, seperti
suara rambut digesekkan.
f. Coars cracles: lemah, kasar, akibat ada cairan di jalan saluran napas
yang besar. Berubah jika pasien batuk.

b. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan:
- Sekresi kental/belebihan sekunder akibat infeksi, fibrosis kistik atau influenza.
- Imobilitas statis sekresi dan batuk tidak efektif
- Sumbatan jalan nafas karena benda asing
2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan:
- Lemahnya otot pernafasan
- Penurunan ekspansi paru
3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara kebutuhan dan
suplai oksigen.

c. Rencana Intervensi

No Dx Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional


1 Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor TTV 1. Untuk mengetahui
keperawatan selama 3 x 24 2. Auskultasi dada untuk TTV
jam diharapkan bersihan karakter bunyi nafas dan 2. Pernafasan rochi,
jalan napas efektif sesuai adanya secret. menunjukkan
dengan kriteria: 3. Berikan air minum tertahannya secret
1. Menunjukkan jalan hangat obstruksi jalan nafas
nafas bersih 4. Beri posisi yang 3. Membantu
2. Suara nafas normal nyaman seperti posisi mengencerkan secret
tanpa suara tambahan semi fowler 4. Memudahkan pasien
3. Tidak ada penggunaan 5. Sarankan keluarga untuk bernafas
otot bantu nafas agar tidak memakaikan
4. Mampu melakukan pakaian ketat kepada 5. Pakaian yang ketat
perbaikan bersihan jalan pasien menyulitkan pasien
nafas 6. Kolaborasi untuk bernafas
penggunaan nebulizer 6. Kelembapan
mempermudah
pengeluaran dan
mencegah pembentukan
mucus tebal pada
bronkus dan membantu
pernafasan

2 Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji frekuensi 1. Mengetahui frekuensi


keperawatan selama 3X24 pernafasan pasien. pernafasan paasien
jam diharapkan pola napas 2.Tinggikan kepala dan 2. Duduk tinggi
efektif dengan kriteria : bantu mengubah posisi. memungkinkan ekpansi
1. Menunjukkkan pola nafas 3. Ajarkan teknik paru dan memudahkan
efektif dengan frekuensi bernafas dan relaksasi pernafasan
nafas 16-20 kali/menit dan yang benar 3. HE dapat memberikan
irama teratur 4. Kolaborasikan dalam pengetahuan pada pasien
2. Mampu menunjukkan pemberian obat tentang teknik bernafas
perilaku peningkatan fungsi 4. Pengobatan
paru mempercepat
penyembuhan dan
memperbaiki pola nafas
3 Setelah dilakukan tindakan 1. Bantu pasien untuk 1. Untuk mengetahui
keperawatan selama 3 X 24 untuk mengidentifikasi kemampuan pasien
jam diharapkan toleransi aktifitas yang mampu dalam melakukan
aktifitas dapat dipertahankan dilakukan aktifitas
dengan kriteria : 2. Bantu untuk 2. Memudahkan pasien
mengetahui aktifitas yang untuk melakukan
disukai aktifitas
1.Berpartisipasi dalam 3. Bantu pasien/keluarga 3. Memudahkan pasien
aktifitas fisik tanpa disertai untuk mengidentifikasi untuk mengetahui
dengan peningkatan TTV kekurangan dalam kekurangannya dalam
2. Mampu melakukan beraktifitas melakukan aktifitas
aktifitas sehari-hari secara
mandiri
3. TTV normal

d. Implementasi

Tanggal/Jam No dx Implementasi Respon Paraf


Rabu, 5 1 1.Memonitor
september 2018 TTV
2.Mengauskultasi
08.00 WIB - dada untuk
14.00 WIB karakter bunyi
nafas dan adanya
secret.
3. Memberikan
air minum hangat
4. Memberikan
posisi yang
nyaman seperti
posisi semi
fowler
5. Menyarankan
keluarga agar
tidak
memakaikan
pakaian ketat
kepada pasien
6. Berkolaborasi
penggunaan
nebulizer

Rabu, 5 2 1. Mengkaji
september 2018 frekuensi
pernafasan
08.00 WIB - pasien.
14.00 WIB 2.Meninggikan
kepala dan bantu
mengubah posisi.
3. Mengajarkan
teknik bernafas
dan relaksasi
yang benar
4. Berkolaborasi
dengan dokter
dalam pemberian
obat

Rabu, 5 3 1. Membantu
september 2018 pasien untuk
untuk
08.00 WIB - mengidentifikasi
14.00 WIB aktifitas yang
mampu
dilakukan
2. Membantu
untuk
mengetahui
aktifitas yang
disukai
3. Membantu
pasien/keluarga
untuk
mengidentifikasi
kekurangan
dalam
beraktifitas

Kamis, 6 1 1.Memonitor
september 2018 TTV
2.Mengauskultasi
14.00 WIB- dada untuk
21.00 WIB karakter bunyi
nafas dan adanya
secret.
3. Memberikan
air minum hangat
4. Memberikan
posisi yang
nyaman seperti
posisi semi
fowler
5. Menyarankan
keluarga agar
tidak
memakaikan
pakaian ketat
kepada pasien
6. Berkolaborasi
penggunaan
nebulizer

Kamis, 6 2 1. Mengkaji
september 2018 frekuensi
pernafasan
08.00 WIB - pasien.
14.00 WIB 2.Meninggikan
kepala dan bantu
mengubah posisi.
3. Mengajarkan
teknik bernafas
dan relaksasi
yang benar
4. Berkolaborasi
dengan dokter
dalam pemberian
obat

Kamis, 6 3 1. Membantu
september 2018 pasien untuk
untuk
08.00 WIB - mengidentifikasi
14.00 WIB aktifitas yang
mampu
dilakukan
2. Membantu
untuk
mengetahui
aktifitas yang
disukai
3. Membantu
pasien/keluarga
untuk
mengidentifikasi
kekurangan
dalam
beraktifitas

Jumat, 7 1 1.Memonitor
september 2018 TTV
2.Mengauskultasi
08.00 WIB - dada untuk
14.00 WIB karakter bunyi
nafas dan adanya
secret.
3. Memberikan
air minum hangat
4. Memberikan
posisi yang
nyaman seperti
posisi semi
fowler
5. Menyarankan
keluarga agar
tidak
memakaikan
pakaian ketat
kepada pasien
6. Berkolaborasi
penggunaan
nebulizer

Jumat, 7 2 1. Mengkaji
september 2018 frekuensi
pernafasan
08.00 WIB - pasien.
14.00 WIB 2.Meninggikan
kepala dan bantu
mengubah posisi.
3. Mengajarkan
teknik bernafas
dan relaksasi
yang benar
4. Berkolaborasi
dengan dokter
dalam pemberian
obat

Jumat, 7 3 1. Membantu
september 2018 pasien untuk
untuk
08.00 WIB - mengidentifikasi
14.00 WIB aktifitas yang
mampu
dilakukan
2. Membantu
untuk
mengetahui
aktifitas yang
disukai
3. Membantu
pasien/keluarga
untuk
mengidentifikasi
kekurangan
dalam
beraktifitas

e. Evaluasi

No Urut Hari/Tgl/Jam Evaluasi Tanda


DX Kep Tangan
1 Rabu, 5 september 2018 S:
O:
A:
P:
2 Rabu, 5 september 2018 S:
O:
A:
P:
3 Rabu, 5 september 2018 S:
O:
A:
P:
1 Kamis, 6 september S:
2018 O:
A:
P:
2 Kamis, 6 september S:
2018 O:
A:
P:
3 Kamis, 6 september S:
2018 O:
A:
P:
1 Jumat, 7 september S:
2018 O:
A:
P:
2 Jumat, 7 september S:
2018 O:
A:
P:
3 Jumat, 7 september S:
2018 O:
A:
P:
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi (2008). Konsep Dasar Keperawatan . Jakarta : EGC


Mubarak, Wahit Iqbal & Cahyani, Nurul. 2007. Kebutuhan Dasar. Jakarta : EGC
Nanda International (2015). Diagnosis Keperawatan: definisi & Klasifikasi. Jakarta:EGC
Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan. Edisi 4.
Salemba Medika : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai