Keluhan penyerta : kelopak mata kanan tidak bisa menutup dan telinga berdenging
- Onset dan kronologi
Sejak kapan?
Sudah berapa lama?
Apakah hilang timbul atau menetap?
Apakah terjadi secara tiba-tiba?
Apakah ada waktu-waktu tertentu keluhan timbul?
- Kuantitas keluhan
Seberapa sering keluhan muncul/hari?
Seberapa berat keluhan yang dirasakan?
Apakah keluhan mengganggu aktivitas sehari-hari?
Apakah mengganggu pekerjaan penderita atau aktivitas fisik lainnya?
- Kualitas keluhan
Berapa lama durasi keluhan?
Bagaimana pola/bentuk keluhan?
- Faktor pemberat
Apakah keluhan dipengaruhi oleh aktivitas?
Apakah memiliki kebiasaan makan yang tidak sehat?
Apakah dipengaruhi oleh keadaan atau posisi tertentu?
- Faktor peringan
Apakah pernah konsumsi obat untuk memperingan?
Apakah ada sesuatu usaha untuk meringankan keluhan?
1. Gejala pada sisi wajah ipsilateral berupa kelemahan otot wajah ipsilateral yang terjadi secara
tiba-tiba beberapa jam sampai beberapa hari (maksimal 7 hari)
2. kerutan dahi menghilang ipsilateral
3. tampak seperti orang letih
4. tidak mampu atau sulit mengedipkan mata
5. berkurangnya produksi air mata
6. hidung terasa kaku
7. sulit berbicara
8. sulit makan dan minum
9. salivasi yang berlebihan atau berkurang
10. pembengkakan wajah
11. berkurang atau hilangnya rasa kecap
12. dan air liur sering keluar
13. Pasien juga mengeluhkan nyeri di sekitar telinga
14. sensitif terhadap suara berupa hiperakusis
15. rasa bengkak atau kaku pada wajah walaupun tidak ada gangguan sensorik.
Bila lesi di foramen stylomastoid, dapat terjadi gangguan komplit yang menyebabkan
paralisis semua otot ekspresi wajah. Saat menutup kelopak mata, kedua mata melakukan
rotasi ke atas (Bell’s phenomenon). Selain itu, mata dapat terasa berair karena aliran air
mata ke sakus lakrimalis yang dibantu muskulus orbikularis okuli terganggu. Manifestasi
komplit lainnya ditunjukkan dengan makanan yang tersimpan antara gigi dan pipi akibat
gangguan gerakan wajah dan air liur keluar dari sudut mulut.
Lesi di kanalis fasialis (di atas persimpangan dengan korda timpani tetapi di bawah ganglion
genikulatum) akan menunjuk semua gejala seperti lesi di foramen stylomastoid ditambah
pengecapan menghilang pada dua per tiga anterior lidah pada sisi yang sama. Bila lesi
terdapat di saraf yang menuju ke muskulus stapedius dapat terjadi hiperakusis (sensitivitas
nyeri terhadap suara keras). Selain itu, lesi pada ganglion genikulatum akan menimbulkan
lakrimasi dan berkurangnya salivasi serta dapat melibatkan saraf kedelapan.