Anda di halaman 1dari 13

BAB I

KENAKALAN ANAK DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA

A. Latar Belakang

Ilmu dan teknologi yang terus berkembang semakin menunjukkan

kelasnya sejalan dengan perkembangan manusia pola kehidupan pun

semakin bergeser pada pola yang semakin universal. Suatu permasalahan

yang sering muncul di masyarakat adalah berkisar tentang permasalahan

remaja, pendidikan, dan pergaulan masyarakat. Perubahan zaman telah

mengubah gaya hidup para remaja, terutama di kota-kota besar.

Kebanyakan remaja sekarang sangat aktif melahap media.

Bagi anak remaja, sangat diperlukan adanya pemahaman,

pendalaman, serta ketaatan terhadap ajaran agama yang di anut. Kenyataan

sehari-hari menunjukan bahwa anak-anak remaja yang melakukan

kejahatan sebagian besar kurang memahami norma-norma agama, adat

istiadat, kesopanan, kesusilaan, dan norma hukum. Apabila orang tua

kurang memperhatikan masalah ini, maka akan berakibat tidak

harmonisnya hubungan antara orang tua dan anak. Akhirnya anak akan

mencari jalan hidupnya sendiri. Bukan rahasisa lagi bahwa hal ini banyak

terjadi pada keluarga tingkat menengah keatas karena kesibukan orang tua.

B. Rumusan Masalah

Dalam penyusunan makalah ini kami merumuskan beberapa

permasalahan yaitu :

1
1. Apa yang di maksud dengan remaja?

2. Jenis-jenis kenakalan pada anak

3. Apa yang menyebabkan kenakalan pada anak ?

4. Faktor apa yang mempengaruhi kenakalan pada anak ?

5. Bagaimana penanggulangan kenakalan pada anak ?

6. Langkah apa saja dalam penanggulangan kenakalan pada anak ?

C. Tujuan Pembahasan

Tujuan penulisan makalah yang kami buat yaitu :

1. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mahasiswa agar

dapat memecahkan suatu permasalahan kenakalan pada anak dalam

kesehariannya.

2. Meminimalisasi penyimpangan-penyimpangan pada perilaku

anak/remaja yang salah, seperti: tawuran, tindakan kriminal,

penyalahgunaan narkoba dan narkotika sek bebas, dan lain-lain.

2
BAB II

KENAKALAN ANAK DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA

A. KENAKALAN PADA ANAK

1. Pengertian Kenakalan

Istilah baku tentang kenakalan remaja dalam konsep psikologi

adalah juvenily delinquency. Secara etimologis dapat dijabarkan

bahwa juvenile berarti anak. Jika meenyangkut subjek/pelaku, maka

juvenile delinquency berarti anak penjahat atau anak jahat. Kenakalan

anak/remaja merupakan perbuatan pelanggaran norma-norma baik

norma hukum maupun norma sosial.

Menurut B Simanjuntak, kenakalan siswa adalah perbuatan

anak yang melanggar norma-norma, baik norma sosial, norma hukum,

norma kelompok, mengganggu ketentraman masyarakat sehingga

yang berwajib mengambil tindakan pengasingan. Sedangkan Menurut

Paul Moedikdo,SH kenakalan remaja adalah perbuatan yang dari

orang dewasa merupakan suatu kejahatan bagi anak-anak merupakan

kenakalan jadi semua yang dilarang oleh hukum pidana, seperti

mencuri, menganiaya dan sebagainya. Semua perbuatan

penyelewengan dari norma kelompok tertentu untuk menimbulkan

keonaran dalam masyarakat.Semua perbuatan yang menunjukkan

kebutuhan perlindungan bagi sosial.

2. Jenis-Jenis Kenakalan Pada Anak

3
Kenakalan terisolir (Delinkuensi terisolir) yaitu kelompok

terbesar dari remaja nakal namun tidak menderita kerusakan

psikologis, misalnya Ingin meniru, Lingkungan tempat tinggal,

Umumnya mereka berasal dari keluarga yang tidak harmonis sehingga

mereka ingin memuaskan kebutuhan mereka di tengah lingkungan

mereka yang bersifat kriminal karena mereka menganggap gang

mereka telah memberikan alternatif hidup yang menyenangkan,

Kurang didikan dari keluarga sehingga sebagai akibatnya mereka

tidak bisa mengimplementasikan norma hidup secara normal,

Kenakalan neurotik (Delinkuensi neurotik) yaitu tipe remaja

yang menderita gangguan kejiwaan yang cukup serius, misal saja

berupa kecemasan, merasa selalu tidak aman, merasa bersalah dan

berdosa dan lain sebagainya. Mislnya, suka memperkosa kemudian

membunuh korbannya.

Kenakalan psikotik (Delinkuensi psikopatik) Merupakan

kenakalan remaja yang melakukan oknum kriminal paling berbahaya.

Mereka dibesarkan oleh keluarga yang over disiplin namun orangtua

mereka apatis terhadap mereka, sehingga mereka mempunyai sikap

egoistis dan anti sosial. Sikap mereka kasar, kurang ajar dan sadis

terhadap siapapun tanpa ada sebab yang jelas.

Kenakalan defek moral (Delinkuensi defek moral) Defek

(defect, defectus) mempunyai arti rusak, tidak lengkap, salah, cedera,

cacat, kurang. Delinkuensi defek moral mempunyai ciri-ciri: sering

4
sekali melakukan tindakan yang bersifat anti sosial. Kelemahan para

remaja delinkuen defek moral adalah mereka tidak menyadari bahwa

tingkah laku mereka jahat, tidak mampu mengendalikan dan

mengaturnya, rasa kemanusiaan dalam diri mereka sangat terganggu,

sikap mereka sangat dingin tanpa afeksi. Mereka biasanya menjadi

penjahat yang sulit sekali untuk diperbaiki moralnya. Mereka adalah

para residivis yang kejahatannya dilakukan karena dorongan naluri

yang rendah dari dalam diri mereka sendiri. Di antara para residivis-

residivis remaja tersebut, kurang lebih 80 % dari mereka telah

mengalami kerusakan psikis yang berupa disposisi dan perkembangan

mental yang salah. Dan sisanya (20 %) disebabkan oleh faktor

lingkungan sosial tempat mereka tinggal

3. Sebab-Sebab Terjadinya Kenakalan Pada Anak

Kenakalan anak/remaja sebagai suatu fenomena sosial yang

terjadi di sekitar kita dapat timbul karena disebabkan oleh beberapa

hal. Sebab-sebab timbulnya kenakalan remaja antara lain:

a. Lemahnya pendidikan agama di lingkungan keluarga;

b. Kemerosotan moral dan mental orang dewasa;

c. Pendidikan dalam sekolah yang kurang baik;

d. Adanya dampak negatif dari kemajuan teknologi;

e. Tidak stabilnya kondisi sosial, politik, ekonomi.

Secara luas, sebab-sebab kenakalan remaja dapat kita bedakan

menjadi dua, yaitu sebab intern dan sebab ekstern. Sebab intern

5
berasal dari pribadi remaja itu sendiri, sedangkan sebab ekstern datang

dari lingkungan sekitar remaja. Yang tergolong sebab yang datang dari

pribadi remaja itu sendiri (sebab intern) diantaranya:

a. Cacat keturunan yang bersifat biologis dan psikis

b. Kurang mampu mengadakan penyesuaian dengan lingkungan-

lingkungan yang baik, sehingga mencari pelarian dan kepuasan

c. Ketidak seimbangan pemenuhan kebutuhan pokok dengan

keinginan

Sedangkan penyebab yang datang dari luar diri remaja (sebab

ekstern) di antaranya:

a. Rasa cinta dan perhatian yang kurang

b. Kegagalan pendidikan di lingkungan keluarga, lingkungan

sekolah, dan masyarakat

c. Pengawasan yang kurang dari orang tua, guru, dan masyarakat

d. Kurangnya penghargaan terhadap remaja

e. Cara-cara pendekatan yang tidak sesuai dengan perkembangan

remaja.

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kenakalan Pada Anak

Selain sebab-sebab yang dapat menimbulkan kenakalan

remaja, Banyak faktor yang mempengaruhi kenakalan pada anak yang

dapat menyeret mereka pada dekadensi moral dan pendidikan yang

buruk di dalam masyarakat yaitu :

a. Kemiskinan Yang Menerpa Keluarga

6
Sebagaimana diketahui, jika anak tidak dapat menikmati

sandang dan pangan secara layak didalam rumahnya, tidak

mendapatkan orang yang akan memberinya sesuatu yang

menunjang kehidupannya, kemudian ia melihat bahwa

disekitarnya penuh dengan kemiskinan dan kesusahan, maka anak

akan meninggalkan rumah untuk mencari rizki dan bekal

penghidupan. Dengan demikian, ia akan mudah diperdaya oleh

orang-orang jahat penuh dosa, kejam dan tidak bermoral.

Sehingga ia akan tumbuh di alam masyarakat menjadi penjahat

berbahaya yang mengancam jiwa, harta, dan kehormatan.

b. Disharmoni antara Bapak dan Ibu.

Antara masalah fundamental yang dapat menimbulkan

kenakalan pada anak adalah suasana disharmoni hubungan antara

bapak dan ibu pada banyak kesempatan mereka berkumpul dan

bertemu. Ketika anak membuka matanya di dalam rumah. Dan

melihat secara jelas terjadinya pertengkaran antara bapak dan

ibunya, ia akan lari meninggalkan suasana rumah yang

membosankan dan keluarga yang kacau untuk mencari teman

bergaul yang dapat menghilangkan keresahannya. jika teman-

teman bergaulnya adalah orang-orang yang jahat, maka secara

perlahan ia akan terseret ke dalam kenakalan. Dan jatuh dalam

akhlaq kebiasaan yang buruk. Bahkan kenakalannya itu dapat

7
bertambah sehingga yang buruk. Bahkan kenakalannya itu dapat

bertambah menjelma menjadi perusak negara dan bangsa.

c. Perceraian dan Kemiskinan sebagai Akibatnya

Di antara masalah fundamental yang sering menimbulkan

kenakalan pada anak adalah situasi perceraian dan akibatnya,

seperti berpisahnya anak dan tersia-siakan. Sudah menjadi

kenyataan, bahwa anak yang sejak membukakan matanya didunia

ini sudah tidak bertemu ibu Yang menyayangi dan bapak yang

memeliharanya, akan mudah melakukan perbuatan jahat, bahkan

akan terdidik dengan kerusakan dan kenakalan lebih negatif lagi,

jika sang ibu yang telah diceraikan itu menikah dengan laki-laki

lain. Seringkali keadaan ini menyebabkan anak melakukan

terlunta-lunta tidak terabaikan dan berusaha lari dari rumah.

Problems lain adalah jatuhnya si ibu ke dalam kemiskinan setelah

diceraikan oleh suaminya. Di dalam situasi seperti ini. Ia terpaksa

bekerja di luar rumah. la harus meninggalkan rumah atau

membiarkan anak-anak kecil bermain di jalanan, dibayangi

malapetaka siang dan malam, tanpa mendapatkan perlindungan,

maka apa yang dapat kita harapkan dari anak-anak yang mtidak

mendaptkan kasih saying perhatian dan tanggung jawab ibu dan

bapak? Tidak ada sesuatu yang dapat kita terima dari mereka

kecuali kejahatan dan kenakalan. Terkecuali orang-orang yang

dikasihani Tuhan, yang jumlahnya sangat sedikit.

8
Ada faktor yang dapat mengurangi tingkat kenakalan

remaja (faktor positif) dan ada juga faktor yang justru mendorong

timbulnya kenakalan remaja (faktor negatif).

Faktor-faktor yang dapat mengurangi tingkat kenakalan

remaja (faktor positif) di antaranya:

 Masih ada dan masih diakuinya norma-norma agama dan

norma-norma sosial oleh sebagian besar anak-anak,

remaja, maupun orang dewasa;

 Masih adanya selalu usaha-usaha ke arah penegakan

norma yang berlaku di masyarakat;

 Daya tahan dan sikap menilai terhadap pengaruh negatif

dari sebagian besar golongan di masyarakat masih kuat

 Susunan dan ikatan-ikatan sosial masyarakat Indonesia

masih memungkinkan adanya kontrol terhadap

pelanggaran-pelanggaran agama

Sedangkan faktor-faktor yang justru memungkinkan

timbulnya kenakalan remaja (faktor negatif) antara lain:

 Situasi sosial politik yang kurang menguntungkan;

 Keadaan sosial ekonomi yang belum kuat;

 Suasana sosial psikologi yang belum stabil;

 Kesehatan fisik dan mental masyarakat yang belum

mantap;

9
 Perkembangan teknologi yang belum seimbang dengan

kesiapan mental masyarakat untuk menerimanya;

 Perkembangan komunikasi massa yang besar

menyebabkan frekuensi peniruan yang besar.

B. PENANGGULANGAN KENAKALAN PADA ANAK

1. Upaya Penanggulangan Kenakalan Pada Anak

Upaya penanggulangan kenakalan remaja, dibedakan kedalam

tiga upaya, yaitu:

a. Upaya Preventif yakni membantu individu menjaga atau

mencegah masalah bagi dirinya. Misalnya mendirikan tempat

latihan untuk menyalurkan kreativitas anak, pembentukan klub

olah raga, pembinaan mental dan spiritual, dan lain-lain.

b. Upaya represif yakni dengan pemberian hukuman

c. Upaya Kuratif yakni membantu individu memecahkan masalah

dan menanggulangi yang sedang di hadapi atau di alaminya.

2. Langkah-Langkah Penanggulangan Kenakalan Pada Anak

Langkah-langkah dalam penanggulangan kenakalan yang

harus di tempuh dengan 2 (dua) langkah pembinaan yaitu pembinaan

agama dan pembinaan prestasi.

a. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pembinaan berarti

“Pembaharuan atau Penyempurnaan” dan “Usaha” tindakan

yang dilakukan secara efisien Pembinaan Agama dan fektif

untuk memperoleh hasil yang lebih baik, dalam arti orang tua

10
harus membujuk agar anaknya tersebut rajin beribadah dan

taqwa kepada tuhan.

b. Dengan prinsif keteladanan. Remaja harus mendapatkan

banyak figur orang-orang dewasa yang sukses yang telah

berhasil melampaui fase/masa remajanya dengan baik, juga

mereka yang telah berhasil memperbaiki diri yang

sebelumnya gagal pada masa/tahap ini.

c. Orang tua harus mampu untuk membenahi kondisi

keluarganya agar dapat tercipta keluarga yang harmonis,

komunikatif, serta aman dan nyaman bagi mereka

d. Orang tua harus mampu memberi contoh/teladan yang baik

dalam hal religious agar anak-anak mereka juga dapat

mencontoh orang tuanya, sehingga tercipta generasi remaja

yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

e. Untuk menghindari masalah yang timbul dari akibat

pergaulan, orang tua harus mengarahkan sang anak remajanya

untuk memilih teman bergaul yang mempunyai sifat terpuji,

orang tua juga sebaiknya memberikan kesibukan dan

mempercayakan tanggungjawab rumah tangga kepada si anak

remajanya untuk melatih kedisiplinan mereka dan juga agar

mereka tidak menghabiskan waktu luang mereka dengan

kegiatan yang kurang berguna

11
f. Remaja harus mampu membentuk ketahanan diri agar mereka

tidak mudah terpengaruh/tergoda dengan sifat-sifat temannya

yang kurang baik

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas maka pemakalah menarik

kesimpulan bahwa remaja adalah juvenily delinquency. Secara etimologis

dapat dijabarkan bahwa juvenile berarti anak. Jika meenyangkut

subjek/pelaku, maka juvenile delinquency berarti anak penjahat atau anak

jahat. Sedangkan Kenakalan anak/remaja merupakan perbuatan

pelanggaran norma-norma baik norma hukum maupun norma sosial.

Sedangkan pemicu dari pada kenakalan anak/remaja yakni terdiri atas dua

antara lain faktor intern dan faktor ekstern.

Maka dalam hal ini dalam memahami dan cara menanggulangi dari

pada kenakalan anak tersebut kita harus memahami apa yang menjadi

penyebab dari pada kenakalan tersebut maka dengan sendirinya kita akan

mengetahui cara atau teknik dalam menghadapi kondisi seperti itu.

Adapun yang menjadi cara dalam penanggulangannya antara lain yakni 1.

Pembinaan Agama, 2. Dengan prinsif keteladanan, 3. Orang tua harus

mampu untuk membenahi kondisi keluarganya agar dapat tercipta keluarga

yang harmonis, komunikatif, serta aman dan nyaman bagi mereka, 4.

Orang tua harus mampu memberi contoh/teladan yang baik dalam hal

12
religious agar anak-anak mereka juga dapat mencontoh orang tuanya,

sehingga tercipta generasi remaja yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, 5. Untuk menghindari masalah yang timbul dari akibat

pergaulan, orang tua harus mengarahkan sang anak remajanya untuk

memilih teman bergaul yang mempunyai sifat terpuji, orang tua juga

sebaiknya memberikan kesibukan dan mempercayakan tanggungjawab

rumah tangga kepada si anak remajanya untuk melatih kedisiplinan

mereka dan juga agar mereka tidak menghabiskan waktu luang mereka

dengan kegiatan yang kurang berguna, 6. Remaja harus mampu

membentuk ketahanan diri agar mereka tidak mudah terpengaruh/tergoda

dengan sifat-sifat temannya yang kurang baik.

B. Daftar Pustaka

1. anwarriyants.wordpress.com, 2013).

2. (http://makalahsekolah.wordpress.com)

3. mtcdempet.wordpress.com. 2013)

4. unicef.org. 2009)

13

Anda mungkin juga menyukai