PEMBERIAN OBAT
2.1 KONSEP DASAR OBAT
Obat adalah senyawa atau campuran senyawa
untuk mengurangi gejala atau menyembuhkan penyakit.
2.2 DEFINISI PEMBERIAN OBAT
Obat adalah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang di maksudkan untuk digunakan
dalam menetapkan diagnosis,mencegah,mengurangi,menghilangkan,menyembuhkan
penyakit atau gejala penyakit,luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau
hewan dan untuk memperelok atau memperindah badan atau bagian badan manusia
(joenoes,2001)
2.3 BENTUK OBAT
1. Tepat obat
memerhatikan kebenaran obat sebanyak 3x, yakni : ketika memindahkan obat dari
ketempat penyimpanan.
2. Tepat dosis
Untuk menghindari kesalahan dalam pemberian obat,maka penentuan dosis
harus diperhatikan dengan menggunakan alat standar seperti obat cair harus
dilengkapi alat tetes,gelas ukur,spuit atau sendok khusus : alat untuk membelah
pasien.
3. Tepat pasien
Obat yang diberikan hendaknya benar pada pasien yang di programkan. Hal
pada pasien. Untuk itu,cara pemberiannya adalah dengan cara melihat cara
pemberian atau jalur obat pada label yang ada sebelum memberikannya ke pasien.
5. Tepat waktu
6. Tepat pendokumentasi
sebagai catatan perkembangan pasien dan sebagai alat untuk bukti melakukan
tindakan.
Penghitungan dengan rumus ketika menentukan dosis tidak semuanya tepat dalam
menentukan kerja dan efek dari obat tersebut. Cara yang lebih tepat adalah dengan
menentukan berdasarkan ukuran fisik atau waktu paruh dari jenis obat yang
diberikan.
Kadang-kadang dosis diucapkan sebagai : beri 1 mg?kg berat badan. Jadi berat
badan pasien harus diketahui dulu,misalnya 60 kg,maka dosisnya adalah 60 mg. bila
permintaannya adalah : berikan 1 mg/kg berat badan /hari,maka dosis tadi harus
dibagi dalam beberapa kali dosis,misalnya dibagi 3,maka menjadi 3 kali minum 20
mg.
Dosis pediatrik
Dosis tepat penting untuk pasien pediatrik. Anda dapat mengonvensi dosis
dewasa menjadi dosis pediatrik dengan sejumlah formula : dua diantaranya adalah
sebagai berikut.
Rumus Clarke
Berapa tablet digoxin diperlukan untuk mendapat dosis 0,125 mg² 1 tablet
Jawab :
Jika 1 tablet mengandung 62,5 mcg dan diperlukan X tablet untuk mencapai dosis
125 mcg,maka :
X.62,5 = 125
=2
Jawab :
pethidin,maka
100 = 1 : 5.
(Jan Tambayong,2001)
permililoiter larutan. Karena intruksi diberikan berupa volume yang harus diberikan
dalam waktu tertentu (misalnya,500 ml dalam 4 jam),maka diperlukan kemampuan
untuk menghitung konversi dari tetes per menit ke milliliter permenit, dan sebaliknya.
Jawab :
Langkah 1
Langkah 2
Menghitung kecepatan yang dibutuhkan dalam ml per menit. Jika 500 ml harus
Langkah 3
Konversi ketetes per menit. Kecepatan pemberian adalah 1 ml/menit (kurang lebih).
1. Suhu
Suhu adalah satu faktor terpenting,karena kebanyakan obat itu bersifat termo-
labil (rusak atau diubah oleh panas). Untuk itu penyimpanan obat:
dalam lemari es
3. Kadaluwarsa
akan berkurang khasiatnya. Yang perlu diperhatikan adalah perubahan warna (dari
b. Simpan obat dalam kemasan asli dan dalam wadah tertutup rapat
c. Simpan obat pada suhu kamar dan hindari sinar matahari langsung
e. Jangan menyimpan obat bentuk cair pada lemaripendingin agar tidak beku,kecuali
g. Jangan meninggalkan obat di dalam mobil untuk jangka waktu yang lama
Saat menggunakan sistem ini,pelabelan harus diubah ketika daftar obat esensial
d. Frekuensi penggunaan
Untuk obat yang digunakan (fast moving) seharusnya disimpan pada ruangan yang
Kondisi penyimpanan khusus beberapa obat perlu disimpan pada tempat khusus
2. Obat-obat seperti vaksin dan supositoria harus disimpan dalam lemari pendingin
3. Beberapa cairan mudah terbakar seperti aseton,eter dan alkohol disimpan dalam
lemari yang berventilasi baik,jauh dari bahan yang mudah terbakar dan peralatan
Hidayat,2009)
Obat merupakan sebuah substansi yang diberikan kepada manusia atau binatang
tanggung jawab dalam keamanan obat dan pemberian secara langsung ke pasien.
Sebuah bahan atau benda asing yang masuk ke dalam tubuh,obat akan bekerja
sesuai dengan proses kimiawi melalui suatu reaksi obat, reaksi obat dapat dihitung
dalam satuan waktu paruh,yakni suatu interval waktu yang diperlukan dalam tubuh
1. Absorpsi obat
Absorpsi obat merupakan proses pergerakan obat dari sumber ke dalam tubuh
melalui aliran darah kecuali dari jenis topical. Hal ini dipengaruhi oleh cara dan jalur
vascular dan sistem limfatis menuju sel dan masuk ke dalam jaringan tertentu.
patologis.
3. metabolism obat
Setelah melalui sirkulasi,obat akan mengalami proses metabolism. Obat akan ikut
sebuah perubahan zat kimia hingga menjadi lebih aktif. Obat yang tidak bereaksi
akan diekresikan.
4. eksresi sisa
Setelah obat mengalami metabolism atau pemecahan,akan terdapat sisa zat yang
tidak dapat
dipakai. Sisa zat ini tidak bereaksi kemudian keluar melalui ginjal dalam bentuk
Obat memiliki dua efek yaitu efek terapeutik dan efek samping. Efek
fungsi tubuh yang sehat). Efek samping merupakan efek yang tidak diharapkan,tidak
Pemberian obat kepada pasien dapat dilakukan melalui beberapa cara diantaranya :
lakukan dengan menggunakan prinsip lima tepat yakni tepat nama pasien,tepat
1. Bentuk Oral
Pemberian obat oral dilakukan melalui mulut. Dalam pemberian obat oral,ada
beberapa hal yang harus diperhatikan oleh perawat,yaitu adanya alergi terhadap
atau diare yang dapat mengganggu absorpsi obat,efek samping obat,interaksi obat
dan kebutuhan pembelajaran mengenai obat yang diberikan. Bentuk oral ini adalah
a. Tablet
Bentuk,ukuran dan berat tablet itu bervariasi. Tablet itu dapat mengandung obat
mengandung dua atau lebih obat dalam kombinasi. Tablet ini dapat berupa tablet
antara pipi dan gusi),tablet bersalut-gula (menutupi bau atau rasa tidak enak),tablet
bersalut enteric (untuk mencegahnya larut dalam lambung dan sampai di usus halus
baru pecah),atau tablet lepas berkala (untuk melepaskan obat selang waktu
panjang).
b. Kapsul
agar larut dengan kecepatan berbeda,yaitu kapsul keras,atau cairan dalam kapsul
lunak.
c. Lozenges
Obat padat ini akan larut secara berangsur dalam mulut. Mereka berguna bila
Tujuan
1. Memberi obat yang memiliki efek lokal atau sistematik melalui saluran cerna.
2. BENTUK TOPIKAL
Bentuk ini dipakai untuk permukaan luar dan berfungsi melindungi atau
sebagai vehikel untuk menyampaikan obat. Bentuk penting adalah salep dan krim.
Salep di[akai untuk lesi kering dan bertahan dikulit lebih lama. Krim umumnya
3. BENTUK SUPOSITORIA
Supositoria adalah obat dalam bentuk mirip peluru dan akan mencair pada
suhu badan. Supositoria adalah cara memberi obat melalui rectum untuk lesi
4. BENTUK PESARRI
vagina.
5. BENTUK CAIRAN
emulsi.
1. Pilih sarana yang tepat untuk mengukur dan memberi obat pada bayi dan anak-
mengubah
4. Posisikan bayi setengah duduk ketika memberi obat dan berikan obat secara
perlahan
6. Dapatkan informasi yang bermanfaat dari orang tua mengenai cara pemberian obat
a. Letakkan anak di atas pangkuan anda dengan tangan kanan di belakang tubuh
anda.
Lakukan hygiene oral setelah anak minum obat yang disertai pemanis. (A.Aziz
Alimul Hidayat,2009)
Pemberian obat sublingual dilakukan dengan cara meletakkan obat di bawah lidah
Hartana,2013)
Tujuan
2. Memperoleh aksi kerja obat yang lebih cepat dibandingkan pemberian secara oral
3. Mencegah kerusakan obat oleh hati
Tujuan
2. Memberi obat yang memiliki aksi kerja lebih cepat dibandingkan obat oral.
Tujuan
1. Menyediakan obat yang memberi reaksi lebih cepat disbanding pemberian obat
Hartana,2013)
Memberikan atau memasukkan obat ke dalam jaringan kulit dilakukan sebagai tes
reaksi alergi terhadap jenis obat yang akan di gunakan . pemberian obat melalui
jaringan intrakutan ini dilakukan di bawah dermis atau epidermis. Secara umum,
dilakukan pada daerah lengan, tangan bagian ventral. (A.Aziz Alimul Hidayat,2009)
atas sebelah luar atau 1/3 bagian dari bahu, paha sebelah luara, daerah dada, dan
subkutan ini dilakukan dalam program pemberian insulin yang digunakan untuk
Terdapat dua tipe larutan insulin yang diberikan,yaitu jernih dan keruh. Larutan
keruh dimaksudkan sebagai insulin tipe reaksi cepat (insulin regular). Larutan yang
cubitus/cephalika
darah.
cepat.
obat melalui anus dan kemudian rektum, dengan tujuan memberikan efek lokal dan
bertujan untuk mendapatkan efek terapi obat, menjadikan lunak pada daerah feses,
Pemberian obat yang memiliki efek lokal, seperti obat dulcolac supositoria,
berfungsi untuk meningkatkan defekasi secara lokal. Pemberian obat dengan efek
Pemberian obat supositoria ini di berikan tepat pada dinding rektal yang melewati
spichnter ani interna. Kontra indikasi pada pasien yang mengalami pembedahan
rektal.
vagina, yang bertujuan untuk mendapatkan efek terapi obat dan mengobati saluran
vagina atau serfiks. Obat ini tersedia dalam bentuk krim dan supositoria yang
digunakan untuk mengobati infeksi lokal. Apabila menggunakan obat jenis krim, isi
aplikator krim atau ikuti petunjuk krim yang tertera pada kemasan, renggangkan
lipatan labia, dan masukkan aplikator ±7,5 cm, serta dorong penarik aplikator untuk
mengeluarkan obat.
Pemberian obat pada mata dengan obat tetes mata atau salep mata digunakan
pengukuran refraksi lensa dengan melemahkan otot lensa, serta penghilangan iritasi
mata.
Memberikan obat pada telinga dilakukan dengan obat tetes telinga atau salep. Pada
umumnya, obat tetes telinga yang dapat berupa obat antibiotic di berikan pada
Memberikan obat tetes hidung dapat dilakukan pada hidung seseorang dengan