Disusun Oleh :
VINA RENIKA
NPM (3061524019)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bersaing dan bertahan sehingga memiliki kualitas sumber daya manusia yang baik.
Salah satu upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah melalui
Pendidikan di Indonesia memang mengalami situasi yang terus berkembang. Hal ini
dapat dilihat melalui perkembangan kurikulum yang berlaku di Indonesia sejak awal
kemerdekaan hingga saat ini. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memberikan
pengetahuan dan teknologi. Pendidikan dapat memberikan dampak positif pada diri
akademik disekolah, sikap yang baik, dikeluarga dan masyarakat. Setiap manusia
yang menjalani hidup tidak akan lepas dari pendidikan, pendidikan bertujuan untuk
menjadikan manusia sebagai manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah
SWT dan mempunyai akhlak yang mulia, sehat, dan kreatif. Seperti yang dijabarkan
UUD 1945 tentang pendidikan dituangkan dalam UU No. 20 Tahun 2003 pasal 3
menjadi manusia yang beriman, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan warga negara yang
kreatif. Aspek sikap (afektif) meliputi beriman, bertakwa, berakhlak mulia, sehat,
mandiri, dan demokratis. Jadi tujuan Pendidikan Nasional ini harus tercermin pada
pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya tersebut sesuai dengan standar yang
ditetapkan.
kurikulum biologi SMA/MA antara lain dapat memahami konsep dan proses sains,
masalah sehari-hari, menggunakan alat dan bahan secara baik dan benar dengan
kognitif yaitu penampilan yang dapat diamati dari aktivitas mental (otak) untuk
terjadi pada pusat saraf individu yang belajar. Proses pembelajaran hanya dapat
diamati jika ada perubahan perilaku dari seseorang yang berbeda dengan
Wisudawati, 2014). Salah satu permasalahan dalam pendidikan biologi yaitu masih
rendahnya rata-rata hasil belajar kognitif siswa. Masih banyak siswa yang belum
bisa memahami teori yang disampaikan oleh pendidik. Hal ini dikarenakan teori
penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa
dengan maksud siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal (M Chalish,
2011).
Selama ini hasil belajar kognitif siswa masih rendah dikarenakan pada saat
belajar masih banyak siswa kurang aktif memperhatikan guru yang menjelaskan
serta keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar mengajar yang masih kurang.
Keadaan proses pembelajaran selalu gurulah yang menjadi pusat dalam kegiatan
belajar mengajar, tidak ada respon balik antara siswa dengan gurunya. Kondisi ini
diduga dipengaruhi oleh model pembelajaran yang digunakan oleh guru hanya
ceramah saja yang menyebabkan siswa didalam kelas hanya mendengarkan guru
sehari-hari. Kegiatan guru dalam proses pembelajaran pun cenderung monoton. Guru
juga belum pernah menggunakan metode lain dengan tekhnik pembelajaran yang
Pengetahuan itu tidak dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke
siswa, namun secara aktif dibangun oleh siswa sendiri melalui pengalaman nyata.
siswa, dan siswa cenderung malas untuk membuat catatan. Oleh karena itu,
diperlukan metode tekhnik mencatat yang menarik dan efektif agar siswa mudah
memahami konsep tersebut. Salah satu tekhnik mencatat yang efektif yaitu mind
mapping. Mind mapping dapat membantu kita dalam membuat catatan yang
menyeluruh dalam satu halaman, dengan menggunakan citra visual dan perangkat
grafis lainnya.
dapat diterapkan oleh guru-guru secara individual dalam proses belajar mengajar
yang bervariasi. Hal ini didasarkan pada prinsip kerja sistem otak kanan.otak
manusia sangat menakjubkan, yaitu dapat menyimpan segala sesuatu yang dilihat,
didengar, dan dirasakan. Memori otak manusia seperti kerja memori komputer. Jika
kita dapat menggunakan memori tersebut dengan baik, maka untuk memanggilnya
kembali sangat mudah. Salah satu cara penyuimpanan data yang paling baik dan
sistematis didalam otak yaitu dengan menggunakan mind mapping. Mind mapping
dapat membantu dalam membuat catatan singkat dengan kata kunci, gambar disertai
warna yang menarik. Menggunakan mind mapping membuat fungsi kerja otak kanan
Bumbu dengan model pembelajaran mind mapping inilah yang tepat digunakan
satu teknik mencatat kreatif yang memudahkan dalam mengingat banyak informasi.
Informasi berupa materi pelajaran yang diterima siswa dapat diingat dengan bantuan
sangat penting, dimana proses pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif
untuk membangun sendiri pengetahuannya, guru lebih bersifat sebagai fasilitator dan
lingkungan atau kondisi belajar saja melainkan juga pada pengetahuan awal siswa
(Ngalimun, 2014).
B. Rumusan Masalah
sebagai berikut
belajar kognitif siswa kelas X MAN 1 Tanah Bumbu pada materi sistem
pencernaan ?
C. Batasan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah diatas, maka penelitian hanya akan
2. Konsep materi yang diajarkan tentang konsep sistem pencernaan sebagai kelas
eksperimen adalah siswa kelas X IPA 1 MAN 1 Tanah Bumbu, dan sebagai
3. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian adalah hasil belajar kognitif.
(C6).
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui pengaruh dan respon
siswa dengan penerapan model pembelajaran mind mapping terhadap hasil belajar
kognitif siswa kelas X MAN 1 Tanah Bumbu pada materi sistem pencernaan.
E. Manfaat Penelitian
mapping diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa, daya pikir
kreatif, motivasi dan minat siswa untuk belajar, dan melatih kemampuan
mengenai model pembelajaran Mind Mapping serta sebagai bahan referensi bagi
Mind mapping adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara
otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk
pengingat-pengingat visual dan sensorik ini dalam suatu pola dari ide-ide yang
berkaitan seperti peta jalan yang digunakan untuk belajar, mengorganisasi dan
ingatan yang mudah. Ini jauh lebih mudah dari pada metode pencatatan
tradisional karena ia mengaktifkan kedua belah otak cara ini juga menenangkan,
seseorang untuk mengatur dan mengingat segala bentuk informasi, baik secara
tertulis maupun secara verbal. Adanya kombinasi warna, simbol, bentuk dan
semua hal itu, karena mind mapping merupakan tekhnik mencatat kreatif yang
mengeluarkan sesuatu yang ada di dalam diri maka telah menggunakan dua
belah otak secara sinergis. Apalagi jika dalam mind mapping itu kemudian
yang paling penting, padahal bagian ini hanya merupakan salah satu komponen
mempelajari informasi secara singkat dan padat untuk menghadapi ulangan yang
akan dihapal kelak. Jika dilakukan dengan benar, pembuatan catatan juga
menunjang pencapaian tujuan belajar. Oleh karena itu membuat catatan tidak
pemikiran. Selain itu akan sia-sia catatan tersebut, karena didak dapat digunakan
itu, sudah selayaknya kegiatan menulis menjadi aktivitas penting dalam setiap
siswa tetapi juga dapat meberi penguat afektif terhadap proses membaca. Jadi
menulis merupakan alat belajar yang perlu mendapat perhatian serius disekolah.
seseorang, tetapi ada suatu syarat bahwa sebuah mind mapping dapat dikatakan
berpotongan, hanya mengandung kata topik saja bukan kalimat yang panjang
a. Mulailah dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya diletakkan
b. Gunakan gambar atau simbol untuk ide utama. Karena sebuah gambar
gambar sentral akan lebih menarik, mebuat kita tetap terfokus, membantu
c. Gunakan berbagai warna, karena bagi otak warna sama menariknya dengan
cabang tingkat dua dan tiga ke tingkat satu dan dua, dan seterusnya. Hal ini
berkaitan dengan prinsip kerja otak, dimana otak bekerja menurut asosiasi,
yaitu mengaitkan dua hal atau lebih sekaligus. Bila kita menghubungkan
suatu konsep.
e. Buatlah garis hubung yang melengkung, bukan garis lurus. Karena garis
f. Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis. Karena kata kunci tungal
seribu makna.
Adapun contoh mind mapping dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
materi pembelajaran yang rumit menjadi mudah, selain itu anak didik pun
mampu menyerap materi pelajaran karena disampaikan dengan cara yang sangat
sederhana. Menurut Tony Buzan yang dikutip buku andi saleh kegunaan konsep
mind mapping dalam proses pembelajaran dikelas adalah (Andri saleh, 2008) :
disampaikan
yang disampaikan
sederhana
pokok pembelajaran.
e. Mampu berimajinasi menggunakan kebebeasan berekspresi seorang anak
disampaikan.
dalam pemikiran
pembelajaran
mengelompokkannya dengan cara yang alami, memberi akses yang mudah dan
B. Hasil Belajar
hasil belajar adalah keseluruhan proses yang dilakukan siswa dari awal proses
Menurut Syarifudin Bahri Djamarah dan Asman Zain (2010 : 106) Yang
menjadi petunjuk bahwa suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil adalah
(TIK) telah dicapai oleh siswa, baik secara individu maupun kelompok
a. Faktor internal (factor dari dalam siswa), yakni keadaan/ kondisi jasmani
dan rohani siswa. Faktor yang berasal dari dalam siswa meliputi dua aspek,
yakni aspek fisologis (yang bersifat jasmaniah) dan aspek psikologis (yang
bersifat rohaniah)
b. Faktor eksternal (factor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar
siswa. Factor eksternal terdiri atas dua macam, yakni : factor lingkungan
social dan factor social nonsosial. Lingkungan social yaitu orang tua dan
baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan prestasi yang dicapai oleh
c. Faktor pendekatan belajar, yaitu jenis upaya belajar siswa yang meliputi
a. Mengingat (C1)
dari memori jangka panjang seorang siswa. Dua proses kognitif yang
Kratwhol; 2001).
b. Memahami (C2)
miliki. Lebih tepatnya, pengetahuan baru yang sedang mereka pelajari itu di
padukan dengan skema-skema dan kerangka-kerangka kognitif yang telah
c. Mengaplikasikan (C3)
d. Menganalisis (C4)
al. 2001).
e. Mengevaluasi (C5)
f. Mencipta (C6)
kategori mencipta ini adalah mengajarkan pada para siswa agar mampu
bagian jadi suatu pola atau struktur yang belum pernah ada atau tidak
belajar yang sudah dimiliki oleh para siswa sebelumnya. Meskipun kategori
menciptakan ini mengharuskan adanya suatu pola pikir kreatif dari pihak
siswa, pola pikir kreatif tersebut tidak sepenuhnya terbebas dari tuntutan-
tuntutan atau batasan-batasan yang telah ditentukan dalam suatu pengajaran
C. Kerangka Berpikir
pembelajaran yang dapat memicu semangat setiap siswa untuk secara aktif ikut
yang dapat membuat siswa aktif ikut terlibat dalam pembelajaran adalah model
aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran. Dapat menuntut siswa agar kreatif
dalam membuat catatan pada materi pelajaran, sehingga catatn tersebut dapat
membantu siswa dalam memahami materi biologi. Selain itu, model pembelajaran
Mind Mapping diharapkan mampu menjadikan siswa sebagai subjek belajar dan
guru berperan sebagai fasilitator, organisator, dan motivator bagi siswa. Dengan
D. Hipotesis Penelitian
1. Hipotesis Penelitian :
terhadap hasil belajar kognitif siswa kelas X MAN 1 Tanah Bumbu pada materi
sistem pencernaan”.
2. Hipotesis Statistik :
A. Jenis Penelitian
dipilih karena sesuai dengan tujuan penelitian yang akan dicapai dengan mengetahui
B. Rancangan Penelitian
Postest. Struktur desain penelitian ini adalah sebagai berikut : (Frangkel, R. Dan
Wallen, 2007).
Tabel 3.
Struktur desain penelitian Control Group Pretest-Postest
Kelompok Pretest Perlakuan Postest
Kelas Eksperimen T1 X T2
Kelas Kontrol T1 Y T2
Keterangan :
X = Perlakuan dengan model pembelajaran mind mapping
Y = Perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran ekspository
T1 = Hasil pretest kelas eksperimen dan kontrol
T2 = Hasil postest kelas eksperimen dan kontrol
Jl.H.M.Nurung RT.III Kode Pos 72173 Kelurahan Kota Pagatan, Kecamatan Kusan
Hilir Kabupaten Tanah Bumbu Tel 051838286. Penelitian ini akan dilakukan selama
variable teriket dan variable control. Variable bebas berupa model pembelajaran,
variable terikatnya adalah hasil pengukuran hasil belajar kognitif siswa pada konsep
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X MAN 1 Tanah Bumbu
Tabel 4
Data siswa kelas X MAN 1 Tanah Bumbu
No Kelas Jumlah
1 X IPA 1 35
2 X IPA 2 36
3 X IPA 3 36
Jumlah Populasi 107
pengambilan secara acak (cluster random sampling) dari populasi kelas yang
ada diambil acak. Dari kelas X MAN 1 Tanah Bumbu akan diambil dua kelas
sebagai sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan nomor
undian yang dilakukan oleh peneliti, maka diperoleh kelas X IPA 2 sebagai
Instrumen dalam penelitian ini adalah tes belajar. Tes tertulis yang digunakan
untuk mengukur hasil belajar siswa dan ketuntasan belajar peserta didik dalam
jenis instrument, yaitu jenis tes pretest dan postest. Berupa soal pilihan ganda
digunakan untuk pretest dan postest pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol.
G. Perangkat Pembelajaran
Didik (LKPD) dan tes. Sebagai data pendukung dibuat pedoman wawancara
terhadap peserta didik dan wawancara guru terhadap model pembelajaran yang
diterapkan.
1. Observasi
observasi.
2. Test
memperoleh informasi dari nilai siswa. Nilai hasil belajar diperoleh melalui
dan posttest sebagai alat pengumpul data dari respons/ peserta didik. Test
diberikan pada tahap awal dan tahap akhir. Test awal digunakan untuk
mengetahui kemampuan awal siswa dalam pelajaran Biologi dan tes akhir
3. Dokumentasi
pelajaran, data-data siswa (absen siswa) kelas X IPA 1, X IPA 2 MAN 1 Tanah
4. Angket
jawaban yang diberikan siswa ini maka dapat diperoleh gambaran tanggapan
Tahap ini dilaksanakan setelah peneliti mendapatkan data hasil nilai pretest
dan posttest baik pada kelas eksperimen ataupun pada kelas kontrol. Data nilai
kognitif dimulai dari rentang 10 sampai dengan 100. Nilai dibagi menjadi lima
kategori yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang dan kurang sekali. Berikut tabel
Nilai
Kategori
Huruf Angka
A 86-100 Sangat Baik
B 76-85 Baik
C 65-75 Cukup
D 50-64 Kurang
E ≤ 49 Kurang Sekali
agar penilaian yang subjektif atau tidak adil dapat dihindari atau paling tidak
dikurangi. Rubrik terdiri dari dua hal yaitu skor dan kriteria yang harus dipenuhi
untuk mencapai skor tersebut. Gradasi skor yang digunakan dalam penilaian adalah
Mind Mapping. Hasil belajar dan ketuntasan belajar peserta didik ditentukan
berdasarkan penilaian acuan patokan. Skor yang didapat oleh siswa akan
𝑆𝑖
P= × 100 %
𝑆𝑡
Keterangan :
dalam belajar apabila mencapai daya serap minimal 75% terhadap pemahaman
(KKM). Menurut yamin (2008) suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya jika di
kelas tersebut terdapat 85% peserta didik yang telah mencapai ketuntasan
individual.
a. Uji Normalitas
sebaran data yang akan dianalisis dan uji homogenitas untuk memastikan
sebagai berikut:
1) Hipotesis
xi−x
b) Menentukan nilai Zi dari tiap-tiap data dengan rumus 𝑍 =
S
Keterangan :
S : Simpanan baku dan tunggal
Xi : Data tunggal
X : Rata-rata data tunggal
tabel Z
Terima H0 jika L0 ≤ Lt
b. Uji Homogenitas
Setelah uji normalitas, dilakukan juga diuji homogenitas. Uji ini untuk
yang digunakan adalah uji homogenitas dua varians atau uji Fisher yaitu :
𝑆1 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑠𝑖 𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
𝐹=
𝑆2 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑠𝑖 𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
Keterangan :
F : Homogenitas
S1 : Nilai standar deviasi pretest yang nilainya paling besar
S2 : Nilai standar deviasi posttest yang nilainya paling besar
Adapun kriteria uji homogenitas yaitu :
Jika Fhitung < Ftabel atau probabilitasnya > 0,05 maka H0 diterima.
Jika Fhitung > Ftabel atau probabilitasnya < 0,05 maka H0 ditolak.
dengan menggunakan uji-t. Uji-t adalah salah satu test statistik yang
secara random dari populasi yang sama, tidak terdapat perbedaan yang
signifikan (Anas Sudijono, 2011). Adapun langkah-langkah uji-t sebagai
berikut :
teknik mind mapping lebih baik dari rata-rata hasil belajar kognitif
𝑥1 − 𝑥2
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
1 1
𝑆𝑔𝑎𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛√𝑛1 + 𝑛2
Dengan :
Keterangan :
x2 = rata-rata nilai kelas eksperimen
x2 = rata-rata nilai kelas kontrol
S = simpangan baku gabungan
n1 = banyaknya peserta didik kelas eksperimen
n2 = banyaknya peserta didik kelas kontrol
S12 = variansi kelas eksperimen
S22 = variansi kelas kontrol
3) Menentukan nilai 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 𝑡∝ (𝑑𝑘 = 𝑛1 + 𝑛2 − 2)
dan jika thitung < ttabel maka H0 diterima dengan taraf signifikan
5%.15
telah diujikan. Analisis respon siswa data respon siswa diperoleh dari angket
Keterangan :
P = Persentase tiap pilihan.
n = Banyaknya siswa yang menjawab suatu pilihan “Ya” atau “Tidak”.
N = Banyaknya siswa yang mengisi angket.
J. Jadwal Penelitian
Anas Sudijono. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo. Rajawali
Pers.
Andri Saleh. 2008. Kreatif Mengajar dengan Mind Mapping. Bandung : Tinta Emas.
Ruzz Media.
Asih Widi Wisudawati. 2014. Metodologi Pembelajaran IPA. Jakarta : Bumi Aksara.
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni. 2015. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta :
Ar Ruzz Media.
David N. Hyerle dan Larry Alper. 2012. Peta Pemikiran. Jakarta : PT. Indeks.
Karwono dan Heni Mularsih. 2012. Belajar dan Pembelajaran Serta Pemanfaatan
Kunandar. 2013. Penilaian Autentik Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rajawali Pers.
Aksara.
Muhammad Iqbal Faruqi. 2010. Penggunaan Graf dalam Mind Mapping serta
Rosda Karya.
Tony Buzan. 2010. Buku Pintar Mind Mapping. Jakaeta : Gramedia Pustaka Utama.