Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan pembuatan
referat yang berjudul “Pemantauan Kemajuan Partograf Menurut WHO”.
Adapun referat ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti ujian
kepaniteraan klinik di bagian Obstetri dan Ginekologi RSPAD Gatot Soebroto.

Terwujudnya referat ini merupakan berkat bantuan dan dorongan dari berbagai
pihak. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dr.
Febriansyah, SpOG, KFM selaku pembimbing dalam penyusunan referat ini dan
sebagai salah satu pembimbing kepaniteraan klinik Obstetri dan Ginekologi serta
teman-teman Kepaniteraan yang ikut membantu memberikan dorongan semangat
serta moril. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang sebesar-besarnya atas
bantuan yang diberikan selama ini.

Akhir kata, penulis menyadari referat ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun
sehingga penyusunan referat ini dapat menjadi lebih baik. Dengan mengucapkan
alhamdulillahi rabbil ‘alaamiin, semoga Allah SWT selalui meridhai kita semua
dan semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua.

Jakarta, 12 Maret 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
..............................................................................................................................................................
2
DAFTAR ISI
...................................................................................................................................
3
BAB I
...................................................................................................................................
4
PENDAHULUAN
...................................................................................................................................
4
BAB II
...................................................................................................................................
5
PEMBAHASAN
...................................................................................................................................
5
1.1 Pengertian Partograf
...................................................................................................................................
5
1.2 Tujuan Penggunaan Partograf
...................................................................................................................................
5
1.3 Waktu Pengisian Partograf
...................................................................................................................................
6
1.4 Isi Partograf
...................................................................................................................................
6
1.5 Cara Pengisian Partograf
...................................................................................................................................
8
BAB III
...................................................................................................................................
21
KESIMPULAN
...................................................................................................................................
21

3
DAFTAR PUSTAKA
...................................................................................................................................
22

BAB I
PENDAHULUAN

Pada tahun 2014 angka kematian bayi secara nasional mencapai 22/1.000
kelahiran hidup dan angka kematian ibu berkisar 305/100.000 kelahiran. Di
kendari pada tahun 2014 jumlah kematian ibu melahirkan 72/100.000 kelahiran
hidup dan kematian neonatal 13 per 100.000 kelahiran. Salah satu penyebab
kematian ibu adalah kegawatdaruratan obstetri. Untuk mencegahnya, dalam APN
(Asuhan Persalinan Normal) mengandalkan penggunaan partograf untuk deteksi
dini terhadap penyulit persalinan. Berdasarkan pengamatan WHO, Angka
Kematian Ibu adalah sebesar 500.000 jiwa dan Angka Kematian Bayi sebesar
10.000.000 jiwa setiap tahunnya. Jumlah tersebut sebenarnya masih diragukan
karena besar kemungkinan kematian ibu dan bayi yang tidak dilaporkan. Menurut
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002/2003 Angka

4
Kematian Ibu di Indonesia masih tinggi yaitu 307 per 100.000 kelahiran hidup.
Sedangkan Angka Kematian Bayi baru Lahir sebesar 25 per 1.000 kelahiran
hidup.
Kematian maternal dapat terjadi pada saat pertama pertolongan persalinan.
Penyebab utama kematian ibu adalah trias klasik yaitu perdarahan, infeksi, dan
hipertensi. Angka kematian maternal dan perinatal yang tinggi juga disebabkan
oleh dua hal penting yang memerlukan perhatian khusus yaitu terjadinya partus
lama dan terlambatnya melakukan rujukan. Sebagian besar penyebab kematian
dapat dicegah dengan penanganan yang adekuat. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas kesehatan
dalam menolong persalinan, seperti penggunaan partograf dalam persalinan yaitu
alat bantu untuk membuat keputusan klinik, memantau, mengevaluasi dan
menatalaksana persalinan. Partograf dapat digunakan untuk mendeteksi masalah
dini dan penyulit dalam persalinan sehingga dapat sesegera mungkin
menatalaksana masalah tersebut atau merujuk ibu dalam kondisi optimal.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

PARTOGRAF
1.1 Pengertian Partograf
Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama persalinan. Pencatatan
pada partograf dimulai dari fase aktif ketika pembukaan serviks 4 cm.
Penggunaan partograf secara rutin akan memastikam ibu dan janin telah
mendapatkan asuhan persalinan secara aman dan tepat waktu. Sehingga mencegah
terjadinya penyulit yang dapat mengancam keselamatan jiwa dan memberikan
peringatan awal bahwa suatu persalinan berlangsung lama, adanya gawat janin,
serta perlunya rujukan. Patograf dapat digunakan untuk :
1. Semua ibu dalam fase aktif kala 1 persalinan sampai dengan kelahiran bayi

5
2. Semua tempat pelayanan persalinan (rumah, puskesmas, klinik bidan swasta,
rumah sakit, dan lain-lain)
3. Semua penolong persalinan yang memberikan asuhan kepada ibu selama
persalinan dan kelahiran.

1.2 Tujuan Penggunaan Partograf


Tujuan dari penggunaan partograf dalam persalinan yaitu :
a. Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan
Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai
pembukaan serviks melalui pemeriksaaan dalam. Sebelum melakukan
pemeriksaan dalam, tangan dicuci dengan sabun dan air bersih yang
mengalir, kemudian keringkan dengan handuk kering dan bersih. Minta
ibu untuk berkemih terlebih dahulu. Jelaskan pada ibu setiap langkah yang
dilakukan.setelah melengkapi semua anamnesis dan pemeriksaan fisik,
catat semua hasil anamnesis dan temuan pemeriksaan fisik secara teliti dan
lengkap. Tentukan ada tidaknya masalah atau penyulit yang harus
ditatalaksana secara khusus.

b. Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal.


Pada saat memberikan asuhan kepada ibu yang sedang bersalin, penolong
harus selalu waspada terhadap masalah atau penyulit yang mungkin terjadi.
Selama anamnesis dan pemeriksaan fisik, tetap waspada terhadap indikasi-
indikasi yang mungkin terjadi sehingga persalinan tidak berjalan dengan
normal seperti perdarahan pervaginam yang hebat, ketuban pecah dengan
mekonium yang kental, ketuban pecah lama, ikterus, anemia berat, tanda atau
gejala infeksi, gawat janin, presentase bukan kepala, tali pusat menumbung dan
syok.

c. Data pelengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi ibu, kondisi bayi,
grafik kemajuan persalinan, bahan dan medikamentosa yang diberikan,
pemeriksaan laborotorium, membuat keputusan klinik dan asuhan atau
tindakan yang diberikan di mana semua itu dicatatkan secara rinci pada status
atau rekam medic ibu bersalin dan bayi baru lahir.

6
Dengan demikian, juga dapat dilaksanakan deteksi secara dini, setiap
kemungkinan terjadinya partus lama. Jika digunakan secara tepat dan
konsisten, partograf akan membantu menolong persalinan untuk mencatat
kemajuan persalinan dan kelahiran, serta menggunakan informasi yang
tercatat, sehingga secara dini mengidentifikasi adanya penyulit persalinan, dan
membuat keputusan klinik yang sesuai dan tepat waktu. Penggunaan partograf
secara rutin akan memastikan ibu dan janin telah mendapatkan asuhan
persalinan secara aman dan tepat waktu. Selain itu dapat mencegah terjadinya
penyulit yang dapat mengancam keselamatan jiwa mereka.

1.3 Waktu Pengisian Partograf


Waktu yang tepat untuk pengisian partograf adalah saat dimana proses
persalinan telah berada dalam kala I fase aktif yaitu saat pembukaan serviks dari 4
sampai 10 cm dan berakhir pada pemantauan kala IV.

1.4 Isi Partograf


Partograf dikatakan sebagai data yang lengkap bila seluruh informasi ibu,
kondisi janin, kemajuan persalinan, waktu dan jam, kontraksi uterus, kondisi ibu,
obat-obatan yang diberikan, pemeriksaan laboratorium, keputusan klinik dan
asuhan atau tindakan yang diberikan dicatat secara rinci sesuai cara pencatatan
partograf. Isi partograf yaitu:
a. Informasi tentang ibu
Informasi tentang ibu mencakup :
1) Nama dan umur.
2) Gravida, para, abortus.
3) Nomor catatan medik atau nomor puskesmas.
4) Tanggal dan waktu mulai dirawat.
b. Waktu pecahnya selaput ketuban.
c. Kondisi janin
Partograf juga juga mencakup kondisi janin, yaitu :
1) Denyut jantung janin.
2) Warna dan adanya air ketuban.
3) Penyusupan atau molase kepala janin.

7
d. Kemajuan persalinan
Hal-hal yang diperhatikan dalam kemajuan persalinan yaitu :
1) Pembukaan serviks.
2) Penurunan bagian terbawah atau presentasi janin.
3) Garis waspada dan garis bertindak.
e. Waktu dan jam
Dalam pengisian partograf perlu diperhatikan waktu, yaitu :
1) Waktu mulainya fase aktif persalinan.
2) Waktu aktual saat pemeriksaan atau penilaian.
f. Kontraksi uterus
Kontraksi uterus terus dipantau dalam pengisian partograf, yaitu :
1) Frekuensi kontraksi dalam waktu 10 menit.
2) Lama kontraksi (dalam detik).
g. Obat-obatan yang diberikan
Obat-obatan yang dapat diberikan yaitu :
1) Oksitosin.
2) Obat-obatan lainnya dan cairan IV yang diberikan.
h. Kondisi ibu
Kondisi ibu yang dipantau adalah :
1) Nadi, tekanan darah dan temperatur tubuh.
2) Urin (volume, aseton atau protein).
i. Asuhan, pengamatan, dan keputusan klinik lainnya (dicatat dalam kolom
tersedia di sisi partograf atau di catatan kemajuan persalinan).

1.5 Cara Pengisian Partograf


Pencatatan dimulai saat fase aktif yaitu pembukaan serviks 4 cm dan
berakhir titik dimana pembukaan lengkap. Pembukaan lengkap diharapkan
terjadi jika laju pembukaan adalah 1 cm per jam. Pencatatan selama fase aktif
persalinan harus dimulai di garis waspada. Kondisi ibu dan janin dinilai dan
dicatat dengan cara:
a. Denyut jantung janin : setiap ½ jam.
b. Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus : setiap ½ jam.
c. Nadi : setiap ½ jam.

8
d. Pembukaan serviks : setiap 4 jam.
e. Penurunan bagian terbawah janin : setiap 4 jam.
f. Tekanan darah dan temperatur tubuh : setiap 4 jam.
g. Produksi urin, aseton dan protein : setiap 2 sampai 4 jam.

Cara pengisian partograf yang benar adalah sesuai dengan pedoman


pencatatan partograf. Cara pengisian partograf adalah sebagai berikut:
a. Lembar depan partograf
1) Informasi ibu ditulis sesuai identitas ibu.
Waktu kedatangan ditulis sebagai jam dan perhatikan kemungkinan ibu
datang dalam fase laten persalinan. Catat waktu pecahnya selaput
ketuban, dan catat waktu merasakan mules.
2) Kondisi janin
a) Denyut Jantung Janin
Nilai dan catat denyut jantung janin (DJJ) setiap 30 menit (lebih
sering jika terdapat tanda-tanda gawat janin). Setiap kotak menunjukkan
waktu 30 menit. Kisaran normal DJJ tertera diantara garis tebal angka
180 dan 100.
Bidan harus waspada jika DJJ mengarah di bawah 120 per menit
(bradikardi) atau diatas 160 permenit (tachikardi). Catat tindakan-tindakan
yang dilakukan pada ruang yang tersedia di salah satu dari kedua sisi partograf.
Beri tanda “•” (tanda titik) pada kisaran angka 180 dan 100. Hubungkan satu
titik dengan titik yang lainnya dengan garis yang tidak terputus.
b) Warna dan adanya air ketuban
Nilai air ketuban setiap kali dilakukan pemeriksaan dalam dan nilai warna
air ketuban jika selaput ketuban pecah, menggunakan lambang-lambang
beriku:
U : Selaput ketuban Utuh.
J : Selaput ketuban pecah, dan air ketuban Jernih.
M : Air ketuban bercampur Mekonium.
D : Air ketuban bernoda Darah.
K : Tidak ada cairan ketuban atau Kering.

9
Mekonium dalam cairan ketuban tidak selalu menunjukan gawat janin.
Jika terdapat mekonium, pantau denyut jantung janin secara seksama untuk
mengenali tanda-tanda gawat janin (denyut jantung janin <100 atau > 180 kali
per menit), ibu segera dirujuk ke fasilitas kesehatan yang sesuai. Akan tetapi,
jika terdapat mekonium kental, segera rujuk ibu ke tempat yang memiliki
asuhan kegawatdaruratan obstetrik dan bayi baru lahir.

3) Penyusupan atau molase tulang kepala janin


Setiap kali melakukan periksa dalam, nilai penyusupan antar tulang
(molase) kepala janin. Catat temuan yang ada di kotak yang sesuai di bawah
lajur air ketuban. Gunakan lambang-lambang berikut:
1 : Sutura terpisah.
2 : Tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan.
3 : Sutura tumpang tindih tetapi masih dapat diperbaiki.
4 : Sutura tumpang tindih dan tidak dapat diperbaiki.
Sutura atau tulang kepala saling tumpang tindih menandakan kemungkinan
adanya CPD ( cephalo pelvic disproportion). Penyusupan adalah indikator
penting tentang seberapa jauh kepala bayi dapat menyesuaikan diri dengan
bagian keras panggul ibu. Tulang kepala yang saling menyusup atau tumpang
tindih, menunjukan kemungkinan adanya disproporsi tulang panggul (Cephalo
Pelvic Disproportion- CPD). Ketidakmampuan akomodasi akan benar benar
terjadi jika tulang kepala yang saling menyusup tidak dapat dipisahkan.
Apabila ada dugaan disproporsi tulang panggul, penting sekali untuk tetap
memantau kondisi janin dan kemajuan persalinan. Lakukan tindakan
pertolongan awal yang sesuai dan rujuk ibu dengan tanda-tanda disproporsi
tulang panggul ke fasilitas kesehatan yang memadai. Setiap kali melakukan
pemeriksaan dalam, nilai penyusupan kepala janin. Catat temuan di kotak yang
sesuai di bawah lajur air ketuban.
c. Kemajuan persalinan
Kolom dan lajur kedua partograf adalah pencatatan kemajuan persalinan.
Angka 0-10 yang tertera di tepi kolom paling kiri adalah besarnya dilatasi
serviks. Tiap angka mempunyai lajur dan kotak yang lain pada lajur di atasnya,
menunjukan penambahan dilatasi sebesar 1 cm skala angka 1-5 juga

10
menunjukan seberapa jauh penurunan janin. tiap kotak di bagian ini
menyatakan waktu 30 menit.

1) Pembukaan serviks
Dengan menggunakan metode yang dijelaskan di bagian pemeriksaan fisik,
nilai dan catat pembukaan serviks setiap 4 jam (lebih sering dilakukan jika ada
tanda-tanda penyulit). Saat ibu berada dalam fase aktif persalinan, catat pada
partograf hasil temuan setiap pemeriksaan. Tanda “X” harus ditulis garis waktu
yang sesuai dengan lajur besarnya pembukaan serviks. Beri tanda untuk
temuan-temuan dari pemeriksaan dalam yang dilakukan pertama kali selama
masa fase aktif persalinan di garis waspada. Hubungkan tanda “X” dari setiap
pemeriksaan dengan garis utuh.
2) Penurunan bagian terbawah janin
Untuk menentukan penurunan kepala janin tercantum angka 1-5 yang sesuai
dengan metode perlimaan. Tuliskan turunnya kepala janin dengan garis tidak
terputus dari 0-5. Berikan tanda ‘0’ pada garis waktu yang sesuai. Setiap kali
melakukan pemeriksaan dalam (setiap 4 jam), atau lebih sering jika ada tanda-
tanda penyulit, nilai dan catat turunnya bagian terbawah atau presentai janin.
pada persalinan normal, kemajuan pembukaan serviks umumnya diikuti
dengan turunnya bagian terbawah atau presentasi janin. Namun kadangkala,
turunnya bagian terbawah atau presentasi janin baru terjadi setelah pembukaan
serviks sebesar 7 cm. Penurunan kepala janin diukur secara palpasi bimanual.
Penurunan kepala janin diukur seberapa jauh dari tepi simfisis pubis. Dibagi
menjadi 5 kategori dengan symbol 5/5 sampai 0/5. Simbol 5/5 menyatakan
bahwa bagian kepala janin belum memasuki tepi atau simfisis pubis,
sedangkan simbol 0/5 menyatakan bahwa bagian kepala janin sudah tidak
dapat lagi dipalpasi di atas simfisis pubis. Kata-kata turunnya kepala dan garis
terputus dari 0-5, tertera disis yang sama dengan angka pembukaan serviks.
Berikan tanda (o) pada garis waktu yang sesuai. Sebagai contoh, jika kepala
bisa dipalpasi 4/5 , tuliskan tanda (o) di nomor 4. Hubungkan tanda (o) dari
setiap pemeriksaan dengan garis terputus.

3) Garis waspada dan garis bertindak

11
Garis waspada dimulai pada pembukaan serviks 4 cm dan berakhir pada
titik di mana pembukaan lengkap diharapkan terjadi jika laju pembukaan 1 cm
per jam. Pencatatan selama fase aktif persalinan harus dimulai di mulai di garis
waspada. Jika pembukaan serviks mengarah ke sebelah kanan garis waspada
(pembukaan kurang dari 1 cmper jam), maka harus dipertimbangkan pula
adanya tindakan intervensi yang diperlukan, misalnya : amniotomi, infus
oksitoksin atau persiapan-persiapan rujukan (ke rumah sakit atau puskesmas)
yang mampu menangani penyulit kegawatdaruratan obstetrik. Garis bertindak
tertera sejajar dengan garis waspada, dipisahkan oleh 8 kotak atau 4 jalur ke
sisi kanan. Jika pembukaan serviks berada disebelah kanan garis bertindak,
maka tindakan untuk menyelesaikan persalinan harus dilakukan:
a) Garis waspada, dimulai pada pembukaan serviks 4 cm (jam ke 0), dan
berakhir pada titik di mana pembukaan lengkap (6 jam). Pencatatan dimulai
pada garis waspada. Jika pembukaan serviks mengarah ke sebelah kanan
garis waspada, maka harus dipertimbangkan adanya penyulit.
b) Garis bertindak, tertera sejajar dan disebelah kanan (berjarak 4 jam) pada
garis waspada. Jika pembukaan serviks telah melampaui dan berada di
sebelah kanan garis bertindak maka menunjukkan perlu dilakukan tindakan
untuk menyelasaikan persalinan. Sebaiknya ibu harus berada di tempat
rujukan sebelum garis bertindak terlampaui.
d. Jam dan waktu
1) Waktu mulainya fase aktif persalinan.
Setiap kotak menyatakan satu jam sejak dimulainya fase aktif persalinan.
2) Waktu aktual saat pemeriksaan atau persalinan.
Dibawah lajur kotak untuk waktu mulainya fase aktif, tertera kotak-kotak
untuk mencatat waktu aktual saat pemeriksaan dilakukan. Setiap kotak
menyatakan satu jam penuh dan berkaitan dengan dua kotak waktu 30 menit
pada lajur kotak di atasnya atau lajur kontraksi di bawahnya. Saat ibu masuk
dalam fase aktif persalinan, catatkan pembukaan serviks garis waspada.
Kemudian catatkan waktu aktual pemeriksaan ini di kotak waktu yang sesuai.
Sebagai contoh, jika pemeriksaan dalam menunjukan mengalami pembukaan 6
cm pada pukul 15.00, tuliskan tanda “X” di garis waspada yang sesuai dengan

12
angka 6 yang tertera di sisi luar kolom paling kiri dan catat waktu yang sesuai
pada kotak waktu di bawahnya.

e. Kontraksi uterus
Di bawah lajur waktu partograf terdapat lima lajur kotak dengan tulisan
“kontraksi per 10 menit” di sebelah luar kolom paling kiri. Setiap kotak
menyatakan satu kontraksi. Setiap 30 menit, raba dan catat jumlah kontraksi
dalam 10 menit dan lamanya kontraksi dalam satuan detik. Nyatakan jumlah
kontraksi yang terjadi dalam waktu 10 menit dengan mengisi angka pada kotak
yang sesuai. Sebagai contoh jika ibu mengalami 3 kontraksi dalam waktu 1 kali
dalam 10 menit, isi 3 kotak. Terdapat lima kotak kontraksi per 10 menit. Nyatakan
lama kontraksi dengan:

Beri titik-titik di kotak sesuai untuk menyatakan kontraksi yang lamanya


kurang dari 20 detik.

Beri garis-garis di kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang


lamanya 20-40 detik.

Isi penuh kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang lamanya
lebih dari 40 detik.

f. Obat-obatan dan cairan yang diberikan


1) Oksitosin
Jika tetesan drip sudah dimulai, dokumentasikan setiap 30 menit jumlah
unit oksitosin yang diberikan per volume cairan dan dalam satuan tetes per
menit.
2) Obat-obatan lain dan cairan IV
Catat semua dalam kotak yang sesuai dengan kolom waktunya.

g. Kesehatan dan kenyamanan ibu


1) Nadi, tekanan darah dan suhu tubuh
a) Nadi, dicatat setiap 30 menit. Beri tanda titik (•) pada kolom yang
sesuai.

13
b) Tekanan darah, dicatat setiap 4 jam atau lebih sering jika diduga ada
penyulit. Beri tanda panah (↨) pada partograf pada kolom waktu yang
sesuai.
c) Suhu tubuh, diukur dan dicatat setiap 2 jam atau lebih sering jika terjadi
peningkatan mendadak atau diduga ada infeksi. Catat suhu tubuh pada
kotak yang sesuai.
2) Volume urine, protein dan aseton
Ukur dan catat jumlah produksi urine setiap 2 jam (setiap ibu berkemih).
Jika memungkinkan, lakukan pemeriksaan aseton dan protein dalam urine.

h.Asuhan, pengamatan dan keputusan klinik lainnya.


Catat di sisi luar kolom partograf, atau buat catatan terpisah tentang kemajuan
persalinan. Cantumkan juga tanggal dan waktu saat membuat catatan
persalinan. Asuhan, pengamatan dan/atau keputusan klinik mencakup:
- Jumlah cairan per oral yang diberikan
- Keluhan sakit kepala atau penglihatan kabur
- Konsultasi dengan penolong persalinan lainnya
- Persiapan sebelum melakukan rujukan
- Upaya rujukan.

b. Lembar belakang partograf


Lembar belakang partograf merupakan catatan persalinan yang berguna untuk
mencatat proses persalinan yaitu data dasar, kala I, kala II, kala III, bayi baru
lahir, kala IV. Halaman belakang partograf merupakan bagian untuk mencatat hal-
hal yang terjadi selama proses persalinan dan kelahiran, serta tindakan-tindakan
yang terjadi selama proses persalinan dan kelahiran, serta tindakan-tindakan yang
dilakukan sejak persalinan kala I hingga kala IV (termasuk bayi baru lahir). Itulah
sebabnya bagian ini disebut sebagai catatan persalinan. Nilai dan catatkan asuhan
yang diberikan pada ibu dalam masa nifas terutama selama persalinan kala IV
untuk memungkinkan penolongg persalinan mencegah terjadinya penyulit dan
membuat keputusan klinik, terutama pada pemantauan kala IV (mencegah
terjadinya perdarahan paska persalinan). Selain itu, catatan persalinan (yang
sudah diisi dengan lengkap dan tepat) dapat pula digunakan untuk menilai atau

14
memantau sejauh man telah dilakukan pelaksanaan asuhan persalinan yang bersih
dan aman.
Berbeda dengan halaman depan yang harus diisi pada akhir setiap pemeriksaan,
lembar belakang partograf ini diisi setelah seluruh proses persalinan selesai.
Adapun cara pengisian catatan persalinan pada lembar belakang partograf secara
lebih rinci disampaikan sebagai berikut :
1) Data dasar
Data dasar terdiri dari tanggal, nama bidan, tempat persalinan, alamat tempat
persalinan, catatan, alasan merujuk, tempat merujuk, pendamping saat merujuk
dan masalah dalam kehamilan atau persalinan ini.
2) Kala I
Terdiri dari pertanyaan-pertanyaan tentang partograf saat melewati garis waspada,
masalah lain yang timbul, penatalaksanaan, dan hasil penatalaksanaannya.

3) Kala II
Kala II terdiri dari episiotomi, pendamping persalinan, gawat janin, distosia bahu
dan masalah dan penatalaksanaannya.

15
4) Kala III
Kala III berisi informasi tentang inisiasi menyusu dini, lama kala III, pemberian
oksitosin, penegangan tali pusat terkendali, masase fundus uteri, kelengkapan
plasenta, retensio plasenta > 30 menit, laserasi, atonia uteri, jumlah perdarahan,
masalah lain, penatalaksanaan dan hasilnya.

16
5) Bayi baru lahir
Bayi baru lahir berisi tentang berat badan, panjang badan, jenis kelamin, penilaian
bayi baru lahir, pemberian ASI, masalah lain dan hasilnya.

17
6) Kala IV
Kala IV berisi tentang data tekanan darah, nadi, suhu tubuh, tinggi fundus uteri,
kontraksi uterus, kandung kemih, dan perdarahan. Pemantauan pada kala IV ini
sangat penting terutama untuk menilai apakah terdapat resiko atau terjadi
perdarahan pasca persalinan. Pengisian pemantauan kala IV dilakukan setiap 15
menit pada satu jam pertama setelah melahirkan dan setiap 30 menit pada satu

18
jam berikutnya. Isi setiap kolom sesuai dengan hasil pemeriksaan dan jawab
pertanyaan mengenai masalah kala IV pada tempat yang telah disediakan dan
bagian yang gelap tidak usah diisi.

19
20
21

Anda mungkin juga menyukai