Anda di halaman 1dari 41

PENGUJIAN BAHAN

DAN CAMPURAN BETON

Disampaikan Oleh
Roestaman
BETON
Semen
Pasta
Air
Mortar
Ag. Halus ( Pasir )
Beton

Ag. Kasar ( Split )

Bahan tambah
(bila diperlukan)
WORKABILITAS/
WORKABILITY
Adukan beton segar harus mudah dikerjakan
tanpa terjadi bleeding dan atau segregasi
Adukan harus seragam dan homogen dengan
konsistensi tertentu

3
KEKUATAN/
KRITERIA STRENGTH
UTAMA Setelah keras beton harus memiliki kekuatan
MUTU minimum terhadap beban
BETON
DURABILITAS/
DURABILITY
Beton harus memiliki kemampuan
mempertahankan mutu kekuatan selama
kurun waktu umur layanan
TAHAPAN PEMBETONAN

1 2 3
•Seleksi
•Seleksi •Penakaran •Perawatan
material
material •Pencampuran
•Rancangan (Curing)
•Pengangkutan
campuran •Uji mutu beton segar
•Peralatan ( keseragaman
campuran, slump, berat
isi, kadar udara) +
Pengecoran +
pembuatan benda uji
•Pemadatan
•Penyelesaian akhir
KEPERLUAN
MENGETAHUI
PENGUJIAN MUTU BAHAN
BAHAN BETON ● Semen
● Agregat
● Air
KEGUNAAN ● Admixture
HASIL-HASIL
PENGUJIAN KEPERLUAN DATA
LABORATORIUM UNTUK
RANCANGAN
BETON
CAMPURAN

PENGUJIAN KEPERLUAN
MENGETAHUI
CAMPURAN
MUTU
BETON CAMPURAN
● Beton segar
● Beton keras
SAMPEL UJI
● Sampel adalah bagian
dari populasi yang di
ambil melalu cara-cara
tertentu yang juga
memilki karakteristik
tertentu, jelas dan
lengkap yang di anggap Sampel agregat
POPULASI AGREGAT
bisa mewakili populasi.

● Sampel adalah
bagian barang atau
bahan yang diambil
bersifat mewakili
(representatif)
terhadap keseluruhan
barang atau bahan
(populasi)
Di Laboratorium
PENGAMBILAN SAMPEL AGREGAT
SNI 03 – 6889 - 2002

• Agregat adalah salah satu bahan yang memegang peranan


penting dalam beton. Dimana Agregat menempati sekitar
70% dalam suatu campuran beton.

• Sebagai pelaksana pengujian, pengambilan sampel sangat


penting
• Cara pengambilan sampel ini harus dipahami dengan baik,
agar hasil sampel yang diambil dapat memenuhi syarat
untuk kemudian diuji dalam beberapa jenis pengujian
JUMLAH DAN BERAT SAMPEL AGREGAT LAPANGAN
AASHTO T 248

Jumlah berat minimum contoh uji


Ukuran nominal maksimum
lapangan
agregat
kg (lb)
PENGUJIAN SEMEN
● Pengujian kehalusan semen dengan cara disaring
(SNI 15-2530-1991)
● Menggunakan saringan No. 100
dan No. 200
● Contoh uji : 50 gram semen
● Hasil yang dicari : % bahan yang
tertahan di atas masing-masing
saringan

▪ Jika kehalusan meningkat


-- Konsistensi (Workability) meningkat
-- Kekuatan meningkat
▪ Persyaratan : % maksimum tertahan di atas saringan...
● Pengujian waktu pengikatan semen (SNI 03-6827-2002)

● Menggunakan alat Vicat


● Contoh uji : 300 gram semen
● Hasil yang dicari : Waktu ikat
awal dan waktu ikat akhir

▪ Waktu ikat awal adalah waktu yang dibutuhkan sejak


semen bercampur dengan air dari kondisi plastis menjadi
tidak plastis (saat penetrasi jarum mencapai 25 mm)
▪ Waktu ikat akhir adalah waktu yang dibutuhkan sejak
semen bercampur dengan air dari kondisi plastis menjadi
“keras” (saat penetrasi jarum mencapai 0)
▪ Persyaratan :
- Waktu ikat awal minimum ..... menit
- Waktu ikat akhir maksimum ...... menit
● Pengujian kuat tekan mortar (SNI 03-6825-2002)

● Benda uji : mortar 5x5x5 cm3


● Hasil yang dicari :
Kuat tekan mortar pada umur
tertentu

▪ Apabila kuat tekan mortar semennya tidak


memenuhi standard, maka mutu betonnya juga
tidak akan memenuhi syarat
▪ Persyaratan :
Kuat tekan mortar pada umur .... hari, minimum .......
PENGUJIAN AGREGAT
● Pengujian analisis saringan agregat
(SNI 03-1968-1990)
● Menggunakan susunan alat saringan
● Jumlah contoh uji : bergantung
pada jenis dan ukuran butir agregat
● Hasil yang diperoleh : gradasi agregat
(continuous, gap, uniform graded)

▪ Gradasi continuous menghasilkan workability yang baik,


membutuhkan air dan semen yang lebih rendah  lebih ekonomis
▪ Hasil analisis saringan diperlukan dalam perhitungan mix design
▪ Persyaratan : Batas-batas gradasi sesuai dengan ukuran butir
maksimumnya
● Bentuk partikel, tekstur, ukuran butir agregat

▪ Agregat bentuk bulat (rounded) dengan permukaan halus akan


menghasilkan workability yang baik dengan kebutuhan air yang
lebih rendah tapi kekuatan lekatnya kurang
▪ Agregat crushed stone dengan permukaan kasar menghasilkan
workability yang kurang baik dengan kebutuhan air yang lebih
banyak tapi kekuatan lekatnya tinggi
▪ Butiran agregat yang lebih besar membutuhkan air yang lebih
sedikit
● Pengujian berat jenis dan resapan
(SNI 1969 : 2008 SNI 1970 : 2008)
▪ Berat jenis yang nilainya besar akan berpengaruh baik
terhadap kekuatan beton
▪ Berat jenis agregat diperlukan dalam perhitungan
rancangan campuran
▪ Resapan agregat adalah kadar air agregat dalam
kondisi SSD (saturated surface dry. Bersama dengan
kadar air agregat, resapan diperlukan untuk
perhitungan koreksi penakaran air dan agregat saat
pelaksanaan
● Pengujian berat isi agregat
(SNI 03-4804-1998)

● Berat isi agregat =


berat agregat/volume
wadah

●Berat isi yang nilainya besar akan berpengaruh baik


terhadap kekuatan beton
●Berat isi agregat diperlukan dalam perhitungan rancangan
campuran
● Pengujian keausan agregat (SNI 03-2417-1991)
● Menggunakan mesin Los Angeles
● Jumlah contoh uji : 5 – 10 kg
● Hasil yang dicari : % bahan yang
aus setelah diputar ... kali
putaran bersama bola-bola baja
▪ Persyaratan : % bahan yang aus maksimum ...%
▪ Nilai keausan agregat berpengaruh terhadap
kekuatan beton dan terhadap perubahan
konsistensi adukan beton segar
Hasil penelitian BAGUS TEGUH, SETIAWAN (2012), Universitas
Negeri Yogyakarta :
- Kenaikan keusan agregat 15.69%  Penurunan kekuatan 1.25%
- Kenaikan keusan agregat 43.03%  Penurunan kekuatan 25.61%
- Kenaikan keusan agregat 44.4%  Penurunan kekuatan 82.56%
 Semakin kecil nilai abrasi, semakin tinggi
berat jenis, semakin kecil resapan,
semakin kecil porositas
● Pengujian kadar lumpur/bahan lolos saringan No.200
(SNI 03 – 4142 – 1996)

● Digunakan saringan No.16 dan No.200


● Hasil yang dicari :
% bahan yang lolos saringan No.200

▪ Persyaratan : % bahan lumpur /yang lolos saringan


No. 200, maksimum ...%
▪ Lumpur dalam agregat akan menghalangi ikatan air dengan
semen sehingga mengurangi kekuatan mortar + bleeding
▪ Lumpur yang menutupi permukaan agregat kasar akan
mengurangi kekuatan lekatan antara mortar dengan
permukaan agregat
▪ Kadar lumpur yang tinggi akan menjadikan beton tidak awet
Hasil penelitian PURWANTO, YULITA ARNI PRIASTIWI :
● Pengujian kadar organik (SNI 03-2816-1992)

Bandingkan
warnanya

Pasir dikocok dengan larutan NaOH 3%, didiamkan selama


24 jam. Hasil yang dicari : Warna larutan yang terjadi

▪ Persyaratan : Maksimum sampai warna No. 3


▪ Kadar organik yang tinggi mengganggu proses pengikatan
semen dan pengerasan beton
PENGUJIAN AIR

▪ Semen adalah bahan pengikat hidrolis, hanya bereaksi


dengan air
▪ Mutu air berpengaruh terhadap mutu reaksi semen
dengan air  berpengaruh terhadap mutu kekuatan
pasta  berpengaruh terhadap kekuatan mortar 
berpengaruh terhadap kekuatan beton
● Pengaruh pH air
▪Semakin kecil pH air (air asam) semakin
cepat terjadi korosi tulangan
▪Semakin besar pH air (air basa) cenderung
mengurangi kekuatan beton
● Air laut
▪Resiko korosi tulangan
▪Susut beton lebih besar
▪Ketahanan terhadap sulfat kurang
PENGUJIAN BETON SEGAR
● Pengujian keseragaman adukan beton

Keseragaman
adukan beton
berpengaruh
terhadap workability
dan kekuatan beton
● Pengujian konsistensi adukan beton – Slump
(SNI 1972-2008)

▪ Nilai slump ditentukan berdasarkan jenis konstruksi yang


dikerjakan
▪ Jika slump terlalu kecil  Beton sulit dikerjakan
▪ Jika slump terlalu besar  Adukan beton beresiko segregasi
● Pengujian bobot isi beton segar (SNI 1973:2008)
● Beton segar disikan ke dalam suatu
wadah dan dipadatkan, kemudian

● Hasil yang dicari :


Bobot isi beton segar = Berat beton
segar/volume wadah

▪ Nilai bobot isi yang diperoleh dari pengujian bisa


digunakan untuk mengontrol proporsi bahan dalam
produksi
▪ Nilai bobot isi yang diperoleh dari pengujian
dibandingkan dengan nilai bobot isi yang digunakan
dalam rancangan campuran
PENGUJIAN BETON KERAS
● Pengujian kekuatan beton - destructive

● KUAT TEKAN

● KUAT LENTUR
PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON INTI
PEMBORAN (SNI 03-3403-1994)
Benda uji sebelum kaping :
Harus diambil dari beton yang
umurnya tidak kurang dari 14 hari
Benda uji yang cacat karena terlalu
banyak rongga, adanya serpihan agregat
kasar yang lepas, tulangan besi yang
lepas, ketidakteraturan dimensi, tidak
boleh digunakan untuk ujikuat tekan
Diameter benda uji untuk kuat tekan
tidak boleh kurang dari 90 mm
L/  1,95 (L adalah panjang dan 
adalah diameter benda uji)
Permukaan bidang tekan benda uji
harus harus tegak lurus terhadap
sumbu benda uji
Diameter panjang benda uji hatus
sama
Benda uji sebelum kaping :
 Penyimpangan kerataan permukaan
bidang tekan tidak boleh lebih dari 1 mm
terhadap tepi permukaan benda uji
Penyimpangan ketegaklurusan perukaan
bidang tekan terhadap sumbu benda uji
tidak boleh lebih 5
Penyimpangan diameter perukaan bidang
tekan tidak boleh lebih dari 1 mm
terhadap diameter rata-rata benda uji
Apabila terdapat tulangan besi dalam
benda uji, letaknya harus tegak lurus
terhadap sumbu benda uji
Jumlah tulangan besi dalam benda uji
tidak boleh lebih dari 2
Benda uji sesudah kaping :
 Benda uji harus memenuhi ketentuan :
2,00  L’/  1,00
 Tebal lapisan untuk kaping tidak boleh
melebihi 10 mm

Diameter benda uji :


EF +GH
= -------------
2

Panjang benda uji :


AI + BK
L = ------------
2
Perawatan bendauji :
 Bila benda uji diambil dari bagian struktur beton yang pada masa
layannya selalu kering, maka benda uji harus dikeringudarakan sesuai
dengan suhu dan kelembaban udara pada bagian struktur tersebut
untuk 7 hari sebelum diuji tekan dan harus diuji dalam keadaan kering
 Bila bagian beton tersebut pada masa layannya lebih dari sekedar
basah permukaan saja, maka benda uji harus direndam di dalam air
pada suhu 23 C2C selama tidak boleh kurang dari 40 jam
sebelum diuji tekan. Setelah benda uji dikeluarkan dari tempat
perawatan benda uji tersebut harus segera dilap dengan kain yang
menyerap basah agar benda uji dalam keadaan lembab
Pemberian beban uji :
 Penambahan beban uji secara konstan berkisar antara 0,2
MPa sampai 0,4 MPa per detik hingga benda uji hancur
 Kekuatan beton :
f’cc = Co.C1.C2.f’c
dimana
f’cc = kuat tekan beton inti yang dikoreksi, dalam MPa
f’c = kuat tekan beton inti yang dihitung
P
= ----------
¼ ..2

Faktor koreksi Co :
- Jika arah pengambilan benda uji horisontal (tegak lurus pada
arah tinggi struktur beton : Co = 1
- Jika arah pengambilan benda uji vertikal (sejajar dengan arah
tinggi struktur beton : Co = 0,92
Faktor koreksi C1 :
C1 adalah faktor koreksi yang berhubungan dengan rasio panjang benda uji
setelah diberi lapisan kaping (L’) terhadap diameter () benda uji.
Jika :
- L’/  = 1,75 : C1 = 0,98
- L’/  = 1,50 : C1 = 0,96
- L’/  = 1,25 : C1 = 0,93
- L’/  = 1,00 : C1 = 0,87

Catatan :
Untuk nilai-nilai L’/  di antara nilai-nilai tersebut dapat dicari dengan cara
interpolasi
Faktor koreksi C2 :
C2 adalah faktor koreksi karena adanya kandungan besi dalam beton yang
letaknya tegak lurus terhadap sumbu benda uji

d h
C2 = 1,0 + 1,5 ( ---- x ---- )
 L
Apabila kandungan tulangan jumlahnya lebih dari satu batang :
 dxh
C2 = 1,0 + 1,5 ( --------- )
xL
dimana :
d = diameter batang tulangan
 = diameter rata-rata benda uji
h = jarak terpendek antara sumbu batang tulangan dengan ujung benda uji
L = panjang benda uji sebelum diberi lapisan kaping
Faktor koreksi diameter :
Diameter benda uji = 75 mm : Faktor pengali = 0,94
Diameter benda uji = 100 mm : Faktor pengali = 0,96
Diameter benda uji = 125 mm : Faktor pengali = 0,98
Diameter benda uji = 150 mm : Faktor pengali = 1,00
Diameter benda uji = 175 mm : Faktor pengali = 1,02
Diameter benda uji = 200 mm : Faktor pengali = 1,04
Diameter benda uji = 250 mm : Faktor pengali = 1,07
Diameter benda uji = 300 mm : Faktor pengali = 1,10
Contoh : fc’ = 24530/1/4..12,52 = 199,98 kg/cm2 ~
 = 12,5 cm 200 kg/cm2
L’ = 18,75 cm Arah pengambilan vertikal  Co = 0,92
P = 24530 kg L’/ = 18,75/12,5 = 1,50  C1 = 0,96
-Arah pengambilan Tidak terdapat tulangan  C2 = 1
vertikal fcc’ = 200.0,92.0,96.1 =176,64 kg/cm2
-Tidak terdapat
tulangan

Mencari kekuatan silinder diameter 15 cm tinggi 30 cm :


Angka koreksi untuk silinder diameter 12,5 cm = 0,98
Jadi kekuatan silinder diameter 15 cm tinggi 30 cm = 176,64/0,98
= 180,24 kg/cm2
Jika angka konversi kekuatan silinder diameter 15 cm tinggi 30 cm
terhadap kubus 15x15x15 cm adalah 0,83, maka kekuatan kubus 15 =
180,24/0,83 = 217,16 kg/cm2
Contoh : fc’ = 40000/1/4..15,02 = 226,47 kg/cm2
 = 15,0 cm Arah pengambilan horizontal --- Co = 1
L’ = 18,75 cm L’/ = 18,75/15,0 = 1,25 ---- C1 = 0,93
P = 40000 kg Asumsi L  L’
-Arah pengambilan C2 = 1,0 + 1,5 (d.h/.L)
horizontal = 1,0 + 1,5 {(12.65)/(150.187,5)} = 1,04
-Terdapat tulangan yang fcc’ = 226,47.1.0,93.1,04 =219,04 kg/cm2
terpotong, diameter 12 mm,
h= 6,5 cm

Angka koreksi untuk silinder diameter 15,0 cm = 1,00


Jadi kekuatan silinder diameter 15 cm tinggi 30 cm = 219,04
kg/cm2
Jika angka konversi kekuatan silinder diameter 15 cm tinggi 30 cm
terhadap kubus 15x15x15 cm adalah 0,83; maka kekuatan kubus 15
= 219,04/0,83 = 263,90 kg/cm2
● Pengujian kekuatan beton dengan alat palu
beton - non destructive (SNI 03-4430-1997)
ANVIL : Alat untuk mengalibrasi palu beton
Palu beton boleh digunakan jika angka ANVIL antara 78 – 82
Jika Ra adalah angka ANVIL, maka koreksi angka pantul
Korelasi angka pantul palu beton dengan kuat
tekan kubus beton 15x15x15 cm3

Anda mungkin juga menyukai