Anda di halaman 1dari 2

POLA SPASIAL DENSITAS LARVA AEDES AEGYPTI BERDASARKAN

ENDEMISITAS PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA


MAKASSAR, KABUPATEN GOWA DAN KABUPATEN MAROS

MUH. JUSRAH FIAWAN

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
ABSTRAK
MUH JUSRAH FIAWAN. Pola Spasial Densitas Larva Aedes Aegypti Berdasarkan
Endemisitas Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Kota Makassar, Kabupaten
Gowa Dan Kabupaten Maros (dibimbing oleh Hasanuddin Ishak dan Muhammad
Tahir Abdullah).

Jumlah penderita dan luas daerah penyebaran penyakit Demam Berdarah


Dengue (DBD) di Indonesia semakin bertambah di mana Kota Makassar, Kabupaten
Gowa, dan Kabupaten Maros merupakan tiga daerah endemis DBD di Propinsi
Sulawesi Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk Untuk mengetahui hubungan antara
densitas larva Aedes aegypti berdasarkan status endemisitas serta pola spasial
yang terjadi antara faktor yang yang berpengaruh dengan kejadian DBD di Kota
Makassar, kabupaten Gowa dan Kabupaten Maros tahun 2018, yang dilakukan pada
tingkat kelurahan masing-masing yaitu Kelurahan Paccerakang, kelurahan
Paccinongan, dan Kelurahan Bontoa.

Jenis penelitian ini adalah penelitian studi ekologi dengan menggunakan


pendekatan cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh rumah yang
berada di tiga kelurahan dengan besar sampel sebanyak 300 rumah tiap kelurahan
yang diambil secara purposive sampling. Data di analisis dengan menggunakan uji
Pearson Chi-square dan uji Wilcoxon dan disajikan dalam bentuk table, narasi, dan
data spasial.

Hasil penelitian menunjukkan dari beberapa faktor risiko yang di teliti


didapatkan jenis kontainer memiliki hubungan densitas larva aedes aegypti, di
kelurahan paccerakang (p=0,004) dan Kelurahan Bontoa (p= 0,013) dan bahan
kontainer di kelurahan paccerakang(p=0,001) dan kelurahan Bontoa (p=0,000) serta
jumantik yang memiliki hubungan dengan densitas larva aedes aegypti (p=0,046).
Variable yang tidak berhubungan adalah jenis dan bahan kontainer di kelurahan
bontoa, jenis kontainer (p=0,936) dan bahan kontainer (p-=0,956).kesimpulan jenis dan
bahan kontainer di wilayah Makassar dan Maros ada hubungan dengan densitas
sedangkan di Gowa tidak ada hubungan dengan densitas. Diharapkan agar instansi
terkait untuk melakukan upaya pengendalian larva aedes aegypti dengan mendorong
kerja sama antar lintas sektor untuk meminimalisir perkembangbiakan nyamuk aedes
aegypti.

Kata Kunci: Intervensi, Karakteristik Kontainer, Jumantik,

Anda mungkin juga menyukai