Anda di halaman 1dari 2

PEMBAHASAN HEWAN LANGKA TERTENTU DAN KAITANNYA DENGAN

NILAI BIODEVERSITAS DARI ASPEK BIODEVERSITAS TINGKAT GEN,


TINGKAT JENIS, DAN TINGKAT EKOSISTEM.

BURUNG JALAK BALI


Indonesia yang terletak di daerah tropis membuat memiliki keaneragaman hayati yang
tinggi. Indonesia dengan kekayaan alam yang melimpah memuan aneka fauna unik dan
endemic. Sayangnya dengan maraknya penangkapan hewan dan pembabatan atau
pembakaran hutan secara liar dan illegal, banyak satwa yang dimiliki Indonesia yang
mengalami penurunan jumlah populasi. Terlebih lagi didorong oleh tingkat kelahiran hewan
yang rendah yang menyebabkan satwa di Indonesia menjadi langka seperti yang terjadi pada
burung Jalak Bali.
Burung Jalak Bali termasuk burung pengicau yang memiliki bentuk yang cantik
berukuran 25 cm. Banyaknya perburuan liar yang dilakukan oleh masyarakat terhadap burung
Jalak Bali yang dijual untuk dijadikan burung hias (burung piaraan) atau koleksi pribadi bagi
pecinta burung merupakan pemicu utama menurunnya jumlah populasi Jalak Bali. Tercatat
sekarang jumlah opulasinya sekitar 100 ekor lebih. Hal seperti ini jelas menunkan
keanekaragaman hayati yang terdapat di Indonesia. Maka dari itu pemerintah Indonesia
khusunya Bali melakukan upaya proteksi (perlindungan) terhadap burung Jalak Bali secara
insitu (pelestarian makhluk hidup di habitat aslinya) di penangkaran Taman Nassional Bali
Barat dan penangkaran di Nusa Penida.
Jika dikaitkan dengan jenis tingkat keanekaragaman hayati maka sebagai berikut:
1. Keanekaragaman Tingkat Gen
Keanekaragaman tingkat gen merupakan keaneragaman variasi, ciri-ciri
atau gen yang terjadi pada satu spesies atau spesies yang sama. Contoh ; sesama
burung Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) pasti memiliki variasi gen yang
berbeda pada warna bulu, mata, jambul dan sebagainya.
2. Keanekaragaman Tingkat Spesies
Keanekaragaman tingkat spesies merupakan keanekaragaman yang
terjadi pada spesies yang berbeda tetapi masih memiliki kemiripan. Memiliki
genus yang sama atau masih dalam satu family. Contoh : ada berbagai macam
burung jalak di Indonesia yang masih dalam satu genus Acridotheres atau satu
family Sturnidae meski spesiesnya berbeda seperti burung beo (Gracula
religiosa), Jalak Suren / Uren (Sturnus contra), Jalak Kerbau / Kebo / Penyu /
Hitam (Acridotheres javanicus), Jalak Nias / Kerak Ungu (Acridotheres tristis),
Jalak Bali (Leucopsar rothschildi), Jalak Putih / Jalak Bodas (Acridotheres
melanopterus) dan Jalak Thailand / Hongkong (Sturnus nigricollis).
3. Keanekaragaman Tingkat Ekosistem
Keanekaragaman yang terjadi pada tingkat ekosistem merupakan akibat
dari interaksi yang sangat kompleks melalui komponen biotik dengan
komponen abiotik. Tiap ekosistem mempunyai ciri fisik, kimiawi, dan biologis
tersendiri. Flora dan fauna yang terdapat dalam ekosistem tertentu berbeda
dengan flora dan fauna yang terdapat di dalam ekosistem yang lain. Perubahan
iklim Juga mempengaruhi suhu udara dan laut, panjang musim, permukaan air
laut, pola arus laut dan angin, tingkat curah hujan, serta hal-hal lainnya.
Perubahan ini mempengaruhi habitat dan perilaku banyak spesies yang berbeda.
Banyak yang tidak akan mampu beradaptasi cukup cepat dan dapat punah.
Burung Jalak Bali selaku komponen biotik akan selalu berinteraksi dengan
burung yang lainya dan dengan lingkungan abiotiknya sebagai suatu bentuk
adaptasi sehingga terhindar dari kepunahan.

Anda mungkin juga menyukai