Sejarah Dan Powerplant
Sejarah Dan Powerplant
Lapangan minyak yang ada di Indonesia termasuk cukup banyak di berbagai daerah,
dan salah satunya yang sudah lama adalah lapangan minyak di daerah Cepu. Cepu merupakan
daerah yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pada awal tahun 1870,
ditemukan minyak di daerah Cepu dan sekitarnya oleh BPM (Bataafsche Petroleum
Maatschappij) yang merupakan perusahaan minyak dan gas yang ditemukan berjumlah 24
buah dan sekarang hanya tinggal 2 buah saja, yaitu lapangan minyak Kawengan dan Ledok.
Pada jaman ini tercatat peristiwa penemuan rembesan minyak di daerah Jawa yaitu Kuwu,
Mrapen, Watudakon, Mojokerto, serta penemuan minyak dan gas di Sumatera dan Jawa.
Ekplorasi minyak bumi di Indonesia dimulai tahun 1870 oleh P. Vandijk, seorang insinyur
Belanda di daerah Purwodadi Semarang, melalui pengamatan rembesan minyak dipermukaan.
Di daerah Cepu Jawa Tengah terdapat konsesi minyak, yaitu suatu kota kecil di tepi
Bengawan Solo, yang bernama Panolan, diresmikan pada tanggal 28 Mei 1893 atas nama AB.
Versteegh. Kemudian beliau menyewakannya kepada perusahaan DPM (Dordtsche Petroleum
Maatschappij) di Surabaya dengan membayar ganti rugi sebesar F.10000 dan F.0,1 untuk setiap
peti (37,5 liter minyak tanah dari hasil pngilanganya). Penemuan sumur minyak bumi bermula
di desa Ledok oleh Mr. Adrian Stoop pada Januari 1893, ia menyusuri Bengawan Solo dengan
rakit dari Ngawi menuju Ngareng (Cepu), dan akhirnya memilih Ngareng (Cepu) sebagai
tempat pabrik penyulingan minyak dan sumurnya di bor pada bulan Juli 1893. Daerah tersebut
kemudian dikenal dengan nama Kilang Cepu. Selanjutnya berdasarkan akta No. 56 tanggal 17
Maret 1923 DPM diambil alih oleh BPM (Bataafsche Petroleum Maarschappij) yaitu
perusahaan minyak Belanda.
Kedudukan PPT MIGAS dibawah Direktorat Jendral Minyak dan Gas Bumi,
departemen Pertambangan dan Energi, yang merupakan pelaksana teknis MIGAS di
bidang pengembangan tenaga perminyakan dan gas bumi. Keberadaan PPT MIGAS
ditetapkan berdasarkan Kepres No. 15/1984 tanggal 18 Maret 1984 dan struktur
organisasinya ditetapkan berdasarkan surat Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi
No. 1092 tanggal 5 November 1984.
Periode 2001-Sekarang
Berdasarkan SK Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 150 tahun 2001
tertanggal 2 Maret 2001 nama PPT MIGAS berubah menjadi Pusat Pendidikan dan
Pelatihan Minyak dan Gas Bumi (Pusdiklat Migas).Yang telah diperbaharui dengan
peraturan Menteri ESDM No. 18 Tahun 2010 tanggal 22 November 2010.
Kecamatan : Cepu
Kabupaten : Blora
Pusdiklat Migas Cepu menyediakan kebutuhan tenaga pembangkit listrik sendiri sebab
perlu adanya kontinyuitas pelayanan tenaga listrik yang ada di Pusdiklat Migas Cepu sehingga
dapat menunjang operasi kilang dan pendidikan.
Semakin besar kebutuhan tenaga listrik yang digunakan untuk keperluan operasional dalam
rangka operasi kilang dan semakin majunya pendidikan yang ada di Pusdiklat Migas.
Fungsi PLTD yang ada di Pusdiklat Migas Cepu adalah untuk melyani kebutuhan
tenaga listrik di beberapa daerah, antara lain :
a. Pusdiklat Migas
Kebutuhan dalam pabrik , yaitu kebutuhan untuk operasi kilang, unit Water
Treatment, kantor, unit Wax Plant, unit Boiler Plant, laboratorium, bengkel-
bengkel operasional dan bengkel pendidikan.
b. PT PERTAMINA
PT PERTAMINA EP Region Jawa Area Cepu
PT PERTAMINA Depot Cepu
2. Tugas Power Plant
Tugas dari Power Plant yaitu melayani kebutuhan praktikan khususnya mahasiswa
AKAMIGAS, peserta kursus dan praktikan dari luar. PLTD di Pusdiklat Migas Cepu
mulai didirikan pada tahun 1973 dan hingga kini telah memiliki 8 buah generator
sebagai mesin yang digunakan untuk pembangkit listrik dan terdiri dari :
a. Tiga buah mesin Diesel MAN dari Jerman berkapasitas 820 KVA, mulai
dioperasikan pada tahun 1973
b. Dua buah mesin Diesel Mitsubishi dari Jepang berkapasitan 400 KVA, mulai
dioperasikan pada tahun 1992 yang merupakan bantuan dari PERTAMINA.
c. Tiga buah mesin Diesel Coumen’s berkapasitas 1000 KVA, mulai dioperasikan pada
tahun 1995/1997/1998
Genset yang beroprasi ada 5 buah, tetapi pada siang hari menjadi 6 buah dengan
mengoprasikan 1 buah genset berkapasitas 400 KVA. Total kapasitas dari genset adalah 6260
KVA dengan beban terpasang sebesar 3678 KW. Sedangkan 1buah genset lagi sebagai
cadangan apabila ada genset yang diperbaiki. Generator yang beroprasi dipasang secara
pararel. Service dilakukan setiap 250 jam sekali untuk generator 1,5,6,7 dan 8. Sedangkan
untuk generator 2, 3 dan 4 service dilakukan setiap 1000 jam sekali. Pelumas yang digunakan
adalah Mediteran S-40 untuk semua mesin diesel.
Distribusi tenaga listrik dari generator ke beban tersebut melalui transformator yang
jumlahnya adalah 16 buah dengan menggunakan instalasi bawah tanah (kabel bawah tanah).
Hal ini disebakan karena diinginkan kontinuitas tenaga listrik yang tinggi. Bahan bakar yang
digunakan adalah solar dimana untuk operasi selama 24 jam membutuhkan sebanyak 9000-
1000 liter/hari dan minyak pelumas yang dibutuhkan sebanyak 150 liter/hari. System operasi
secara kontinyu (24 jam) dan dijaga oleh 4 shift, dengan masing-masing shift terdiri atas 3
orang karyawan.