Disusun oleh :
Kelompok 2
UNIVERSITAS BINAWAN
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
salah satu tugas mata kuliah Essential of Pathophysiology. Makalah ini
membahas tentang penyakit pneumonia.
Penyusunan makalah ini tidak terlepas dari adanya dukungan dan bantuan
dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Erika Lubis, SKp,MN. selaku dosen mata kuliah Essential of
Pathophysiology.
2. Seluruh rekan mahasiswa prodi keperawatan tahun 2017 yang selalu
memberi dukungan dan masukan pada pembuatan makalah ini.
Penyusun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu saran dan
masukan yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan baik dari segi isi,
materi maupun metode penulisan dan sebagainya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat dipergunakan
sebgaimana mestinya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Pada usia lanjut/ lansia angka kejadian pneumonia mencapai 25-44 kasus atau
setara dengan 81,2% per 1000 penduduk setiap tahunnya (WHO, 2016). Di
Indonesia pneumonia merupakan negara dengan tingkat kejadian pneumonia
tertinggi ke-6 di seluruh dunia. Jumlah kematian terbesar pada balita dan usia
lanjut sekitar 15,5% dan terdapat 554.650 kasus pneumonia (Kemenkes,
2016). Kasus pneumonia di DKI Jakarta secara keseluruhan berjumlah 44.967
dan terdapat 16 kasus yang mengalami kematian atau sekitar 0,04%
(Kemenkes, 2016). Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa, masih
tingginya penderita pneumonia terutama pada usia balita dan usia lanjut yang
disebabkan karena terpapar bakteri pneumokokus, lingkungan rumah yang
kotor, serta kurangnya gizi yang tidak terpenuhi.
1.2. Tujuan penulisan
1.2.1 Tujuan umum
Tujuan umum penulisan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Essential of Pathophysiology dan mahasiswa diharapkan
dapat memahami penyakit pneumonia.
BAB I : Pendahuluan
BAB II : Tinjauan teori
BAB III : Penutup
Daftar Pustaka
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Hidung
Hidung merupakan tempat pertama yang dilalui udara pernafasan
sebagai tempat masuk udara kedalam tubuh. Di dalam rongga hidung
terdapat rambut (vibrissae) dan selaput lendir yang berfungsi untuk
menyaring kotoran atau debu yang masuk bersama udara pernapasan.
2. Faring
Faring terbagi menjadi 3 bagian, bagian yang dibelakang rongga
hidung disebut nasofaring, sedangkan dibelakang rongga mulut disebut
orofaring dan bagian bawah disebut laringofaring. Saluran orofaring
merupakan tempat lewatnya udara maupun makanan dan minuman
yang ditelan.
3. Laring
Laring terletak antara faring dan trakea. Pada laring terdapat kotak
suara. Di dalamnya terdapat jaringan elastis yang melintang dan
membelah dua disebut pita suara. Udara melintas kuat melalui kotak
suara menyebabkan getaran pada pita suara yang menimbulkan
gelombang suara.
4
5
2. Bronkus
3. Bronkhiolus
4. Alveolus
5. Paru-Paru
6. Pleura
7. Diafragma
1. Mekanisme Pernafasan
3. Fisiologi pernapasan
2.2 Definisi
2.3 Klasifikasi
Klasifikasi pneumonia terbagi dalam beberapa jenis antara lain
(Warganegara, E., 2017) :
1. Community Assosiated Pneumoia (CAP)
Community Assosiated Pneumoia (CAP) merupakan
pneumonia yang terjadi pada masyarakat atau dalam komunitas
melalui aspirasi mikroba patogen ke paru paru (lobus paru).
Penyebabnya 85% disebabkan oleh Streptococcus pneumonia,
Haemophylus influenza, dan Moraxella catarrhalis. Biasanya
11
diperoleh dari luar rumah sakit. CAP adalah infeksi akut dari
parenkim paru dengan gejala-gejala infeksi akut, ditmbah dengan
adanya suara paru abnormal pada pemeriksaan auskultasi. Biasanya
terjadi saat pasien sedang tidak dalam perawatan rumah sakit dalam
kurun waktu 14 hari sebelum timbul gejala. Kebanyakan pasien
memiliki gejala yang tidak spesifik seperti lelah, sakit kepala, nyeri
otot, dan anoreksia.
2. Health Care Associated Pneumonia (HCAP)
Health Care Associated Pneumonia (HCAP) adalah pneumonia
yang terjadi pada anggota masyarakat, sehingga merubah risiko
terhadap mikroba yang virulent dan resisten dengan obat. Faktor risiko
antara lain, perawatan dirumah sakit atau fasilitas perawatan yang
diperpanjang, anggota keluarga dengan infeksi yang melibatkan
mikroba resisten obat dan dialisis yang panjang lewat dari 30 hari.
Dalam HCAP terdapat beberapa jenis yaitu Hospital Acquired
Pneumonia (HAP) dan Ventilator Associated Pneumonia (VAP).
Hospital Acquired Pneumonia (HAP) merupakan pneumonia yang
terjadi setelah pasein 48 jam dirawat di rumah sakit dan tidak dalam
masa inkubasi. HAP Pneumonia terjadi karena ketidakseimbangan
pertahanan dan kemampuan kolonisasi bakteri sehingga menginvasi
saluran pernapasan bagaian bawah. HAP merupakan penyebab paling
umum kedua dari infeksi dan diperkirakan 27-50% berhubungan
langsung dengan pneumonia. Faktor risiko pada perkembangan HAP
yaitu lansia, malnutrisi, penurunan kesadaran, dan penyakit obstruksi
paru yang kronis. HAP adalah infeksi yang paling umum terjadi pada
pasien yang membutuhkan perawatan Intensive Care Unit.
Sedangakan Ventilator Associated Pneumonia (VAP) adalah suatu
pneumonia yang terjadi lebih dari 48-72 jam sesudah pemakaian
intubasi endotrakeal. Kondisi ini merupakan tindakan medis berupa
memasukan tabung endotrakeal melalui mulut atau hidung untuk
menghubungkan udara luar dengan paru-paru.
12
2.4 Etiologi
1. Bakteri
a. Pneumococus atau Streptococcus pneumonia merupakan bakteri di
saluran pernapasan yang mengakibatkan berbagai penyakit
termasuk pneumonia (infeksi paru-paru). Streptococcus Pneumonia
merupakan bakteri anaerob fakultatif. Bakteri ini menyerang
saluran pernapasan, sinus, dan rongga hidung yang sering terinfeksi
dan masuk ke pernapasan bawah. Bakteri patogen banyak
ditemukan di community acquired pneumonia atau pneumonia
komunitas yang rawat inap di luar ICU sebanyak 20-60% (NSW,
2015).
b. Staphylococcus Aureus merupakan bakteri anaerob fakultatif. Pada
pasien yang diberikan obat secara intravena (intravena drug
abusers) memungkan infeksi kuman ini menyebar secara
hematogen dari kontaminasi injeksi awal menuju ke paru-paru.
Bakteri ini memiliki daya taman paling kuat, apabila suatu organ
telah terinfeksi kuman ini akan timbul tanda khas, yaitu
peradangan, nekrosis dan pembentukan abses (Amalina, 2014).
c. Streptococcus β hemolyticus merupakan bakteri yang dapat
ditemukan di saluran pernafasan. Kadang-kadang tidak
menimbulkan penyakit akan tetapi dapat berisiko untuk
menyebarkan penyakit. Infeksi yang ditimbulkan Streptococcus β
hemolyticus terjadi oleh adanya interaksi yang dapat
menyebabkan berbagai macam penyakit, seperti radang
tenggorokan, faringitis, impetigo, erisipelas, scarlet fever,
13
3. Fungi/Jamur :
Infeksi pneumonia akibat jamur biasanya disebabkan oleh
jamur oportunistik, dimana spora jamur masuk kedalam tubuh saat
menghirup udara. Organisme yang menyerang adalah Candida sp.,
Aspergillus sp., Cryptococcus neoformans, Hitoplasma
Capsulatum, Cryptococcus Neoroformans, Blastomyces
14
1. Batuk
2. Sesak napas
Pneumonia merupakan peradangan paru-paru yang disebabkan
oleh patogen dan menyerang alveolus atau kantung udara. Bila struktur
fungsional paru-paru ini terserang, maka aliran oksigen menuju darah
akan terganggu. Biasanya sesak napas semakin parah jika penderita
pneumonia melakukan aktivitas fisik yang memerlukan tenaga. Bahkan
dalam kasus yang lebih parah, penderita membutuhkan tabung oksigen
dan perawatan agar tetap dapat bernapas.
3. Demam
4. Nyeri dada
5. Anoreksia
6. Muntah
2.7 Patofisiologi
1. X-ray
7. Spirometrik statik
Alat untuk mengukur ventilasi yaitu mengukur volume statik dan
volume dinamik paru, untuk mengkaji jumlah udara yang diaspirasi.
8. Bronkoskopi
Bronkoskopi adalah prosedur yang digunakan untuk
memvisualisasikan bagian dalam saluran pernapasan, laring dan paru-
paru. Prosedur ini memungkinkan dokter mendiagnosis kelainan
saluran pernafasan yang meliputi peradangan, tumor, dan kondisi
saluran pernapasan lainnya. Suatu alat yang disebut bronkoskop, dapat
berupa alat yang kaku atau lentur, dimasukkan ke dalam saluran
pernapasan melalui hidung atau mulut. Prosedur ini tidak memerlukan
anestesi umum, dan biasanya dilakukan dengan menggunakan sedatif
(obat yang membuat mengantuk dan relaks). Tujuannya untuk
menetapkan diagnosis dan mengangkat benda asing.
2.9 Terapi
a. Farmakologi
1. Antibiotik
2. Obat Analgesik
3. Pemberian oksigen
3 .Mukolitik
4. Bronkodilator
23
5. Kortikosteroid
b. Non-farmakologi
3. Pemberian cairan dan kalori yang cukup (bila perlu cairan parentral). Jumlah
cairan sesuai berat badan, kenaikan suhu dan status hidrasi.
4. Bila sesak tidak terlalu hebat dapat dimulai diet entral bertahap melalui
selang nasograstik.
5. Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal.
2.10 Komplikasi
a. Efusi pleura
Efusi pleura adalah kondisi yang ditandai oleh penumpukan cairan
yang diantara dua lapisan pleura. Pleura merupakan membran yang
memisahkan paru paru dengan dinding dada bagian dalam. Cairan yang
diproduksi pleura ini berfungsi sebagai pelumas yang membantu
kelancaran pergerakan paru paru ketika bernafas. Tetapi ketika cairan
tersebut berlebihan dan menumpuk, maka bisa menimbulkan komplikasi
pada penyakit pneumonia.
b. Empiema
Empiema adalah kondisi ketika kumpulan nanah terbentuk di ruang
pleura, yaitu area yang terletak diantara paru paru dan permukaan bagian
dalam dinding dada. Empiema biasanya terjadi setelah seseorang
mengalami infeksi jaringan paru paru (pneumonia).
c. Abses Paru
Absses paru paru adalah infeksi paru paru yang disebabkan
pembengkakan yang mengandung nanah, necrotik pada jaringan paru
paru, dan pembentukan rongga. Berisi butiran necrotik atau sebagai akibat
infeksi mikroba. Pembentukan banyak abses dapat menyebabkan
pneumonia atau necrosis paru paru.
d. Pneumothorax
Pneumothorax adalah pengumpulan udara atau gas dalam rongga
pleura, yang berada antara paru paru dan thorax. Pneumothorax dapat
25
terjadi secara spontan pada orang tanpa kondisi Paru paru kronis (biasa
disebut pneumothorax primer) dan orang dengan penyakit paru paru
(pneumothorax sekunder). Selain itu banyak juga ditemui kasus
pneumothorax yang dissebabkan trauma fisik pada dada, cedera akibat
ledakan atau komplikasi dari berbagai pengobatan.
e. Gagal Napas
Gagal napas adalah kondisi dimana kadar oksigen yang masuk ke
dalam darah melalui paru sangat rendah. Sementara itu untuk bekerja
dengan baik, organ tubuh seperti jantung dan otak memerlukan darah
yang kaya oksigen.
DAFTAR PUSTAKA
Misnadiarly. (2008). Penyakit infeksi saluran nafas pneumonia pada anak, orang
dewasa, Usia Lanjut .Ed.1. Jakarta: Pustaka Obor Populer.
Guyton and Hall. (2008). Text book medical physiology. United States America:
Elsevier.