Bab Iii
Bab Iii
PEMBAHASAN
kerjasama antara perawat dengan klien / keluarga atau masyarakat untuk mencapai tingkat
Konsep keperawatan komunitas yang profesional mangacu pada ilmu dan kiat keperawatan
yang di tujukan pada masyarakat terumatama kelompok-kelompok yang berisiko tinggi terhadap
terserangnya penyakit atau akibat proses penuaan.Peran serta aktif masyarakat sangat
mempengaruhi proses penerapana asuhan keperawatan di masyarakat itu sendiri. Pengkajian yang
dilakukan sangat tergantung pada respon masyarakat, terutama dalam memberikan informasi yang
Melalui pengkaderan serta melibatkan pihak terkait baik pemerintah setempat, tokoh
masyarakat, tokoh agama dapat diperoleh data yang sangat mendukung proses pemberian asuhan
Tahapan proses keperawatan komunitas pada dasarnya sama dengan tahapan pada proses
Pengkajian merupakan dasar utama dari proses keperawatan, berguna untuk menentukan
Pada tahap pengkajian, yang perlu dikaji pada kelompok atau komunitas menurut teori
Anderson adalah data inti yang terdiri atas data demografi : umur , pendidikan, jenis kelamin,
pekerjaan, agama, nilai-nilai keyakinan serta riwayat timbulnya komunitas dan mengkaji sub
sistem yang mempengaruhi komunitas, seperti lingkungan fisik perumahan, pendidikan kesehatan,
keamanan dan keselamatan politik, kebijakan pemerintah terkait kesehatan, pelayanan kesehatan
berdasarkan format pengkajian/kuesioner yang disusun berdasarkan prioritas masalah yang telah
disepakati dalam pertemuan dengan pemerintah setempat, masyarakat, dan tokoh agama.
Pengkajian dilakukan pada seluruh kepala keluarga yang ada di Dusun Pamanjengan.
Berikut gambaran Analisis SWOT untuk melihat secara nyata faktor pendukung dan
penghambat pengkajian.
1. Strenght / Kekuatan :
a. Adanya dukungan positif dari Masyarakt/ keluarga yang dimintakan data ( Masyarakat cukup
kooperatif ).
b. Adanya Kader yang berperan aktif dalam pengumpulan data, terutama berperan dalam
c. Dukungan dari Pemerintah, Kecamatan, Kelurahan dan dari PKM dusun pamanjengan
d. Adanya dukungan dari kepala desa,tokoh masyarakat,tokoh agama, dan para remaja mesjid di
dusun amanjengan
2. Weekness / Kelemahan :
a. Tingkat pekerjaan Penduduk yang rata-rata buruh bangunan serta wiraswasta sehingga
c. Pendidikan yang rendah yang menghambat pemahaman masyarakat terhadap pertanyaan yang
diberikan.
3. Opportunity / Kesempatan
4. Threat / Ancaman
b. Jawaban hasil pendataan yang memungkinkan, tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya
Masalah kesehatan adalah keadaan dimana masyarakat mengalami keadan terancam pada
suatu keadaan masalah kesehatan, kurang sehat serta krisis ( Baylon And Maglaya, 1995 ).
Diagnosa Keperawatan merupakan penilaian atau kesimpulan yang diambil dari pengkajian
Berdasarkan hasil pengkajian muncul 3 Masalah kesehatan dan 3 masalah Keperawatan, hal
ini dimungkinkan karena kesadaran masyarakat sudah meningkat tentang kesehatan dan prosentasi
Setelah merumuskan diagnosa, maka intervensi dan aktivitas keperawatan perlu ditetapkan
untuk mengurangi atau menghilangkan dan mencegah masalah keperawatan yang terdiri dari :
1) Menentukan prioritas masalah
2) Menetapkan tujuan umum dan tujuan khusus
3) Menetapkan Kriteria evaluasi dan Standar
4) Merumuskan intervensi dan aktivitas keperawatan
Jadi rencana keperawatan merupakan serangkaian tindakan yang dapat mencapai tiap tujuan
khusus. Perencanaan memberi alasan ilmiah berdasarkan literature, hasil penelitian dan
pengalaman praktik.
Berikut gambaran Analisis SWOT untuk melihat secara nyata faktor pendukung dan
penghambat Perencanaan keperawatan komunitas.
A. Strength / Kekuatan
a. Dukungan dari Pemerintah, kelurahan, Kecamatan, dan dari PKM dusun pamanjengan
B. Weekness / Kelemahan
a. Kurangnya sponsor dana yang dapat bertanggung jawab untuk beberapa kegiatan yang
membutuhkan pembiayaan besar sehingga beberapa metode tepat guna disiapkan untuk
b. Kurang disiplinnya masyarakat, mahasiswa dan pihak yang terkait sehingga waktu pelaksanaan
C. Opertunity / Kesempatan
a. Banyaknya waktu luang dari masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan yang direncanakan.
b. Bantuan dari Puskesmas dan pihak terkait yang diwujudkan dalam kerja dalam beberapa
D. Threat / Ancaman
a. Kemungkinan peran serta aktif masyarakat dalam pelaksanaan nantinya akan berkurang
berhubungan dengan kesibukan dalam bidang ekonomi sebagai buruh harian dan lain
sebagainya.
D. Implementasi
Implementasi disesuaikan dengan rencana tindakan dan sebelum melaksanakan tindakan yang
sudah direncanakan, dalam melaksanakan tindakan harus benar-benar melakukan kontrak waktu
dengan masyarakat agar seluruh rangkaian kegiatan dapat berjalan dengan baik.
Berikut gambaran Analisis SWOT untuk melihat secara nyata faktor pendukung dan
penghambat implementasi.
kesehatan
a. Strenght / Kekuatan :
1) Adanya dukungan dari Pemerintah setempat dan tokoh masyarakat /Agama, Kader, dalam
3) Kemauan / motivasi dari masyarakat untuk berperan aktif dalam kegiatan yang dilaksanakan.
b. Weekness / Kelemahan
2) Terhambatnya beberapa kegiatan - kegiatan karena pendanaan yang kurang, dan keinginan
partisipasi masyarakat dalam hal ini tidak ada dengan alasan ekonomi
3) Kurangnya partisipasi dan kesadaran masyarakat dalam kegiatan minggu bersih juga menjadi
hambatan
c. Opportunity / Kesempatan
1) Sejalan dengan beberapa kegiatan program pemerintah dan Puseksmas, misalnya imunisasi)
d. Threat / Ancaman
1) Tidak adanya tindak lanjut terutama dari masyarakat karena beberapa perencanaan
2) Tidak adanya tindak lanjut dengan Pemerintah setempat dan pihak Puskesmas setempat.
2. Masalah kesehatan II : Resiko terjadinya peningkatan angka kesakitan pada lansia di dusun
kesehatan lansia
a. Strenght / Kekuatan
1) Adanya program pemerintah dan puskesmas untuk memberikan bantuan dalam perawatan
lansia.
b. Weekness / Kelemahan
2) Adanya persepsi masyarakat tentang penyakit yang diderita lansia adalah hal yang biasa dan
c. Opportunity / Kesempatan
1) Sejalan dengan beberapa kegiatan dari program pemerintah dan puskesmas, misalnya, program
d. Threat / Ancaman
1) Tingkat kesadaran dan pengetahuan masyarakat yang masih kurang untuk selalu mengontrol
kondisi kesehatan lansia secara teratur pada fasilitas-fasilitas kesehatan yang tersedia.
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya gizi pada bayi/balita
a. Strenght / Kekuatan
2) Adanya keinginan dan kesadaran masyarakat untuk mengikuti anjuran yang telah diberikan pada
saat penyuluhan, setelah memotivasi ibu-ibu membawa anaknya ke Posyandu untuk menimbang
3) Adanya dukungan Puskesmas untuk terus melaksanakan kegiatan posyandu dan imunisasi
b. Weekness / Kelemahan
1) Kurangnya ibu atau masyarakat membawa anaknya ke posyandu untuk dilakukan imunisasi
c. Opportunity / Kesempatan
1) kurangnya kesempatan ibu dalam mengurus anakanya disebabkan oleh adanya kesibukan ibu
d. Threat / Ancaman
2) Kesibukan ibu-ibu dalam bekerja untuk menambah pendapatan keluarga sehingga tidak
mempunyai waktu yang lebih banyak untuk memperhatikan kesehatan anak khususnya penyediaan
waktu luang untuk membawa anaknya setiap bulan ke Posyandu untuk ditimbang dan memperoleh
imunisasi.
3) Kurangnya petugas kesehatan melakukan kunjungan rumah.
E. Evaluasi
Evaluasi adalah proses berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan keperawatan kepada
masyarakat.. Evaluasi dilakukan baik dari respon verbal, non verbal maupun psikomotornya.
3. Rata-rata penduduk sudah mulai merasakan arti pentingnya kesehatan terbukti dari terjadi
masyarakat tentang prilaku sehat. Di tunjang pula dengan lingkungan yang sudah mulai
4. Kegiatan yang berhasil dilaksanakan umumnya karena dukungan dari kader setempat,
F. Tindak Lanjut
1. Kepada instansi yang terkait agar lebih memperhatikan kebutuhan masyarakat terhadap
upaya pelayanan kesehatan dan dapat memenuhi fasilitas sarana pelayanan kesehatan
derajat kesehatannya
3. Kepada kader kesehatan sekiranya dapat lebih meningkatkan peran serta aktifnya dalam
1 LINGKUNGAN FISIK 1. Yang tidak memiliki ventilasi 28,1 %. Resiko timbulnya penyakit
Lingkungan fisik yang kurang sehat di RW
2. Rumah yang pencahayaan matahari yang menular (diare, DHF, ISPA)
05 Tamparang Keke. tidak masuk 31,3%. berhubungan dengan kurangnya
3. Lingkungan rumah yang kurang bersih pengetahuan masyarakat dalam
55,6%. memelihara lingkungan yang
4. Pengelolaan air minum yang tidak di masak memenuhi syarat kesehatan
1%.
5. Kondisi air yang keruh 6,9%.
6. Tempat penampungan air yang berentik 10%.
7. Yang membuang sampah di semarang tempat
1,3%.
8. Yang tidak mempunyai jamban 6,3%.
9. Kepemilikan jamban milik bersama 15,6%.
10. Yang membuang limbah sembarangan 9,4%.
Penapisan Masalah
Kriteria penapisan
Tersedia sumber
Daya
Kemungkinan Untuk
Untuk
Dengan
Sesuai Dengan Peran
Pendidikan Kesehatan
Perawat Komunitas
Besarnya Resiko
Kemungkinan
msasalah
Jml Skore
Peralatan
Sumber
diatasi
Sesuai
Resiko timbulnya
penyakit 5 4 4 4 4 5 5 5 4 3 3 3 48 1
Resiko terjadi
penigkatan angka
5 3 5 3 4 4 5 4 3 3 3 3 45 3
kesakitan pada lansia
Risiko terjadinya
penyakit pada 5 4 2 4 4 4 4 5 3 3 4 4 46 2
bayi/balita
KETERANGAN POINT.1 : Sangat sesuai (5), Sesuai (4 ), Cukup sesuai (3), Kurang sesuai(2), Sangat Kurang sesuai (1)
POINT 2 : Sangat Banyak ( 5), Banyak (4), Cukup Banyak (3), sedikit (2), sedikit sekali (1)
POINT 3 : Sangat serius( 5),Serius ( 4), cukup Serius (3), Kurang serius ( 2), Sangat tidak serius (1)
POINT 4 : Sangat Memungkin ( 5), Memungkinkan ( 4),Cukup memungkinkan ( 3), Kurang memungkinkan ( 2), tidak memungkinkan (1)
POINT 5 : Sangat berminat ( 5), berminat ( 4), cukup berminat ( 3),kurang berminat ( 2), tidak berminat ( 1)
POINT 6 : Sangat Mudah ( 5), Mudah ( 4), Cukup Mudah ( 3), Agak sulit ( 2),Sulit sekali ( 1)
POINT 7 : Sangat sesuai ( 5), Sesuai ( 4),Cukup sesuai ( 3), Kurang sesuai ( 2), Tidak Sesuai ( 1)
POINT 8 : Sangat Tersedia ( 5), Tersedia ( 4), Cukup Tersedia ( 3), Kurang Tersedia ( 2), Tidak tersedia ( 1)
Prioritas Masalah
1. Resiko timbulnya penyakit menular (diare, DHF, ISPA) berhubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat dalam
memilihara lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan di tandai dengan :
a) Yang tidak memiliki ventilasi 28,1 %.
b) Rumah yang pencahayaan matahari yang tidak masuk 31,3%.
c) Lingkungan rumah yang kurang bersih 55,6%.
d) Pengelolaan air minum yang tidak di masak 1%.
e) Kondisi air yang keruh 6,9%.
f) Tempat penampungan air yang berentik 10%.
g) Yang membuang sampah di semarang tempat 1,3%.
h) Yang tidak mempunyai jamban 6,3%.
i) Kepemilikan jamban milik bersama 15,6%.
j) Yang membuang limbah sembarangan 9,4%.
2. Risiko terjadinya penyakit pada bayi/balita di RW 05 Tamparang Keke berhubungan dengan kurangnya pengetahuan ibu tentang
pentingnya gizi pada bayi/balita di tandai dengan :
3. Resiko terjadinya peningkatan angka kesakitan pada lansia di RW 05 Tamparang Keke berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan masyarakat dalam memilihara kesehatan lansia di tandai dengan :
Diagnosa Evaluasi
No Keperawatan Tujuan Sasaran Strategi Rencana Kegiatan Hari/Tgl Tempat Kriteria Standar
Komunitas
1 Resiko timbulnya Setelah Warga K.I.E 1. Berikan Sabtu, 21 SDN Inpres Verbal 1.Jenis sampah.
masyarakat
penyakit : diare, DHF, dilakukan penyuluhan Feb 2009 Sambung 2.Dampak pembuangan
RW 05
ISPA berhubungan tindakan Tamparang tentang dampak Jawa 2 yangkurang sehat.
Keke
dengan kurangnya keperawatan pembuangan 3.Pengelolaan sampah
yang benar.
pengetahuan selama 2 sampah yang tidak
masyarakat dalam kali sehat dan
memilihara kesehatan pertemuan pengolahan
lingkungan yang diharapkan sampah yang
sehat masyarakat benar.
RW 05 2. Diskusikan
mampu : dengan warga
tentang dampak
yang ditimbulkan
a) Mengidenti bila sampah Minggu,
fikasi jenis berserakan. 22 Feb Lingkungan Psiko
sampah 3. Diskusikan cara 2009 RW 05 motor
b) `memisahk pengleloaan Minggu, 1
Maret
an sampah sampah yang
2009
kering dan sehat.
basah 4. Melakukan kerja
c) Membuang bakti massal
sampah bersama dengan
sesuai seluruh warga RW
dengan jenis 05 :
dan tempat RT C,RT A dan
yang sehat RT B
d) Memilihara 5. Berikan
lingkungan reinforcement
yang sehat terhadap
kemampuan warga
mengelola sampah
yang benar.
2 Risiko terjadinya Setelah di Ibu yang K.I.E 1.Memberikan Minggu, Lingkungan Verbal 1.Tumbang anak
penyakit pada lakukan mempunyai penyuluhan 23 Feb RW 05 2.Nutrisi pada anak
bayi/balita di RW 05 tindakan bayi/balita tentang pentingnya 2009 3.Kriteria balita sehat
Tamparang Keke keperawatan gizi pada
berhubungan dengan selama 1 bayi/balita.
kurangnya kali 2.Diskusikan
pengetahuan ibu pertemuan dengan warga
tentang pentingnya ibu – ibu tentang nutrisi
gizi pada bayi/balita. dapat pada bayi/balita.
meningkatk 3.Memberikan
an kesehatan reinforcement
bayi/balita kepada kader dan
ibu – ibu atas
keberhasilannya.
3 Resiko terjadinya Setelah di Lansia dan K.I.E 1. Berikan Rabu , 4 RT B Verbal 1.Proses terjadinya
peningkatan angka lakukan kader penyuluhan Maret manua.
kesakitan pada lansia tindakan posyandu tentang terjadinya 2009 2. Hipertensi
di RW 05 Tamparang keperawatan lansia proses manua dan 3. Aktif posyandu lansia.
Keke berhubungan sebanyak 1 hipertensi. Rabu, 4 RT B Psiko 4. Kader posyandu lansia
dengan kurangnya kali kegiatan 2. Aktifkan posyandu Maret motor aktif.
pengetahuan di harapkan lansia 2009
masyarakat dalam masyarakat 3. Lakukan pelatihan
memilihara kesehatan mampu kader posyandu
lansia memberikan lansia.
perawatan 4 Berikan kenang-
pada lansia. kenangan alat
posyandu lansia.
5 Berikan
reinforment
kepada lansia dan
kader posyandu
lansia.
s
Evaluasi proses
Evaluasi hasil
01/02/09 Kerja bakti di RT A, dan RT B.
Lingkungan tampak bersih dan parit menjadi
RW 05 lancar
Evaluasi struktur:
Evaluasi proses
Evaluasi Hasil
Evaluasi Proses
Evaluasi struktur:
Evaluasi Proses :
Evaluasi Hasil