Anda di halaman 1dari 20

BAB III

PEMBAHASAN

Pemberian asuhan keperawatan merupakan proses terapeutik yang melibatkan hubungan

kerjasama antara perawat dengan klien / keluarga atau masyarakat untuk mencapai tingkat

kesehatan yang optimal (Carpenito, 1995).

Konsep keperawatan komunitas yang profesional mangacu pada ilmu dan kiat keperawatan

yang di tujukan pada masyarakat terumatama kelompok-kelompok yang berisiko tinggi terhadap

terserangnya penyakit atau akibat proses penuaan.Peran serta aktif masyarakat sangat

mempengaruhi proses penerapana asuhan keperawatan di masyarakat itu sendiri. Pengkajian yang

dilakukan sangat tergantung pada respon masyarakat, terutama dalam memberikan informasi yang

valid dan akurat.

Melalui pengkaderan serta melibatkan pihak terkait baik pemerintah setempat, tokoh

masyarakat, tokoh agama dapat diperoleh data yang sangat mendukung proses pemberian asuhan

langsung pada masyarakat.

Tahapan proses keperawatan komunitas pada dasarnya sama dengan tahapan pada proses

keperawatan yang meliputi: Pengkajian, Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi Pembahasan

inipun mengacu pada analisis SWOT (Strength/kekuatan, Weakness/kelemahan,

Opportunity/kesempatan dan Threat/ancaman).

Berdasarkan hasil asuhan keperawatan komunitas melalui pendekatan proses keperawatan

didapatkan beberapa hasil yang meliputi :


A. Pengkajian

Pengkajian merupakan dasar utama dari proses keperawatan, berguna untuk menentukan

aktivitas keperawatan dan sumber data bagi profesi lain.

Pada tahap pengkajian, yang perlu dikaji pada kelompok atau komunitas menurut teori

Anderson adalah data inti yang terdiri atas data demografi : umur , pendidikan, jenis kelamin,

pekerjaan, agama, nilai-nilai keyakinan serta riwayat timbulnya komunitas dan mengkaji sub

sistem yang mempengaruhi komunitas, seperti lingkungan fisik perumahan, pendidikan kesehatan,

keamanan dan keselamatan politik, kebijakan pemerintah terkait kesehatan, pelayanan kesehatan

yang tersedia, sistem komunikasi , ekonomi dan realisasi.

Pengkajian dilaksanakan dengan menggunakan metode wawancara dan observasi langsung

berdasarkan format pengkajian/kuesioner yang disusun berdasarkan prioritas masalah yang telah

disepakati dalam pertemuan dengan pemerintah setempat, masyarakat, dan tokoh agama.

Pengkajian dilakukan pada seluruh kepala keluarga yang ada di Dusun Pamanjengan.

Berikut gambaran Analisis SWOT untuk melihat secara nyata faktor pendukung dan

penghambat pengkajian.

1. Strenght / Kekuatan :

a. Adanya dukungan positif dari Masyarakt/ keluarga yang dimintakan data ( Masyarakat cukup

kooperatif ).

b. Adanya Kader yang berperan aktif dalam pengumpulan data, terutama berperan dalam

pemahaman bahasa daerah.

c. Dukungan dari Pemerintah, Kecamatan, Kelurahan dan dari PKM dusun pamanjengan

d. Adanya dukungan dari kepala desa,tokoh masyarakat,tokoh agama, dan para remaja mesjid di

dusun amanjengan
2. Weekness / Kelemahan :

a. Tingkat pekerjaan Penduduk yang rata-rata buruh bangunan serta wiraswasta sehingga

memungkinkan pada saat pendataan tidak berada di tempat.

b. Bahasa : Masih ditemukan masyarakat setempat tidak menguasai bahasa indonesia.

c. Pendidikan yang rendah yang menghambat pemahaman masyarakat terhadap pertanyaan yang

diberikan.

3. Opportunity / Kesempatan

a. Kebutuhan masyarakat akan petugas kesehatan

b. Kebutuhan masyarakat tentang pendidikan kesehatan.

c. Keinginan masyarakat untuk hidup sehat atau berperilaku hidup sehat

4. Threat / Ancaman

a. Keakuratan pengkajian dari pengumpul data secara mendalam.

b. Jawaban hasil pendataan yang memungkinkan, tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya

B. Masalah kesehatan dan Diagnosa keperawatan

Masalah kesehatan adalah keadaan dimana masyarakat mengalami keadan terancam pada

suatu keadaan masalah kesehatan, kurang sehat serta krisis ( Baylon And Maglaya, 1995 ).

Diagnosa Keperawatan merupakan penilaian atau kesimpulan yang diambil dari pengkajian

keperawatan ( Carpenito, 1995 ).

Berdasarkan hasil pengkajian muncul 3 Masalah kesehatan dan 3 masalah Keperawatan, hal

ini dimungkinkan karena kesadaran masyarakat sudah meningkat tentang kesehatan dan prosentasi

penyebab masalah ini tidak terlalu tinggi.


C. Perencanaan

Setelah merumuskan diagnosa, maka intervensi dan aktivitas keperawatan perlu ditetapkan
untuk mengurangi atau menghilangkan dan mencegah masalah keperawatan yang terdiri dari :
1) Menentukan prioritas masalah
2) Menetapkan tujuan umum dan tujuan khusus
3) Menetapkan Kriteria evaluasi dan Standar
4) Merumuskan intervensi dan aktivitas keperawatan
Jadi rencana keperawatan merupakan serangkaian tindakan yang dapat mencapai tiap tujuan
khusus. Perencanaan memberi alasan ilmiah berdasarkan literature, hasil penelitian dan
pengalaman praktik.

Berikut gambaran Analisis SWOT untuk melihat secara nyata faktor pendukung dan
penghambat Perencanaan keperawatan komunitas.
A. Strength / Kekuatan

a. Dukungan dari Pemerintah, kelurahan, Kecamatan, dan dari PKM dusun pamanjengan

b. Adanya Kader posyandu yang berperan aktif dalam perencanaan kegiatan.

c. Adanya dukungan dari Tokoh - tokoh masyarakat / Agama.

B. Weekness / Kelemahan

a. Kurangnya sponsor dana yang dapat bertanggung jawab untuk beberapa kegiatan yang

membutuhkan pembiayaan besar sehingga beberapa metode tepat guna disiapkan untuk

mengahdapi kendala dana tersebut

b. Kurang disiplinnya masyarakat, mahasiswa dan pihak yang terkait sehingga waktu pelaksanaan

kegiatan pernah tidak sesuai dengan jadwal yang disepakati.

C. Opertunity / Kesempatan

a. Banyaknya waktu luang dari masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan yang direncanakan.

b. Bantuan dari Puskesmas dan pihak terkait yang diwujudkan dalam kerja dalam beberapa

kegiatan yang telah direncanakan.

D. Threat / Ancaman
a. Kemungkinan peran serta aktif masyarakat dalam pelaksanaan nantinya akan berkurang

berhubungan dengan kesibukan dalam bidang ekonomi sebagai buruh harian dan lain

sebagainya.

D. Implementasi

Implementasi disesuaikan dengan rencana tindakan dan sebelum melaksanakan tindakan yang
sudah direncanakan, dalam melaksanakan tindakan harus benar-benar melakukan kontrak waktu
dengan masyarakat agar seluruh rangkaian kegiatan dapat berjalan dengan baik.
Berikut gambaran Analisis SWOT untuk melihat secara nyata faktor pendukung dan

penghambat implementasi.

1. Masalah kesehatan I : Resiko timbulnya penyakit menular (diare,) berhubungan dengan

kurangnya pengetahuan masyarakat dalam memelihara lingkungan yang memenuhi syarat

kesehatan

a. Strenght / Kekuatan :

1) Adanya dukungan dari Pemerintah setempat dan tokoh masyarakat /Agama, Kader, dalam

memotivasi masyarakat untuk berperan aktif dalam kegiatan yang dilaksanakan

2) Bantuan dari puskesmas dusun amanjengan

3) Kemauan / motivasi dari masyarakat untuk berperan aktif dalam kegiatan yang dilaksanakan.

b. Weekness / Kelemahan

1) Kurangnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan penyakit yang diderita kepelayanan

kesehatan (Puskesmas) setempat.

2) Terhambatnya beberapa kegiatan - kegiatan karena pendanaan yang kurang, dan keinginan

partisipasi masyarakat dalam hal ini tidak ada dengan alasan ekonomi

3) Kurangnya partisipasi dan kesadaran masyarakat dalam kegiatan minggu bersih juga menjadi

hambatan
c. Opportunity / Kesempatan

1) Sejalan dengan beberapa kegiatan program pemerintah dan Puseksmas, misalnya imunisasi)

d. Threat / Ancaman

1) Tidak adanya tindak lanjut terutama dari masyarakat karena beberapa perencanaan

membutuhkan dana swadaya masyarakat

2) Tidak adanya tindak lanjut dengan Pemerintah setempat dan pihak Puskesmas setempat.

2. Masalah kesehatan II : Resiko terjadinya peningkatan angka kesakitan pada lansia di dusun

pamanjengan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat dalam memelihara

kesehatan lansia

a. Strenght / Kekuatan

1) Adanya program pemerintah dan puskesmas untuk memberikan bantuan dalam perawatan

lansia.

b. Weekness / Kelemahan

1) Kurangnya partisipasi masyarakat untuk melaporkan keadaan kesehatan lansia.

2) Adanya persepsi masyarakat tentang penyakit yang diderita lansia adalah hal yang biasa dan

tidak perlu ditangani.

c. Opportunity / Kesempatan

1) Sejalan dengan beberapa kegiatan dari program pemerintah dan puskesmas, misalnya, program

pemeriksaan kesehatan lansia.

d. Threat / Ancaman

1) Tingkat kesadaran dan pengetahuan masyarakat yang masih kurang untuk selalu mengontrol

kondisi kesehatan lansia secara teratur pada fasilitas-fasilitas kesehatan yang tersedia.

2) Kurangnya petugas kesehatan melakukan kunjungan rumah.


3. Masalah kesehatan III : Risiko terjadinya penyakit pada bayi/balita di dusun amanjengan

berhubungan dengan kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya gizi pada bayi/balita

a. Strenght / Kekuatan

1) Adanya posyandu setiap sekali sebulan

2) Adanya keinginan dan kesadaran masyarakat untuk mengikuti anjuran yang telah diberikan pada

saat penyuluhan, setelah memotivasi ibu-ibu membawa anaknya ke Posyandu untuk menimbang

dan mendapatkan imunisasi pada bayi/balitanya

3) Adanya dukungan Puskesmas untuk terus melaksanakan kegiatan posyandu dan imunisasi

4) Adanya Kader kesehatan yang berperan aktif dalam setiap kegiatan.

b. Weekness / Kelemahan

1) Kurangnya ibu atau masyarakat membawa anaknya ke posyandu untuk dilakukan imunisasi

karena takut anaknya akan sakit.

c. Opportunity / Kesempatan

1) kurangnya kesempatan ibu dalam mengurus anakanya disebabkan oleh adanya kesibukan ibu

2) Kesediaaan masyarakat / ibu untuk membawa bayi / balitanya dalam kegiatanPosyandu.

3) Adanya dukungan dari pemerintah terkait kesehatan.

d. Threat / Ancaman

1) Tingkat pendidikan rata – rata penduduk yang rendah

2) Kesibukan ibu-ibu dalam bekerja untuk menambah pendapatan keluarga sehingga tidak

mempunyai waktu yang lebih banyak untuk memperhatikan kesehatan anak khususnya penyediaan

waktu luang untuk membawa anaknya setiap bulan ke Posyandu untuk ditimbang dan memperoleh

imunisasi.
3) Kurangnya petugas kesehatan melakukan kunjungan rumah.

E. Evaluasi

Evaluasi adalah proses berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan keperawatan kepada

masyarakat.. Evaluasi dilakukan baik dari respon verbal, non verbal maupun psikomotornya.

1. Rencana kegiatan mahasiswa selalu mendapat respon positif dari masyarakat.

2. Pada pelaksanaan kegiatan (implementasi) biasanya masyarakat kurang berespon

berhubungan dengan kurangnya kesadaran.

3. Rata-rata penduduk sudah mulai merasakan arti pentingnya kesehatan terbukti dari terjadi

perubahan terhadap meningkatnya kesadaran masyarkat dan meningkatnya pengetahuan

masyarakat tentang prilaku sehat. Di tunjang pula dengan lingkungan yang sudah mulai

bersih , pemanfaatan air bersih, dll.

4. Kegiatan yang berhasil dilaksanakan umumnya karena dukungan dari kader setempat,

tokoh masyarakat, pemerintah terkait, puskesmas dan swadana mahasiswa sendiri.

F. Tindak Lanjut

1. Kepada instansi yang terkait agar lebih memperhatikan kebutuhan masyarakat terhadap

upaya pelayanan kesehatan dan dapat memenuhi fasilitas sarana pelayanan kesehatan

2. Kepada masyarakat agar lebih memanfaatkan sarana kesehatan untuk meningkatkan

derajat kesehatannya

3. Kepada kader kesehatan sekiranya dapat lebih meningkatkan peran serta aktifnya dalam

turut serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.


4. Untuk Puskesmas sebagai garis Depan Pelayanan kesehatan masyarakat untuk lebih

meningkatkan pelayanan terutama terhadap kelompok-kelompok yang berisiko, dalam hal

ini yang mungkin belum terjamah adalah kesehatan lansia.


Analisa Data

No Data Subyektif Data obyektif Masalah kesehatan

1 LINGKUNGAN FISIK 1. Yang tidak memiliki ventilasi 28,1 %. Resiko timbulnya penyakit
Lingkungan fisik yang kurang sehat di RW
2. Rumah yang pencahayaan matahari yang menular (diare, DHF, ISPA)
05 Tamparang Keke. tidak masuk 31,3%. berhubungan dengan kurangnya
3. Lingkungan rumah yang kurang bersih pengetahuan masyarakat dalam
55,6%. memelihara lingkungan yang
4. Pengelolaan air minum yang tidak di masak memenuhi syarat kesehatan
1%.
5. Kondisi air yang keruh 6,9%.
6. Tempat penampungan air yang berentik 10%.
7. Yang membuang sampah di semarang tempat
1,3%.
8. Yang tidak mempunyai jamban 6,3%.
9. Kepemilikan jamban milik bersama 15,6%.
10. Yang membuang limbah sembarangan 9,4%.

2 USIA LANJUT 1. Jumlah lansia 39 orang Resiko terjadinya peningkatan


Sebagian besar lansia di RW 05 mengalami
2. Lansia yang mengalami keluhan penyakit angka kesakitan pada lansia di RW
keluhan berbagai penyakit. 70% (Hipertensi, rematik, ketarak) . 05 Tamparang Keke berhubungan
3. Upaya lansia untuk mengobati penyakit : non dengan kurangnya pengetahuan
medis (12,8%), medis (87,2%). masyarakat dalam memilihara
4. Tidak aktifnya posyandu lansia. kesehatan lansia.
3 BAYI – BALITA 1. Jumlah bayi/balita 53 orang. Risiko terjadinya penyakit pada
Kurangnya pemahaman masyarakat tentang2. 22,6% bayi/balita tidak lengkap bayi/balita di RW 05 Tamparang
kesehatan ibu dan anak imunisasinya. Keke berhubungan dengan
3. Bayi/balita yang tidak memiliki KMS 3,8%. kurangnya pengetahuan ibu
4. Bayi/balita yang tidak mendapatkan ASI tentang pentingnya gizi pada
18,9% bayi/balita

Penapisan Masalah
Kriteria penapisan
Tersedia sumber

Daya
Kemungkinan Untuk

Untuk

Dengan
Sesuai Dengan Peran

Jumlah Yang Beresiko


Diagnosa keperawatan

Pendidikan Kesehatan

Sumber Daya Tempat

Sumber Daya Waktu

Sumber Daya Orang


Program pemerintah
komunitas

Perawat Komunitas

Sumber Daya Dana


Minat masyarakat
Prioritas

Besarnya Resiko

Kemungkinan
msasalah

Jml Skore
Peralatan
Sumber
diatasi
Sesuai
Resiko timbulnya
penyakit 5 4 4 4 4 5 5 5 4 3 3 3 48 1

Resiko terjadi
penigkatan angka
5 3 5 3 4 4 5 4 3 3 3 3 45 3
kesakitan pada lansia

Risiko terjadinya
penyakit pada 5 4 2 4 4 4 4 5 3 3 4 4 46 2
bayi/balita
KETERANGAN POINT.1 : Sangat sesuai (5), Sesuai (4 ), Cukup sesuai (3), Kurang sesuai(2), Sangat Kurang sesuai (1)
POINT 2 : Sangat Banyak ( 5), Banyak (4), Cukup Banyak (3), sedikit (2), sedikit sekali (1)
POINT 3 : Sangat serius( 5),Serius ( 4), cukup Serius (3), Kurang serius ( 2), Sangat tidak serius (1)
POINT 4 : Sangat Memungkin ( 5), Memungkinkan ( 4),Cukup memungkinkan ( 3), Kurang memungkinkan ( 2), tidak memungkinkan (1)
POINT 5 : Sangat berminat ( 5), berminat ( 4), cukup berminat ( 3),kurang berminat ( 2), tidak berminat ( 1)
POINT 6 : Sangat Mudah ( 5), Mudah ( 4), Cukup Mudah ( 3), Agak sulit ( 2),Sulit sekali ( 1)
POINT 7 : Sangat sesuai ( 5), Sesuai ( 4),Cukup sesuai ( 3), Kurang sesuai ( 2), Tidak Sesuai ( 1)
POINT 8 : Sangat Tersedia ( 5), Tersedia ( 4), Cukup Tersedia ( 3), Kurang Tersedia ( 2), Tidak tersedia ( 1)
Prioritas Masalah

1. Resiko timbulnya penyakit menular (diare, DHF, ISPA) berhubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat dalam
memilihara lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan di tandai dengan :
a) Yang tidak memiliki ventilasi 28,1 %.
b) Rumah yang pencahayaan matahari yang tidak masuk 31,3%.
c) Lingkungan rumah yang kurang bersih 55,6%.
d) Pengelolaan air minum yang tidak di masak 1%.
e) Kondisi air yang keruh 6,9%.
f) Tempat penampungan air yang berentik 10%.
g) Yang membuang sampah di semarang tempat 1,3%.
h) Yang tidak mempunyai jamban 6,3%.
i) Kepemilikan jamban milik bersama 15,6%.
j) Yang membuang limbah sembarangan 9,4%.

2. Risiko terjadinya penyakit pada bayi/balita di RW 05 Tamparang Keke berhubungan dengan kurangnya pengetahuan ibu tentang
pentingnya gizi pada bayi/balita di tandai dengan :

a) Jumlah bayi/balita 53 orang.


b) 22,6% bayi/balita tidak lengkap imunisasinya.
c) Bayi/balita yang tidak memiliki KMS 3,8%.
d) Bayi/balita yang tidak mendapatkan ASI 18,9%

3. Resiko terjadinya peningkatan angka kesakitan pada lansia di RW 05 Tamparang Keke berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan masyarakat dalam memilihara kesehatan lansia di tandai dengan :

a) Jumlah lansia 39 orang


b) Lansia yang mengalami keluhan penyakit 70% (Hipertensi, rematik, ketarak) .
c) Upaya lansia untuk mengobati penyakit : non medis (12,8%), medis (87,2%).
d) Tidak aktifnya posyandu lansia.

Perencanan Keperawatan Komunitas

Diagnosa Evaluasi
No Keperawatan Tujuan Sasaran Strategi Rencana Kegiatan Hari/Tgl Tempat Kriteria Standar
Komunitas
1 Resiko timbulnya Setelah Warga K.I.E 1. Berikan Sabtu, 21 SDN Inpres Verbal 1.Jenis sampah.
masyarakat
penyakit : diare, DHF, dilakukan penyuluhan Feb 2009 Sambung 2.Dampak pembuangan
RW 05
ISPA berhubungan tindakan Tamparang tentang dampak Jawa 2 yangkurang sehat.
Keke
dengan kurangnya keperawatan pembuangan 3.Pengelolaan sampah
yang benar.
pengetahuan selama 2 sampah yang tidak
masyarakat dalam kali sehat dan
memilihara kesehatan pertemuan pengolahan
lingkungan yang diharapkan sampah yang
sehat masyarakat benar.
RW 05 2. Diskusikan
mampu : dengan warga
tentang dampak
yang ditimbulkan
a) Mengidenti bila sampah Minggu,
fikasi jenis berserakan. 22 Feb Lingkungan Psiko
sampah 3. Diskusikan cara 2009 RW 05 motor
b) `memisahk pengleloaan Minggu, 1
Maret
an sampah sampah yang
2009
kering dan sehat.
basah 4. Melakukan kerja
c) Membuang bakti massal
sampah bersama dengan
sesuai seluruh warga RW
dengan jenis 05 :
dan tempat RT C,RT A dan
yang sehat RT B
d) Memilihara 5. Berikan
lingkungan reinforcement
yang sehat terhadap
kemampuan warga
mengelola sampah
yang benar.
2 Risiko terjadinya Setelah di Ibu yang K.I.E 1.Memberikan Minggu, Lingkungan Verbal 1.Tumbang anak
penyakit pada lakukan mempunyai penyuluhan 23 Feb RW 05 2.Nutrisi pada anak
bayi/balita di RW 05 tindakan bayi/balita tentang pentingnya 2009 3.Kriteria balita sehat
Tamparang Keke keperawatan gizi pada
berhubungan dengan selama 1 bayi/balita.
kurangnya kali 2.Diskusikan
pengetahuan ibu pertemuan dengan warga
tentang pentingnya ibu – ibu tentang nutrisi
gizi pada bayi/balita. dapat pada bayi/balita.
meningkatk 3.Memberikan
an kesehatan reinforcement
bayi/balita kepada kader dan
ibu – ibu atas
keberhasilannya.

3 Resiko terjadinya Setelah di Lansia dan K.I.E 1. Berikan Rabu , 4 RT B Verbal 1.Proses terjadinya
peningkatan angka lakukan kader penyuluhan Maret manua.
kesakitan pada lansia tindakan posyandu tentang terjadinya 2009 2. Hipertensi
di RW 05 Tamparang keperawatan lansia proses manua dan 3. Aktif posyandu lansia.
Keke berhubungan sebanyak 1 hipertensi. Rabu, 4 RT B Psiko 4. Kader posyandu lansia
dengan kurangnya kali kegiatan 2. Aktifkan posyandu Maret motor aktif.
pengetahuan di harapkan lansia 2009
masyarakat dalam masyarakat 3. Lakukan pelatihan
memilihara kesehatan mampu kader posyandu
lansia memberikan lansia.
perawatan 4 Berikan kenang-
pada lansia. kenangan alat
posyandu lansia.
5 Berikan
reinforment
kepada lansia dan
kader posyandu
lansia.
s

Pelaksanaan Keperawatan Komunitas

No Diagnosis Tanggal Implementasi Evaluasi

1 Resiko timbulnya 22/02/09 Kerja bakti di RT C, RW 05 Evaluasi struktur:


penyakit : diare, DHF,
ISPA berhubungan
dengan kurangnya a. Kegiatan telah direncanakan 2 minggu
pengetahuan masyarakat sebelum kegiatan dilaksanakan
dalam memilihara
kesehatan lingkungan b. Kegiatan kerja bakti dikoordinir oleh
yang sehat ketua RW 05 dan ketua RT C

Evaluasi proses

a. Kegiatan berlangsung kurang lancar


b. Kegiatan dihadiri oleh 5 orang
c. Kegiatan kerja bakti difokuskan pada parit
dan sekitar pembuangan sampah RT C

Evaluasi hasil
01/02/09 Kerja bakti di RT A, dan RT B.
Lingkungan tampak bersih dan parit menjadi
RW 05 lancar

Evaluasi struktur:

a. Kegiatan telah direncanakan 2 minggu sebelum


kegiatan dilaksanakan
b. Kegiatan kerja bakti dikoordinir oleh ketua RW
05 dan ketua RT A dan RT B
Evaluasi proses

a. Kegiatan berlangsung kurang lancar


b. Kegiatan dihadiri oleh 8 orang
c. Kegiatan kerja bakti difokuskan pada parit dan
sekitar pembuangan sampah RT A dan B
Evaluasi hasil
Lingkungan tampak bersih dan parit menjadi
lancar
2 Risiko terjadinya penyakit 23/02/09 Penyuluhan tentang gizi bayi dan Evaluasi struktur
balita dan posyandu RT C, RW 05
pada bayi/balita di RW 05
Tamparan keke
Tamparang Keke a. Kegiaatan direncanakan bersama – sama
dengan kader posyandu 1 minggu sebelum
berhubungan dengan
acara.
kurangnya pengetahuan b. Materi penyuluhan sertanleaflet telah di
persiapkan 1 hari sebelum pelaksanaan.
ibu tentang pentingnya
c. Tempat dipersiapan sebelum acara
gizi pada bayi/balita. dimulai.
d. Masyarakat diinformasikan jauh hari
sebelum acara di mulai.

Evaluasi proses

a. Acara berjalan dengan tertib dan lancar.


b. Acara dihadiri oleh ibu – ibu balita yaitu
59 orang.
c. 20% ibu – ibu balita ertanya tentang
kondisi anaknya.
d. Kendala : kurangnya kesadaran ibu – ibu
tentang pentingnya posyandu di mana
mahasiswa harus dour to dour
mengingatkan para ibu tentang posyandu.
e. Selama penyuluhan ibu- ibu
memperhatikan dengan baik materi yang
di bawakan.
f. Tempat duduk terbatas sehingga banyak
ibu – ibu yang berdiri.

Evaluasi Hasil

a. Ibu – ibu mengerti dan memahami tentang


tumbuh kembang.

3 Resiko terjadinya 4-3-09 Penyuluhan tentang proses Evaluasi struktur :


peningkatan angka terjadinya manua dan hipertensi
kesakitan pada lansia di
RW 05 Tamparang Keke a. Kegiatan direncanakan bersama- sana
berhubungan dengan kader posyandu 1 minggu sebelum
kurangnya pengetahuan acaranya.
masyarakat dalam b. Materi penyuluhan dan leaflet telah
memilihara kesehatan dipersiapkan 1 hari sebelum pelaksanaan.
lansia c. Tempat di persiapan sebelum acara
dimulai.
d. Masyarakat dinformasikan jauh hari
sebelum acara dimulai.

Evaluasi Proses

a. Acara berjalan tertip dan lancar.


b. Acara dihadiri lansia sebanyak 60 orang.
c. 25% lansia bertanya tentang kondisi
penyakitnya.
d. Tempat duduk terbatas sehingga banyak
lansia yang berdiri.
Pengaktifan posyandu lansia dan
pengobatan lansia
Evaluasi Hasil

Lansia mengerti tentang proses menua dan


penyakit hipertensi

Evaluasi struktur:

Undangan telah disebarkan 1 hari sebelum acara


dilaksanakan.

Evaluasi Proses :

a. Acara berjalan tertip dan lancar.


b. Acara dihadiri lansia sebanyak 60 orang.
c. Tempat duduk terbatas sehingga banyak
lansia yang berdiri.
d. Acara dimulai jam 09.00 – 12.30 Wita.
e. Acara di hadiri oleh kader 3 orang, kepala
puskesmas dan bidan.

Evaluasi Hasil

Para lansia mengatakan senang karena posyandu


lansia sudah aktif lagi dan ada pengobatan gratis.

Anda mungkin juga menyukai