PENGELOLAAN KASUS
f) Ansietas
Hubungan antara nyeri dan ansietas bersifat kompleks. Ansietas seringkali
menigkatkan persepsi nyeri, tetapi nyeri juga dapat menimbulkan suatu
perasaan.
g) Keletihan
Keletihan meningkatkan persepsi nyeri. Rasa kelelahan menyebabkan
sensasi nyeri semakin intensif dan menurunkan kemampuan koping. Hal
ini dapat menjadi masalah umum pada setiap induvidu yang menderita
penyakit dalam jangka lama.
h) Pengalaman Sebelumnya
Setiap induvidu belajar dari pengalaman nyeri. Pengalaman nyeri
sebelumnya tidak selalu berarti bahwa induvidu tersebut akan menerima
nyeri dengan lebih muda pada masa yang akan datang. Apabila seorang
klien tidak pernah merasakan nyeri, maka persepsi pertama dapat
mengganggu koping terhadap nyeri.
i) Mekanisme Koping
Pengalaman nyeri dapat menjadi suatu pengalaman yang membuat
seseorang merasakan kesepian. Hal yang sering terjadi adalah klien yang
merasa kehilangan kontrol terhadap hasil akhir dari peristiwa yang terjadi.
j) Dukungan Keluarga dan Sosial
Faktor lain yang bermakna mempengaruhi respon nyeri ialah kehadiran
oram-orang terdekat klien dan bagai mana sikap mereka terhadap klien.
b. Respon perilaku
Respon perilaku terhadap nyeri yang biasa ditunjukan oleh pasien antara lain:
merubah posisi tubuh, mengusap bagian yang sakit, menopang bagian nyeri
yang sakit, mengeretakkan gigi, menunjukan ekspresi wajah meringis,
mengerutkan alis, ekspresi verbal menangis, mengerang, mengaduh, menjerit,
meraung.
c. Respon afektif
Respon afektif juga perlu diperhatikan oleh seorang perawat di dalam
melakukan pengkajian terhadap pasien dengan ganguan rasa nyeri.
Genogram :
B. KONSEP DIRI :
- Gambaran diri : klien tidak merasa terganggu dengan
keadaanya.
- Ideal diri : klien merasa puas dengan bentuk tubuhnya
seperti ini.
- Peran diri : klien sebagai ibu dan nenek.
- Identitas : klien sebagai orang yang paling tua.
Wajah
- Warna kulit : putih
- Struktur wajah : simetris
Mata
- Kelengkapan dan kesimetrisan : mata lengkap dan simetris
- Palpebra : dapat membuka
danmenutup
- Konjungtiva dan sklera : tidak ada anemis dan
tidak ikterus
- Tekana bola mata : tidak ada tekanan pada
bola mata
Hidung
- Tulang hidung dan posisi septum nasi : simetris dan tidak
ada deviasi
- Lubang hidung : lubang dua, tampak
simetris, dan tidak
ada sekret
- Cuping hidung : tidak ada dilakukan
pemeriksaan