JOKO WIDODO
TRANFORMATIONAL LEADERSHIP AND SERVANT LEADERSHIP
Niken Anggun Pangesti (102018022)
Manajemen Sumber Daya Manusia
Tokoh Jokowi adalah pemimpin yang dekat dengan rakyatnya yang memperkenalkan
slogan “Blusukan” yang menjadi ciri khas kepemimpinannya. Digambarkan sebagai sosok
pemimpin yang lahir dari masyarakat kecil dengan kehidupan yang tidak jauh berbeda
dengan masyarakat lainnya. Sebelum menjabat sebagai Presiden ke-7 Indonesia, Jokowi
menjadi Wali Kota Solo periode 2005-2010 dan periode kedua 2010- 2015, dua tahun
memimpin Kota Solo pada periode keduanya, Jokowi memutuskan untuk mencalonkan diri
sebagai Gubernur Jakarta, Hingga kemudian di tahun 2014 Beliau dilantik sebagai Presiden
Republik Indonesia.
Dari kesembilan Agenda yang menjadi prioritas, perubahan yang mencolok pada
masa pemerintahan Jokowi adalah pembangunan infrastruktur. Tidak hanya infrastruktur
pendukung ekonomi seperti bendungan dan embung tetapi juga pembangunan jaringan
telekomunikasi agar seluruh Indonesia dapat merasakan koneksi internet yang berkualitas.
Perubahan yang dilakukan di masa pemerintahan Jokowi-JK tidak serta merta tanpa
gaya kepemimpinan dari dua tokoh pemimpin ini, Jokowi dan Jusuf Kalla. Menurut JK, gaya
kepemimpinan Jokowi berbeda dengan gaya kepemimpinan presiden Indonesia sebelumnya.
Presiden Jokowi, dengan gaya blusukannya lebih mendekati pada human relationship
oriented atau mengutamakan hubungan kemanusiaan, yaitu antara pemimpin dengan
pengikutnya. Berbagai cara kepemimpinan yang dilakukan oleh Jokowi diantaranya adalah
mendengar, berempati, kesadaran, pengarahan, keefektifan, mengambil risiko, berjiwa
melayani, mengobati/menyembuhkan, berinovasi dan persuasi/bujukan yang meyakinkan.
Di lihat dari cara Jokowi memimpin, dapat dikatakan Jokowi memiliki 2 gaya kepemimpinan
yaitu Transformastional leadership dan Servant Leadership.
Jika dilihat dari rasa kecintaan pengikut, Jokowi adalah pemimpin yang dicintai oleh
rakyatnya, terbukti saat Jokowi melakukan kepemimpinan khas-nya yaitu Blusukan. Dengan
ini dapat di ketahui bahwa rasa kecintaan merupakan ciri adanya kepemimpinan
transformasional.
Servant Leadership yang dimiliki Jokowi dapat dilihat dari cara Ia sebagai pendengar
aktif bagi para pengikutnya, hal ini disampaikan oleh sang Asisten Ajudan Teddy Indra
Wijaya bahwa Jokowi dikenal sebagai sosok pendengar, saat bertemu dengan masyarakat,
dia akan dengarkan kata per kata apa yang dibutuhkan bahkan akan menyediakan waktu ber-
selfie ria dengan warga yang memintanya. Dan di saat tak ada lagi kegiatan kenegaraan,
kakek dari Jan Ethes ini kerap membaca pesan-pesan direct massage yang dikirim
masyarakat dan kerap meminta dicek, benar atau tidak keluhan yang disampaikannya.
(liputan6.com “Jokowi di Mata Asisten Ajudannya)
Ciri Servant Leadeship yang dimiliki Jokowi selanjutnya adalah sosok pemimpin
yang berempati terhadap perasaan atau penderitaan sesama manusia dan dengan senantiasa
melayani penuh masyarakat, ini dibuktikan dengan Jokowi kerap melakukan kunjungan dan
peninjauan serta ikut turun tangan untuk melihat dan merasakan penderitaan warganya yang
terkena musibah bencana alam. Seperti gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah.
(kompas.com “Presiden Jokowi kembali kunjungi Lokasi Bencana Sulteng”)
Dengan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Ir. Joko Widodo atau Jokowi
memiliki 2 gaya kepemimpinan yang saling melengkapi yaitu kepemimpinan
transformasional, dimana pemimpin dapat memengaruhi dan menggerakkan pengikut untuk
mengubah lingkungan kerja, memiliki semangat dan motivasi, memiliki pola dan nilai-nilai
kerja dalam mencapai tujuan pemerintah. Dan kepemimpinan mengabdi, dimana pemimpin
mampu memengaruhi dan menggerakkan pengikut untuk senantiasa memiliki tanggung
jawab yang besar atas tugas dan tanggung jawab yang diberikan, memiliki dedikasi, loyalitas,
dan integritas yang baik dalam mencapai tujuan negara.
Rujukan