Anda di halaman 1dari 24

LALAT

(Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Entomologi)

Dosen Pengampu:

Ahmad Nughofar, M.Si

Disusun oleh :

Latifatul Aulia (1611060119)

Regita Kusuma Wahyuningtyas (1611060064)

Rofik Ridho Kurnia (1611060243)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN RADEN INTAN LAMPUNG
2018

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi ALLAH SWT Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam
selalu tercurah kepada Rasulullah SAW. Berkat rahmat dan karunia-Nya kami
mampu menyelesaikan tugas ini guna memenuhi tugas mata kuliah Entomologi.

Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang saya
hadapi. Namun dengan penuh kesabaran dan kerja keras, tugas ini dapat
terselesaikan. Dan saya menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini
tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbungan dari banyak pihak sehingga
segala kendala dapat teratasi.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang ‘Lalat’.
Makalah ini di sajikan berdasarkan rangkuman, wawancara dari hasil pengamatan
yang bersumber dari berbagai narasumber dan referensi.

Semoga tugas ini dapat bermanfaat dan memberikan wawasan yang lebih luas
bagi para pembaca. Saya menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada para pembaca diharapkan dapat memberikan
saran demi perbaikan pembuatan tugas dimasa yang akan datang.

Bandar Lampung, 5 Maret 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang................................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 1
1.3 Tujuan .............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Gambaran umum tentang lalat ............................................................. 3


2.2 Morfologi tubuh lalat ........................................................................... 3
2.3 Siklus hidup dari lalat........................................................................... 11
2.4 Kebiasaaan dan pola hidup lalat ........................................................... 12
2.5 Jenis jenis lalat ..................................................................................... 14
2.6 Penyakit yang disebabkan oleh vector lalat ......................................... 16
2.7 Keajaiban yang terdapat pada sayap lalat ............................................ 17

BAB III KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan........................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Insecta (serangga) merupakan anggota dari filum Arthropoda yang memiliki


jumlah spesies terbanyak. Insecta bisa ditemukan di berbagai habitat baik di darat
maupun di laut. Ada banyak jenis hewan yang masuk ke dalam kelas ini, salah
satunya adalah lalat. Lalat merupakan salah satu serangga yang termasuk ke dalam
ordo Diptera. Beberapa spesies lalat merupakan spesies yang paling berperan dalam
masalah kesehatan masyarakat, yaitu sebagai vektor penularan ppenyakit. Peranan
lalat dalam meyebarkan penyakit adalah sebagai vektor mekanik dan vektor biologis.
Sebagai vektor mekanis lalat membawa bibit-bibit penyakit melalui anggota
tubuhnya. Tubuh lalat mempunyai banyak bulu-bulu terutama pada kakinya. Bulu-
bulu yang terdapat pada kaki mengandung semacam cairan perekat sehingga benda-
benda yang kecil mudah melekat.
Lalat adalah insekta yang lebih banyak bergerak dengan mempergunakan
sayap (terbang). Hanya sesekali bergerak dengan kakinya. Ada berbagai jenis lalat
yang berada di sekitar kita. Cara membedakannya dapat dilihat dari morfologi yang
dimiliki lalat tersebut. Salah satu contoh lalat yang sering kita temukan adalah lalat
rumah (Musca domestica). Lalat ini tersebar merata di berbagai daerah. Kebiasaan
lalat ini adalah berpindah-pindah tempat dari tempat-tempat yang kotor seperti tempat
pembuangan sampah, bangkai, bahkan kotoran. Tidak heran apabila pada tubuh lalat
ini menempel banyak mikroba yang dapat menyebabkan penyakit.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas dapat di rumuskan maslah sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran umum tentang lalat?
2. Bagaimana morfologi tubuh lalat?

4
3. Bagaimana siklus hidup dari lalat?
4. Bagaimana kebiasaaan dan pola hidup lalat?
5. Bagaimana perbedaan lalat rumah dan lalat hijau?
6. Penyakit apa saja yang disebabkan oleh vector lalat?
7. Apa keajaiban yang terdapat pada sayap lalat?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui bagaimana gambaran umum mengenai lalat.
2. Mengetahui bagaimana morfologi dan fungsi bagian tubuh lalat.
3. Mengetahui bagaimana siklus hidup dari lalat.
4. Mengetahui apa kebiasaaan dan pola hidup lalat.
5. Mengetahui jenis dan perbedaan lalat hijau dan lalat rumah.
6. Mengetahui penyakit apa saja yang dapat dibawa oleh vector lalat.
7. Mengetahui apa keajaiban yang terdapat pada sayap lalat.

5
BAB II

ISI

2.1 Gambaran Umum


Lalat adalah jenis serangga yang berasal dari sub ordo Cyclorrapha ordo
Diptera . Lalat masuk ke dalam ordo Diptera yaitu memiliki dua pasang sayap (Di- =
dua dan – ptera = sayap). Secara morfologi lalat dibedakan dari nyamuk (subordo
Nematocera) berdasarkan ukuran antenanya. Lalat memiliki antena pendek dan
memiliki mata majemuk, karena itu lalat sangat mengandalkan penglihatan untuk
bertahan hidup. Mata majemuk lalat terdiri atas ribuan lensa dan sangat peka terhadap
gerakan lalat juga memiliki sepasang sayap untuk dapat terbang dan juga sepasang
sayap kecil sebagai penyeimbang dan alat untuk mengetahui keadaan angin yang
disebut sebagai haltere. Metamorfosis sempurna dengan larva yang tidak berkaki.
Ordo ini memiliki tipe alat mulut untuk mengunyah dan menghisap atau menjilat dan
menghisap membentuk alat mulut yang sepeti belalai disebut probosis. Probosis ini
dapat ditarik ke dalam atau dijulurkan sesuai dengan keperluan hewan tersebut.
Peranan lalat dalam menimbulkan penyakit umumnya bersifat mekanis, yaitu
dengan tercemarnya makanan oleh bibit penyakit yang kebetulan menempel pada
tubuh, kaki ataupun bulu-bulu lalat ketika hinggap di makanan tersebut. Sedangkan
beberapa macam lalat lainnya dapat menimbulkan penyakit pada manusia dengan
jalan meninggalkan telur/larvanya pada luka yang terbuka dan kemudian larva
tersebut hidup pada daging manusia.

2.3 Morfologi Lalat

6
Gambar 2.1 Morfologi umum lalat

Pada umumnya lalat berukuran kecil, sedang, sampai berukuran besar,


mempunyai sepasang sayap di bagian depan dan sepasang halter sebagai alat
keseimbangan di bagian belakang, bermata majemuk dan sepasang antena yang
seringkali pendek terdiri atas tiga ruas. Mata lalat terdiri atas beberapa bagian yang
membentuk mata jala atau terlihat seperti lubang. Gabungan bagian-bagian itu
dinamakan mata majemuk (compound eye), lubang yang kita lihat adalah kornea,
terdiri atas beberapa mata facet. Tiap mata facet mempresentasikan sebuah elemen
penglihatan tunggal, disebut ommatidium yang memanjang turun sampai ke inti mata.
Mata lalat dapat mengindra getaran cahaya 330 kali per detik. Ditinjau dari sisi ini,
mata lalat enam kali lebih peka daripada mata manusia. Pada saat yang sama, mata
lalat juga dapat mengindra frekuensi-frekuensi ultraviolet pada spektrum cahaya yang
tidak terlihat oleh kita. Perangkat ini memudahkan lalat untuk menghindar dari
musuhnya, terutama di lingkungan gelap.

7
Gambar 2.2 Morfologi mata majemuk lalat

Thorax pada lalat seperti bentuk kota chitin, terutama merupakan pangkal
untuk melekatnya otot otot kuat untuk terbang. Mesothorax yang membesar (ruas
kedua) merupakan bagian utama dari thorax dan memikul sayap membran yang
besar, protorax (ruas pertama) dan metathorax (ruas ketiga) yang menjadi kecil
merupakan semacam cincin yang menghubungkan thorax dengan kepala dan

8
abdomen. Tiap ruas thorax mempunyai sepasang kaki yang bewarna dan mempunyai
duri duri dan rambut. Kaki yang beruas ruas dapat berakhir sebagai kuku yang
berambut yaitu pulvillus, yang mengeluarkan bahan perekat. Dua ruas pertama
daripada abdomen mengalami atrofi dan ruas lainnya tidak selalu dapat di bedakan.
Antena yang dilengkapi dengan alat peraba, terdiri dari serangkaian ruas yang
serupa atau tidak serupa, yang jumlah, bentuk, dan perangkai bulu bulunya
merupakan sifat khas untuk berbagai genus. Lalat yang lebih primitf mempunyai
antena panjang dengan banyak ruas, sedangkan spesies yang lebih berkembang
mempunyai antena pendek yang lebih kuat dengan jumlah ruas yang kurang.

9
Gambar 2.3 Morfologi antenna lalat
Keterangan :
a. Antenna
b. Fulcrum (titik tumpu lateral)
c. Fulcrum (titik tumpu dorsal)
d. Maxillary
e. Dagu
f. Lebrum epipharynx

Berbagai penyesuaian dari pada bagian mulut memungkinkan lalat untuk


mengambil makanan darah dan cairan jaringan hewan, madu dari bunga, cairan atau
makanan yang dapat dicairkan oleh zat pencernaannya. Berbagai modifikasi dari
bagian mulut penting untuk membedakan genus dan spesies. Untuk menembus kulit
digunakan medibula yang berbentuk seperti gergaji dan maxilla seperti kikir, saluran
makanan dibentuk oleh labium epipharynx dan hipopharynx. Pada musca penghisap
darah alat pemotong ialah gigi prostoma yang terbentuk khusus pada ujung labella

10
daripada labium. Pada spesies bukan penghisap darah, lalat menghisap makanannya
dalam bentuk cairan melalui labella.

Gambar 2.4 Morfologi mulut lalat

Lalat mempunyai pasangan sayap sejati yang bersal dari mesothorax dan
haltere kecil sebagai gada yang dianggap homolog dengan sayap yang berasal dari
metathorax pada insekta lain. Sayap sejati tipis, sebagai lanjutan tergit yang seperti
membran, ditunjang oleh saluran trachea yang longitudinal dan terdiri dari chitin atau
disebut pula vena yang berasal dan berjalan radier dari pangkal sayap dan yang
disambung pada bagian tertentu oleh vena melintang. Vena ini mungkin tembus
cahaya atau diliputi duri, sisik atau rambut yang memberi rupa mengkilat atau
berbintik-bintik. Bagian diantara vena-vena disebut sel. Jumlah dan letak vena dan sel
yang dilingkarinya, dan distribusi rambut dan sisik sangat penting dalam menentukan
genus dan spesies.

11
Gambar 2.5 Morfologi sayap lalat

Lalat jantan dan betina dapat dibedakan dari ovipositornya dan posisi
sayapnya. Sayap betina agak kurus dan lebih panjang, sedangkan sayap jantan agak
melengkung pada bagian atasnya. Panjang tubuh lalat betina 12,94-14,98 mm, lebar
thorak 2,45-2,83 mm dengan rentang sayap 18,14-20,98 mm. Panjang tubuh lalat
jantan 12,96-14,46 mm, lebar thorak 2,49-2,73 mm dengan rentang sayap 17,90-
20,92 mm.

12
Gambar 2.6 Morfoogi perbedaan lalat jantan dan betina

13
2.3 Siklus Hidup Lalat
Siklus hidup semua lalat terdiri dari 4 tahapan, yaitu telur, larva, pupa dan
lalat dewasa. Lalat dewasa akan menghasilkan telur berwarna putih dan berbentuk
oval. Telur ini lalu berkembang menjadi larva (berwarna coklat keputihan) di feses
yang lembab (basah). Setelah larva menjadi dewasa, larva ini keluar dari feses atau
lokasi yang lembab menuju daerah yang relatif kering untuk berkembang menjadi
pupa. Dan akhirnya, pupa yang berwarna coklat ini berubah menjadi seekor lalat
dewasa. Pada kondisi yang optimal (cocok untuk perkembangbiakan lalat), 1 siklus
hidup lalat tersebut (telur menjadi lalat dewasa) hanya memerlukan waktu sekitar 7-
10 hari dan biasanya lalat dewasa memiliki usia hidup selama 15-25 hari.

Gambar 2.7 Siklus Hidup Lalat

Dalam waktu 3-4 hari, seekor lalat betina mampu menghasilkan telur
sebanyak 500 butir. Pada suhu rendah telur ini tidak akan menetas (dibawah 12 –13 º

14
C). Telur yang menetas akan menjadi larva berwarna putih kekuningan, panjang 12-
13 mm. Akhir dari phase larva ini berpindah tempat dari yang banyak makan ke
tempat yang dingin guna mengeringkan tubuhnya, Setelah itu berubah menjadi
kepompong yang berwarna coklat tua, panjangnya sama dengan larva dan tidak
bergerak. Phase ini berlangsung pada musim panas 3-7 hari pada temperatur 30–35 º
C, Kemudian akan keluar lalat muda dan sudah dapat terbang antara 450–900 meter,
Siklus hidup dari telur hingga menjadi lalat dewasa 6-20 hari Lalat dewasa
panjangnya lebih kurang ¼ inci, dan mempunyai 4 garis yang agak gelap hitam
dipunggungnya. Beberapa hari kemudian sudah siap untuk berproduksi, pada kondisi
normal lalat dewasa betina dapat bertelur sampai 5 (lima) kali. Umur lalat pada
umumnya sekitar 2-3 minggu, tetapi pada kondisi yang lebih sejuk biasa sampai 3
(tiga) bulan Lalat tidak kuat terbang menantang arah angin, tetapi sebaliknya lalat
akan terbang jauh mencapai 1 kilometer. Dengan kemampuan bertelur ini, maka
dapat diprediksikan dalam waktu 3-4 bulan, sepasang lalat dapat beranak-pinak
menjadi 191,01 x 1018 ekor (dengan asumsi semua lalat hidup). Bisa kita bayangkan,
dengan kemampuan berkembang biak lalat tersebut dapat memberikan ancaman
tersendiri.

2.4 Pola Hidup Lalat


Lalat memiliki pola hidup yang dapat dipelajari. Mempelajari pola hidup lalat
sangat penting untuk menghindari penyabaran lalat yang tidak terkendali yang dapat
disebabkan oleh lalat. Lalat dapat menyerbarkan berbagai jenis penyakit yang sangat
merugikan bagi manusia. Adapun pola hidup lalat adalah sebagai berikut:
a. Tempat Perindukan
Tempat yang disenangi lalat adalah tempat basah, benda-benda organik,
tinja, sampah basah, kotoran binatang, tumbuh-tumbuhan busuk. Kotoran yang
menumpuk secara kumulatif sangat disenangi oleh larva lalat, sedangkan yang
tercecer yang dipakai sebagai tempat berkembang biak lalat.
b. Makanan

15
Lalat dewasa sangat aktif sepanjang hari terutama pada pagi hingga sore
hari. Serangga ini sangat tertarik pada makanan manusia sehari-hari seperti
gula, susu, makanan olahan, kotoran manusia dan hewan ,darah serta bangkai
binatang Sehubungan dengan bentuk mulutnya, lalat hanya makan dalam
bentuk cairan, makanan yang kering dibasahi oleh lidahnya terlebih dahulu baru
dihisap air merupakan hal yang penting dalam hidupnya, tanpa air lalat hanya
hidup 48 jam. Lalat makan paling sedikit 2-3 kali sehari.
c. Tempat Istirahat
Pada waktu hinggap lalat mengeluarkan ludah dan tinja yang
membentuk titik hitam. Pada siang hari lalat tidak makan tetapi beristirahat di
lantai dinding, langit-langit, rumput dan tempat yang sejuk. Menyukai tempat
yang berdekatan dengan makanan dan tempat berkembangbiak, serta terlindung
dari angin dan matahari yang terik. Didalam rumah, lalat istirahat pada
pinggiran tempat makanan, kawat listik dan tidak aktif pada malam hari.
Tempat hinggap lalat biasanya pada ketinggian tidak lebih dari 5 (lima) meter.
d. Fluktuasi Jumlah lalat
Lalat merupakan serangga yang bersifat fototropik yaitu menyukai
cahaya. Pada malam hari tidak aktif, namun dapat aktif dengan adanya sinar
buatan. Efek sinar pada lalat tergantung sepenuhnya pada temperatur dan
kelembaban jumlah lalat akan meningkat jumlahnya pada temperatur 20 º C –
25 º C dan akan berkurang jumlahnya pada temperatur < 10 º C atau > 49 º C
serta kelembaban yang optimum 90 %.
e. Perilaku dan Perkembangbiakan
Lalat merupakan serangga yang bersifat fototropik yaitu menyukai
cahaya. Pada malam hari tidak aktif, namun dapat aktif dengan adanya sinar
buatan. Efek sinar pada lalat tergantung sepenuhnya pada temperatur dan
kelembaban jumlah lalat akan meningkat jumlahnya pada temperatur 20 º C –
25 º C dan akan berkurang jumlahnya pada temperatur < 10 º C atau > 49 º C
serta kelembaban yang optimum 90 %.
f. Perilaku dan Perkembangbiakan

16
Pada siang hari lalat bergerombol atau berkumpul dan berkembang biak
di sekitar sumber makanannya. Penyebaran lalat sangat dipengaruhi oleh
cahaya, temperatur, kelembaban. Untuk istirahat lalat memerlukan suhu sekitar
35º- 40ºC, kelembaban 90%. Aktifitas terhenti pada temperatur < 15ºC.
g. Lama Hidup
Tergantung pada musim dan temperatur: Lalat dewasa hidup 2-4
minggu pada musim panas dan lebih lama pada musim dingin yaitu bisa
mencapai 3 bulan,paling aktif pada suhu 32,50C dan akan mati pada suhu
450C. Lalat melampaui musim dingin (over wintering) sebagai lalat dewasa,
dan berkembang biak di tempat-tempat yang relatif terlindung seperti kandang
ternak dan gudang-gudang. Pada stadium telur biasanya tidak tahan terhadap
suhu yang ekstrim dan akan mati bila berada dibawah 50C dan di atas 400C.
Lamanya tahap instar larva sangat tergantung pada suhu dan kelembaban
lingkungan.Pada suhu -20C larva dapat bertahan beberapa hari , di bawah suhu
100C larva tidak dapat berkembang menjadi pupa.

2.5 Jenis-Jenis Lalat


Lalat pengganggu kesehatan tergolong ke dalam ordo Diptera, subordo
Cylorrhapha, dan anggotanya terdiri atas lebih dari 116.000 spesies di seluruh dunia.
Beberapa jenis famili yang penting antara lain adalah Muscidae (berbagai jenis lalat
rumah, lalat kandang dan lalat tanduk), Calliphoridae (berbagai jenis lalat hijau) dan
Sarcophagidae (berbagai jenis lalat daging). Pada makalah kali ini penulis hanya akan
membahas tentang jenis lalat rumah dan lalat hijau.
1. Famili Muscidae
a) lalat rumah (Musca domestica)
Lalat rumah mungkin merupakan salah satu serangga yang paling
akrab dengan manusia. lalat rumah sering mengerumuni makanan,
warnanya hitam, terbangnya cepat dan cekatan, serta menimbulkan suara
berdengung yang ramai. Lalat rumah memilki tingkah laku seperti pencuri,
Lalat rumah memiliki mulut dengan tipe penjilat dan penghisap. Di ujung

17
alat mulutnya terdapat ribuan sel syaraf yang bertugas merasakan segala
hal tentang makanannya. Dibagian permukaan tubuhnya terdapat beribu-
ribu rambut perasa yang mampu menangkap desiran atau perubahan
susunan molekul udara yang disebabkan oleh gerakan tangan atau sebab-
sebab lain, hal inilah yang menyebabkan lalat sukar ditangkap dengan
tangan. Sedangkan bunyi berdengung yang ditimbulkannya dihasilkan oleh
kepakan sayapnya yang luar biasa cepat.
Lalat rumah mempunyai proboscis pendek dan berdaging dan tidak
menggigit. Lalat rumah, musca domestica, menempati tempat kediaman
manusia diseluruh dunia. telur diletakkan dalam kelompok kira kira
sebanyak 100 butir dalam pupuk atau sampah. Seluruh lingkaran hidup
berlangsung 10 sampai 14 hari, dan lalat dewasa hidup kira kira satu bulan
. larvanya kadang kadang menyebabkan myiasis usus dan saluran kencing
dan saluran kelamin. Daya terbang lalat rumah tidak sampai 1000 meter
dan rata-rata hanya terbang pada jarak 274 m.
Karena kebiasaannya bertelur di dalam kotoran (faeses) manusia dan
ternak, lalat rumah perlu diwaspadai karena dapat menjadi vector atau
transmitter dari bermacam macam penyakit menular yang disebabkan oleh
kuman, protozoa, dan lain-lain, misalnya penyakit disentri, kolera dan
sebagainya.
2. Famili Calliphoridae
a) Lalat hijau (Chrysomya bezziana)
Chrysomyia berukuran sedang dengan tubuh berwarna hijau mengkilat
dan sayap yang jernih dengan variasi yang jelas. Abdomennya mempunyai
garis-garis transversal. Cirri-ciri darui lalat hijau yaitu: Berwarna hijau
metalik atu mengkilat, ukuran ±1,5 kali lalat rumah. Sayap jernih dengan
guratan urat-urat yang jelas. Permukaan tubuh tertutup dengan bulu-bulu
pendek di selingi dengan sederetan bulu yang keras dan jarang letaknya.
Mulutnya tipe penjilat. Larva membentuk silinder memanjang terdiri dari
10 ruas dengan ujung depannya meruncing. Tiap-tiap batas ruas terdapat

18
duri keras dan pendek yang melingkar. Larva yang cukup umur dapat
berukuran 1 cm dan berwarna kuning keputih-putihan. Pupa berwarna
coklat dan berbentuk lonjong seperti tong. Lalat ini menyukai luka-luka
terbuka yang basah dan menyebabkan myiasis pada mata, tulang dan
tempat-tempat lainnya.

a) Lalat Rumah b) Lalat Hijau

Gambar 2.8 Gambar lalatrumah dan lalat hijau

2.6 Penyakit yang disebabkan oleh vektor Lalat


Lalat merupakan vector dalam penyebaran penyakit pada manusia, penularan
penyakitnya dapat secara mekanik, yaitu penularan dari penderita ke orang lain atau
dari suatu bahan tercemar (makanan, minuman, dan air) ke orang sehat dengan
perantara menempelnya bagian tubuh lalat misalnya lewat prombosis, tungkai, kaki
dan badan lalat. Berbagai penyakit yang ditularkan oleh lalat antara lain virus,
bakteri, protozoa dan telur cacing yang menempel pada tubuh lalat dan ini tergantung
dari spesiesnya. Lalat Musca domestica dapat membawa telur cacing (Oxyrus
vermicularis, Tricuris trichiura, Cacing tambang, dan Ascaris lumbricoides),
protozoa (Entamoeba histolytica, Giardia lamlia, dan Balantidium coli), bakteri usus

19
(Salmonella, Shigella dan Eschericia coli), Virus polio, Treponema pertenue
(penyebab frambusia), dan Mycobacterium tuberculosis. Lalat domestica dapat
bertindak sebagai vector penyakit typus, disentri, kolera, dan penyakit kulit. Lalat
Fannia dewasa dapat menularkan berbagai jenis penyakit myasis (Gastric, Intestinal,
Genitaurinary). Lalat Stomoxys merupakan penyakit surra (disebabkan oleh
Trypanosima evansi), anthraks, tetanus, yellow fever, traumatic miasis dan enteric
pseudomiasis (walaupun jarang). Lalat hijau (paenicia dan chrysomya) dapat
menularkan penyakit myasis mata, tulang dan organ lain melalui luka. Lalat
Sarcophaga dapat menularkan penyakit myasis kulit, hidung, sinus, jaringan vagina
dan usus.

2.7 Keajaiaban Pada Sayap Lalat


Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari: Qutaibah
menceritakan kepada kami, Isma’ il bin Ja’far menceritakan kepada kami dari Utbah
bin Muslim Maula (mantan budak) Bani Taim dari Ubaid bin Hunain Maula Bani
Zuraiq dari Abu Hurairoh Radhiyallahu’anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa Sallam bersabda: “Apabila seekor lalat jatuh ke dalam wadah minum kalian,
maka celupkanlah seluruh tubuhnya kemudian buanglah, karena sesungguhnya pada
salah satu sayapnya terdapat obat dan pada sayap lainnya terdapat penyakit.”(HR.
Bukhari).
Salah seorang pakar medis di Jum’iyah al-Hidâyah al-Islâmîyah di Mesir
seputar hadits ini. Beliau (pakar medis ini) berkata: Lalat hinggap di atas tempat-
tempat jorok yang penuh dengan kuman- kuman berbagai penyakit. Sebagian kuman
tersebut menempel di bagian tubuhnya dan sebagiannya lagi termakan. Oleh karena
itulah di dalam tubuh lalat membentuk suatu (antibody) terhadap kuman tersebut
berupa senyawa yang disebut oleh pakar kedokteran sebagai “antibacterial”, dan
antibacterial ini membunuh banyak kuman-kuman penyakit, sehingga tidak
memungkinkan lagi bagi kuman-kuman tersebut tetap hidup atau memberikan
pengaruh terhadap tubuh manusia dalam keadaan eksisnya antibacterial ini. Dan ada
lagi kekhususan salah satu sayap lalat ini, yaitu ia memojokkan bakteri sampai ke

20
ujungnya. Dengan demikian, apabila ada lalat yang jatuh ke dalam minuman atau
makanan, ia akan menurunkan kuman yang menempel di tubuhnya pada minuman
tersebut, karena kuman tersebut berada di bagian tubuhnya yang terdekat, dan yang
pertama kali melindungi dari kuman ini adalah antibakterial yang dibawa lalat di
dalam perutnya yang dekat dengan salah satu sayapnya, yang apabila ada penyakit
maka obat penawarnya adalah pada bagian terdekat penyakit itu (yaitu di bagian
sayap lainnya). Maka cukuplah kiranya untuk membunuh kuman itu dengan cara
mencelupkan lalat tersebut (ke dalam minuman) kemudian membuangnya.
Hal ini dibuktikan dengan sebuah penelitian terbaru yang dilakukan oleh
Tim Departemen Mikrobiologi Medis, Fakultas Sains, Universitas Qashim, Kerajaan
Arab Saudi, melakukan penelitian tentang analisa mikrobiologi tentang sayap lalat.
Laporan ini mereka presentasikan ke acara ”Student Research 13 seminar”.
Di Universitas Qashim, KSA. Metode yang mereka gunakan cukup sederhana,
yaitu mengkultivasi (menumbuhkan) air steril yang telah dicelupkan lalat ke media
agar kemudian mengidentifikasi mikroba yang tumbuh. Lalat yang digunakan ada
beberapa spesies, dan sample yang digunakan untuk tiap spesies terdiri dari dua
sample, yaitu:
1. sample air steril dimana lalat dimasukkan sedemikian rupa sehingga hanya
pada bagian sayap lalat saja
2. sample air steril yang dimasukkan lalat yang dicelup seluruh tubuhnya. Semua
ini dilakukan secara aseptis (bebas mikroba) di ruangan khusus, untuk
menghindarkan terjadinya kontaminasi luar yang akan membuat hasil
penelitian menjadi biasa.

Salah satu hasil penelitiannya adalah sebagai berikut: Hasil Penelitian Spesies
Lalat A Cawan Petri 1: sampel kultur air yang diambil dari sebuah tabung yang berisi
air steril yang dicelupkan lalat secara sempurna (seluruh tubuhnya terbenam). Cawan
Petri 2: sampel kultur air yang diambil dari sebuah tabung yang berisi air steril yang
dijatuhkan seekor lalat ke dalamnya tanpa membenamkannya. Pada cawan petri 2,
setelah diidentifikasi ternyata media ditumbuhi oleh koloni bakteri patogen tipe E.

21
Coli, yang merupakan penyebab berbagai macam penyakit. Pada cawan 1, pada awal
mulanya tampak tumbuh koloni kecil tipe E. Coli, namun pertumbuhannya terhambat
oleh mikororganisme yang setelah diidentifikasi merupakan bakteri Actinomyces
yang dapat memproduksi antibiotik. Bakteri ini biasanya menghasilkan antibiotik
yang dapat diekstrak, yaitu actinomycetin dan actinomycin yang berfungsi melisiskan
bakteri dan bersifat antibakteri dan antifungi. Hasil yang sama didapatkan dari jenis
lalat yang lain. Hal ini membuktikan bahwa pada salah satu sayap lalat itu terdapat
penyakit dan pada sayap yang lainnya terdapat obatnya.

Gambar 2.9 Hasil penelitian uji bakteri pada sayap lalat.

22
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Lalat adalah jenis serangga yang berasal dari sub ordo Cyclorrapha ordo
Diptera . Lalat masuk ke dalam ordo Diptera yaitu memiliki dua pasang sayap (Di- =
dua dan – ptera = sayap). Lalat mempunyai sepasang sayap di bagian depan dan
sepasang halter sebagai alat keseimbangan di bagian belakang, bermata majemuk dan
sepasang antena yang seringkali pendek terdiri atas tiga ruas. Berbagai penyesuaian
dari pada bagian mulut memungkinkan lalat untuk mengambil makanan darah dan
cairan jaringan hewan, madu dari bunga, cairan atau makanan yang dapat dicairkan
oleh zat pencernaannya. Berbagai modifikasi dari bagian mulut penting untuk
membedakan genus dan spesies. Siklus hidup semua lalat terdiri dari 4 tahapan, yaitu
telur, larva, pupa dan lalat dewasa. Lalat dewasa akan menghasilkan telur berwarna
putih dan berbentuk oval. Telur ini lalu berkembang menjadi larva (berwarna coklat
keputihan) di feses yang lembab (basah). Setelah larva menjadi dewasa, larva ini
keluar dari feses atau lokasi yang lembab menuju daerah yang relatif kering untuk
berkembang menjadi pupa. Dan akhirnya, pupa yang berwarna coklat ini berubah
menjadi seekor lalat dewasa. Jenis lalat yang kami bahas adalah lalat rumah dan lalat
hijau, perbedaan yang mendasar dari kedua lalat ini ialah perbedaan ukuran tubuh,
warna, pembawa vector penyakit beda.

23
DAFTAR PUSTAKA

Arkive, 2012, Musa domestica, http://www.arkive.org

Azwar, A 1990, Pengantar Kesehatan Lingkungan, Mutiara Sumber Widya, Jakarta.

Born, Harold, 1979, Dasar Parasitologi Klinis, Jakarta, PT Gramedia.

Borror, DJ, Triplehorn CA dan Jhonson F, 1992, Pengenalan Pelajaran Serangga,


UGM Press, Yogyakarta.

Depkes RI, Dit Jen PPM dan PLP 1992, Petunjuk Teknis Tentang Pemberantasan
Lalat, Jakarta

24

Anda mungkin juga menyukai