Anda di halaman 1dari 3

TEKANAN UAP AIR DIBAWAH 100 ̊ C PANAS MOLAR DARI

PENGUAPAN

Ahmad Musthofa Al-Fikri* (140310150067), Ahmad Hidayat (140310150020)

Program Studi Fisika, FMIPA Universitas Padjadjaran


Selasa, 1 Mei 2018

Asisten: Intan Octaviani

Abstrak

Telah dilakukan praktikum tentang tekanan uap air dibawah 100 ̊C panas molar dari penguaoan yang
bertujuan untuk menyelidik tekanan uap air pada temperature 40 ℃ sampai 85 ℃; melihat bahwa
persmaan Claisius- Clapeyron menggambarkan hubungan antara temperature dan tekanan dengan
memadai; dan menyatakan nilai rata-rata untuk penguapan panas. Tekanan uap adalah tekanan yang
ditimbulkan oleh uap yang secara termodinamika setimbang dengan fase kondensasi pada temperature
tertentu. Pada praktikum ini dilakuakan percobaan pada air demineralisasi yang telah dididihkan
selama 10 menit. Air lalu dimasukan ke dalam labu tiga leher dan dipanaskan. Pengamatan dilakukan
pada suhu 40 ℃ sampai 85 ℃ dengan mencatat tekanan tiap perubahan 5 C. Dari hasil percobaan
diperoleh bahwa tekanan akan meningkat tehadap kenaikan suhu. Nilai panas molar yang didapat dari
percobaan adalah 15,469 kJ dengan KSR 62,45%.

Kata kunci: Tekanan uap, Panas molar, Persamaan Clausius-Clapeyron

1. Pendahuluan
Dalam proses penguapan terdapat tekanan uap
Suatu wujud zat dapat dibagi atas tiga jenis yang bergantung pada suhu zat cair. Tekanan uap
berdasarkan fasanya yaitu padat, cair dan gas. Setiap adalah tekanan yan ditimbulkan oleh uap yan
fasa zat memiliki karakteristik yang berbeda. Setiap gsecara termodinamika setimbang dengan fase
zat dapat mengalami perubahan fasa baik dari padat kondesnsasi pada temperature tertentu.
ke gas, padat ke cair, gas ke cair dan sebaliknya. Persamaan clasius- clapeyron dapat
Perubahan ini tidak disertai oleh pembentukan zat digunakan bila 2 fasa dalam sistem suatu komponen
baru, hanya dalam fasa yang berbeda. Contohnya berada dalam keadaan setimbang, kedua fasa itu
adalah air, dapat berubah fasa dari cair menjadi padat memiliki energi molar sama untuk peristiwa
dengan pembekuan (dengan pelepasan kalor), cair penguapan dan sublime. [2]
menjadi gas dengan penguapan (dengan menyerap
𝜆
kalor). Praktikum ini bertujuan untuk menyelidik ln 𝑃 = 𝑅𝑇 (1)
tekanan uap air pada temperature 40 ℃ sampai 85
℃; melihat bahwa persmaan Claisius- Clapeyron Dengan P adalah tekanan, R adalah konstanta gas, T
menggambarkan hubungan antara temperature dan adalah temperatur, dan λ adalah panas molar dari
tekanan dengan memadai; dan menyatakan nilai penguapan.
rata-rata untuk penguapan panas.
Dalam proses perubahan fasa zat terdapat
hubungan antara tekanan dan suhu pada zat tersebut.
2. Metode Penelitian
Hubungan tersebut dapat digambarkan dalam
2.1 Alat dan Bahan
diagram fasa seperti berikut.
Alat yang digunakan dalam percobaan ini
diantaranya labu tiga leher untuk tempat air diamati,
dengan leher 1 terhubung ke termometer untuk
mengukur suhu, leher tengah terhubung ke
kompressor (pompa vacum) dan leher teakhir ke
manometer untuk mengukur tekanan; selang karet
untuk menyambungkan labu ke pompa; dudukuan
untuk tabu atau tabung, penjepit, dan air.

Gambar 1.1 Diagram fasa air


Gambar 2.1 Rangkaian alat percobaan

2.2 Prosedur

Pada percobaan ini akan dilakukan pada air hasil


demineralisasi, yaitu air yang telah dihilangkan
kandungan mineralnya. Air dimeniraisasi didihkan Gambar 3.1 Grafik ln(𝑃) terhadap 1/T pada suhu
selama 10 menit untuk menghilangkan gas kemudian 40 sampai 80 ℃
mensinginkannya sampai suhu ruangan. Air
dimasukan ke labu tiga leher lalu disusun seperti Perhitungan menggunakan rumus sebaai berikut
gambar 3.1. percobaan dilakukan dengan menaikan  Tekanan total
suhu dari 40 ℃ sampai 85 ℃ dengan mencatat 𝑃𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑃𝑜 − 𝑃𝑝𝑒𝑚𝑏𝑎𝑐𝑎𝑎𝑛 + 𝑃𝑎𝑤𝑎𝑙
perubahan tekananan tiap kenaikan 5 ℃ suhu.  Panas molar
𝜆 = 𝑚𝑅
dengan m adalah gradient dari Grafik 3.1
Merangkai alat percoabaan
 KSR
𝜆ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 − 𝜆𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟
𝐾𝑆𝑅 = | |
𝜆𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟
`
Mendidihkan air demineralisasi selama 10 dengan 𝜆𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟 = 41200
menit

3.2 Analisa
Mengisi labu tiga eher dengan air demineralisasi
Pada percobaan ini dilakukan pada air
demineralisasi yaitu air yang tidak memilki
kandungan mineral. Air tersebut dimasukan pada
Memanaskan labu, pada suhu 35℃ ruang di labu dan dipanaskan. Pengamatan dilakukan pada
atas air bebas gas dievakuasi suhu 40 C samoai 85 C dan diukur tekanannnya. Dari
hasil yang diperoleh didapatkan bahwa tekanan uap
makin besar dengan naiknya suhu, atau tekanan
berbanding lurus dengan suhu. Hal ini juga sesuai
Mengukur tekanan dari suhu 40 ℃ pengan persamaan Clausius-Clapeyron yang
sampai 85℃ setiap kenaikan 5 ℃ menjelaskan hubungan antara tekanan dan
temperatur yang berbanding lurus. Adapun hasil
tersebut masih sama dengan hukum gas ideal yang
menjelaskan hubungan antara tekanan dan suhu yang
Selesai berbanding lurus.
Hasil grafik dari pengukuran lnP terhadap 1/T
didapat nilai gradien untuk menghitung panas molar.
Panas molar yang didapat dari pengukuran dengan
3. Hasil dan Pembahasan grafik regresi adalah 15,469 kJ dengan KSR 62,45%.
Hasil pengukuran masih kurang presisi dengan KSR
Tabel 3.1 Pengukuran tekanan terhadap 2,45%. Panas molar ini digunakan untuk mengubah
temperature pada air fasa zat dari cair menjadi gas dalam proses
penguapan.
4. Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang dilakukan, dapat


disimpulkna sebagai berikut.
1. Tekanan uap air pada temperature 40 C sampai
85 C semakin besar jika suhu yang semakin
besar.
2. Persamaan Clausius_Clapeyron dapat
menggambarkan hubungan suhu dengan tekanan
dengan memadai.
3. Panas molar yang didapat yaitu 15,469 kJ dengan
KSR 62,45%

Daftar Pustaka

[1] Sears, F. W, dan Salinger G.L. 1982.


Thermodynamics Kinetic Theory . London:
Addison-Wesley
[2] Setyawan, Heru. 2010. Kesetimbangan Cair-
Uap dan Padat-Uap.
http://personal.its.ac.id/files/material/3125-
heru-che-KF%2004%20Solid.pdf [ 1 Mei
2018]

Anda mungkin juga menyukai