Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN KUARTAL VI

TIM NUSANTARA SEHAT

PUSKESMAS PASIKOLAGA
KABUPATEN MUNA

SULAWESI TENGGARA

TIM NUSANTARA SEHAT


KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2017
Laporan Kuartal VI 1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatNya
Laporan Kuartal VI tim Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga ini dapat diselesaikan. Laporan kuartal
VI ini merupakan laporan triwulan yang secara berkala dilaporkan. Pada laporan kuartal VI ini
memuat laporan – laporan kegiatan yang berlangsung dari bulan September hingga November tahun
2017. Dalam proses penyusunan laporan, tim dihadapkan oleh berbagai kendala sehingga laporan ini
tidak dapat diselesaikan dengan tepat waktu.

Dalam kurun waktu tiga bulan tersebut, telah dilaksanakan berbagai kegiatan yang menyangkut
berbagai hal dalam peningkatan kualitas kesehatan manusia di Pasikolaga. Terdapat total 8 kegiatan
yang telah dilaksanakan. Kegiatan tersebut meliputi bidang Promosi Kesehatan yakni Penyuluhan
Bahaya Narkoba, Senam Sehat Bersama dalam rangka peringatan HKN 53, Pekan Kesadaran
Antibiotuk, dan Apoteker Cilik. Dalam Bidang PTM dilaksanakan Posbindu PTM dan Bakti Sosial Hari
Dokter Nasional. Sedangkan dalam Upaya Kesehatan Perorangan, Pelayanan Kesehatan Bergerak
juga dilakukan. Dalam Upaya Kesehatan Tradisional dilakukan kegiatan Mini Workshop Pengolahan
TOGA.

Dalam laporan ini juga disertakan dokumentasi berupa foto – foto dan tautan video kegiatan.
Lampiran – lampiran memuat hasil – hasil yang berkaitan dengan dokumen kegiatan.

Berbagai kegiatan tersebut telah terlaksana dengan baik walaupun masih banyak kendala dan
kekurangan yang dihadapi. Namun demikian, demi terus meningkatkan pelayanan dan kualitas
kesehatan tim tetap berupaya dalam memberikan yang terbaik.

Pasikolaga, November 2017

Tim Nusantara Sehat Pasikolaga

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal VI 2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………………………………………………. 1


DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………………………………..………………. 2
BAB I PEMETAAN PROGRAM BERKESINAMBUNGAN ……………………………………………………..………......... 3
BAB II PLAN OF ACTION ………………………………………………………………………………………………............... 3
BAB III PROGRAM INTERVENSI …………………………………………………………………………………………………. 4
III.1. PROMOSI KESEHATAN ……………………………………………..……………………………………………………. 4
1. PENYULUHAN BAHAYA NARKOBA (PEER EDUCATION) ……………………………………………………… 6
2. SENAM SEHAT BERSAMA DAN PERESMIAN GEDUNG POSYANDU DESA TAMPUNABALE (HKN
KE-53) …………………………………………………………………………………………….…………………………… 10
3. PEKAN KESADARAN ANTIBIOTIK ……………………………………………………………………………………. 14
4. APOTEKER CILIK……………………………………………………………………………………………………………. 17
III.2. KESEHATAN TRADISIONAL ……………………………………………………………………………………………… 21
1. PENYULUHAN DAN WORKSHOP PEMANFAATAN TOGA ……………………………………………………… 22
III.3. PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR …………………………………………………………………….. 26
1. POS BINAAN TERPADU PENYAKIT TDAK MENULAR (POSBINDU PTM) ………………………………… 28
2. BAKSOS HARI DOKTER NASIONAL ………………………………………………………………………………….. 32
III.4. USAHA KESEHATAN PERORANGAN …………………………………………………………………………………… 37
1. PELAYANAN KESEHATAN BERGERAK………………………………………………………………………………… 38
III.5.

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal VI 3

BAB I

PEMETAAN PROGRAM BERKESINAMBUNGAN


Pemetaan program telah dilaksanakan dan dilaporkan pada Laporan Awal.

BAB II

PLAN OF ACTION
Plan of Action (POA) telah dibuat dan dilaporkan pada Laporan Awal.

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal VI 4

BAB III
PROGRAM INTERVENSI

III.1. PROMOSI KESEHATAN

III.1.A. Latar Belakang Utama

Promosi kesehatan menurut Piagam Ottawa diartikan sebagai suatu proses yang
memungkinkan seseorang untuk meningkatkan dan mengontrol derajat kesehatannya, baik
secara individu, kelompok, maupun masyarakat. sedangkan menurut Permenkes Nomor 74
tahun 2015, pasal 1 butir 3, Promosi Kesehatan adalah proses untuk memberdayakan
masyarakat melalui kegiatan menginformasikan, mempengaruhi dan membantu masyarakat
agar berperan aktif untuk mendukung perubahan perilaku dan lingkungan serta menjaga dan
meningkatkan kesehatan menuju derajat kesehatan yang optimal

Istilah dan pengertian promosi kesehatan adalah merupakan pengembangan dari istilah
pengertian yang sudah dikenal selama ini, seperti : Pendidikan Kesehatan, Penyuluhan
Kesehatan, KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi). Promosi kesehatan/pendidikan
kesehatan merupakan cabang dari ilmu kesehatan yang bergerak bukan hanya dalam proses
penyadaran masyarakat atau pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang
kesehatan semata, akan tetapi di dalamnya terdapat usaha untuk memfasilitasi dalam rangka
perubahan perilaku masyarakat. WHO merumuskan promosi kesehatan sebagai proses untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
Selain itu, untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial
masyarakat harus mampu mengenal, mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, serta mampu
mengubah atau mengatasi lingkungannya. Dapat disimpulkan bahwa promosi kesehatan
adalah program-program kesehatan yang dirancang untuk membawa perubahan (perbaikan),
baik di dalam masyarakat sendiri, maupun dalam organisasi dan lingkungannya.

Orientasi pelayanan kesehatan harus digeser dari pelayanan kesehatan yang konvensional
(paradigma sakit) ke pelayanan kesehatan yang sesuai dengan paradigma baru (paradigma
sehat). Paradigma Sehat itu sendiri merupakan Cara pandang atau pola fikir pembangunan
kesehatan bersifat holistik, proaktif antisipatif, Melihat masalah kesehatan sebagai masalah
yang dipengaruhi oleh banyak faktor secara dinamis dan lintas sektoral dalam suatu wilayah
dan Berorientasi kepada peningkatan pemeliharaan dan perlindungan terhadap penduduk
agar tetap sehat dan bukan hanya penyembuhan penduduk yang sakit.
Untuk itu, ujung tombak dari percepatan pembangunan kesehatan di DTPK adalah
Puskesmas, dan salah satu dari upaya kesehatan wajib puskesmas yang harus ditingkatkan
kinerjanya adalah promosi kesehatan.

III.1.B. Tujuan Utama

 Tujuan Umum
Meningkatnya kemampuan individu, keluarga dan masyarakat untuk berperilaku hidup
bersih dan sehat, serta berperan aktif dalam setiap gerakan kesehatan masyarakat dalam

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal VI 5

mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatannya secara mandiri melalui


pengembangan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat.

 Tujuan Khusus
 Meningkatkan komitmen pembangunan berwawasan kesehatan dari para penentu
kebijakan dari berbagai pihak
 Meningkatkan kerjasama antar masyarakat, antar kelompok, serta antar lembaga
dalam rangka pembangunan berwawasan kesehatan.
 Meningkatkan peran masyarakat termasuk swasta sebagai subjek atau
penyelenggara upaya pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan.
 Meningkatkan upaya pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan yang efektif
dengan mempertimbangan kearifan lokal.

III.1.C. Metode Pelaksanaan


 Strategi
o Advokasi
o Pemberdayaan Masyarakat
o Kemitraan

 Metode
o Metode Promosi Individual
 bimbingan, penyuluhan, wawancara
o Metode Promosi Kelompok
 Kelompok Besar : Ceramah,Seminar;
 Kelompok Kecil : Diskusi, Brain Storming, Snow Ball, Role Play,
permainan Simulasi

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal VI 6

III.1.D. Uraian Kegiatan


D.1. PENYULUHAN BAHAYA NARKOBA (PEER EDUCATION)

D.1.1. Latar Belakang

Masa remaja merupakan masa transisi, yaitu suatu fase perkembangan antara masa anak-
anak dan masa dewasa. Masalah utama remaja pada umumnya adalah pencarian jati diri.
Mereka mengalami krisis identitas karena untuk dikelompokkan ke dalam kelompok anak-
anak merasa sudah besar, namun kurang besar untuk dikelompokkan dalam kelompok
dewasa. Hal ini merupakan masalah bagi setiap remaja. Oleh karena itu, seringkali memiliki
dorongan untuk menampilkan dirinya sebagai kelompok tersendiri. Dorongan ini disebut
sebagai dorongan originalitas. Namun dorongan ini justru seringkali menjerumuskan remaja
pada masalah-masalah yang serius, seperti nakoba.

Pada awalnya remaja, berkeinginan untuk mencoba-coba, mengikuti trend dan gaya hidup,
serta bersenang-senang sebagai bentuk kebutuhan sosialisasi terhadap kelompoknya.
Walaupun sebenarnya kecenderungan itu wajar-wajar saja, tetapi hal itu bisa justru
memudahkan remaja untuk terdorong menyalahgunakan narkoba. Data menunjukkan bahwa
jumlah pengguna narkoba yang paling banyak adalah kelompok usia remaja.

Masalah menjadi lebih gawat lagi bila karena penggunaan narkoba, para remaja tertular dan
menularkan HIV/AIDS di kalangan remaja. Hal ini telah terbukti dari pemakaian narkoba
melalui jarum suntik secara bergantian. Bangsa ini akan kehilangan remaja yang sangat
banyak akibat penyalahgunaan narkoba dan merebaknya HIV/AIDS. Kehilangan remaja
sama dengan kehilangan sumber daya manusia bagi bangsa.

Oleh karena itu dalam kerentanan di masa remaja, dibutuhkan pengertian dan dukungan
orangtua dan keluarga. Bila kebutuhan remaja kurang diperhatikan, maka remaja akan
terjebak dalam perkembangan pribadi yang "lemah", bahkan dapat dengan mudah terjerumus
ke dalam belenggu penyalahgunaan narkoba. Fakta berbicara bahwa tidak semua keluarga
mampu menciptakan kebahagiaan bagi semua anggotanya, terutama bagi anak yang
menginjak remaja. Banyak keluarga mengalami problema-problema tertentu. Salah satunya
ketidakharmonisan hubungan keluarga. Banyak keluarga berantakan yang ditandai oleh
relasi orangtua yang tidak harmonis dan kurangnya komunikasi antara mereka. Berhadapan
dengan situasi demikian, remaja merasa bimbang, bingung dan ketiadaan pegangan dalam
hidupnya. Apalagi ditambah dengan sikap dan watak orangtua yang otoriter. Remaja akhirnya
terdorong untuk mencari sendiri pegangan hidupnya. Dalam pencarian inilah mereka akhirnya
terjerumus ke dalam narkotika.

D.1.2. Tujuan
1. Memberikan informasi tentang bahaya penyalahgunaan narkoba
2. Mencegah penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar
3. Sebagai panggung latihan kader penyuluh muda dalam meningkatkan kemampuan
public speaking.
4. Tindak lanjut dari lomba penyuluhan bahaya narkoba sebelumnya

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal VI 7

D.1.3. Pihak yang Dilibatkan dan Peranan


Kepala Sekolah : Sebagai pimpinan di sekolah bertanggunjawab dalam memberikan izin dan
fasilitas kegiatan
Guru : Mendampingi para siswa saat pelaksanaan kegiatan

D.1.4. Sasaran
Siswa – Siswi SMPN 1 Pasikolaga.

D.1.5. Rincian Kegiatan

Kegiatan penyuluhan bahaya penyalahgunaan narkoba ini merupakan tindak lanjut dari
kegiatan lomba penyuluhan bahaya narkoba yang telah dilakukan pada Hari Anal Nasional
yang lalu. Lima orang peserta lomba yang berasal dari SMPN 1 Pasikolaga berkewajiban
untuk melakukan penyuluhan kepada teman – teman nya di sekolah mengenai bahaya
penyalahgunaan narkoba. Sebelum penyuluhan dilaksanakan para penyuluh yang tergabung
dalam kader penyuluh muda ini dilatih berbicara dan bagaimana teknik – teknik penyampaian
materi yang baik. Latihan beberapa kali ini dilaksanakan sore hari di Taman Baca Impian
Pasikolaga.

Pada hari pelaksanaan Bulan Oktober 2017, setelah jam pelajaran usai. Siswa – siswi SMPN 1
Pasikolagaa berkumpul di Aula. Sambutan singkat dari kepala sekolah mengawali kegiatan ini.
Selanjutnya pemaparan materi dari lima penyuluh muda yaitu, Fifen Nilam Sari, Karfika, WD.
Marshanda, Nur Syahrini, Kasih Nilam Mayu, yang masing – masing memaparkan materi
definisi dan jenis – jenis narkoba, dampak dan efek, tanda – tanda, gejala, serta tips
menghindari penyalahgunaan narkoba.

D.1.6. Metode Pelaksanaan


Ceramah

D.1.7. Capaian Indikator Keberhasilan dan Rencana Tindak Lanjut


 Capaian Indikator Keberhasilan
o Terlaksananya kegiatan penyuluhan (peer education) dengan baik
 Rencana Tindak Lanjut
o Penyuluhan dengan metode peer education ini juga akan dilakukan saat Hari
AIDS sedunia

D.1.8. Evaluasi d an Rekomendasi

No Evaluasi Rekomendasi

Para penyuluh pertama kali melakukan


1. Latihan public speaking yang rutin
penyuluhan sehingga belum percaya diri

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal VI 8

D.1.9. Dokumentasi
Tautan video kegiatan : https://youtu.be/onI9b2C-7ps

Proses Penyuluhan bahaya Narkoba oleh Kader Penyuluh Muda

Suasana Penyuluhan bahaya Narkoba oleh Kader Penyuluh Muda

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal VI 9

Proses Penyuluhan bahaya Narkoba oleh Kader Penyuluh Muda

Foto bersama Kader Penyuluh Muda dan Guru SMPN 1 Pasikolaga

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal VI 10

D.2. SENAM SEHAT BERSAMA DAN PERESMIAN GEDUNG POSYANDU DESA


TAMPUNABALE (HKN KE-53)

D.2.1. Latar Belakang

Tema HKN ke 53 tahun ini yaitu Sehat Keluargaku Sehat Indonesiaku, seiring dengan
Program Indonesia Sehat melalui Pendekatan Keluarga (PIS-PK) yang menekankan pada
pentingnya peran keluarga dalam pembangunan kesehatan.

Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) merupakan suatu tindakan sistematis dan
terencana yang dilakukan oleh sekuruh komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan dan
kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup. Pelaksanaan GERMAS
harus dimulai dari keluarga.

Germas dapat dilakukan dengan cara: Melakukan aktifitas fisik, mengkonsumsi sayur dan
buah, TIdak merokok, Tidak mengonsumsi alkohol, Memeriksa kesehatan secara rutin,
Membersihkan lingkungan, dan menggunakan jamban. Pada tahap awal, GERMAS secara
nasional dimulai dengan berfokus pada tiga kegiatan yaitu, : 1) Melakukan aktivitas fisik 30
menit perhari, 2) Mengonsumsi buah dan sayur, dan 3) Memeriksakan kesehatan secara rutin

Dalam kesempatan peringatan Hari Kesehatan Nasional Ke-53 yang baik ini dilaksanakan juga
salah satu kegiatan GERMAS yaitu senam sehat, mensosialisasikan pentingnya aktivitas fisik
untuk menjaga kesehatan. Selain itu, dalam kesempatan ini pula dilakukan peresmian
Gedung Posyandu Desa Tampunabale. Gedung Posyandu ini merupakan bentuk kerjasama
yang baik antar lintas sektoral. Dengan alokasi dana desa oleh pemerintah desa Tampunabale
untuk membangun gedung posyandu sangat menunjang kegiatan posyandu setiap bulannya.

D.2.2. Tujuan
 Peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-53
 Peresmian Gedung Posyandu Desa Tampunabale
 Sosiasilasi GERMAS

D.2.3. Pihak yang Dilibatkan dan Peranan


 Kepala Desa : Memberikan izin kegiatan dan membantu mengerahkan masyarakat
untuk mengikuti acara
 Kader Kesehatan : Membantu dalam pelaksanaan kegiatan

D.2.4. Sasaran
Seluruh Masyarakat Desa Tampunabale

D.2.5. Rincian Kegiatan


Kegiatan ini dilaksanakan pada hari minggu Tanggal 12 November 2017 bertempat di Gedung
Posyandu Desa Tampunabale. Sekitar jam 06.00 pagi siswa SD dan masyarakat berkumpul di
tempat acara. Selanjutnya dilakukan jalan sehat bersama peserta acara. Setelah itu acara
dilanjutkan dengan senam sehat bersama. Kegiatan peresmian gedung posyandu selanjutnya

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal VI 11

dilakukan dengan acara adat tradisi muna setempat bersama kepala desa, kader kesehatan,
tokoh dan masyarakat setempat.

D.2.6. Metode Pelaksanaan


Senam

D.2.7. Capaian Indikator Keberhasilan dan Rencana Tindak Lanjut


 Capaian Indikator Keberhasilan
o Kegiatan berlangsung dengan baik
o Masyarakat antusias mengikuti kegiatan
 Rencana Tindak Lanjut
o Sosialisasi Germas dalam berbagai kegiatan

D.2.8. Evaluasi dan Rekomendasi

No Evaluasi Rekomendasi

Persiapan jauh – jauh hari dan mencari


1. Waktu persiapan dan dana yang kurang
potensi sumber-sumber dana

D.2.9. Dokumentasi
Tautan video kegiatan :

Pelepasan peserta jalan santai peringatan HKN ke -53

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal VI 12

Suasana jalan santai peringatan HKN ke -53

Senam Sehat bersama saat peringatan HKN ke -53

Senam Sehat bersama saat peringatan HKN ke -53

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal VI 13

Proses tradisi adat muna dalam peresmian Gedung posyandu desa Tampunabale

Proses tradisi adat muna dalam peresmian Gedung posyandu desa Tampunabale

Foto bersama kader, Toma, Toga, aparat Desa saat peresmian Gedung Posyandu

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal VI 14

D.3. PEKAN KESADARAN ANTIBIOTIK

D.3.1. Latar Belakang


Permasalahan terbesar yang terjadi ditengah masyarakat, khususnya di wilayah kerja
Puskesmas Pasikolaga adalah penggunaan antibiotik secara sembarangan. Bagi mereka
antibiotik adalah obat yang dapat digunakan untuk semua jenis penyakit. Bahkan di warung
dan kios antibiotik dijual bebas tanpa adanya pengawasan dari pihak yang terkait. Hal ini
tentu akan meningkatkan resiko terjadinya resistensi antibiotik.

Hasil evaluasi terhadap penggunaan obat pasien, rata-rata pasien tidak paham dengan aturan
pakai obat yang tertera pada etiket, sehingga obat-obatan dengan aturan pakai khusus tidak
memberikan efek terapi pada pasien, karena kesalahan dalam penggunaan obat. Akibatnya
mereka menganggap obat yang diperoleh dari puskesmas tidak bagus dan tidak
menyembuhkan penyakitnya. Khususnya untuk obat golongan antibiotik rata-rata pasien
menghentikan penggunaannya ketika sudah merasa sehat.

Sehingga dengan adanya gerakan ini, diharapkan masyarakat bisa bijak dalam menggunakan
obat, baik yang didapatkan di fasilitas kesehatan, apotek, maupun toko terdekat. Dengan
adanya gerakan ini, masyarakat diedukasi untuk peduli terhadap obat-obatan yang mereka
gunakan dan mengetahui bahaya dari obat tersebut jika tidak digunakan sesuai dengan
aturan pakainya. Sehingga paradigma masyarakat akan berubah dan kesalahan-kesalahan
dalam penggunaan obat dapat dihindari, khususnya dalam menggunakan antibiotik.

D.3.2. Tujuan
1. Mewujudkan masyarakat yang bijak dan cerdas menggunakan menggunakan antibiotik
2. Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai cara penggunaan antibiotik yang
benar
3. Menurunkan faktor resiko resistensi antibiotik
4. Meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap obat-obatan yang diperoleh dari fasilitas
pelayanan kesehatan, apotek, maupun toko obat.

D.3.3. Pihak Yang Dilibatkan dan Peranan


Pihak yang dilibatkan dalam gerakan ini adalah semua lapisan masyarakat, mulai dari tenaga
kesehatan, kader kesehatan, dan masyarakat umum.

D.3.4. Sasaran
Masyarakat di Kecamatan Pasikolaga.

D.3.5. Rincian Kegiatan


Kegiatan Pekan Kesadaran Antibiotik ini dilakukan pada minggu kedua bulan November 2017
di Desa Kolese Kecamatan Pasikolaga. Sebelum dilaksanakan pelayanan kesehatan terlebih
dahulu dilakaukan penyuluhan kepada masyarakat mengenai bijak gunakan antibiotik. Selain
ceramah juga dilakukan sesi diskusi.

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal VI 15

Materi yang diberikan terdiri dari:


a. Apa itu antibiotik?
b. Cara mendapatkan antibiotik yang benar
c. Cara menggunakan antibiotik yang benar
d. Cara membuang antibiotik yang rusak dan kadaluarsa
e. Bahaya penyalahgunaan antibiotik

Disesi terakhir diberikan kesempatan kepada peserta untuk mengajukan pertanyaan jika ada
yang belum dimengerti.

D.3.6. Metode Pelaksanaan


1. Penyuluhan/Ceramah
2. Demo cara penggunaan Obat yang benar.

D.3.7. Capaian Indikator Keberhasilan dan Rencana Tindak Lanjut


 Capaian Indikator Keberhasil
Masyarakat yang mengikuti penyuluhan mengerti dengan materi yang disampaikan
terbukti dengan evaluasi yang dilakukan pada saat menerima obat golongan
antibiotik dari apoteker, mereka sudah mengetahui cara pakai antibiotik yang
didapatkan tanpa dijelaskan terlebih dahulu.
 Rencana Tindak Lanjut
Untuk kegiatan selanjutnya akan dilakukan secara berkelompok dan ada pendamping
dari tenaga kesehatan untuk masing-masing kelompok. Serta adanya pre-test dan
post-test sebagai media evaluasi yang memadai dalam gerakan ini.
Kegiatan ini dilakukan dalam 3 tahap, yaitu untuk tenaga kesehatan, kader
kesehatan, dan masyarakat.

D.3.8. Evaluasi dan Rekomendasi

No Evaluasi Rekomendasi
.
1. Metode penyampaian berupa ceramah Sebaiknya dikombinasikan dengan demo
cendrung membuat peserta kurang DAGUSIBU, dan praktek langsung di depan
tertarik untuk mendengarkan dan susah peserta.
dimengerti.

2. Seringkali peserta lupa dengan materi Sebaiknya peserta juga diberikan brosur/
yang disampaikan, ketika di evaluasi leaflet mengenai materi yang disampaikan
pada pertemuan selanjutnya. dan bisa dibawa pulang.

D.3.9. Dokumentasi
Tautan video kegiatan : https://youtu.be/g_zP9CiILJA

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal VI 16

Suasana saat penyuluhan penggunaan antibiotik yang benar

Suasana saat penyuluhan penggunaan antibiotik yang benar

Suasana saat penyuluhan penggunaan antibiotik yang benar

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal VI 17

D.4. APOTEKER CILIK

D.4.1. Latar Belakang


Dunia kefarmasian tentunya masih asing bagi sebagian orang, apalagi masyarakat yang
berada di daerah tertinggal, perbatasan, dan kepulauan. Namun pengetahuan tentang obat-
obatan merupakan suatu kebutuhan pada zaman sekarang ini. Mengingat masyarakat saat ini
sangat mudah untk memperoleh berbagai jenis obat baik itu didapatkan secara legal maupun
illegal.

World Pharmacist Day di peringati setiap tanggal 25 September setiap tahun. Banyak
kegiatan yang dapat dilakukan untuk memperingati hari farmasi sedunia ini. Apalagi akhir-
akhir ini sangat banyak terjadi penyalahgunaan obat, penjualan obat secara illegal, dan
kasus-kasus lainnya yang berkaitan dengan obat-obatan. Sangat wajar hal tersebut terjadi
ditengah-tengah masyarakat karena ketidak tahuannya akan dunia obat tersebut. Namun hal
ini tidak boleh dibiarkan secara terus menerus, dan sebagai orang yang professional dibidang
obat kita harus mengambil langkah dalam mengatasi hal ini.

Dengan memperingati hari farmasi sedunia ini, maka diadakan kegiatan Apoteker Cilik yang
bertujuan untuk mengedukasi masyarakat mengenai cara menggunakan obat yang
benar.Kegiatan ini ditujukan untuk siswa sekolah SD dan SMP/MTs agar mereka mengenal
dan mengetahui cara penggunaan obat yang baik dan benar sejak dini.

Kegiatan ini memiliki peranan yang sangat penting dalam mewujudkan masyarakat yang bijak
dalam penggunaan obat dan dimulai dari usia dini. Karena dewasa ini, peredaran obat-obatan
ditengah masyarakat sudah sulit untuk dipantau, pada umumnya mereka bisa mendapatkan
obat di warung dan kios terdekat tanpa mengetahui apa sebenarnya fungsi dari obat yang
dikonsumsi. Bahkan obat-obat golongan keras dan antibiotik diperjualbelikan dengan bebas.

D.4.2. Tujuan
1. Mewujudkan masyarakat yang bijak dan cerdas menggunakan obat dimulai sejak dini
2. Meningkatkan pengetahuan peserta pelatihan mengenai cara penggunaan obat yang
benar
3. Menurunkan faktor resiko resistensi antibiotik
4. Meningkatkan kepedulian peserta pelatihan terhadap obat-obatan yang diperoleh dari
fasilitas pelayanan kesehatan, apotek, maupun toko obat.

D.4.3. Pihak Yang Dilibatkan dan Peranan


Pihak yang terlibat dalam kegiatan ini adalah:
1. Tim Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga sebagai pemateri
2. Komunitas Tunas Muda Tampunabale sebagai peserta Apoteker Cilik.

D.4.4. Sasaran
Komunitas Tunas Muda Tampunabale.

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal VI 18

D.4.5. Rincian Kegiatan


Kegiatan apoteker cilik ini dilaksanakan pada tanggal 25 September 2017, bertempat di
Taman Baca Impian Pasikolaga. Peserta dari kegiatan ini adalah komunitas Tunas Muda
Tampunabale yang terdiri dari siswa SD dan SMP/MTs. Peserta berjumlah lebih kurang 20
orang.

Kegiatan ini dilakukan untuk mengedukasi para peserta dan memicu kepeduliannya terhadap
obat-obatan dan bagaimana cara menggunakan obat yang baik dan benar.

Materi yang diberikan terdiri dari:

a. Penggolongan Obat

b. Obat Generik dan Obat Paten

c. Bahaya penyalahgunaan antibiotik

d. Bentuk sediaan obat dan cara menggunakannya

e. DAGUSIBU (Dapatkan, Gunakan, Simpan, Buang).

Kegiatan dilakukan dengan santai dan menarik sehingga peserta menjadi tidak bosan dalam
mengikuti kegiatan ini. Dan diakhir kegiatan dilakukan post test untuk mengukur pemahaman
mereka mengenai materi yang disampaikan.

D.4.6. Metode pelaksanaan


1. Penyuluhan/Ceramah
2. Demo cara penggunaan Obat yang benar
3. Focus Group Discussion dan CBIA

D.4.7. Capaian Indikator Keberhasilan dan Rencana Tidak Lanjut


 Capaian Indikator
Dari hasil tes akhir yang diberikan kepada peserta, 80% peserta dapat memahami materi
yang diberikan dengan baik.

 Rencana Tindak Lanjut


5 Peserta yang memperoleh skor tertinggi dari hasil post test dijadikan sebagai Agent of
Change dan mereka harus mensosialisasikan apa yang telah mereka pelajari kepada
keluarga, teman, dan lingkungan disekitarnya. Sehingga menyuluh tidak hanya dilakukan
dan menjadi tugas tenaga kesehatan saja, namun masyarakat sendiri juga bisa menjadi
penyuluh.

D.4.8. Evaluasi dan Rekomendasi


No Evaluasi Rekomendasi
1.
. Peserta kegiatan apoteker cilik hanya Selanjutnya, diharapkan peserta apoteker
siswa yang tergabung dalam Komunitas cilik terdiri dari siswa dan siswi SD,
Tunas Muda Tampunabale. SMP/MTs, dan SMA se Kec. Pasikolaga.

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal VI 19

2. Media yang digunakan dalam kegiatan Diharapakan untuk selanjutnya


apoteker cilik masih terbatas, hanya menggunakan infocus sehingga materi bisa
berupa poster dan beberapa alat peraga disampaikan melaui video dan jadi lebih
(sediaan obat). menarik bagi peserta.

D.4.9. Dokumentasi
Tautan video kegiatan : https://youtu.be/IurdzashkeU

Suasana saat penyampaian materi kepada peserta Apoteker Cilik

Suasana saat diskusi grup peserta Apoteker Cilik

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal VI 20

Suasana saat penyampaian materi kepada peserta Apoteker Cilik

Foto Bersama dengan Peserta Apoteker Cilik

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal VI 21

III.2. KESEHATAN TRADISIONAL

III.2.A. Latar Belakang Utama


Indonesia merupakan Negara kepulauan dengan keragaman suku bangsa, budaya, sumber
daya alam dan merupakan Negara kedua terbesar setelah Brazil, yang memiliki berbagai
macam sumber daya hayati. Potensi kekayaan alam serta tanaman obat telah dimanfaatkan
oleh para leluhur dan pengobat tradisional (Battra) untuk mengatasi gangguan kesehatan,
sehingga patut dilestarikan dan dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari.

Saat ini pelayanaan kesehatan tradisional semakin diminati masyarakat dan menjadi salah
satu pilihan dalam menyelesaikan masalah kesehatan. Berbagai jenis dan cara pengobatan
tradisional telah berkembang dengan pesat , baik yang berasal dari Indonesia maupun luar
negeri meskipun belum mempunyai cukup bukti ilmiah. Kebijakan Kementrian kesehatan
dalam pengembangan dan pembinaan pelayanan kesehatan tradisional mengarahkan bahwa
pelayanan kesehatan tradisional harus aman, bermanfaat, dan dapat
dipertanggungjawabkan.

Dalam mengembangkan Pelayanan kesehatan Tradisional pemerintah memberikan


kesempatan yang seluas-luasnya kepada masyarakat untuk mengembangkan, meningkatkan,
dan menggunakan pelayanan kesehatan tradisional yang dapat dipertanggungjawabkan
manfaat dan keamanannya. Dan dalam rangka pengawasannya diatur oleh pemerintah
dengan didasarkan pada keamanan, kepentingan, dan perlindungan masyarakat. Hal-hal
tersebut diatur pada Pasal 61 UU No.36 tahun 2009.

III.2.B. Tujuan Utama


1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat.
2. Menjamin ketersediaan sumber daya kesehatan bagi masyarakat.
3. Melindungi kesehatan masyarakat dengan melakukan pelayanan kesehatan yang
paripurna dan bermutu.

III.2.C. Metode Pelaksanaan


Pelayanan kesehatan tradisional dilaksanakan dengan dua cara, yaitu dalam bentuk promosi
kesehatan untuk khasiat dari tanaman obat yang ada disekitar dan pembinaan pembuatan
Kebun TOGA (Tanaman Obat Keluarga).

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal VI 22

III.2.D. Uraian Kegiatan


D.1. PENYULUHAN DAN WORKSHOP PEMANFAATAN TOGA

D.1.1. Latar Belakang


Pengembangan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumberdaya manusia yang
produktif secara sosial dan ekonomi. Untuk mewujudkan tujuan tesebut pemerintah
melakukan berbagai program pengembangan kesehatan tradisional dalam meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat, oleh karena itu TOGA berperan penting dalam menciptakan
paradigma sehat di masyarakat.

Pemerintah telah menetapkan Undang Undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan,
dalam pasal 48 mengatur bahwa salah satu penyelenggaraan upaya kesehatan adalah
pelayanan kesehatan tradisional yang menggunakan keterampilan dan ramuan.

Indonesia merupakan Negara yang kaya akan keanekaragaman hayati (A Mega Biodiversity
Country) dimana terdapat lebih kurang 30.000 jenis tanaman yang tersebar diseluruh tanah
air, sekitar 9.600 spesies berkhasiat obat dan kurang lebih 300 spesies digunakan sebagai
bahan pengobatan tradisional oleh industry obat tradisional. Oleh karena itu keanekaragaman
hayati yang ada di Indonesia merupakan aset dan sumber daya yang harus dipelihara dan
dikelola untuk dapat menjadi warisan leluhur dan bermanfaaat bagi masyarakat untuk
pemeliharaan kesehatan.

Pemerintah telah menetapkan kebijakan dalam upaya pelayanan kesehatan masyarakat yaitu
Primary Health Care (PHC). Pelayanan kesehatan tradisional merupakan suatu bentuk PHC
dalam mengatasi masalah kesehatan masyarakat yang diselenggarakan melalui pendekatan
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif secara terpadu, menyeluruh, dan
berkesinambungan. Wujud peran serta masyarakat dibidang kesehatan diantaranya adalah
Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) melalui Tanaman Obat
Keluarga(TOGA).

Keberadaan TOGA pernah dikembangkan diberbagai daerah mulai dari pedesaan sampai
diperkotaan dengan pembudidayaan berbagai jenis tanaman obat yang tumbuh sesuai
spesifikasi daerah masing-masing. Namun demikian keberadaan TOGA di daerah masih
mempunyai permasalahan dan hambatan, diantaranya pengelolaan dan pemanfaatan TOGA
yang belum optimal. Oleh karena itu revitalisasi TOGA perlu dilakukan, agar TOGA dapat
berkembang secara optimal dan dimanfaatkan seluas-luasnya oleh masyarakat sebagai bahan
ramuan yang berkhasiat.

D.1.2. Tujuan
a. Tujuan Umum : Meningkatkan kualitas hidup melalui pemberdayaan masyarakat dengan
pemanfaatan TOGA sebagai bagian dari upaya kesehatan dalam rangka meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat.

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal VI 23

b. Tujuan Khusus:
1. Meningkatkan kreatifitas masyarakat dalam memanfaatkan tumbuhan yang
berkhasiat di lingkungan sekitar
2. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam menggunakan tanaman obat untuk
pemeliharaan kesehatan
3. Membuka peluang usaha bagi masyarakat dengan memanfaatkan tumbuhan yang
berkhasiat dilingkungan sekitar.

D.1.3. Pihak yang dilibatkan dan Peranannya


Pihak yang terlibat dalam kegiatan ini adalah:
1. Tim Penggerak PKK Kec. Pasikolaga sebagai fasilitator dalam kegiatan
2. Tim Penggerak PKK Desa se kecamatan Pasikolaga sebagai peserta workshop
3. Tim Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga sebagai pemateri

D.1.4. Sasaran
Tim Penggerak PKK Kec. Pasikolaga.

D.1.5. Rincian Kegiatan


Kegiatan ini dilakuakan pada tanggal 24 September 2017, bertempat di Balai Desa
Tampunabale. Diikuti oleh ibu-ibu PKK dari seluruh desa di Kec. Pasikolaga. Kegiatan ini
bertujuan untuk mengedukasi dan meningkatkan kreatifitas ibu-ibu rumah tangga dalam
memanfaatkan tanaman obat yang ada dilingkungan sekitarnya. Kegiatan ini tidak hanya
berupa penyuluhan tetapi langsung di praktekkan cara pengolahan dari tumbuhan tersebut
menjadi minuman sehat.

Materi yang diberikan adalah:

1. Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga untuk mewujudkan keluarga yang sehat

2. Cara membudidayakan TOGA serta khasiat dari tumbuhan TOGA

3. Pembuatan minuman instan ekstrak kunyit, jahe, daun sirsak, dan serbuk kelor.

D.1.6. Metode Pelaksanaan


1. Penyuluhan/Ceramah
2. Demo cara pengolahan TOGA.

D.1.7. Capaian keberhasilan dan Rencana Tindak Lanjut


a. Capaian keberhasilan
Para peserta workshop sudah mengerti dan bisa mengolah sendiri dirumah tanaman obat
yang ada dilingkungannya dan memanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai obat
tradisonal untuk beberapa penyakit yang telah diberitahu saat penyuluhan.
b. Rencana Tindak Lanjut
Para peserta bisa memanfaatkan keterampilan ini sebagai bidang usaha di masyarakat
dan menjadi produk yang bernilai ekonomi.

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal VI 24

D.1.8. Evaluasi dan Rekomendasi

No Evaluasi Rekomendasi
1.
. Demo pengolahan TOGA hanya Selanjutnya, ibu-ibu peserta dapat dibentuk
menggunakan beberapa tanaman saja. menjadi beberapa kelompok, dan masing-
masing kelompok mengolah beberapa jenis
tanaman. Sehingga satu kali kegiatan
jumlah tanaman yang diolah menjadi
banyak.

2. Media yang digunakan dalam kegiatan Diharapakan untuk selanjutnya


masih terbatas, hanya berupa poster menggunakan infocus sehingga materi bisa
dan beberapa alat peraga. disampaikan melaui power point, video dan
jadi lebih menarik bagi peserta.

D.1.9. Dokumentasi
Tautan video kegiatan : https://youtu.be/g_zP9CiILJA

Suasana saat pembukaan acara

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal VI 25

Suasana saat penyampaian materi

Suasana saat demo pengolahan TOGA

Foto bersama peseerta workshop

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal VI 26

III.3. PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR

III.3.A. Latar Belakang Utama

Saat ini, Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab kematian utama sebesar 36 juta
(63%) dari seluruh kasus kematian yang terjadi di seluruh dunia, di mana sekitar 29 juta
(80%) justru terjadi di negara yang sedang berkembang (WHO, 2010). Peningkatan kematian
akibat PTM di masa mendatang diproyeksikan akan terus terjadi sebesar 15% ( 44 juta
kematian) dengan rentang waktu antara tahun 2010 dan 2020. Kondisi ini timbul akibat
perubahan perilaku manusia dan lingkungan yang cenderung tidak sehat terutama pada
negara-negara berkembang.

Pada awal perjalanan PTM seringkali tidak bergejala dan tidak menunjukkan tanda klinis
secara khusus sehingga datang sudah terlambat atau pada stadium lanjut akibat tidak
mengetahui dan menyadari kondisi kelainan yang terjadi pada dirinya. Riset Kesehatan Dasar
pada tahun 2013 menunjukan bahwa 69,6% dari kasus diabetes melitus dan 63,2% dari
kasus hipertensi masih belum terdiagnosis. Keadaan ini mengakibatkan penanganan menjadi
sulit, terjadi komplikasi bahkan berakibat kematian lebih dini. Dalam kurun waktu tahun 1995
-2007, kematian akibat PTM mengalami peningkatan dari 41,7% menjadi 59,5%. Riset
Kesehatan Dasar tahun 2013 menunjukkan prevalensi penyakit Stroke 12,1 per 1000,
Penyakit Jantung Koroner 1,5%, Gagal Jantung 0,3%, Diabetes Melitus 6,9%, Gagal Ginjal
0,2%, Kanker 1,4 per 1000, Penyakit Paru Kronik Obstruktif 3,7% dan Cidera 8,2%. Menurut
Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, prevalensi merokok 36,3%, (dibagi menjadi perokok laiki-
laki dan perokok wanita) kurang aktifitas fisik 26,1%, kurang konsumsi sayur dan buah
93,6%, asupan makanan yang berisiko PTM seperti makanan manis 53,1%, makanan asin
26,2%, makanan tinggi lemak 40,7%, makanan berpenyedap 77,3% serta gangguan mental
emosional 6,0%. obesitas umum 15,4%,dan obesitas sentral 26,6%.

Peningkatan prevalensi PTM berdampak terhadap peningkatan beban pembiayaan kesehatan


yang harus ditanggung Negara dan masyarakat. Penyandang PTM memerlukan biaya yang
relatif mahal, terlebih bila kondisinya berkembang menjadi kronik dan terjadi komplikasi. Data
Pusat Pemeliharaan Jaminan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2012
memperlihatkan bahwa PTM menghabiskan biaya pengobatan yang cukup besar bila
dibandingkan dengan biaya pengobatan tertinggi dari seluruh penyakit menular. Pembiayaan
Hemodialisis pada kasus Gagal Ginjal Kronik sebesar Rp. 227.493.526.119,- dan pada
penyakit kanker sebesar Rp. 144.689.231.240 sementara pembiayaan untuk TBC sebesar Rp.
106.502.636.171.

III.3.B. Tujuan Utama

 Tujuan Umum :

Terlaksananya pencegahan dan pengendalian faktor risiko PTM berbasis peran serta
masyarakat secara terpadu, rutin dan periodik

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal VI 27

 Tujuan khusus :
a. Terlaksananya deteksi dini faktor risiko PTM
b. Terlaksananya monitoring faktor risiko PTM
c. Terlaksananya tindak lanjut dini

III.3.C. Metode Pelaksanaan


Metode yang digunak meliputi penyuluhan, pemeriksaan kesehatan umum dan konseling
kesehatan.

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal VI 28

III.3.D. Uraian Kegiatan


D.1. POS BINAAN TERPADU PENYAKIT TDAK MENULAR (POSBINDU PTM)

D.1.1. Latar Belakang

Penyakit tidak menular (PTM) dapat dicegah dengan mengendalikan faktor risikonya, yaitu
merokok, diet yang tidak sehat, kurang aktifitas fisik dan konsumsi minuman beralkohol.
Mencegah dan mengendalikan faktor risiko relatif lebih murah bila dibandingkan dengan biaya
pengobatan PTM. Pengendalian faktor risiko PTM merupakan upaya untuk mencegah agar
tidak terjadi faktor risiko bagi yang belum memiliki faktor risiko, mengembalikan kondisi
faktor risiko PTM menjadi normal kembali dan atau mencegah terjadinya PTM bagi yang
mempunyai faktor risiko, selanjutnya bagi yang sudah menyandang PTM, pengendalian
bertujuan untuk mencegah komplikasi, kecacatan dan kematian dini serta meningkatkan
kualitas hidup.

Salah satu strategi pengendalian PTM yang efisien dan efektif adalah pemberdayaan dan
peningkatan peran serta masyarakat. Masyarakat diberikan fasilitas dan bimbingan untuk ikut
berpartisipasi dalam pengendalian faktor risiko PTM dengan dibekali pengetahuan dan
keterampilan untuk melakukan deteksi dini, monitoring faktor risiko PTM serta tindak
lanjutnya. Kegiatan ini disebut dengan Pos pembinaan terpadu (Posbindu) PTM. Posbindu
PTM merupakan wujud peran serta masyarakat dalam melakukan kegiatan deteksi dini dan
monitoring faktor risiko PTM serta tindak lanjutnya yang dilaksanakan secara terpadu, rutin,
dan periodik.
Kegiatan Posbindu PTM diharapkan dapat meningkatkan sikap mawas diri masyarakat
terhadap faktor risiko PTM sehingga peningkatan kasus PTM dapat dicegah. Sikap mawas diri
ini ditunjukan dengan adanya perubahan perilaku masyarakat yang lebih sehat dan
pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan tidak hanya pada saat sakit, melainkan juga pada
keadaan sehat. Dalam menyelenggarakan Posbindu PTM diperlukan suatu pedoman yang
dapat menjadi panduan bagi penyelenggaraan kegiata bagi para pemangku kepentingan
serta pelaksana di lapangan.

D.1.2. Tujuan
1. Terlaksananya deteksi dini faktor risiko PTM masyarakat desa Tampunabale
2. Terlaksananya monitoring faktor risiko PTM masyarakat desa Tampunabale
3. Terlaksananya tindak lanjut dini masyarakat desa Tampunabale

D.1.3. Pihak yang Dilibatkan dan Peranan


Kader Kesehatan sebagai pelaksana kegiatan Posbindu PTM

D.1.4. Sasaran
Masyarakat umum dengan sasaran utama Lansia.

D.1.5. Rincian Kegiatan


Pelaksanaan Posbindu PTM di Desa Tampunabale dilaksanakan setiap hari kamis minggu ke-4
setiap bulannya yang dimulai pada bulan Maret tahun 2017. Kegiatannya meliputi

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal VI 29

wawancara, pengukuran, pemeriksaan dan tindak lanjut. Untuk pertama kalinya masyarakat
yang datang mengisi kartu kontrol posbindu PTM. Setelah mengisi data peserta posbindu
kemudian diwawancara mengenai riwayat penyakit dan faktor resiko masalah kesehatannya.
Kemudian peserta diperiksa tekanan darah, tinggi badan, berat badan, dan lingkar perut.
Oleh petugas dan kader kesehatan hasil pengukuran dicatat pada lembar kontrol yang dibawa
peserta. Selanjutnya, peserta melakukan pengecekan gula darah, kolesterol dan asam urat.
Terakhir peserta berkonsultasi dengan petugas kesehatan mengenai hasil wawancara dan
pengukuran yang telah dilakukan sebelumnya. Selain dari tahapan kegiatan posbindu PTM,
peserta Posbindu diajak senam dan pemberian penyuluhan kesehatan.

D.1.6. Metode Pelaksanaan


Wawancara, Pemeriksaan Kesehatan, Konseling, Penyuluhan.

D.1.7. Capaian Indikator Keberhasilan dan Rencana Tindak Lanjut


 Capaian Indikator Keberhasilan
o Masyarakat desa Tampunabale terutama sasaran utama (Lansia) hadir saat
Posbindu PTM
o Terpantaunya faktor resiko peserta Posbindu PTM
 Rencana Tindak Lanjut
o Secara bertahap kader kesehatan berperan penuh pada pelaksanaan Posbindu
PTM
D.1.8. Evaluasi dan Rekomendasi

No Evaluasi Rekomendasi

1. Jumlah kunjungan menurun Sosialisasi kegiatan posbindu yang lebih baik

2. Kader belum mampu mandiri 1. Melakukan pendampingan terus menerus

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal VI 30

2. Terus mengingatkan kader untuk melakukan


3. Pencatatan yang masih belum baik
pencatatan hasil kegiatan posbindu

D.1.9. Dokumentasi

Suasana saat pelaksanaan Posbindu PTM di desa Tampunabale

Suasana saat pelaksanaan Posbindu PTM di desa Tampunabale

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal VI 31

Jumlah Kunjungan
60

50

40

30
Jumlah Kunjungan
20

10

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal VI 32

D.2. BAKSOS HARI DOKTER NASIONAL

D.2.1. Latar Belakang

Kesehatan merupakan salah satu hal utama mendasar bagi seseorang dalam beraktivitas
sehari – hari. Tanpa tubuh dan jiwa yang sehat sudah tentu seseorang tidak dapat
menjalankan aktivitasnya dengan baik. Dalam hal menjaga kesehatan, ada berbagai cara
yang dapat dilakukan, baik itu dari segi pencegahan, pemeliharan dan pengobatan terhadap
suatu penyakit. Namun, selain dari upaya upaya sendiri dalam meningkatkan kualitas
kesehatan, ada juga faktor lain yang berperan penting, yaitu fasilitas pelayanan kesehatan
dan tenaga kesehatan itu sendiri.

Permasalahan yang terjadi hingga saat ini adalah tidak meratanya persebaran sumber daya
kesehatan tersebut, terutama di daerah – daerah pelosok. Apakah fasilitas pelayanan
kesehatan yang kurang memadai seperti gedung puskesmas/pustu, alat kesehatan, obat –
obatan hingga tenaga kesehatannya. Belum lagi dengan kendala geografis daerah pelosok
yang sullit dijangku. Sehingga, tidak jarang keluhan masyarakat tersebut dalam mengakses
pelayanan kesehatan karena sulitnya akses dan mahalnya transportasi.

Upaya – upaya dalam mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat pelosok sudah
dilaksanakan, namun sayangnya upaya tersebut tidak jarang menemui kendala. Disaat
masyarakat kota dengan mudah pergi ke klinik atau rumah sakit, masyarakat pelosok ketika
sakit masih diobati dengan semburan ramuan – ramuan dari dukun setempat.

Ketidakadilan dalam kesehatan ini sesungguhnya bertentangan dengan pasal 28H ayat 1 UUD
RI 1945 yang menyatakan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,
bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak
memperoleh pelayanan kesehatan. Dimana Negara bertanggung jawab atas penyediaan
fasilitas pelayanan kesehatan yang layak sesuai dengan pasal 34 ayat 3 UUD RI 1945.

Dokter sebagai salah satu profesi dalam tenaga kesehatan memiliki kewenangan dalam
melakukan pelayanan kesehatan, seperti melakukan wawancara, pemeriksaan fisik, membuat
resep, terhadap pasien. Namun, diluar daripada tugas – tugas tersebut, seorang dokter
sudah semestinya selalu berupaya yang terbaik untuk meningkatkan kualitas kesehatan
masyarakat.

Sejarah telah mencatat, kiprah dokter – dokter Indonesia dalam perjuangan kebangkitan
nasional bangsa Indonesia. Dr. wahidin, dr. Sutomo, dr. Cipto Mangunkusumo, dan lainnya
merupakan tokoh – tokoh yang berperan penting dalam pendirian organisasi Budi Utomo
sebagai organsisasi modern pertama kali di Indonesia yang memberi arah baru dari
perjuangan rakyat Indonesia saat itu. Bermula dari Budi Utomo inilah maka mulai bangkit
organisasi – organisasi yang bergerak demi kepentingan nasional. Tidak lain latar belakang
dalam pendirian Budi Utomo adalah keprihatinan para dokter tersebut melihat kondisi rakyat
Indonesia yang masih tertindas. Dengan kondisi tersebut sudah pasti sangat sulit
meningkatkan kualitas kesehatan rakyat Indonesia.

Mementum 24 Oktober sebagai Hari Dokter Nasional semestinya dimaknai bagi seluruh
dokter di Indonesia untuk terus berkarya bagi negeri dalam bidang kesehatan. Para dokter

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal VI 33

dimanapun berada menjalankan tugasnya sudah tentu berkontribusi dalam meningkatkan


kualitas kesehatan masyarakat. Namun, melihat kondisi yang sangat nyata diluar sana, masih
banyak masyarakat terutama yang berada di pelosok belum pernah mendapatkan pelayanan
kesehatan yang baik khususnya oleh seorang dokter.

Oleh karena itu, memperingati Hari Dokter Nasional, menjadi momentum yang tepat bagi
para dokter di Indonesia keluar sejenak dari meja periksa untuk melihat dan melayani
masyakarat yang ada di pelosok, sebagai bentuk salah satu kepedulian hati melayani
kesehatan masyarakat.

D.2.2. Tujuan
 Meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat pelosok
 Screening permasalahan kesehatan masyarakat pelosok
 Memperingati Hari Dokter Nasional

D.2.3. Pihak yang Dilibatkan dan Peranan


IDI Cabang Muna : Penanggung jawab kegiatan baksos
Puskesmas Pasir Putih : Bantuan tenaga kesehatan saat baksos
Kepala Desa Labulawa : Memberi izin kegiatan dan penanggung jawab wilayah

D.2.4. Sasaran
Masyarakat Desa Labulawa

D.2.5. Rincian Kegiatan


Kegiatan ini dilakukan di dua tempat di Desa Labuwala, Kec. Pasir Putih, Kab Muna, hari
Minggu, tanggal 22 Oktober 2017. Diperlukan ketinting untuk transportasi menuju kedua
tempat tersebut. Di tempat pertama pada pukul 09.00 wita di dusun kapeo-peo dilaksanakan
kegiatan baksos meliputi pemeriksaan kesehatan, KIE, dan pemberian obat. Selanjutnya
baksos di tempat kedua di desa labulawa jam 11.00 bertempat di balai desa. Bersama
dengan petugas puskesmas dari pasir putih melakukan kegiatan pemeriksaan kesehatan,
penyuluhan dan pengobatan.

D.2.6. Metode Pelaksanaan


 Penyuluhan Kesehatan
 Pemeriksaan Kesehatan
 Pengobatan

D.2.7. Capaian Indikator Keberhasilan dan Rencana Tindak Lanjut


 Capaian Indikator Keberhasilan
o Terlaksananya kegiatan Baksos dengan baik.
o Masyarakat di dua dusun di desa labulawa mendapat pelayanan kesehatan
 Rencana Tindak Lanjut

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal VI 34

o Menindaklanjuti kegiatan serupa rutin dilaksanakan bersama puskesmas pasir


putih

D.2.8. Evaluasi d an Rekomendasi

No Evaluasi Rekomendasi

Perlu sosialisasi kepada stakeholder untuk


Kegiatan baksos masih dilakukan secara
1. mendukung kegiatan ini seperti melibatkan
sederhana.
dokter gigi

D.2.9. Dokumentasi
Tautan video kegiatan :

Suasana baksos di desa Labulawa

Suasana baksos di desa Labulawa

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal VI 35

Menuju tempat baksos menggunakan ketinting

Menuju tempat baksos menggunakan ketinting

Suasana baksos di dusun Kapeo-peo

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal VI 36

Suasana baksos di dusun Kapeo-peo

Suasana baksos di dusun Kapeo-peo, anak-anak membaca buku

Foto bersama di desa labulawa saat selesai baksos

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal VI 37

III.4. USAHA KESEHATAN PERORANGAN

III.4.A. Latar Belakang Utama


Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang dilakukan
secara terpadu, eterintegrasu dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan,
pengobatan penyakit dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan/atau masyarakat.

Puskesmas wajib berpartisipasi dalam penanggulangan bencana, wabah penyakit, pelaporan


penyakit menular dan penyakit lain yang ditetapkan oleh tingkat nasional dan daerah serta
dalam melaksanakan program prioritas pemerintah. Lingkup upaya kesehatan Puskesmas
meliputi Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) yang
saling berkaitan.

Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh Puskesmas
untuk ememlihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan
penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan.

III.4.B. Tujuan Utama


Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan, pencegaran, penyembuhan
penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan perorangan.

III.4.C. Metode Pelaksanaan


Metode yang digunakan dalam melaksanakan upaya kesehatan perseorangan meliputi
penyuluhan, pemeriksaan kesehatan umum, pelayanan laboratorium sederhana, kefarmasian,
dan konseling kesehatan.

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal VI 38

III.4.D. Uraian Kegiatan


D.1. PELAYANAN KESEHATAN BERGERAK

D.1.1. Latar Belakang


Pelayanan Kesehatan Bergerak merupakan sebuah terobosan yang dilakukan dalam rangka
meningkatkan akses dan ketersediaan pelayanan kesehatan di daerah yang sulit diakses
karena terhalang oleh kondisi geografis. Selain itu PKB juga ditujukan untuk daerah yang
sangat jauh dari fasilitas pelayanan kesehatan.

Kebanyakan masyarakat terutama di daerah Pasikolaga, sangat jarang ke Puskesmas, karena


mereka lebih memilih menunggu pelayanan yang dilakukan saat Posyandu (1 kali dalam
sebulan) untuk memeriksakan kesehatannya. PKB terutama ditujukan untuk pasien hipertensi
yang harus mendapatkan obat dan pemeriksaan berkelanjutan dan jumlah kasusnya lumayan
banyak di Desa Mataindaha dan Kolese. Desa ini terletak di sepanjang pantai dan cukup jauh
dari Puskesmas. Sehingga PKB ini akan sangat membantu bagi pasien disana.

D.1.2. Tujuan
1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
2. Mendekatkan akses pelayanan kesehatan bagi desa yang jauh dari fasilitas kesehatan dan
terhalang kondisi geografis
3. Memudahkan masyarakat untuk berobat

D.1.3. Pihak yang Dilibatkan dan Peranan


a. Kepala desa, Mendukung terlaksananya Pelayanan Kesehatan Bergerak serta
memfasilitasi tempat PKB.
b. Kader kesehatan, Mensosialisasikan kegiatan kepada masyarakat untuk berobat pada
jadwal yang telah disepakati.
c. Bidan desa, Bekerjasama dengan Tim PKB untuk melakukan pelayanan dan
mensosialisasikan kegiatan ini.
d. Tim PKB (Dokter, Aopoteker, Perawat, Analis Laboratorium), melakukan pelayanan
kesehatan.

D.1.4. Sasaran
Masyarakat Mataindaha dan Kolese.

D.1.5. Rincian Kegiatan


Kegiatan PKB dilakukan setiap bulan yaitu pada minggu pertama dan minggu ketiga. Karena
pada minggu kedua dilaksanakan posyandu balita dan minggu keempat dilaksanakan
posyandu lansia. Sehingga masyarakat yang jauh dari puskesmas dan terhalang oleh akses
yang susah ke fasilitas kesehatan bisa mendapatkan pelayanan tiap minggu. PKB desa Kolese
dilaksanakan pada hari Kamis dan PKB desa Mataindaha dilaksanakan pada hari Jumat.
Tempat Pelayanan Kesehatan Bergerak untuk desa Mataindaha adalah di Pustu minggu
pertama dan di Bata (SDN 5 Pasikolaga) pada minggu ketiga sesuai dengan tindak lanjut
sebelumnya, sedangkan untuk desa Kolese tetap dikampung baru.

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal VI 39

Kegiatan pelayanan kesehatan yang dilakukan adalah:


a. Registrasi Pasien
Pasien yang mendaftar untuk berobat dibuatkan rekam medisnya, dan dicantumkan
nomor urut, agar memudahkan saat berobat selanjutnya.
b. Pengukuran berat badan, tinggi badan, dan Tekanan Darah
Perawat melakukan penimbangan berat badan, tinggi badan (jika diperlukan), dan
pengukuran tekanan darah sebelum diperiksa oleh dokter.
c. Pemeriksaan dan Konsultasi dengan Dokter
Selanjutnya pasien masuk ke ruang dokter dan membawa rekam medis. Dokter
melakukan pada pemeriksaan dan memberikan resep kepada pasien.
d. Pelayanan kefarmasian (Penyerahan Obat, Pemberian Informasi Obat, dan Konseling)
Pasien menyerahkan resep dan rekam medis kepada apoteker untuk disiapkan obatnya.
Kemudian apoteker menjelaskan obat yang didapat oleh pasien, jika termasuk kedalam
kriteria konseling maka dilakukan konseling dan dicatat. Pelayanan pada pasien di catat
dalam Patient Medical Record (PMR)
e. Pemeriksaan Laboratorium (Gula darah, Kolesterol, Asam Urat, dan Hb)
Bagi pasien yang ingin melakukan pemeriksaan darah, atau yang direkomendasikan oleh
dokter, maka diperiksakan terlebih dahulu oleh analis, kemudian hasilnya diserahkan ke
dokter untuk ditindaklanjuti.

D.1.6. Metode Pelaksanaan


 Penyuluhan Kesehatan
 Pengobatan
 KIE (Konseling, Informasi, dan Edukasi)
 Pelayanan Farmasi Klinik

D.1.7. Capaian Indikator Keberhasilan dan Rencana Tindak Lanjut


 Capaian Indikator Keberhasilan
Rata-rata kunjungan pasien relatif meningkat setiap bulannya dan pelayanan lebih
merata disepanjang pesisir pantai desa Mataindaha dan Kolese. Serta lebih terpantaunya
masyarakat yang menderita hipertensi dengan adanya pelayanan yang
berkesinambungan tiap minggu di desa Mataindaha dan Kolese.

 Rencana Tindak Lanjut


PKB di Desa Mataindaha dijadikan tiga tempat, yaitu pada minggu pertama di Bata
(depan SDN 5 Pasikolaga) dan minggu ketiga di pustu Mataindaha, serta pada bulan
selanjutnya di bagian ujung desa Mataindaha. Begitupun dengan Desa Kolese dibagi
menjadi tiga tempat, yaitu Kampung baru, Pasar, dan perbatasan dengan desa
Mataindaha. Hal ini dilakukan karena masyarakat di bagian ujung desa mataindaha cukup
jauh jaraknya dengan pustu, jadi untuk mengoptimalkan pelayanan, tempat PKB dibagi
menjadi tiga. Dengan demikian seluruh wilayah dipesisir pantai mulai dari desa

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal VI 40

Mataindaha sampai desa Kolese mendapatkan pelayanan kesehatan setiap minggunya


dari petugas kesehatan.
D.1.8. Evaluasi dan Rekomendasi

No Evaluasi Rekomendasi

Tempat pelayanan kesehatan di Desa


Tempat pelayanan kesehatan bergerak Desa
Mataindahadan Kolese masih cukup jauh
1. Mataindaha dan Kolese dibagi menjadi tiga
untuk beberapa masyarakat yang berada di
tempat.
ujung perbatasan desa.

Masih ada masyarakat yang datang mencari


Meningkatkan sosialisasi ke masyarakat untuk
petugas kesehatan untuk datang
2. datang saat PKB. Apalagi dengan ditambahnya
kerumahnya pada hari yang bersamaan
tempat pelayanan dimasing-masing desa.
dengan kegiatan PKB, setelah jam kerja.

Fasilitas yang belum lengkap, seperti meja Melengkapi fasilitas yang belum ada, dan
3. dan kursi, serta alat kesehatan dan obat- bekerjasama dengan pihak aparat desa dalam
obatan. melengkapi peralatan tersebut.

D.1.9. Dokumentasi

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Tabel Jumlah Kunjungan Pasien Pelayanan Kesehatan Bergerak (PKB) Desa Mataindaha dan
Desa Kolese

Bulan Tahun Kolese Mataindaha

Oktober 2016 - 9
November 2016 - 72
Desember 2016 - 26
Januari 2017 - 25
Februari 2017 9 25
Maret 2017 21 24
April 2017 4 21
Mei 2017 6 20
Juni 2017 1 6
Juli 2017 51 11
Agustus 2017 31 10
September 2017 25 27
Oktober 2017 29 20

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal VI 41

November 2017 22 22
Total 199 318

Rata-rata/bulan 19,9 22,72

Grafik kunjungan pasien Pelayanan Kesehatan Bergerak Desa Mataindaha dan Kolese

Tautan video kegiatan : https://youtu.be/6ry-uvmUgAI

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal VI 42

Suasana Pelayanan di Desa Mataindaha

Suasana Pelayanan di Desa Mataindaha

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal VI 43

Suasana Pelayanan di Desa Mataindaha

Suasana Pelayanan di Desa Mataindaha

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga

Anda mungkin juga menyukai