Anda di halaman 1dari 22

Keperawatan kesehatan jiwa komunitas 136

Latihan 8.1

Lanjutan
"Selanjutnya,s dapat mengingat-ingat apa yang kita pelajari tadi Selama
saya tidak ada. Sehingga s lebih siap untuk berkenalan dengan orang lain. S
mau praktikkan ke pasien lain? mau pukul berapa mencobanya. Mari kita
masukkan pada jadwal kegiatan harian S."
"Besok pagi pukul 10 saya akan datang kesini untuk mengajak S berkenalan
dengan teman saya, perawat N. Bagaimana, S mau kan?" "Baiklah, sampai
jumpa."

Latihan 8.2

Ajarkan pasien berinteraksi secara (bertahap berkenalan dengan orang


pertama (Seorang perawat)).
Orientasi:
"Selamat pagi, S!"
"Bagaimana perasaan S hari ini?"
"Sudah diingat-ingat lagi pelajaran kita tentang perkenalan? Coba sebutkan
lagi sambil bersalaman dengan suster!"
"Bagus sekali, masih ingat. Nanti seperti janji saya, saya akan mengajak S
mencoba berkenalan dengan ibu kader. Tidak lama kok, sekitar 10 menit."
"Ayo kita temui perawat N di sana."
Keperawatan kesehatan jiwa komunitas 136-137

Kerja:
(Bersama-sama S Anda mendekati kader N)
"Selamat pagi Bu N, ini S ingin berkenalan dengan ibu."
"Baiklah S, dapat berkenalan dengan ibu kader N seperti yang kita
praktikkan kemarin."
(Pasien mendokumentasikan cara berkenalan dengan kader N: memberi
salam, menyebutkan nama, menanyakan nama perawat, dan seterusnya.)

Latihan 8.3
Melatih pasien berinteraksi secara bertahap (berkenalan dengan orang kedua
(seorang pasien))
Orientasi:
"Selamat pagi, S! bagaimana perasaan S hari ini?
"Apakah S bercakap-cakap dengan bu kader kemarin?"
(Jika jawaban pasien ya, Anda dapat lanjutkan komunikasi berikutnya kepada
orang lain.)
"Bagaimana perasaan S setelah bercakap-cakap dengan kadar N kemarin
siang."
"Bagus sekali S menjadi senang karena punya teman lagi."
"Kalau begitu S ingin punya banyak teman lagi?"
"Bagaimana kalau sekarang kita berkenalan dengan orang lain, yaitu
Tetangga O?"
"Seperti biasa kira-kira 10 menit."
"Mari kita temui dia di ruangan makan."
Kerja:
"Bersama-sama S, Anda mendekati pasien).
"Selamat pagi, ini ada pasien saya yang ingin berkenalan."
"Baiklah S, S sekarang dapat berkenalan dengannya seperti yang telah S
lakukan sebelumnya."
(Pasien mendokumentasikan cara berkenalan: memberi salam, menyebutkan
nama, nama panggilan, asal, hobi, dan menanyakan hal yang sama).
"Ada lagi yang S ingin tanyakan kepada O?"
Keperawatan kesehatan jiwa komunitas 137-138

"Kalau tidak ada lagi yang ingin dibicarakan, S dapat Sudahi Perkenalkan
ini. Lalu dapat Buat janji bertemu lagi, mis., bertemu lagi pukul 4 sore
nanti."
(S Membuat janji untuk bertemu kembali dengan O)
"Baiklah O, karena S sudah selesai perkenalkan, saya dan S akan kembali ke
rumah S. Selamat pagi."

(Bersama-sama pasien, Anda meninggalkan O untuk untuk melakukan


terminasi dengan S di tempat lain).

Terminasi :
"Bagaimana perasaan S setelah berkenalan dengan O?"
"Dibandingkan kemarin pagi, S tampak lebih baik saat berkenalan dengan
O" "Pertahankan apa yang sudah S lakukan tadi. Jangan lupa untuk bertemu
kembali dengan pukul 04 sore nanti."
"Selanjutnya, bagaimana jika kegiatan berkenalan dan bercakap-cakap
dengan orang lain kita Tambahkan lagi di jadwal harian? Jadi 1 hari S dapat
berbincang-bincang dengan orang lain sebanyak 3 kali, pukul 10 pagi, pukul
01siang, dan pukul 8 malam, S dapat bertemu dengan N, dan yang lain.
Selanjutnya S dapat berkenalan dengan orang lain lagi secara bertahap.
Bagaimana S setuju kan?"
"Baiklah, besok kita bertemu lagi untuk membicarakan pengalaman S. Pada
pukul yang sama dan tempat yang sama ya. Sampai besok."
Keperawatan kesehatan jiwa komunitas 138

Tindakan Keperawatan Untuk Keluarga

Setelah tindakan keperawatan di Harapan keluarga mampu merawat pasien


isolasi sosial. Tindakan dilakukan dengan Melati keluarga merawat pasien isolasi
sosial. Keluarga merupakan sistem pendukung utama bagi pasien untuk dapat
membantu pasien mengatasi masalah isolasi sosial ini, karena keluargalah yang selalu
bersama-sama dengan pasien sepanjang hari.
Tahapan melatih keluarga agar mampu merawat pasien isolasi sosial di rumah
meliputi:
1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
2. Menjelaskan tentang:
a. Masalah isolasi sosial dan dampaknya pada pasien.
b. Penyebab isolasi sosial.
c. Cara-cara merawat pasien isolasi sosial, antara lain:
- Membina hubungan saling percaya dengan pasien dengan cara bersikap
peduli dan tidak ingkar janji.
- Memberikan semangat dan dorongan kepada pasien untuk dapat melakukan
kegiatan bersama sama dengan orang lain yaitu dengan tidak mencela kondisi
pasien dan memberikan pujian yang wajar.
- Tidak membiarkan pasien sendiri di rumah.
- Membuat rencana atau jadwal bercakap-cakap dengan orang lain.
3. Memperagakan cara merawat pasien isolasi sosial.
4. Membantu keluarga mempraktikkan cara merawat yang telah dipelajari,
mendiskusikan yang dihadapi.
5. Menjelaskan perawatan lanjutan.
Keperawatan kesehatan jiwa komunitas 139-141

Latihan 8.4
Berikan penyuluhan kepada keluarga tentang masalah isolasi sosial,
penyebab isolasi sosial, dan cara merawat pasien dengan isolasi sosial.
Peragakan kepada pasangan Anda komunikasi di bawah ini!
Orientasi:
"Selamat pagi, Pak!"
"Perkenalkan saya perawat H dari Puskesmas..., saya yang merawat anak
bapak."
"Nama Bapak siapa? Senang dipanggil apa?"
"Bagaimana perasaan Bapak hari ini? bagaimana keadaan anak S sekarang?"
"Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang masalah anak Bapak dan
cara perawatannya?"
"Kita diskusi di sini saja ya? Berapa lama Bapak punya waktu? Bagaimana
kalau setengah jam?"
Kerja:
"Apa masalah yang Bapak atau Ibu hadapi dalam merawat S ? apa yang
sudah dilakukan?"
"Masalah yang dialami oleh S anak disebut isolasi sosial. Ini adalah salah
satu gejala penyakit yang juga dialami oleh pasien pasien gangguan jiwa
lain."
"Tanda-tandanya antara lain tidak mau bergaul dengan orang lain, mengurung
diri, kalau pun berbicara sekedar dengan wajah menunduk."
Berikan penyuluhan kepada keluarga tentang masalah isolasi sosial,
penyebab isolasi sosial, dan cara merawat pasien dengan isolasi sosial.
Peragakan kepada pasangan Anda komunikasi di bawah ini!
"Biasanya masalah ini muncul karena memiliki pengalaman mengecewakan
saat berhubungan dengan orang lain, seperti sering ditolak, tidak dihargai
atau berpisah dengan orang-orang terdekat."
"Apabila masalah isolasi sosial ini tidak diatasi maka seseorang dapat
mengalami halusinasi, yaitu mendengar suara atau melihat bayangan yang
sebetulnya tidak ada."
Keperawatan kesehatan jiwa komunitas 139-141

"Untuk menghadapi keadaan yang demikian Bapak dan anggota keluarga


lainnya harus bersabar menghadapi S. Dan untuk merawat S, keluarga perlu
melakukan beberapa hal. Pertama yg harus membina hubungan saling
percaya dengan S yang caranya adalah bersikap peduli dengan S dan
dorongan kepada S dan jangan ingkar janji. Kedua, keluarga perlu
memberikan semangat dan dorongan kepada S untuk melakukan kegiatan
bersama sama dengan orang lain. Berikan pujian yang wajar dan jangan
mencela kondisi pasien."
“Selanjutnya Jangan berbicara sendiri buat rencana atau jadwal bercakap-
cakap dengan S. Mis.., sholat bersama, makan bersam,a rekreasi bersama,
melakukan kegiatan rumah tangga bersama.”
“Nah bagaimana kalau sekarang kita latihan untuk melakukan semua cara
itu?”
“Begini contoh komunikasinya, Pak S:, Bapak lihat sekarang kamu sudah
dapat bercakap-cakap dengan orang lain. Perbincangannya juga lumayan
lama. Bapak senang sekali melihat perkembangan kamu. Nak. Coba kamu
berbincang-bincang dengan saudara yang lain. Lalu bagaimana kalau mulai
sekarang kamu sholat berjamaah. Kalau di rumah sakit ini, kamu sholat di
mana? Kalau nanti di rumah, kmu sholat bersama-sama keluarga atau di
mushola kampong. Bagaimana S, kamu mau coba kan, nak?”
“nah coba sekarang Bapak peragakan cara komunikasi seperti yang telah
saya contohkan.”

“bagus , Pak. Bapak telah peragakan dengan baik sekali.”

“sampai sini ada yang ingin ditanyakan Pak?”

Terminasi:

“ baiklah waktunya sudah habis. Bagaimana perasaan Bapak setalah kita


latihan tadi?”

“Coba Bapak ulangi apa yang dimaksud dengan isolasi sosial dan tanda-
tanda orang yang mengalami isolasi sosial.”

“selanjutnya dapat Bapak dapat menyebutkan kembali cara-cara merawat


anak Bapak yang mengalami masalah isolasi sosial.”

“bagus sekali Pak, Bapak dapat menyebutkan kembali cara-cara perawatan


tersebut.”
Keperawatan kesehatan jiwa komunitas 139-141

“nanti kalau ketemu S coba Bapak/Ibu lakukan. Dan tolong ceritakan kepada
semua keluarga agar mereka juga melakukan hal yang sam.”

“Bagaimana kalau kita bertemu tiga hari lagi untuk latihan langsung kepada
S?”
“Kita ketemu di rumah Bapak saja, pada pukul yang sama, selamat lagi.”
Keperawatan kesehatan jiwa komunitas 141

Latihan 8.5

Latihan mempratikkan cara merawat pasie dengan masalah isolasi sosial


langsung dihadapan pasien.
Orientasi :
“selamat pagi, Pak/bu”
“bagaimana perasaan Bapak/Ibu hari ini?”
“bapak masih ingat latihan merawat anak bapak seperti yang telah kita
pelajari beberapa hari yang lali”
“mari praktikkan langsung ke S! berapa lama waktu bapak/ibu? Baik lita
akann coba 30 menit.”
“sekarang mari kita temui S.”
Kerja:
“selamat pagi, S. bagaimana perasaan S hari ini ?”
“bpk/ibu, S ingin bercakap-cakap. Beri salam!bagus. tolong S tunjukkan
jadwal kegiatannya!”
(kemudian Anda berbicara kepada keluarga sebagai berikut)
“nah pak, sekarang bapak dapat mempraktikan apa yang sudah kita latihan
beberapa hari lalu.”
(Anda mengobservasi keluarga mempraktikkan cara merawat pasien seperti
yang telah dilatihkan pada pertemuan sebelumnya).
“bagaiaman perasaan S setelah berbincang-bincang dengan orang tua S?”
“Baiklah, sekarang saya dan orang tua ke ruang perawat dulu.”
(Anda dan keluarga meninggalkan pasien untuk melakukan terminasi dengan
keluarga).
Terminasi :
“bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah kita latihan tadi? Bapak/Ibu sudah
bagus.”
Keperawatan kesehatan jiwa komunitas 142

Latihan 8.5
“mulai sekarang Bapak sudah dapat melakukan cara merawat tadi kepada
S.”
“Tiga hari lagi kita akan bertemu untuk mendiskusikan pengalaman Bapak
melakukan cara merawat yang sudah kita pelajari. Waktu dan tempatnya
sama sepertinya sekarang Pak.”
“sampai jumpa!”

Latihan 8.6
Jelaskan perawatan lanjutan
Orientasi :
“selamat pagi,Bapak/Ibu!”
“karena kunjungan saya sudah mau berakhir, maka perlu kita bicarakan
perawatan lanjutan di rumah.”
“bagaimana kalau kita membicarakan perawatan lanjutan tersebut disini
saja?”
“berapa lama kita dapat bicara? Bagaimana kalau 30 menit?”
Kerja :
“bapak/ibu, ini jadwal yang sudah di buat. Coba dilihat, mungkinkah
dilanjutkan? Bapak/Ibu lanjutkan jadwal ini, naik jadwal kegiatan maupun
jadwal minum obatnya.”
“hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang
ditampilkan oleh anak Bapak. Mis.., kalau S terus menerus tidak mau
bergaul dengan orang lain, menolak minum obat atau memperlihatkan
perilaku membahayakan orang lain. Jika hak ini terjadi, segera hubungi
perawat K di puskesmas indara putrid, ini nomor telpon puskesmasnya
xxxxxx.”
Keperawatan kesehatan jiwa komunitas 142

Terminasi:
“bagaimana, Pak/bu? Ada yang belum jelas? Ini jadwal kegiatan harian S.
Jangan lupa control ke PKM sebelum obat habis atau ada gejala yang
tampak.”
Modul 9 147

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN HALUSINASI

Gangguan persepsi sensori (halusinasi) merupakan slah satu masalah


keperawatan yang dapat ditemukan pada pasien gangguan jiwa. Modul ini berisi
panduan agar anda dapat memberikan asuhan keperawatan kepada pasien halusinansi.
Anda dapat mempelajari isi modul ini, mengerjakan latihan-latihan sesuai panduan
modul ini sehingga Anda mampu menangani pasien halusinasi.
Setelah mempelajari modul ini Anda diharapkan mampu:
1. Melakukan pengkajian pada pasien halusinasi.
2. Menetapakan diagnosis keperawatan pasien halusinasi.
3. Melakukan tindakan keperawatan kepada \pasien halusinasi.
4. Melaksanakan tindakan keperawatan kepada keluarga pasien halusinasi.
5. Mengevaluasi kemampaun pasien dan keluarga dalam merawat pasein
halusinasi.
6. Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan pasien halusinasi.

PENGKAJIAN PASIEN HALUSINASI


Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan sensori persepsi yang dialami
oleh pasien gangguan jiwa. Pasien merasakan sensasi berupa suara, penglihatan,
pengecapan, perabaan, atau penghiduan tanpa stimulasi nyata.
Pada proses pengkajian, data penting yang perlu anda dapatkan adalah sebagai
berikut.
1. Jenis dan isi halusinasi. Data objektif dapat anda kaji dengan cara
mengobservadi perilaku pasien, sedangkan data subjektif dapa anda kaji
dengan melakukan wawancara dengan pasien. Melalui data ini perawat dapat
mengetahui isi halusinasi pasien.
166

LEAFLET CARA MERAWAT PASIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL

Leaflet ini adalah leaflet tentang cara merawat pasien drngan solasi sosial
yang dapat digunakan sebagai media dalam pendidikan kesehatan jiwa.
Leaflet ini membahas tentang pengertian, tanda dan gejala, penyebab, dan
cara keluarga merawat pasien dengan isolasi sosial.
Leaflet Cara Merawat Pasien dengan Halusinasi 164

3.Mambantu pasien mengenal Jika Anda menemukan CARA MERAWAT PASIEN


halusinasi :
individu yang : DENGAN HALUSINASI
a. Kapan halusinasi terjadi, misalnya
malam hari dan saat sendiri. 1. Sedih berkepanjangan.
b. Bagaimana pasien untuk
2. Berbicara dan tertawa
mengontrol halusinasi.
4. Melatih pasien untuk sendiri.
mengontrol halusinasi.
3. Marah tanpa sebab
a. Mengajarkan pasien untuk
(mengamuk),
mengusir suara :”pergi, jangan
4. Kurang motivasi ( kegiatan
ganggu, saya tidak suka padamu.”
menurun),
b. Anggota keluarga membuat jadwal
5. Berbicara kacau, tidak
bercakap-cakap dengan pasien,
mengenal orang lain,
tidak membiarkan
6. Tidak mampu merawat TIM CMHN
sendiri/melamun.
diri,
c. Membantu pasien mengisi FIK UI
waktunya dengan kegiatan rumah
Segera hubungi kami di
tangga atau hobi agar tidak ada
Puskesmas :
waktu melamum.
Alamat :
5. Mengingatkan pasien untuk patuh
No. Telpon :
minum obat.
Nama Perawat :
6. Member pujian terhadap semua
No. Telpon Perawat :
perilaku pasien yang baik.
7. Tidak lupa untuk control kepuskesmas.
Leaflet Cara Merawat Pasien dengan isolasi sosial 167

CARA MERAWAT PASIEN


Jika anda menemukan
individu yang : DENGAN ISOLASI SOSIAL
1. Sedih berkepanjangan,
2. Berbicara dan tertawa
sendiri,
3. Marah tanpa sebab
(mengamuk),
4. Kurang motivasi ( kegiatan
menurun),
5. Berbicara kacau, tidak
mengenal orang lain,
6. Tidak mampu merawat diri,
Segera hubungi kami di
Puskesmas : TIM CMHN
Alamat :
No. Telpon : FIK UI
Nama Perawat :
No. Telpon Perawat :
leafleat cara merawat pasien dengan halusinasi 165

PENGERTIAN 2 2. Halusinasi penglihatan 5. halusinasi perabaan


a. Menunjuk kea rah tertentu a. Menggaruk permukaan
Halusinasi adalah berespons yang tidak jelas. kulit pada hal tidak ada
terhadap rangsangan yang b. Kekuatan terhadap sesuatu apa-apa.
tidak nyata. yang tidak jelas. b. Mengatakan bahwa ada
c. Mengatakan bahwa melihat serangga di permukaan
T TANDA DAN GEJALA sesuatu yang tidak ada. kulit.
1. HALUSINASI 3. halusinasi penghidu c. Merasa seperti tersengat
PENDENGARAN a. Menghisap seperti sedang listrik.
a. Berbicara atau tertawa mencium bau tertentu. Penyebab
sendiri tanda ada orang b. Menutup hidung. 1. Seringb menyendiri.
lain. c. Mencium bau, seperti bau 2. Melamun/ termenung sendiri.
b. Memiringkan telinga darah, urine, feses yang 3. Gangguan jiwa
seperti mendengarkan tidak nyata.
suara. 4. halusinasi pengecapan Cara Keluarga Merawat Pasien
c. Mendengar suara yang a. Sering melundah sampai 1. Mengatakan,”saya percaya
mengajak bicara. muntah. kamu mendengar suara itu,
d. Mendengar suara yang b. Merasa seperti mengecap tapi saya sendiri tidak
menyuruh untuk darah. mendengarnya.
melakukan sesuatu yang 2. Tidak membantah halusinasi
berbahaya. pasien.
e. Marah-marah tanpa sebab.
f. Menutup telinga.
leafleat cara merawat pasien dengan Isolasi Sosial 168
PENGERTIAN PENYEBAB 5. mengajak bercakap-cakap
1. Pernah trauma dalam tentang pekerjaan rumah
Isolasi sosial adalah penurunan berhubungan dengan orang tangga dan kesukaan.
interaksi atau ketidakmampuan lain. 6. member kesempatan pasien
untuk berinteraksi dengan orang 2. Tidak dapat bercakap-cakap. untuk berbicara lebih banyak
lain di sekitarnya. 3. Gangguan jiwa dan mendengarkan dengan
penuh perhatian.
TANDA DAN GEJALA CARA KELUARGA 7. mengajak pasien untuk
1. Tidak mau bicara/bicara MERAWAT PASIEN bergaul/berteman dengan
tidak jelas, merengek seperti 1. Semua anggota keluarga teman-temanya.
anak kecil. memperhatikan pasien, tetap 8. mengingatkan pasien untuk
2. Menyendiri. menyapa dengan ramah dan minum obat secara teratur.
3. Ekspresi sedih. perhatian. 9. member pujian terhadap
4. Kontak mata 2. Mencari tahu penyebab setiap perilaku pasien yang
kurang/melamun. menyendiri, tidak membuat baik.
5. Merasa kesepian/sendiri. pasien cemas. 10. tidak lupa untuk control
6. Merasa ditolak/ tidak 3. Membicarakan keuntungan secara teratur ke puskesmas
berguna. berteman, misalnya ada yang m
7. Merasa tidak aman dengan menolong dan menemani.
orang lain. 4. Mengajarkan untuk
8. Kurang keberanian. berkenalan denagn menyebut
9. Tidak mampu membuat nama dan hobi/ kesukaan.
keputusan.
10.Tidak peduli lingkungan.
leafleat cara merawat pasien dengan halusinasi 169

LEAFLEAT CARA MERAWAT PASIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN


DIRI

Leafleat ini adalah leafleat tantang cara merawat pasien denagn deficit
perawatan diri yang dapat digunakan sebagai media dalam pendidikan kesehatan
jiwa.
Leaflet ini membahas tentang pengertian, tanda dan gejala, penyebab, dan
cara keluarga merawat pasien dengan deficit keperawatan diri.
leafleat cara merawat pasien dengan halusinasi 170

4. mengajarkan pasien untuk


melakukan BAB/BAK.
a. Menjelaskan tempat
Jika anda menemukan individu CARA MERAWAT PASIEN
BAB/BAK.
b. Menjelaskan cara yang : DENGAN DEISIT PERAWATAN
membersihkan diri setalah DIRI
BAB/BAK. 1. Sedih berkepanjangan,
c. Menjelaskan cara 2. Berbicara dan tertawa sendiri,
membersihkan tempat 3. Marah tanpa sebab
BAB/BAK. (mengamuk),
d. Memberi pujain terhadap 4. Kurang motivasi ( kegiatan
penampilan pasien. menurun),
5. keluarga berperan serta dalam: 5. Berbicara kacau, tidak
a. Menyediakan fasilitas mengenal orang lain,
6. Tidak mampu merawat diri, TIM CMHN
kebersihan diri yang
dibutuhkan pasien. Segera hubungi kami di FIK UI
b. Membantu merawat pasien . Puskesmas :
c. Mengingatakan pasien untuk Alamat :
merawat diri. No. Telpon :
d. Memberikan pujia terhadap Nama Perawat :
keberhasilan pasien dalam No. Telpon Perawat :
merawat diri.
leafleat cara merawat pasien dengan halusinasi 171

D PENGERTIAN 4. Tidak mampu buang air besar / 2. Melatih pasien tentang cara
Defisit keperawatan diri adalah kecil: BAB/BAK tidak pada berhias/ berdanda:
tempatnya, tidakmembersihkan a. Pria meliputi :
ketidakmampuan dalam : diri setelah BAB/BAK.  Berpakaian
1. Kebersihan diri.  Menyisir rambut
2. Berhias diri. PENYEBAB  Bercukur
3. Makan sendiri. 1. Tidak ada kemauan merawat diri b. Wanita meliputi :
4. Buang air besar/kecil sendiri. 2. Gangguan jiwa  Berpakaian
 Menyisir rambut
5.
CARA KELUARGA MERAWAT  Berdandan
TANDA DAN GEJALA PASIEN c. Membantu membuat jadwal
1. Kurang merawat kebersihan 1. Melatih pasien tentang cara kegiatan merawat diri.
diri: rambut kotor, gigi kotor, merawat kebersihan diri: d. Memberikan pujian terhadap
a. Menjelaskan pentingnya penampilan pasien.
kulit berdaki, bau, kuku
panjang/ kotor, kebersihan diri.
3. Melatih pasien tentang cara
b. Mejelaskan alat-alat
2. Tidak mampu berhias/ makan:
kebersihan diri. a. Menjelaskan cara
berdandan : rambut acak- c. Menjelaskan cara melakukan mempersiapkan makanan
acakan, pakaian kotor, tidak kebersihan diri. b. Menjelaskan cara makan yang
rapi, tidak sesuai, pria tidak d. Melatih pasien dalam tertib : mencuci tangan,
bercukur, wanita tidak mempratikan kebersihan diri. mengambil makanan, duduk di
berdandan. e. Membantu pasien dalam meja makan, berdoa.
membuat jadwal : mandi, c. Menjelaskan cara merapikan
3. Tidak mampu makan sendiri: peralatan makan.
keramas, mengosok gigi,
tidak mampu makan sendiri, d. Mempraktikan makan sesuai
.memotong kuku.
makan bececeran, makan tidak f. Member pujian terhadap dengan tahap makan yang baik.
pada tempatnya. e. Memberikan pujian terhadap
perilaku pasien yang positif penampilan pasien.
leafleat cara merawat pasien dengan halusinasi 172

LEAFLET CARA MERAWAT


PASIEN DENGAN HARGA
DIRI RENDAH
Leaflet ini adalah leaflet tentang cara merawat pasien dengan harga diri
rendah yang dapat digunakan sebagai media dalam pendidikan kesehatan jiwa.
Leaflet ini membahas tentang pengertian, tanda dan gejala, penyebab, dan cara
keluarga merawat pasien dengan harga diri rendah.
Leaflet Cara Merawat Pasien dengan Harga Diri Rendah 173

CARA MERAWAT PAIEN DENGAN


Jika Anda menemukan individu yang:
HARGA DIRI RENDAH
1. Sedih berkepanjangan
2. berbicara dan tertawa sendiri
3. marah tanpa sebab (mengamuk),
4. kurang motivasi (kegiatan menurun),
5. berbicara kacau, tidak mengenal orang
Lain,
6. tidak mampu merawat diri,
Segera hubungi kami di
Puskesmas :
Alamat : TIM CMHN

No. Telepon : FIK UI

Nama Perawat :
No. Telepon Perawat :
leafleat cara merawat pasien dengan Harga diri rendah 174

PENGERTIAN PENYEBAB
1. Kegagalan.
Harga diri rendah adalah perasaan 2. Kehilangan 5. Membantu pasien dalam melatih
Tidak berharga, tidak berarti, dan rendah 3. Ketidakmampuan kemampuan, mulai dari pekerjaan rumah
Diri yang berkepanjangan akibat evaluasi 4. Sikap negatif lingkungan. tangga dan hobi.
Negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan
6. Menyusun jadwal kegiatan yang telah
Diri.
dilatih
CARA KELUARGA MERAWAT PASIEN
TANDA DAN GEJALA 7. Mendorong pasien melakukan kegiatan
1. Memberi pujian terhadap
sesuai dengan jadwal.
kemampuan- Pasien.
1. Merasa tidajk mampu.
8. Jika pasien mendapat obat, keluarga
2. Mengkritik/menyalahkan diri.
2. Menghindari menghina pasien. membantu pasien untuk patuh minum
3. Pesimis dalam menghadapi hidup
3. Melibatkan pasien dalam kegiatan
obat.
4. Menyangkal pujian yang diberikan.
4. membantu pasien dalam menilai 9. Tidak lupa untuk kontrol secara teratur
5. Produktivitas menurun.
Kemampuan positifnya: kegiatan ke puskesmas.
6. Tidak berani menatap lawan bicara.
rumah Tangga, hobi.
8. Bicara lambat.
9. Nada Suara lemah

Anda mungkin juga menyukai