PERKEMBANGAN HEWAN
Disusunoleh :
Kelas :B
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
2017
Pertanyaan!
Jawaban
1. Proses gametogenesis pada katak, terdiri dari dua proses yaitu proses
spermatogenesis pada katak jantan, dan proses oogenesis pada katak betina.
Proses spermatogenesis pada katak jantan dimulai dari Sperma yang
dihasilkan oleh testis berjumlah sepasang dan nantinya akan disalurkan ke
dalam vas deferens, yang selanjutnya akan bermuara di kloaka. Di dekat
kloaka, duktus mesonefrus pada beberapa spesies akan membesar
membentuk vasikula seminalis (penyimpan sperma sementara). Setelah
spermatogonia dibentuk, spermatogonia akan menjadi spermatosit primer
yang kemudian bergerak ke tubulus seminiferus. Pada fase ini terjadi
duplikasi DNA, kemudian mengalami meiosis I dan menghasilkan 2
spermatosit sekunder yang haploid. Spermatid haploid terbentuk setelah
spermatosit sekunder mengalami meiosis II. Selama proses spermiogenesis,
ekor pada spermatid mulai terbentuk. Jika semua bagian pada sperma telah
terbentuk maka sel tersebut telah menjadi spermatozoa.
Proses oogenesis membutuhkan waktu yang cukup lama yaitu selama 3 tahun.
Dimana 2 tahun pertama, oosit akan tumbuh dan berkembang secara bertahap,
dan pada tahun ketiga pertumbuhan oosit meningkat yang akan menyebabkan
yolk menjadi besar. Telur dihasilkan di dalam ovarium. Selanjutnya sel
oogonia yang bersifat diploid membelah secara mitosis dan akan
menghasilkan oosit primer. Kemudian ribuan oosit primer tersebut akan
memulai suatu periode pertumbuhan yang masing-masing oositnya
terselubung dalam seberkas sel yang disebut folikel. Setelah tahap ini selesai,
sel telur diselubungi oleh membran vitelin dan sel telur sudah matang. Sel
telur katak yang telah matang dan berjumlah sepasang ditampung oleh suatu
corong. Kemudian ovum akan bergerak melalui oviduk. Dekat pangkal oviduk
pada katak betina dewasa, terdapat saluran yang menggembung yang disebut
kantung telur (uterus). Oviduk nya berkelok-kelok dan bermuara di kloaka.
2. Proses gametogenesis pada ayam, terdiri dari dua proses yaitu proses
spermatogenesis pada ayam jantan, dan proses oogenesis pada ayam betina.
Proses Spermatogenesis sperma pada ayam jantan terjadi di epitelium
(tubuli) seminiferi, yang di kontrol oleh hormon gonadotropin dari
hipofisis. Tubuli seminiferi ini terdiri dari sel Sertoli dan sel germinalis.
Spermatogenesis pada ayam jantan terjadi dalam 3 fase yaitu
spermatogonial, meiosis, dan spermiogenesis yang membutuhkan waktu
13-14 hari. Dimana awal dari Spermatogenesis ini, dengan melakukan
pembelahan meiotik dari spermatosit I menjadi spermatosit II
(membutuhkan waktu selama 6 hari). Selanjutnya akan berlanjut ke
Pembelahan meiotik II (membutuhkan waktu 0,5 hari). Setelah itu
spermatid yang sudah mengalami pembelahan akan berbentuk bulat dalam
waktu 2,5 hari. Kemudian Spermatid akan memanjang untuk menjalani
pemasakan hingga matang untuk siap membuahi. (membutuhkan waktu 8
hari).
Proses Oogenesis pada ayam betina terjadi di ovarium. Bentuk dari ovarium
ini seperti buah anggur dan terletak pada rongga perut berdekatan dengan
ginjal kiri dan bergantung pada ligamentum meso-ovarium. Ovarium terbagi
dalam dua bagian yaitu cortex pada bagian luar dan medulla pada bagian
dalam. Cortex ini mengandung folikel. Pada folikel (ovum) ini terdapat sel-
sel telur. Jumlah sel telur ini dapat mencapai lebih dari 12.000 buah namun
yang mampu masak hanyalah beberapa buah. Folikel ini akan masak pada
9-10 hari sebelum ovulasi. Proses pembentukan ovum dinamakan
vitelogeni (vitelogenesis) yang merupakan sintesa asam lemak di hati yang
dikontrol oleh hormon estrogen kemudian oleh darah diakumulasikan di
ovarium sebagai folikel atau ovum yang kemudian dinamakan yolk atau
kuning telur. Dikenal dua fase perkembangan yolk yaitu fase cepat antara 7-
4 hari sebelum ovulasi dan fase lambat pada 10-8 hari sebelum ovulasi serta
pada 2-1 hari sebelum ovulasi.
1) Proses ovulasi
Setelah sel telur diovulasikan, maka akan masuk ke tuba fallopi dan bergerak
pelan menuju rahim. Jika dibuahi oleh sperma di (tuba fallopi), sel telur akan
melakukan implantasi pada dinding uterus dan brkembang menjadi sebuah proses
kehamilan. Jika pembuahan tidak terjadi di tuba fallopi, maka dapat terjadi kehamilan
ektopik, di mana kehamilan tidak terjadi di rahim. Perkembangan janin pada
kehamilan ektopik, dapat terjadi di tuba fallopi sendiri, bibir rahim, bahkan ovarium.
2) Proses fertilisasi
Proses Fertilisasi yaitu peleburan antara sel sperma dengan sel ovum yang
telah matang dan menghasilkan zygote. Zygote akan menempel/implantasi pada
dinding uterus dan tumbuh berkembang menjadi embrio dan janin. Keadaan demikian
disebut dengan masa kehamilan/gestasi/nidasi. Janin akan keluar dari uterus setelah
berusia 40 minggu/288 hari/9 bulan 10 hari. Peristiwa ini disebut dengan kelahiran.
Tahapan waktu dalam fertilisasi :
a) Beberapa jam setelah fertilisasi zygote akan membelah secara mitosis menjadi 2 sel,
4, 8, 16 sel.
b) Pada hari ke-3 atau ke-4 terbentuk kelompok sel yang disebut morula. Morula akan
berkembang menjadi blastula. Rongga balstosoel berisi cairan dari tuba fallopi dan
membentuk blastosit. Lapisan dalam balstosit membentuk inner cell mass. Blastosit
dilapisi oleh throhpoblast (lapisan terluar blastosit) yang berfungsi untuk menyerap
makanan dan merupakan calon tembuni/plasenta/ari-ari. Blastosit akan bergerak
menuju uterus dengan waktu 3-4 hari.
c) Pada hari ke-6 setelah fertilisasi throphoblast akan menempel pada dinding
uterus/proses implantasi dan akan mengeluarkan hormone HCG (hormone Chorionik
gonadotrophin). Hormon ini melindungi kehamilan dengan menstimulasi produksi
hormone progesteron dan estrogen sehingga mencegah menstruasi.
d) Pada hari ke-12 setelah fertilisasi embrio telah kuat menempel pada dinding uterus.
e) Dilanjutkan dengan fase gastrula, yaitu hari ke-21 palsenta akan terus berkembang
dari throphoblast. Mulai terbentuk 3 lapisan dinding embrio. Lapisan dinding embrio
inilah yang akan berdiferensisai menjadi organ-organ tubuh. Organ tubuh aka
berkembang semakin sempurna seiring bertambahnya usia kandungan.
f) Progesteron dan estrogen, merupakan hormone yang berperanan dalam masa
kehamilan 3-4 bulan pertama masa kehamilan. Setelah itu fungsinya diambil alih oleh
plasenta. Hormone estrogen makin banyak dihasilkan seiring dengan bertambahnya
usia kandungan karena fungsinya yang merangsang kontraksi uterus. Sedangkan
hormone progesterone semakin sedikit karena fungsinya yang menghambat kontraksi
uterus.
g) Prolaktin merupakan hormone yang disekresikan oleh plasenta dan berfungsi untuk
memacu glandula mamae untuk memproduksi air susu. Serta untuk mengatur
metabolisme tubuh ibu agar janin (fetus) tetap mendapatkan nutrisi.
h) HCG (Hormone Chorionic Gonadotrophin) merupakan hormone untuk mendeteksi
adanya kehamilan. Bekerja padahari ke-8 hingga minggu ke-8 pada masa kehamilan.
Hormon ini ditemukan pada urine wania pada uji kehamilan.
i) Hormon oksitosin merupakan hormone yang berperan dalam kontraksi uterus
menjelang persalianan.
3) Proses implantasi
Pada akhir minggu pertama (hari ke-5 sampai hari ke-7) zigot mencapai
cavum uteri. Pada saat itu uterus sedang berada dalam fase sekresi lender dibawah
pengaruh progesterone dari korpus luteum yang masih aktif. Sehingga lapisan
endometrium dinding rahim menjadi kaya pembuluh darah dan banyak muara kelenjar
selaput rahim yang terbuka dan aktif. Kontak antara zigot stadium blastokista dengan
dinding rahim pada keadaan tersebut akan mencetuskan berbagai reaksi seluler,
sehingga sel-sel trofobas zigot tersebut dapat menempel dan mengadakan infiltrasi
pada lapisan epitel endometrium uterus (terjadi implantasi).
4) Proses embryogenesis
b. Reptil
c. Amphibi
d. Mamalia
Siklus reproduksi pada mamalia primate disebut siklus menstruasi,
sedangkan siklus reproduksi pada non-primata disebut siklus estus. Dari
satu estrus ke estrus berikutnya disebut satu estrus. Panjang siklus estrus
pada tikus mencit 4-5 hari, pada babi, sapi, dan kuda 21 hari, pada marmot
15 hari. Sikluas estrus terjadi dalam beberapa fase, yaitu:
1) Fase proestrus
Proestrus merupakan periode persiapan yang ditandai dengan
pemacuan pertumbuhan folikel oleh FSH sehingga folikel tumbuh
dengan cepat. Proestrus berlangsung selama 2-3 hari. Pada fase
kandungan air pada uterus meningkat dan mengandung banyak
pembuluh darah dan kelenjar-kelenjar endometrial mengalami
hipertrofi.
2) Fase estrus
Estrus adalah masa keinginan kawin yang ditandai dengan keadaaan
tikus tidak tenang, keluar lendir dari dalam vulva, pada fase ini
pertumbuhan folikel meningkat dengan cepat, uterus mengalami
vaskularisasi dengan maksimal, ovulasi terjadi dengan cepat, dan
sel-sel epitelnya mengalami akhir perkembangan/terjadi dengan
cepat.
3) Fase metaestrus
Metaestrus ditandai dengan terhentinya birahi, ovulasi terjadi
dengan pecahnya folikel, rongga folikel secara berangsur-ansur
mengecil,dan pengeluaran lendir terhenti. Selain itu terjadi
penurunan pada ukuran dan vaskularitas.
4) Fase diestrus
Diestrus adalah periode terakhir dari estrus, pada fase ini corpus
luteum berkembang dengan sempurna dan efek yang dihasilkan dari
progesteron (hormon yang dihasilkan dari corpus luteum) tampak
dengan jelas pada dinding uterus serta folikel-folikel kecil dengan
korpora lutea pada vagina lebih besar dari ovulasi sebelumnya.
Pada fase estrus, terlihat pengaruh estrogen dan
dikarakteristikkan oleh sel kornifikasi yang nyata (jelas) dan
hilangnya leukosit. Pada akhir fase estrus, lapisan kornifikasi
tampak sloughed off dan invasi leukosit terjadi. Selama diestrus,
leukosit tampak berlimpah. Fase proestrus, tanpa leukosit dan
dikarakteristikkan oleh sel epitel yang dinukleasi. Fase estrus terjadi
dengan pengaruh hormon gonadotropin dan sekresi estrogen
mempunyai pengaruh yang besar. Fase metestrus, selama fase ini
dimana sinyal stimulasi estrogen turun. Uterus dipengaruhi oleh
progesteron dan menjadi sikretori. Tipe fase ini adalah jelas dan
mungkin berakhir 1-5 hari.
e. Manusia
Pada laki-laki tidak mengalami siklus sedangkan pada wanita
mengalami siklus menstruasi (bulanan). Oleh karena itu, siklus reproduksi
wanita disebut juga siklus menstruasi yaitu periode dari awal menstruasi
sampai awal menstruasi berikutnya. Biasanya pada wanita normal berkisar
antara 28 hari.
Pada wanita siklus menstruasi rata-rata terjadi sekitar 28 hari,
walaupun hal ini berlaku umum tidak semua wanita memiliki siklus
menstruasi yang sama, terkadang siklus terjadi setiap 21 hari hingga 30
hari. Siklus menstruasi dapat dibedakan menjadi 2 tahap yaitu tahap
perkembangan folikel (fase folikuler), dan tahap perkembangan korpus
luteum (fase luteal).
1) Fase folikuler
Fase folikuler disebut juga fase proliferasi, dapat dibedakan
menjadi:
a) Fase folikuler awal: mulai akhir fase luteal. Ditandai dengan
peningkatan kadar FSH, pertumbuhan folikel dengan pesat,
dan kadar estrogen dan progesteron tidak ada perubahan
yang berarti.
b) Fase folikuler akhir: 7-8 hari sebelum ovulasi. Ditandai
dengan peningkatan kadar estrogen dan mencapai puncaknya
bersamaan dengan LH. Kadar FSH menurun dan kadar LH
naik, kadar progesteron mulai meningkat. E2 dan P
menyebabkan sedikit edematus dan vaskularisasi
2) Fase ovulasi
Pada saat pertumbuhan folikel telah mencapai ukuran maksimal
(folikel de Graaf), maka akan terjadi ovulasi yang ditandai
dengan rupturnya dinding folikel yang terutama dikontrol oleh
LH dan prostaglandin. Ovulasi, secara mekanis karena adanya
pembengkakan yang sangat cepat yang dikuti dengan rupturnya
dinding folikel dan pelepasan oosit (sel telur) dengan cumulus
oophorus. Ovulasi ditandai dengan rupturnya dinding folikel
dikontrol oleh LH dan prostaglandin. Ditandai dengan puncak
sekresi LH dan turun dengan segera (surge LH), pecahnya
dinding folikel yang diikuti pelepasan sel telur (ovulasi),
biasanya terjadi 16-24 jam setelah puncak LH. Kadar estrogen
turun dan progesteron naik.
3) Fase luteal
Secara normal beberapa jam pertama setelah ovulasi, sel-sel
granulosa mulai berubah dengan cepat menjadi sel luteal
(luteinisasi). Sel ini tumbuh hingga diameternya menjadi dua
kali atau lebih besar dari sel granulosa dan terisi dengan lipid
sehingga tampak kekuningan. Proses ini disebut luteinisasi dan
masa total sel keseluruhan disebut korpus luteum. Luteinisasi
merupakan tanda bahwa sel granulosa sudah tidak mengadakan
proliferasi dan akan membentuk sel dengan sifat lain
(diferensiasi) yang mana sistem ensim dan organelanya berubah
kemudian mampu mensekresikan progesteron. Setelah ovulasi
theca interna dan sel granulosa mengalami proliferasi menjadi
korpus luteum. Fase luteal atau sekretori: diawali oleh surge LH
dan peningkatan kadar progesteron.
Setelah ovulasi, folikel yang pecah berubah menjadi korpus
hemorhagicum selanjutnya menjadi korpus luteum. Sel
granulosa dan sel teka berproliferasi dan gumpalan darah diganti
dengan sel luteal yang kekuningan dan kaya lipid. Fungsi utama
korpus luteum adalah untuk mengontrol panjang siklus
menstruasi serta memproduksi hormon progesteron. Luteolisis
merupakan regresi korpus luteum merupakan sinyal terminasi
dari siklus menstruasi yang ditandai dengan penurunan produksi
progesteron secara drastis. Regresi korpus luteum secara
fisiologis dipacu oleh PGF2α.
4) Fase menstruasi
Menstruasi atau haid adalah perubahan fisiologis dalam tubuh
wanita yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon
reproduksi. Periode ini penting dalam reproduksi. Pada manusia,
hal ini biasanya terjadi setiap bulan antara usia pubertas dan
menopause. Menstruasi dimulai saat pubertas dan menandai
kemampuan seorang wanita untuk mengandung anak, walaupun
mungkin faktor-faktor kesehatan lain dapat membatasi kapasitas
ini. Menstruasi biasanya dimulai antara umur 10 dan 16 tahun,
tergantung pada berbagai faktor, termasuk kesehatan wanita,
status nutrisi, dan berat tubuh relatif terhadap tinggi tubuh.
5. Hormon reproduksi primer dan sekunder jantan dan betina
a) Hormon reproduksi primer jantan dan betina