SASARAN II
PENURUNAN ANGKA KESAKITAN HIV/AIDS
Standar 2
Dalam waktu yang singkat virus Human Immunodeficiency Virus (HIV) telah
mengubah keadaan social, moral, ekonomo dan kesehatan dunia. Saat ini
HIV/AIDS merupakan masalah kesehatan terbesar yang dihadapi oleh komunitas
globl. Saat ini, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan dengan melakukan
peningkatan fungsi pelayanan kesehatan bagi orang hidup dengan HIV/AIDS
(ODHA). Kebijakan ini menekankan kemudahan akses bagi orang hidup dengan
HIV/AIDS (ODHA) untuk mendapatkan layanan pencegahn, pengobtan, dukungan
dan perawatan sehingg diharapkan lebih banyak orang hidup dengan HIV/AIDS
(ODHA) yang memperoleh pelayanan yang berkualitas.
MENIMBANG :
1. Bahwa dalam upaya untuk melindungi karyawan, keluarga
dan masyarakat serta adanya kebutuhan untuk memaksimalkan
cakupn dan layanan HIV/AIDS yang komperehensif maka
program penanggulangan HIV/AIDS menjadi perhatian utama
pimpinan rumah sakit
2. bahwa deteksi dini infeksi HIV sangat penting menentukan
prognosis perjalanan infeksi HIV dan mengurangi risiko
penularan
3. bahwa untuk maksud sebgaimana angka 1 dan 2 diatas, maka
perlu disusun pedoman pelayanan yang memudahkan petugas
Direktur Utama
TEMBUSAN Yth :
1. Tim pengendlian penyalit Tuberculosis (TB) dan Human
Immunodeficiency Virus (HIV/Acqured Immunodeficiency Syndrome
(AIDS)
2. Direktur pelayanan
3. Manajer pelayanan medis
4. Manajer keperawatan
5. Manajer penunjang medis
6. Seluruh kepala ruang keperawatan
7. Instalasi farmasi
8. Arsip
Lampiran Peraturan Direktur Rumah Sakit
Nomor : 03/PER/RS/I/2014
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Penyebaran kasus HIV/AIDS yang demikian pesat diseluruh dunia, sebagian besar
terjadi pada kelompok usia produktif. Perubahan perilaku seseorang dari yang
beresiko menjadi kurang beresiko terhadap kemungkinan tertular HIV memerlukan
bantuan perubhan emosional dan pengetahuan dalam suatu proses yang mendorong
nurani dan logika. Proses mendorong tersebut sangat unik dan membutuhkan
pendekatan individual. Program penanggulangan HIV/AIDS sudah menjadi
perhatian utama jajaran pimpinan Rumah Sakit dalam upaya melindungi karyaan,
keluarga dan masyarakat. Serta adanya kebutuhan untuk memaksimalkan cakupan
dan kualitas program dan layanan HIV/AIDS yang komperehensif khususnya di
lingkungan layanan kesehatan. Adanya fakta bhwa deteksi dini infeksi HIV sangat
penting menentukan prognosis perjalanan infeksi HIV dan mengurangi risiko
penularan maka disusunlah pedoman pelayanan yang memudahkan petugas
kesehatan menjalankan tugasnya dengan optimal, khususnya dalam penanganan
klinis HIV sehubungan dengan deteksi dini HIV, perawatan, pengobatan dan
pencegahan
Nomor : 40/PER/RS/I/2014
2. Tujuan Pedoman
a. Umum :
b. Khusus
- Menjaga muu layanan melalui penyediaan sumber daya dan manajemen yang
ssesuai
3. Ruang Lingkup
a. Voluntary Counseling and Testing (VCT)
VCT merupakan salah satu strategi kesehatan Masyarakat dan sebagai
pintu masuk keseluruh layanan kesehatan HIV/AIDS berkelanjutan.
Pelayanan VCT berkualitas bukan hanya membut orang mempunyai
akses terhadp pelayanan namun juga efektif dalam pencegahan terhadap
HIV. Layanan VCT dapat digunaka untuk mengubah perilaku beresiko
dan memberikn informasi tetntang pencegahan HIV/AIDS
b. Care Support and Treatment (CST)
Layanan perawatan yang tersedia meliputi konseling dan tes HIV untuk
tujuan screening dan diagnostic. Antiretroviral therapy merupkan
komitmen jangka panjang dan kepatuhan terapi adalah hal yang penting
dalam menekan replikasi HIV dan menghindari terjadinya resistensi.
Pasien dianjurkan untuk melakukan konseling antiretroviral (ARV).
Konseling ini yang terpenting adalah factor adheren atau keptuhan untuk
minum obat. Pasien diajarkan membuat pengingat untuk minum obat
misalnya alamdi telpon selluler. Pasien yang terbuka kepada keluarga
tentang statusnya maka keluarga yang menjadi pendamping minum obat
(PMO) untuk mendukung kepatuhan mium obat
c. Infeksi Menular Seksual (IMS)
Tatalaksana IMS si klinik kulit dan kelamin, pengobtan paliatif, akses
kepada obat-ot HIV termasuk obat untuk infeksi opportunistic,
antiretroviral, intervensi terhadap prevention of mother to child HIV
transmission (PMTCT) yang focus di klinik kebidanan dan anak,
dukungan gizi, serta mengurangi stigma dan diskrinassi dengan
mengdakan sosialisasi dan training tentang pelayanan HIV/AIDS kepada
petugas kesehatan, pemilihan obat untuk IMS harus sesuain dengan
pedoman penatalaksaan IMS yang diterbitkan oleh DepKes RI tentang
criteria yang digunakan dalam pemilihan obat untuk IMS yaitu angka
kesembuhan yang tinggi, harga murah, toksisitas dan toleransi yang
masih dapat diterima, diberikan dosis tunggal, cara pemberian peroral
dan tidak merupakan kontraindikasi pada ibu hamil atau ibu menyusui
d. Prevention of Mother to Child HIV Transmission (PMTCT)
Pelayanan PMTCT merupakan salah satu pelayanan tersedia untuk klien
yang berusia produktif, mempunyai istri atau suami
4. Batasan Operasional
a. Pelayanan VCT
- Penerimaan klien
- Konseling pra testing HIV/AIDS
- Konseking pra testing HIV/AIDS dalam keadaan khusu
b. Informed Consent
c. Testing HIV dalam VCT
5. Landasan Hukum
a. Undang-undang nomor 4 tahun 1984 tentang wabah penyakit menular
b. Undang-undng nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit
c. Keputusan menteri kesehatan nomor 1285/Menkes/SK/X/2002 tentang
pedoman penanggulangan HIV/AIDS dan penyakit menular seksual
d. Keputusan menteri kesehatan nomor 1278/Menkes/SK/II/2009 tentang
pedoman pelaksanaan kolabrasi penyakit TB dan HIV/AIDS
e. Peraturan daerah povinsi jawa tengah nomor 5 tahun 2009 tentang
penanggulangan HIV dan AIDS
URAIAN TUGAS TIM PENGENDALIAN PENYAKIT HIV/AIDS
RUMAH SAKIT
1. KETUA
Tugas :
a. Menyusun perencanaan kebutuhan operasional (sarana dan prasarana
klinik)
b. Melakukan koordinasi secara internal maupun eksternal rumah sakit
terkait dengan operasional klinik
c. Membuat program kerja klinik HIV/AIDS
d. Membuat prosedur kerja serta uraian tugas tim HIV/AIDS
e. Mengawasi pelaksanaan kegiatan pelayanan
f. Melakukan evaluasi kegiatan pelayanan
g. Bertanggung jawab untuk memastikan bahwa layanan secara
keseluruhan berkualitas sesuai pedoman Departemen Kesehatan RI
h. Mengkoordinir pertemuan berkala dengan seluruh staf konseling dan
testing minimal 1 bulan sekali
i. Melakukan jejaring kerja dengan rumah sakit, lembaga-lembaga yang
bergerak dalam bidang VCT untuk memfasilitasi pengobatan,
perawatan dan dukungan
j. Berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan kota Tangerang
k. Melakukan monitoring internal dan penilaian berkala kinerja seluruh
petugas atau tim HIV/AIDS
l. Memantapkan system atau mekanisme monitoring dan evaluasi layanan
yang tepat
m. Menyusun dan melaporkan laporan bulanan dan laporan tahunan
kepada Dinas Kesehatan kota Tangerang
n. Memastikan logistic terkait KIE dan bahan lain yang dibutuhkan untuk
pelayanan konseling dan testing
o. Memantapkan pengembangan diri melalui pelatihan peningkatan
keterampilan dan pengetahuan tentang HIV/AIDS
2. WAKIL KETUA
Tugas :
a. Melakukan koordinasi pelayanan HIV/AIDS
b. Melakukan monitoring dan evaluasi pelayanan perawatan,
dukungan dan pengobatan yang komperehensif bagi pasien
HIV/AIDS termasuk konseling tes sukarela
c. Memantau pengobatan profilaksis untuk infeksi oportunistik
d. Membangun dan memperkuat system rujukan internal dan eksternl
diantara pelayanan HIV/AIDS serta unit terkait linnya
e. Melakukan pencatatan dan pelaporan sesuai standar
f. Melakukan monitoring dan evaluasi untuk meningkatkan kegiatan
kolaborasi, kegiatan penganggulangan HIV/AIDS
g. Melakukan promosi komunikasi peubahan dan membangun dukugan
masyarakat bagi kolaborasi kegiatan penggulangan HIV/AIDS
3. SEKRETARIS
Tugas :
5. KONSELOR
Tugas :
6. KEPERAWATAN
Tugas :
7. PETUGAS LABORATORIUM
Tugas :
8. PETUGAS FARMASI
Tugas :
c. Menyediakan logistic terkait KIE dan bahan lain yang dibutuhkn untuk
pelayanan konseling dan testing